STRATEGI PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA NGLEBAK KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tahun 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI DEGAP CIRAP (KADER SIGAP UCI DIGARAP) UPK PUSKESMAS KAMPUNG DALAM Lap. Inpovasi : KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

INFORMED CONCENT. Lampiran : Satu lembar. Ayah dalam Pemberian Imunisasi pada Anak di Klinik Sari Medan Tahun 2010

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

KUESIONER UNTUK KADER

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

Lampiran 1 : Lembaran Persetujuan Menjadi Informan. LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concend)

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

Transkripsi:

STRATEGI PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA NGLEBAK KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tahun 2013) Krisanti Thaif 1, Supiati 2, Gita Kostania 3 1) Puskesmas Tawangmangu Kabupaten Karanganyar 2) Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta 3) Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta Intisari Latar Belakang: Pencapaian cakupan imunisasi dasar pada bayi periode tahun 2012 di wilayah kerja puskesmas kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar sebagian besar masih dibawah target Universal Child Imunisation/ UCI (< 80%). Namun dari 10 desa, terdapat empat desa yang sudah mencapai target UCI, yaitu desa kelurahan Tawangmangu, desa Gondosuli, desa Tengklik dan desa Nglebak. Desa Nglebak merupakan desa dengan target pencapaian UCI tertinggi (>90%). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui strategi pemberian Imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel secara purpose sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, serta data hasil dokumentasi register imunisasi dan KMS bayi. Hasil Penelitian: Strategi bidan untuk meningkatkan cakupan pemberian imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak kecamatan Tawangmangu adalah dengan memberikan perambuan imunisasi pada setiap sasaran imunisasi dasar. Hal ini juga didukung oleh peran serta masyarakat yang aktif dari kader posyandu dan orangtua bayi dalam memanfaatkan perambuan imunisasi sebagai alat bantu dalam memantau pemberian imunisasi agar tepat waktu dan lengkap. Dengan upaya tersebut, maka pencapaian imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak dapat meningkat dan bahkan melebihi target UCI. Kesimpulan: Strategi pemberian imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak adalah dengan perambuan imunisasi. Kata Kunci : imunisasi dasar pada bayi, target UCI, perambuan imunisasi. (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 45

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Milleneum Development Goals / MDGs adalah mengurangi angka kematian bayi. (Departemen Kesehatan RI 2009) Program Imunisasi merupakan salah satu teknologi yang sangat efektif dalam mencegah terjadinya PD3I (Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi) yang secara langsung berhubungan dengan penurunan angka kematian bayi dan balita. (Dep Kes RI,2009) Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan dengan program imunisasi pada bayi, yaitu penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus, Tuberkulosis, Campak, Poliomielitis, dan Hepatitis B. (Departemen Kesehatan RI 2009) Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tercapainya kekebalan komunitas. Hal ini terwujud jika lebih dari 80% bayi di suatu wilayah telah memperoleh imunisasi dasar lengkap atau terwujudnya Universal Child Immunization (UCI) sampai tingkat desa dan dengan mutu program yang tinggi. Target pencapaian UCI didukung oleh Standar Pencapaian Minimum (SPM) dari program imunisasi yaitu 95 % dari sasaran bayi. (Dep Kes RI 2012) Hasil pencapaian target UCI tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar secara umum sudah melebihi target yang ditetapkan (80%). Pencapaian target SPM dan UCI imunisasi di kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut: imunisasi HB0 93,7%, BCG 92,3%, DPT III 90,5%, PolioIV 92,5% dan Campak 89,9%. Kecamatan Tawangmangu mempunyai wilayah kerja 10 desa. Diantara 10 desa tersebut, terdapat empat desa yang telah mencapai UCI yaitu kelurahan Tawangmangu, desa Gondosuli, desa Tengklik dan desa Nglebak. Desa Nglebak adalah desa dengan target pencapaian SPM dan UCI tercapai. Untuk lebih jelasnya hasil pencapaian pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah sebagai berikut: imunisasi HB0 95,1%, pencapaian imunisasi BCG 95,1%, pencapaian imunisasi DPT III 93,2% dan pencapaian imunisasi polio IV 96,1% serta pencapaian imunisasi campak 94,2%. B. Identifikasi Masalah Pencapaian cakupan Imunisasi dasar pada bayi pada periode tahun 2012 di wilayah kerja puskesmas kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar ada 6 desa yang pencapaiannya masih dibawah target UCI. Dari 10 desa di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ada 4 desa yang sudah mencapai target UCI. Desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah desa dengan target pencapaian UCI tertinggi. Dari masalah-masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Strategi Pemberian Imunisasi Dasar pada bayi di desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar? (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 46

C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Strategi Pemberian Imunisasi Dasar pada bayi di desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui peranan bidan dalam strategi meningkatkan pencapaian imunisasi dasar pada bayi di wilayah desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar untuk mencapai target UCI. 2) Untuk mengetahui peranan kader dalam meningkatkan pencapaian imunisasi dasar pada bayi di wilayah desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 3) Untuk mengetahui peranan orangtua dalam meningkatkan pencapaian imunisasi dasar pada bayi di wilayah desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan rancangan kualitatif dengan jenis studi fenomologi. Rancangan ini mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada individu / masyarakat. (Moleong, 2010) Pengumpulan data secara kualitatif diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang strategi pemberian imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 6-27 Juni 2013. B. Informan / Narasumber Untuk mendapatkan informan penelitian, digunakan metode purposive sample yaitu variasi fenomena yang beragam dengan tujuan memperoleh variasi yang maksimal dan unik serta mengidentifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti (Moleong, 2010). Informan terdiri atas: bidan wilayah di desa Nglebak kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar, kader posyandu yang telah bertugas menjadi kader kesehatan di posyandu desa Nglebak, dan orangtua bayi yang pemberian imunisasi dasar pada bayinya telah selesai dan lengkap. C. Fenomena Penelitian Fenomena yang diteliti dalam penelitian ini adalah tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar, dengan subfenomena sebagai berikut : 1. Strategi yang telah dilaksanakan oleh bidan wilayah dalam meningkatkan target UCI di desa Nglebak kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 2. Peranan kader posyandu dalam meningkatkan pencapaian imunisasi dasar pada bayi di wilayah desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 47

3. Peranan orangtua dalam meningkatkan pencapaian imunisasi dasar pada bayi di wilayah desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. 1. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth interview) dan studi dokumentasi terhadap: seorang bidan wilayah, kader posyandu dan orangtua bayi. Wawancara Mendalam (In depth interviews) adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden caranya dengan bercakap cakap secara tatap muka dan berusaha menggali sedalam- dalamnya dan mendapat pengertian seluas-luasnya dari jawaban yang diberikan oleh informan. (Afifudin dan Saebani, 2012) Pertanyaan yang diajukan dapat terfokus atau bebas, untuk wawancara informan penelitian yang terfokus peneliti berusaha memperoleh informasi yang dalam dan luas dari suatu topik tertentu dengan beberapa pertanyaan utama sebagai petunjuk. Hal ini digunakan sebagai arah agar informasi yang diinginkan tentang topik tertentu dapat diperoleh. Untuk mendapatkan informasi yang sedalam dalamnya dan seluasluasnya pada wawancara mendalam digunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya yang terbuka pula. (Afifudin dan Saebani, 2012). 2. Data Sekunder Data Sekunder digunakan sebagai data penunjang dan pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian. Dalam metode ini penelitian yang dilakukan dengan mengambil data berupa data hasil dokumentasi diantaranya pada buku buku KIA / KMS dan register pemberian imunisasi dan lain lain. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dari data hasil wawancara mendalam dan dokumentasi catatan di lapangan maka data dianalisis secara deskriptif. Sedangkan setiap fenomena penelitian dilakukan analisis isi (content analysis) yang merupakan teknik sistematik untuk menganalisa makna pesan dan mengungkapkan pesan berdasarkan data yang didapat. Analisis ini melibatkan kegiatan dengan mengembangkan, membandingkan, serta membedakan dengan penemuan dari berbagai teori dan kriteria. Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk membuat suatu intervensi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interactive model Miles dan Hubberman (2007) yang terdiri atas empat langkah yang saling berkaitan, yaitu : 1) pengumpulan data, 2) penyederhanaan atau reduksi data, 3) penyajian data, dan 4) penarikan dan pengujian atau verifikatif kesimpulan. (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 48

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Desa Nglebak merupakan daerah pegunungan yang terletak di kaki gunung Lawu Tawangmangu dengan ketinggian ± 600 m di atas permukaan air laut. Berbatasan dengan desa Plumbon di sebelah Utara, desa Sepanjang di sebelah Selatan, desa Tawangmangu di sebelah Barat dan desa Karanglo di sebelah Timur. Jarak tempuh dari desa ke Puskesmas kecamatan Tawangmangu ± 3 km. Mayoritas masyarakat desa Nglebak mencari nafkah dengan cara bercocok tanam, yaitu tanaman padi, sayuran, umbi-umbian serta buahbuahan. Sebagian bekerja sebagai pedagang, PNS, buruh, dan lain-lain. Pendidikan mayoritas penduduk desa Nglebak tamat SMA. (Sumber data profil desa Nglebak, 2013) Adat istiadat di desa Nglebak yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak adalah tujuh bulanan, perocotan serta selapanan. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang bidan wilayah desa Nglebak, 3 orang kader kesehatan yang bertanggung jawab di Posyandu desa Nglebak dan 3 orangtua dari bayi yang telah memenuhi pemberian imunisasi dasar lengkap dan juga merupakan anggota dari Posyandu di desa Nglebak. Jumlah keseluruhan informan sebanyak 7 orang. Dapat disajikan secara terperinci pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Jumlah Informan Penelitian berdasarkan Teknik Pengumpulan Data Informan Wawancara mendalam Dokumentasi Jumlah Bidan 1 1 1 Kader posyandu 3 3 3 Orangtua bayi 3 3 3 Jumlah 7 7 7 1. Strategi dan Mutu Pelayanan Imunisasi yang Telah Dilaksanakan oleh Bidan Wilayah dalam Meningkatkan Pencapaian Target UCI di Desa Nglebak Upaya yang telah dilaksanakan bidan wilayah dalam meningkatkan target UCI adalah dengan memberikan pelayanan imunisasi secara langsung kepada sasaran pada hari Minggu pagi di Pos Kesehatan Desa/PKD dengan tujuan untuk mendekatkan sasaran imunisasi, terutama lokasi tempat tinggal sasaran yang jauh dari Puskesmas dan orangtua sasaran yang bekerja pada hari kerja selain hari Minggu. Seperti diungkapkan dalam kuotasi 1 berikut ini: Ya, melaksanakan pelayanan di PKD setiap hari minggu pagi dengan tujuan memberi pelayanan terutama bagi orangtua bayi yang bekerja dan yang jarak lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas sehingga sasaran dapat pelayanan imunisasi. (Informan B) (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 49

Apabila terdapat kasus penyakit yang termasuk dalam kriteria dari PD3I di wilayah desa Nglebak, maka bidan segera melaporkan ke Puskesmas kecamatan Tawangmangu untuk ditindaklanjuti. Hal ini seperti tercantum dalam kuotasi 2 berikut ini : Jika dicurigai adanya kasus PD3I segera melapor ke Puskesmas untuk ditindaklanjuti ( Informan B) Menurut informan bidan desa wilayah desa Nglebak, dalam meningkatkan jumlah cakupan pemberian imunisasi pada bayi yang pemberiannya tepat waktu sesuai jadwal pemberian imunisasi dan jenis imunisasinya lengkap, strategi yang telah dilakukan adalah dengan membuat sasaran imunisasi pada tiap awal tahun yang diambil dari data riil bayi kelahiran tahun lalu yang belum berumur sembilan bulan pada tahun perencanaan, lalu ditulis pada register imunisasi/kohort bayi. Bidan juga terus menambahkan sasarannya setiap bulan dari data kelahiran bayi pada setiap bulan berikutnya sebagai data sasaran tahun ini. Bidan membuat perambuan imunisasi, baik untuk disimpan di PKD maupun sebagai pelengkap data Posyandu. Untuk data perambuan imunisasi, dibuat rangkap dua (dua kartu) oleh bidan wilayah dari setiap bayi baru lahir pada bulan berikutnya. Satu kartu diberikan kepada kader untuk dimasukan dalam kantong imunisasi pada masing-masing posyandu, dan yang satunya dipasang pada kantong sasaran imunisasi di PKD. Data pada perambuan imunisasi merupakan data dinamis berbentuk seperti kantong persalinan dengan fungsi yang sama, yaitu sebagai target sasaran pencapaian imunisasi pada setiap bulan. Hal ini selain untuk sasaran pencapaian imunisasi juga untuk mempermudah bidan dalam menyiapkan anggaran jumlah vaksin pada setiap pelayanan imunisasi. Untuk pelaporan dan memantau hasil pencapaian imunisasi dasar pada bayi, pada setiap bulan bidan wilayah membuat Pemantauan Wilayah Setempat/PWS imunisasi. Hal ini seperti dalam pernyataannya pada kuotasi 3 berikut ini : Membuat target sasaran imunisasi dasar pada bayi awal tahun kemudian dicatat dalam register imunisasi atau kohort bayi. Untuk pencatatan di PKD dibuat kantong kewaspadaan imunisasi dengan tujuan mempermudah bidan memantau sasaran setiap bulannya dan juga untuk mempermudah bidan wilayah menentukan jumlah vaksin yang akan digunakan pada setiap pelayanan di PKD dan untuk mempermudah bidan dalam memantau sasaran imunisasi dasar pada bayi di tiap tiap posyandu dibuatkan kartu perambuan imunisasi dan pelaporan tiap bulan dibuat PWS imunisasi. (Informan B) Apabila bidan wilayah mengalami kendala yaitu adanya penolakan dari sasaran imunisasi (ibu bayi), maka bidan melaporkan hal tersebut kepada kepala Puskesmas kecamatan Tawangmangu dan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten serta kepala desa Nglebak sebagai bentuk kerjasama dengan lintas (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 50

program dan lintas sektoral. Penolakan imunisasi oleh orangtua bayi di desa Nglebak disebabkan oleh faktor agama. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 4 berikut ini : Ada, kendala yang dihadapi kami bidan wilayah karena faktor agama ada orangtua sasaran imunisasi yang menolak untuk memberikan imunisasi dasar pada bayi Solusi yang dilakukan bidan lwilayah adalah dengan melaporkan hal ini kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan serta kepala desa untuk Sejauh ditindak ini, strategi lanjuti kepala ke dinas Puskesmas terkait sebagai kecamatan bentuk Tawangmangu kerjasama dalam lintas menyikapi program dan hal tersebut lintas sektoral. di atas adalah bekerjasama dengan lintas (Informan sektoral B) yaitu dengan dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dengan mengeluarkan kebijakan baru dalam penerimaan siswa baru untuk masuk Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD. Kebijakan tersebut adalah bahwa pada saat mendaftar, orang tua anak harus mempunyai sertifikat kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi yang dapat dikeluarkan oleh bidan wilayah Puskesmas kecamatan Tawangmangu atau Bidan Praktek mandiri/bpm di wilayah kecamatan Tawangmangu dengan mengetahui kepala Puskesmas kecamatan Tawangmangu. Hal ini seperti didiungkapkan dalam kuotasi 5 berikut ini : Ada kebijakan yang dilakukan oleh kepala puskesmas sehubungan dengan penolakan adalah dengan bekerjasama secara lintas sektoral kepada kepala Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengeluarkan kebijakan baru dalam penerimaan siswa baru untuk masuk PAUD yaitu salah satunya dengan mempunyai syarat sertifikat kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi yang dapat dikeluarkan oleh bidan wilayah puskesmas kecamatan Tawangmangu atau BPM di wilayah kecamatan Tawangmangu dengan mengetahui kepala Puskesmas kecamatan Tawangmangu. ( Informan B) Untuk meningkatkan pelayanan berkualitas pada pemberian imunisasi yang bermutu di PKD, bidan wilayah melakukan pelatihan imunisasi pada Dinas Kesehatan kabupaten Karanganyar. Sedangkan untuk menjaga kualitas vaksin pada setiap pelayanan, vaksin disiapkan segera sebelum pelayanan yang diambil dari Puskesmas kecamatan Tawangmangu dengan jumlah vaksin sesuai dengan sasaran imunisasi saat pelayanan imunisasi. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 6 berikut ini : Untuk pelayanan yang berkualitas bidan telah mengikuti pelatihan pemberian imunisasi dasar lengkap di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar pada tahun 2006 dan bersertifikat dan untuk pelayanan di PKD vaksin akan disiapkan segera sebelum pelayanan yang diambil dari Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian dari wawancara mendalam Puskesmas Tawangmangu dengan jumlah dan vaksin sesuai dengan jumlah kepada informan bidan wilayah tentang strategi dan pelayanan yang bermutu sasaran pada saat itu. (Informan B) yang telah dilakukan bidan wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 51

Upaya Bidan dalam Meningkatkan Cakupan UCI Strategi 1. Pelayanan Imunisasi hari minggu pagi di PKD untuk mendekatkan sasaran pada pelayanan imunisasi 2. Melaporkan jika ada KLB 3. Membuat sasaran Imunisasi dengan perambuan imunisasi dan register dipantau keberhasilannya dalam PWS setiap bulan 4. Bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektoral 5. Pelatihan Imunisasi 6. Membuat perencanaan kegiatan imunisasi dengan perambuan di PKD Gambar 1.1. Strategi Bidan dalam Meningkatkan Pencapaian Target UCI 2. Peranan Kader Posyandu dalam Meningkatkan Pencapaian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Untuk meningkatkan pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah dengan membuat buku sasaran imunisasi dan membuat perambuan imunisasi sebagai alat bantu untuk mengingatkan jadwal imunisasi kepada orangtua bayi. Hal ini seperti dalam kuotasi 7 berikut ini: Gawe buku sasaran imunisasi dan nyatet kerambu imunisasi tujuannya biar kader gampang ngingetin ke orang tua bayi. (Informan 1) Ada juga informan kader posyandu yang mengatakan bahwa kader melakukan penyuluhan secara langsung pada orang tua bayi tentang jadwal pemberian imunisasi dasar, dan membuat buku register serta perambuan imunisasi seperti yang tercantum dalam kuotasi 8 berikut ini: melakukan penyuluhan pada ibu balita atau memberitahukan bahwa balitanya telah tiba waktunya untuk jadwal pemberian imunisasinya dan membuat buku register serta perambuan imunisasi. (Informan 2) Salah seorang kader posyandu juga menambahkan, bahwa untuk mengingatkan orangtua bayi akan jadwal imunisasi maka dengan pendekatan secara langsung serta memberi tahu akan manfaat dan dampak dari tidak imunisasi dengan alat bantu perambuan imunisasi. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 9 berikut ini: selama ini yang dilakukan para kader untuk mengingatkan imunisasi selanjutnya pada ibu balita, kita melakukan pendekatan ke orangtua balita, kita beri pengertian manfaat dan dampak tidak imunisasi dan menunjukan perambuan imunisasi sebagai alat bantu. (Informan 3) Semua informan kader posyandu mengatakan telah melakukan penyuluhan dan mengingatkan orangtua bayi untuk memberikan imunisasi kepada bayinya supaya tepat waktu dan lengkap dengan alat bantu perambuan imunisasi. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 10 berikut ini: (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 52

Beri penyuluhan tentang imunisasi negur ibu bayi yang belum lengkap imunisasi terus duduhke gambar perambuan bu. (Informan 1) Memberikan penyuluhan dan menunjukan kartu perambuan imunisasi agar pemberiannya tepat waktu dan lengkap. ( Informan 2) Kita beri pengarahan dan mengingatkan supaya imunisasi pada anaknya lengkap dan tepat waktu dengan menunjukan gambar perambuan imunisasi. (Informan3) Untuk lebih jelasnya, hasil wawancara mendalam kepada informan kader posyandu di desa Nglebak tentang peranannya dalam meningkatkan pemberian imunisasi dasar pada bayi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Upaya Kader dalam Meningkatkan Pencapaian Imunisasi Pencatatan pada regester imunisasi dan perambuan imunisasi serta melaporkan hasil kegiatan kepadabidan wilayah Penyuluhan tentang imunisasi Gambar 1.2. Upaya Kader dalam Meningkatkan Pencapaian Imunisasi di Posyandu Adapun kendala yang dihadapi kader dalam meningkatkan pencapaian imunisasi adalah alasan orang tua bayi yang lupa akan jadwal pemberian imunisasi. Ada pula orang tua bayi yang menolak bayinya diberikan imunisasi karena alasan agama. Untuk solusinya, kader melaporkan pada bidan, seperti yang tercantum dalam kuotasi 11 di bawah ini: Mergo lali bu! dan ada yang menolak imunisasi karena tidak boleh alasan agama solusi lapor bu bidan. Kalau tidak datang kita kunjungan rumah menanyakan kenapa tidak imunisasi. (Informan 1) Ada juga informan kader yang mengatakan bahwa ada orangtua bayi yang kurang sadar akan pentingnya imunisasi. Solusinya dengan melakukan kunjungan rumah disertai membawa alat bantu buku register dan perambuan imunisasi. Seperti tercantum dalam kuotasi 12 berikut ini: Ada bu, karena kurang sadarnya orangtua bayi akan pentingnya imunisasi solusinya melakukan kunjungan rumah dengan menunjukan buku bantu imunisasi untuk mengingatkan jadwal pemberian imunisasi yang harus diberikan. (Informan 2) Solusi kader Posyandu adalah dengan cara menegur langsung baik pada saat pelaksanaan Posyandu maupun kunjungan rumah dengan mengingatkan (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 53

orangtua bayi akan jadwal pemberian imunisasi. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 13 berikut ini: Karena ibu balita sering lupa maka solusinya setiap pertemuan posyandu kita selalu mengingatkan agar ibu balita mengantar anaknya untuk imunisasi dengan nunjukan perambuan imunisasi. (Informan 3) Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Kendala yang kader alami dalam meningkatkan pencapaian imunisasi Solusi kader 1. Alasan agama 2. Orangtua bayi lupa jadwal pemberian imunisasi 1. Kunjungan rumah 2. Mengingatkan orangtua bayi 3. Melapor ke bidan wilayah Gambar 1.3. Kendala dan Solusi Kader dalam Meningkatkan Pencapaian Imunisasi 3. Peranan Orangtua Bayi dalam Meningkatkan Pencapaian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Desa Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Menurut data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara mendalam dengan para orangtua bayi dalam peranannya untuk meningkatkan pemberian imunisasi, informan orangtua bayi pertama (1)mengatakan tujuan dan manfaat dari imunisasi bagi bayinya adalah supaya bayinya tidak kena penyakit, dan informan kedua (2)mengatakan untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkannya dan informan ketiga (3)mengatakan supaya tidak gampang sakit. Hal ini seperti yang tercantum dalam pernyataan kuotasi 14 berikut ini: Ya biar tidak kena penyakit. (Informan OT, 1) Untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan (Informan OT, 2) Ya,biar bayi tidak gampang sakit (Informan OT. 3) Kemudian, peneliti menanyakan kepada informan orangtua bayi tentang jadwal pemberian imunisasi. Jawaban yang didapat, orangtua bayi mengatakan bahwa sering lupa akan jadwal pemberian imunisasi pada bayinya. Semua informan orangtua bayi mengatakan jika mereka lupa, solusinya dengan melihat Kartu Menuju Sehat/KMS balita dan perambuan imunisasi yang ada di posyandu. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 15 berikut ini: Lali bu delok KMS balita dulu dan perambuan di posyandu. (Informan OT, 1) Dengan melihat KMS balita dan perambuan imunisasi di posyandu. (Informan OT, 2) Sering lupa bu, jadi mengingatnya dengan catatan bidan di KMS balita Strategi dan Pemberian di posyandu Imunisasi di baleni Dasar oleh Pada kader Bayi wancine imunisasi ben gambar (K.Thaif, imunisasi Supiati, genep G.Kostania) diperambuan imunisasi. (Informan OT,3) 54

Untuk lebih jelasnya mengenai peranan orangtua bayi untuk memberikan pelayanan imunisasi dasar pada bayinya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Peranan orangtua bayi dalam memberikan pelayanan imunisasi dasar pada bayinya 1. Tahu tujuan, manfaat dan akibat dari imunisasi yang tidak tepat waktu 2. Jika lupa jadwal, tanya pada kader Posyandu, dan melihat pada KMS balita dan perambuan imunisasi di Posyandu Gambar 1.4. Peranan Orangtua Bayi dalam Memberikan Pelayanan Imunisasi Dasar pada Bayinya Orang tua bayi tahu akibat dari pemberian imunisasi yang tidak tepat waktu pemberiannya menyebabkan imunisasi tidak efektif, seperti diungkapkan dalam kuotasi 16 berikut ini : Tahu, kata bu bidan Ngamplah (Informan OT, 1) Sering sakit-sakitan gak efektif (Informan OT, 2) Ya, tahu tidak efektif. (Informan OT, 3) Untuk orangtua yang sulit menghapal jadwal pemberian imunisasi bagi bayinya, diberitahu oleh kader di Posyandu dengan alat bantu berupa gambar perambuan imunisasi. Hal ini seperti diungkapkan dalam kuotasi 17 berikut ini: Mengingat catatan ibu bidan waktu pemberian imunisasi selanjutnya, kalau di posyandu dikandani kader kapan balik imunisasi selanjutnya dengan bantuan perambuan (Informan1) Mengingat dari kader dengan menunjukan perambuan imunisasi atau KMS (Informan 2) Ya,ada untungnya di posyandu selalu diingatkan oleh kader untuk imunisasi dengan menunjukan perambuan imunisasi (Informan 3) Untuk lebih jelasnya mengenai solusi orangtua bayi yang sulit menghapal jadwal pemberian imunisasi bagi bayinya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Solusi Orangtua sulit menghapal jadwal imunisasi Perambuan imunisasi Gambar 1.5. Solusi Orangtua Bayi Mengingat Jadwal Pemberian Imunisasi (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 55

B. Pembahasan Upaya meningkatkan cakupan pemberian imunisasi pada bayi bukan merupakan kewajiban bidan semata, namun setiap sektor yang terkait. Pemerintah melalui dinas kesehatan dan Puskesmas didukung oleh pemerintah kabupaten atau desa bertanggungjawab dalam mengupayakan strategi guna meningkatkan cakupan pemberian imunisasi pada bayi. Hal ini tercantum dalam peraturan Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 pasal 130, menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Upaya pemerintah dalam peningkatan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang, yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian balita sesuai dengan program organisasi dunia WHO. (Dep Kes RI 2009) Strategi pemberian imunisasi dasar pada bayi yang diterapkan oleh bidan di desa Nglebak kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar secara umum dapat dikatakan sama dengan bidan wilayah lainnya. Namun, ada strategi atau trik lain yang belum ditemukan di tempat lain yaitu adanya alat bantu perambuan imunisasi untuk memantau ketepatan waktu dan kelengkapan imunisasi dalam pemberian imunisasi bagi sasaran. Strategi perambuan imunisasi yang diterapkan oleh bidan tersebut merupakan ide orisinil dari bidan desa yang bersangkutan. Saat ini, didukung oleh Puskesmas yang membawahinya, pemerintah desa dan kabupaten, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Karanganyar, strategi ini mulai berkembang dan diaplikasikan pada beberapa wilayah desa yang lain. Perambuan imunisasi adalah kartu bergambar yang dibuat 2 (dua) kartu, satu diberikan kepada kader untuk dimasukan dalam kantong imunisasi di posyandu dimana tujuannya sebagai alat bantu untuk mengingatkan orangtua bayi (sasaran) dalam memantau ketepatan waktu pemberian imunisasi dan kelengkapan pemberian imunisasi pada setiap sasaran di posyandu itu, serta satu kartu yang lainnya dimasukkan dalam kantong imunisasi di PKD desa Nglebak untuk mempermudah bidan memantau sasaran dan merencanakan jumlah pengeluaran anggaran vaksin. Bentuk dan model kantung sasaran imunisasi sama seperti kantong persalinan, bersifat dinamis dengan membuat kantong kantong sebanyak 12 buah (12 bulan berjalan) sebagai perencanaan bulanan selama setahun. Perambuan imunisasi adalah bentuk kartu bergambar seorang anak membawa balon sejumlah 4 buah. Warna dari kartu perambuan itu dibedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah muda untuk anak perempuan. Kartu perambuan bergambar itu mempunyai arti. Apabila telah penuh diwarnai, artinya sasaran sudah lengkap imunisasinya. Pewarnaan disesuaikan oleh jenis pemberian imunisasi yang telah didapatkan sasaran (warna sudah ditentukan dalam gambar tersebut). Untuk waktu pemberian dicatat di belakang kartu. Pewarnaan dilakukan oleh kader di posyandu sedangkan di PKD oleh bidan wilayah. Gambar pada perambuan imunisasi adalah seorang anak berpakaian lengkap membawa balon 4 buah mempunyai arti sebagai berikut: (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 56

1. Untuk pemberian imunisasi BCG pewarnaan pada baju lengan kanan dengan warna merah 2. Untuk pemberian imunisasi Campak pewarnaan pada baju lengan kiri dengan warna merah 3. Untuk imunisasi HB0 pewarnaan pada baju bagian dada dengan warna hitam 4. Untuk imunisasi DPT-HB I pewarnaan pada rok untuk sasaran perempuan atau celana pendek untuk sasaran laki laki dengan warna hitam 5. Untuk imunisasi DPT-HB II pewarnaan pada kaos kaki dengan warna merah 6. Untuk imunisasi DPT-HB III pewarnaan pada sepatu dengan warna hitam 7. Untuk imunisasi polio 1 sampai 4, pewarnaan pada balon pertama warna merah untuk polio I, balon kedua warna kuning untuk polio II, balon ketiga warna hijau untuk polio III dan balon keempat warna biru untuk polio IV. Kartu perambuan imunisasi yang belum terisi (belum imunisasi), disajikan pada lampiran. Mengenai strategi selanjutnya dalam upaya meningkatkan sasaran imunisasi, adalah bentuk kerja sama dalam pelaksanaan program imunisasi baik lintas program maupun lintas sektoral, terutama jika ada kendala dalam program ini misalnya karena adanya beberapa orangtua bayi yang menolak bayinya diberi imunisasi karena alasan agama, maka segera melapor kepada kepala Puskesmas untuk ditindaklanjuti. Sejauh ini, kebijakan kepala Puskesmas kecamatan Tawangmangu dalam menyikapi hal tersebut diatas adalah bekerjasama dengan lintas sektoral yaitu kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Solusi yang dilakukan oleh kepala Puskesmas Tawangmangu dalam kebijakan dan strateginya adalah dengan memberikan sertifikat untuk bayi yang sudah lengkap pemberian imunisasinya. Sertifikat ini juga merupakan sebagai salah satu syarat untuk masuk sekolah PAUD. Sedangkan untuk menjaga mutu pelayanan imunisasi berkualitas dan berkuantitas yang telah bidan wilayah lakukan adalah dengan pelatihan tentang pelaksanaan imunisasi dasar pada bayi bagi pelaksana imunisasi di unit pelayanan kesehatan swasta di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Bidan desa wilayah Nglebak telah melakukan pelaynan pemberian imunisasi sesuai dengan buku panduan pelatihan imunisasi dasar Departemen Kesehatan RI tahun 2009. Manfaat perambuan imunisasi dapat peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Manfaat bagi bidan wilayah a. Sebagai alat bantu pengerjaan PWS imunisasi, yaitu memantau sasaran secara dinamis. Hal ini sama fungsinya seperti kantong persalinan, dengan memantau ketepatan waktu dan kelengkapan pemberian imunisasi. Upaya ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang tercantum dalam Peraturan MenKes RI No 741/MenKes/Per/VII/ 2008, bahwasanya strategi bidan dalam memantau sasaran adalah membuat PWS imunisasi. b. Mempermudah dalam merencanakan anggaran vaksin pada setiap pelayanan sehingga vaksin tidak terbuang percuma. Hal ini pun merupakan wujud dari pelayanan bermutu. (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 57

c. Mempermudah bidan wilayah mengetahui adanya penolakan bagi sasaran sehingga dapat segera ditindaklanjuti, baik dari kepala Puskesmas maupun kepala desa. Hal ini merupakan bentuk kerja sama unit kesehatan dengan lintas program maupun lintas sektoral. d. Mendekatkan pelayanan di PKD bagi sasaran yang jarak lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas. 2. Manfaat bagi kader Posyandu Peran kader kesehatan merupakan bentuk peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu. Peranan kader dalam meningkatkan pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah dengan melakukan kegiatan di Posyandu seperti pencatatan, pelaporan, penyuluhan dan kunjungan rumah sasaran. Hasil penelitian yang didapat dari informan kader adalah bahwa dalam upaya meningkatkan pencapaian imunisasi di Posyandu dengan cara penyuluhan pada ibu bayi, pencatatan di buku bantu dan sebagai alat bantu dengan mewarnai setiap bayi yang sudah diimunisasi pada perambuan imunisasi dan membuat laporan tiap bulan kepada bidan wilayah, serta kunjungan rumah jika ada sasaran tidak imunisasi. Hal ini sesuai dengan teori peran dan tugas kader kesehatan adalah pencatatan, pelaporan, penyuluhan dan melakukan kunjungan ke rumah sasaran imunisasi. Manfaat perambuan bagi kader adalah : a. Memudahkan kader posyandu dalam memantau ketepatan jadwal pemberian imunisasi dan kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi. b. Mempermudah kader posyandu dalam meberikan penjelasan kepada orangtua sasaran tentang waktu pemberian imunisasi. 3. Manfaat bagi orangtua bayi Untuk hasil penelitian dari informan orangtua tentang efek dari pemberian imunisasi yang tidak tepat waktu, hampir semua informan mengatakan bahwa tidak efektif apabila anak yang pemberian imunisasinya tidak tepat waktu. Hal ini sesuai dengan penjelasan pada teori yang sudah berkembang bahwa jadwal pemberian imunisasi yang tidak tepat waktu akan menyebabkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menjadi tidak optimal. Jadi, pemberian imunisasi yang kedua dan seterusnya seperti imunisasi DPT-HB dan Polio perlu diberikan ketika daya perlindungan dari vaksin di dalam tubuh mulai menurun, pemberian dari imunisasi ke-1 pada yang ke-2 dan yang ke-3 dengan interval 1 bulan pemberian imunisasi ulangan terlambat/ tidak tepat jadwal akan menyebabkan adanya saat dimana anak kurang terlindungi karena daya lindung dari vaksin sudah menurun. (Dep Kes RI 2009) Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak itu karena rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tidak adanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang di masyarakat, juga anggapan karena masalah keyakinan. Fenomena ini pula yang terjadi di desa (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 58

Nglebak, bahwasanya masih ada orangtua bayi yang menolak bayinya untuk diimunisasi oleh karena faktor agama. Masalah pengertian, pemahaman, dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut diberikan secara berkalanjutan. Hal ini juga dikemukakan oleh informan kader di Posyandu bahwa kader telah memberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi bayi sehingga dari informan orangtua bayi diketahui bahwa mereka sudah tahu akan tujuan dan manfaat dari imunisasi bagi bayinya supaya sehat terhindar dari penyakit. Kendalanya kadang mereka lupa untuk menghafal jadwal pemberian imunisasi untungnya, namun ada solusi dari kader dengan menegur dan menunjukan perambuan imunisasi jika waktu pemberian imunisasi sudah tiba. Orangtua juga dapat melihat langsung kartu perambuan imunisasi yng sudah diwarnai saat berkunjung ke Posyandu. Akan tetapi, jika orangtua tidak datang, kader akan mengunjungi ke rumah bayi untuk memberitahu waktu pemberian imunisasi. Mengutip dari pernyataan Suririnah, 2008; bahwa peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, karena orang terdekat dengan bayi dan juga anak adalah ibu. Pilihan memang ada ditangan orang tua, tetapi bagaimanapun tugas orang tua adalah melindungi anaknya. Untuk itu, kesadaran bagi orangtua adalah penting. Tanpa kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi bayinya pemberian imunisasi tidak dapat tercapai, untuk itu perlu peran serta aktif bagi orangtua untuk memantau ketepatan dan kelengkapan imunisasi dasar bagi bayinya demi terwujudnya generasi mendatang yang sehat, cerdas dan berkualitas. Sserta untuk menurunkan angka kematian balita sesuai dengan program organisasi dunia WHO seperti tercantum dalam Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 pasal 130 yang menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak untuk itu pemerintah telah berupaya mewujudkannya dengan membuat strategi dan pelayanan bermutu dalam pelayanan pemberian imunisasi. (Dep Kes RI 2009) SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Strategi pemberian imunisasi dasar pada bayi yang dilakukan bidan di desa Nglebak kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan cakupan imunisasi adalah memberikan perambuan imunisasi pada setiap sasarannya. Hal ini juga didukung oleh adanya peran serta masyarakat yang aktif dari kader posyandu dan orangtua bayi dalam memanfaatkan perambuan imunisasi sebagai alat bantu dalam memantau pemberian imunisasi agar tepat waktu dan lengkap. (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 59

B. Saran Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif serta mendukung penuh dalam setiap kegiatan di Posyandu terutama sehubungan dengan perambuan imunisasi, sehingga pemberian imunisasi dasar pada bayi dapat lengkap dan sesuai jadwal. Instansi terkait diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan strategi imunisasi dasar pada bayi dengan menggunakan perambuan imunisasi dalam meningkatkan pencapaian target UCI. Harapan peneliti dan bidan desa wilayah desa Nglebak kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar adalah bahwa upaya peningkatan cakupan dengan perambuan imunisasi ini dapat didukung sepenuhnya dengan pendanaan yang cukup, serta dapat diaplikasikan di seluruh wilayah di kabupaten karanganyar DAFTAR PUSTAKA Aziz Alimul Hidayat, 2009. Ilmu Kesehatan Anak, Salemba Medika : Jakarta 2012. tingkat Pengetahuan Kader Posyandu tentang Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas. Afifudin,Beni. 2012. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Pustaka Setia Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karanganyar.2013 Materi Lokakarya Pokjanal Posyandu. Karanganyar DepKes.RI. 2009. Pelatihan Imunisasi dasar pada bayi bagi Pelaksana Imunisasi Di UPK swasta. Jakarta DepKes.RI. 2012. Ikatan Bidan Indonesia.Jakarta Din Kes Provinsi Jawa Tengah. 2009 Manual Penggunaan Modul Kegiatan Lima Imunisasi Dasar Lengkap, Panduan untuk kader / fasilitator.semarang DinKes.Provinsi Jawa Tengah 2010. Panduan Manajemen Akselerasi Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi Dasar Di Puskesmas. Semarang Ns.Jessica.S.Kep 2012 hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan pemberian imunisasi dasar di desa Sendang Rejo kecamatan Binjai kabupaten Langkat. Kompasiana,2011(http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/12/23/pengertianarti-dari-makna-orang-tua-421282.html) diunduh tanggal 4 november 2013 Moleong, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasrul.E,Drs 2002. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 60

Rina Dian P,2012 Kualitas Pelayanan Imunisasi polio untuk bayi (0-11bulan) di Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.Karanganyar Sugiyono, DR., 2013. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D Bandung : Alfabeta CV. Suririnah, 2008. Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1. Kartu Perambuan Imunisasi pada Bayi laki-laki rtu Perambuan Imunisasi pada Bayi Perempuan (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 61

2. Kartu Perambuan Imunisasi pada Bayi Perempuan (K.Thaif, Supiati, G.Kostania) 62