DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan ELISA untuk Mendeteksi Cucumber Mosaic Virus dan Tobacco Mosaic Virus pada Tanaman Cabai

UJI KISARAN INANG POTYVIRUS PENYEBAB MOSAIK NILAM (Pogostemon cablin (Blanco) Benth) ASAL SULAWESI TENGGARA

III. METODE PENELITIAN A.

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Jl. Kamper, Kampus Dramaga Bogor 16680

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji

EFISIENSI PENULARAN VIRUS MOSAIK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin. Benth) MELALUI SERANGGA Myzus persicae

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Penanaman Tanaman Uji

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Survei dan Identifikasi Virus yang Menginfeksi Mentimun Pengambilan Sampel

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 6, No. 3, Juli 2017

MAJALAH ILMIAH ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat

TAHLIYATIN WARDANAH A

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

Infeksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada Cabai di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu

Identifikasi Virus Yang Berasosiasi Dengan Penyakit Mosaik, Kuning, Dan Klorosis Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.)

VII. PEMBAHASAN UMUM

Pengaruh Infeksi Beberapa Jenis Virus terhadap Penurunan Hasil pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daftar Isi -i [.-t-'tl1 i--, AGRO TEKilIO S

BAB I PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) tergolong dalam Famili Fabaceae.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Partikel TICV berbentuk seperti benang, memanjang (filamentous) dan lentur (flexuous) (Liu et al. 2000)

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

DETEKSI DIFERENSIAL POTYVIRUS DAN FABAVIRUS DENGAN REVERSE TRANSCRIPTION-POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR) VISHORA SATYANI

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, isolat kuat. Abstract

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KETAHANAN SEMBILAN KULTIVAR KACANG PANJANG TERHADAP INFEKSI BEAN COMMON MOSAIC VIRUS (BCMV) Oleh. Lina Setyastuti A

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, tanaman cabai. Abstract

TINJAUAN PUSTAKA. golongan sayuran dan mengandung zat gizi cukup banyak. Kacang panjang adalah sumber

PREVALENSI VIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI KABUPATEN BOGOR, CIANJUR DAN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

Potensi Minyak Atsiri untuk Mengendalikan Potyvirus pada Tanaman Nilam. Potential of Essential Oil to Control Potyvirus on Patchouli Plant

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

Alamat korespondensi :

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth)

Respons Lima Varietas Kacang Panjang terhadap Bean common mosaic virus

L.) WIWIN WIDIANINGSIH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Deteksi Molekuler Cucumber Mosaic Virus (Cmv) pada Tanaman Gamal (Gliricidia Sepium) Sebagai Barier pada Pertanaman Cabai

ANALISIS PENGARUH SUHU DAN KELEMBAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT Tobacco mosaic virus PADA TANAMAN CABAI

FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM

Pengaruh Dry Heat Treatment dengan Penundaan Waktu Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 4, No. 1, Januari 2015

Maya Mariana dan Miftakhurohmah. (diterima 10 Juni 2016, direvisi 08 Agustus 2016, disetujui 14 Oktober 2016) ABSTRAK

OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS YANG MENGINFEKSI BAWANG MERAH DI JAWA OBSERVATION AND IDENTIFICATION OF VIRUSES INFECTING SHALLOTS IN JAVA

PENGARUH TETUA BETINA PADA PEWARISAN KETAHANAN CABAI TERHADAP CHILI VEINAL MOTTLE VIRUS DALAM POPULASI PERSILANGAN PBC495XPBC275

Kisaran Inang Bean Common Mosaic Virus (Bcmv) Penyebab Penyakit Mosaik Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

UJI KERAGAMAN KISARAN INANG TERHADAP PENULARAN BEAN COMMON MOSAIC VIRUS PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis) DI BALI

Uji Kepekaan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat CMV dengan Metode ELISA Tidak Langsung pada Tanaman Anthurium

TESIS. DETEKSI SIMULTAN CMV DAN ChiVMV PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.) DENGAN DUPLEX RT-PCR

Transmission of Potyvirus that Causes Mosaic Disease in Patchouli Plant through Vector Aphis gossypii

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang

LAPORAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI. EFEKTIVITAS PERLAKUAN DRY HEAT DAN UMUR BIBIT TERHADAP HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens)

BAB I PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman yang. termasuk dalam family Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan),

Penentuan Fase Kritis Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) terhadap Infeksi Bean Common Mosaic Virus (BCMV)

1) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Jln. Teknika Selatan, Sekip Utara, Sleman, Yogyakarta 55281

UJI KETAHANAN TIGA VARIETAS TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM L.) TERHADAP SERANGAN CMV (CUCUMBER MOSAIC VIRUS) DENGAN METODE DAS-ELISA

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

Farida Nur Hasanah*, Nintya Setiari* * Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa),

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT BELANG (MOTTLE) PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) DI INDONESIA IRWAN LAKANI

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

ABSTRAK. Kata kunci: Cysticercus cellulosae, crude antigen, ELISA

PEMANFAATAN RIZOBAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN (RPPT) UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KERDIL PISANG (Banana Bunchy Top) Oleh:

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

III. VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT Chilli Veinal mottle Potyvirus PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) Abstrak

DETEKSI VIRUS-VIRUS UTAMA BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DAN BAWANG PUTIH (A. sativum L) DARI DAERAH JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH KADWATI

IDENTIFIKASI DAN DETEKSI MULTIPLEX REVERSE TRANSCRIPTION POLYMERASE CHAIN REACTION

PEMANFAATAN RHIZOBACTERIA DAN MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

ISOLAT LEMAH SEBAGAI AGENS PROTEKSI SILANG PADA TANAMAN CABAI

TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang Bean common mosaic virus (BCMV)

Studi Pembuatan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat Virus Mosaik Mentimun pada Krisan

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jenderal Hortikultura, 2013). Buah tomat banyak dimanfaatkan sebagai sayuran,

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

APLIKASI TANAMAN PINGGIR DAN EKSTRAK DAUN PAGODA UNTUK PENGENDALIAN Bean common mosaic virus PADA KACANG PANJANG DI LAPANGAN LESTARI PEBRIYENI

INSIDENSI PENYAKIT VIRUS PADA TANAMAN CABAI (Capsicum anuum) DI DESA KAKASKASEN II KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

Seed Transmission Efficiency of Squash mosaic virus on Cucurbitaceae

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

EVALUASI KETAHANAN PADI GOGO LOKAL TERHADAP PENYAKIT BLAS

HUBUNGAN ANTARA WAKTU INOKULASI DAN EFISIENSI Bean common mosaic virus TERBAWA BENIH KACANG PANJANG HAMDAYANTY

STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG

PENGENDALIAN PENYAKIT VIRUS PADA TANAMAN CABAI DENGAN TEKNIK RAMAH LINGKUNGAN

Eksplorasi Isolat Lemah Chili Veinal Mottle Potyvirus pada Pertanaman Cabai di Jambi, Sumatera Barat, dan Jawa Barat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN KUALITAS MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.) BERDASARKAN BAGIAN PADA TANAMAN

DETEKSI SECARA SEROLOGI DAN MOLEKULER BEBERAPA JENIS VIRUS YANG BERASOSIASI DENGAN PENYAKIT MOSAIK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth)

KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP INFEKSI TMV (TOBACCO MOSAIC VIRUS) PADA UMUR TANAMAN YANG BERBEDA

DETEKSI BENIH DAN PENULARAN VIRUS MOSAIK BENGKUANG OLEH TIGA SPESIES KUTUDAUN SIT1 NURLAELAH A

Transkripsi:

JURNAL AGROTEKNOS Maret 2014 Vol. 4 No. 1. Hal 53-57 ISSN: 2087-7706 DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA Detection of Potyvirus on Patchouli Plant (Pogostemon cablin (Blanco) Benth.) in Southeast Sulawesi using ELISA Technique MUHAMMAD TAUFIK *), ASMAR HASAN, ANDI KHAERUNI, GUSNAWATY HS DAN SARAWA MAMMA Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo Kendari. ABSTRACT Mosaic symptoms were observed on Patchouli ( Pogostemon cablin) around North Kolaka and Kolaka, Southeast Sulawesi during surveys in early 2012. Indirect-ELISA based detection was conducted using symptomatic leaf samples. The objective of the research was to determine disease incidence of Potyvirus in several farms of Patchouli plant in Southeast Sulawesi. The results showed that Patchouli plant (Pogostemon cablin) was found to be infected with Potyvirus disease showing mosaic symptoms and malformation on the leaf samples i.e. in Amotowo and Boro-Boro Villages of subdistrict Boro-Boro, and Landabaro Village, Mowila subdistrict of South Konawe regency; Asinua Village of subdistrict Unaaha, Lambuya district of subdistrict Lambuya, and Bungguosu district, Konawe subdistrict of Konawe regency; and Anduonohu district, Poasia subdistrict of Kendari regency. This is the first report on Potyvirus infection on patchouli in Southeast Sulawesi. Keywords: Inderect-ELISA, mosaic, Potyvirus, Pogostemon cablin 1PENDAHULUAN Nilam (Pogostemon cablin (Blanco)) adalah tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak nilam ( patchouli oil) yang sangat bermanfaat sebagai bahan fiksatif pada industri parfum, kosmetik, bahan obat-obatan dan pestisida. Sebagai penghasil minyak atsiri, nilam menjadi komoditas ekspor nonmigas yang menghasilkan devisa bagi negara. Hanya sebagian kecil minyak nilam yang digunakan di dalam negeri, sebagian besar justru diekspor ke mancanegara (Rukmana, 2004). Peluang ekspor minyak nilam yang cukup besar menjadi pendorong bagi petani di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara untuk membudidayakan nilam. Beberapa tahun terakhir tanaman nilam terlihat cukup intensif dibudidayakan oleh petani di Sulawesi Tenggara, walaupun harga hasil produksi baik dalam bentuk bahan kering tanaman maupun minyak atsiri kasar mengalami fluktuasi. *) Alamat korespondensi: Email : taufik24@yahoo.com Seperti halnya tanaman lain, nilam juga diperhadapkan pada masalah infeksi virus. Natsuaki et al. (1994) melaporkan bahwa Potyvirus pada tanaman nilam telah dideteksi di beberapa kebun penelitian pertanian di Jepang dengan gejala dari hampir tidak ada atau hanya sedikit belang sampai mosaik. Noveriza et al. (2011) juga melaporkan adanya Potyvirus pada tanaman nilam yang bergejala mosaik pada beberapa sampel yang diperoleh dari Bogor. Sementara itu belum pernah ada laporan mengenai keberadaan penyakit virus pada pertanaman nilam di Sulawesi Tenggara, sehingga pada pertengahan bulan April 2012 dilakukanlah studi pendahuluan terbatas yang berlokasi di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara untuk mendeteksi keberadaan virus nilam tersebut. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa beberapa sampel tanaman nilam ditemukan bergejala mosaik yang merupakan gejala khas tanaman terinfeksi virus dan terlihat sejak di pembibitan sampai di lapang. Selain itu juga ditemukan tanaman nilam yang mengalami kekerdilan atau malformasi daun, dan

54 TAUFIK ET AL. J. AGROTEKNOS dideterminasi gejala tersebut merupakan gejala lanjut tanaman terinfeksi oleh virus. Setelah dilakukan uji serologi di laboratorium, tanaman yang bergejala tersebut ternyata positif terinfeksi virus dari kelompok Potyvirus dan Fabavirus (Taufik et al., 2012). Keberadaan virus pada tanaman nilam ini perlu dideteksi agar dapat dilakukan pengendalian sedini mungkin karena infeksi virus khususnya kelompok Potyvirus dapat menyebabkan tanaman nilam mengalami penurunan produksi dan kadar minyak (Noveriza et al., 2012). Salah satu teknik serologi untuk mendeteksi keberadaan virus pada tanaman adalah dengan teknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dengan berdasarkan pada mekanisme antigen dan antiserum. Interaksi antara keduanya dalam sumuran ELISA akan memberikan petunjuk positif keberadaan virus dalam jaringan daun tanaman nilam yang diuji. Beberapa hasil penelitian melaporkan penggunaan teknik ELISA untuk mendeteksi keberadaan virus dalam tanaman diantaranya yaitu mendeteksi keberadaan Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus (Taufik et al., 2005a, 2005b, 2007, 2010) dan Tobacco mosaic virus (Taufik et al., 2011) pada tanaman cabai serta mendeteksi Patchouli mottle virus pada tanaman nilam (Hartono dan Subandiyah, 2006). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeteksi keberadaan dan sebaran Potyvirus pada tanaman nilam dengan teknik ELISA di Sulawesi Tenggara. BAHAN DAN METODE Pengambilan Sampel di Lapangan. Pengambilan sampel tanaman nilam dilakukan pada lokasi-lokasi yang menjadi sentra budidaya tanaman nilam di daerah Sulawesi Tenggara. Tanaman nilam yang dikoleksi dari lapang adalah tanaman yang menunjukkan gejala khas virus seperti gejala mosaik atau malformasi daun (Gambar 1). Daun tanaman yang telah diambil dimasukkan ke plastik sampel dan selanjutnya dimasukan ke kotak pendingin kemudian dibawa ke laboratorium untuk diuji secara serologi. Penyiapan Sampel. Tahapan ini menggunakan beberapa sampel daun tanaman yang diambil pada tanaman nilam asal lapangan maupun tanaman uji kisaran inang. Sampel daun tanaman dikompositkan kemudian dicacah dan ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian dimasukkan ke kantong plastik, setelah itu ditambahkan dengan larutan buffer Indirect Sample Extraction sebanyak 5 ml lalu digerus dengan menggunakan alat penggerus, sap tanaman yang diperoleh dari hasil gerusan daun tanaman uji digunakan sebagai antigen Potyvirus. Pengujian pada Plat Mikrotiter. Plat mikrotiter sebelum digunakan terlebih dahulu diinkubasi dalam kotak plastik yang lembap selama 1 jam pada suhu ruang. Selanjutnya dimasukkan sap tanaman sebagai antigen ke dalam lubang sumuran plat mikrotiter sebanyak 100 µl per lubang. Disertakan juga kontrol positif Potyvirus siap pakai dan kontrol negatif berupa larutan buffer ekstraksi, masing-masing sebanyak 100 µl per sumuran kemudian plat mikrotiter diinkubasikan kembali dalam kotak plastik yang lembap selama 1 jam pada suhu ruang. Setelah itu plat mikrotiter dicuci menggunakan larutan PBST sebanyak 8 kali. Penyiapan antibodi dilakukan 10 menit sebelum digunakan, dengan melarutkan 100 µl antibodi ke dalam 10 ml buffer ECI (1:100). Setelah itu, antibodi tersebut dimasukkan ke sumuran plat mikrotiter sebanyak 100 µl per lubang. Plat mikrotiter kemudian diinkubasi dalam kotak plastik lembap selama 2 jam pada suhu ruang. Setelah proses inkubasi selesai, plat mikrotiter dicuci dengan larutan PBST sebanyak 8 kali. Penyiapan antibodi kedua yaitu enzim konjugat ( Alkaline Phosphatase Enzyme Conjugate) dipersiapkan 10 menit sebelum digunakan, dengan melarutkan 100 µl antibodi ke dalam 10 ml buffer ECI (1:100). Setelah itu, antibodi tersebut dimasukkan ke sumuran plat mikrotiter sebanyak 100 µl per lubang. Plat mikrotiter kemudian diinkubasi dalam kotak plastik lembap selama 1 jam pada suhu ruang. Setelah itu, plat mikrotiter dicuci lagi dengan PBST sebanyak 8 kali. Selanjutnya memasukkan tablet PNP ( P-Nitrophenyl Phosphatase) ke dalam larutan buffer PNP (1 tablet/5 ml) dan dicampur secara merata. Sebanyak 100 µl larutan PNP dimasukkan ke lubang plat mikrotiter dan diinkubasi dalam kotak plastik lembap selama 60 menit pada suhu ruang. Pengamatan perubahan warna

Vol. 4 No.1, 2014 Deteksi Potyvirus Pada Nilam 55 dilakukan pada setiap lubang sumuran plat mikrotiter setelah pemberian substrat PNP. Jika terjadi perubahan warna menjadi kuning (dibandingkan dengan kontrol negatif), berarti sampel tersebut positif terinfeksi dengan virus. Data hasil pengamatan ditabulasi dan dinarasikan. Tabel 1. Visualisasi hasil pengujian I-ELISA sampel tanaman nilam Lokasi Pengambilan Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil deteksi serologi menggunakan uji I-ELISA diketahui bahwa tanaman nilam yang terdapat di beberapa wilayah pengambilan sampel, telah positif terinfeksi oleh Potyvirus (Tabel 1), dengan visualisasi warna hasil pengujian I-ELISA adalah kuning agak terang (+), kuning (++), hingga kuning terang (+++) (Gambar 1). Visualisasi Warna Kabupaten Konawe Selatan Desa Alebo, Kecamatan Konda Sampel 1 - Sampel 2 - Sampel 3 - Sampel 4 - Sampel 5 - Desa Amotowo, Kecamatan Boro-Boro Sampel 1 + Desa Boro-Boro, Kecamatan Boro-Boro Sampel 1 +++ Desa Landabaro, Kecamatan Mowila Sampel 1 - Kabupaten Kolaka Timur (Kelurahan Lalolae) - Kota Kendari (Kelurahan Anduonohu) Sampel 1 +++ Sampel 2 ++ Kabupaten Konawe Kelurahan Lambuya Kecamatan Lambuya +++ Desa Asinua Kecamatan Unaaha ++ Kelurahan Bungguosu Kecamatan Konawe ++ Keterangan: - = tidak ada perubahan warna, + = perubahan warna kuning agak terang, ++ = perubahan warna kuning, +++ = perubahan warna kuning terang

56 TAUFIK ET AL. J. AGROTEKNOS Deteksi serologi Potyvirus sebagai penyebab penyakit mosaik pada tanaman nilam dilakukan guna mendeteksi keberadaan dan penyebaran Potyvirus di beberapa sentra penanaman nilam di Sulawesi Tenggara seperti Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Selatan. Metode serologi yang digunakan adalah metode ELISA yaitu Indirect ELISA atau ELISA tidak langsung. Gambar 1. Visualisasi hasil uji I-ELISA sampel nilam. A1 = Kontrol positif; B1 = Kontrol negatif; A2, B2, C2, D2, E2 = sampel asal Desa Amotowo; F2, G2, H2, A3, B3 = sampel asal Desa Boro-Boro; D3, E3, F3, G3, C4 = sampel asal Desa Landabaro; C3, H3, A4, B4, D4 = sampel asal Desa Alebo; E4 = sampel asal Bogor; F4, E5, C6 = sampel asal Kelurahan Anduonohu; G4 = sampel asal Kelurahan Bungguosu; C5 = sampel asal Kelurahan Lalolae; D5 = sampel asal Desa Asinua; D6= sampel asal Kelurahan Lambuya berat), I (Malformasi daun/leaf cupping/berbentuk seperti mangkok. Berdasarkan hasil uji serologi diketahui bahwa tanaman nilam yang diperoleh dari lapangan dan bergejala mosaik, baik mosaik lemah (mild mosaic) maupun berat (severe mosaic) serta gejala malformasi daun ( leaf cupping atau daun berbentuk seperti mangkok) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, menunjukkan positif terinfeksi Potyvirus. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi kuning pada sampel yang diuji. Wilayah-wilayah pengambilan sampel tanaman nilam yang dimaksud meliputi wilayah Desa Amotowo dan Boro-boro Kecamatan Boro-Boro, Desa Landabaro Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan; Desa Asinua Kecamatan Unaaha, Kelurahan Lambuya Kecamatan Lambuya, dan Kelurahan Bungguosu Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe; serta Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari, dengan tingkat kekuningan warna hasil pengujian adalah kuning agak terang (+), kuning (++), hingga kuning terang (+++), sedangkan wilayah Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan dan Kelurahan Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur belum terdeteksi ada Potyvirus yang menginfeksi sampel tanaman nilam. Menurut Wahyuni (2005) bahwa perbedaan intensitas perubahan warna pada hasil uji ELISA dapat mencerminkan konsentrasi partikel virus yang terkandung dalam sap, sehingga intensitas warna kuning yang lebih terang mengindikasikan bahwa pada sap tersebut terkandung partikel virus yang lebih banyak dibanding dengan intensitas warna kuning yang lebih rendah, namun pada dasarnya semua sampel yang menunjukkan perubahan warna menjadi kuning adalah positif mengandung Potyvirus. Gambar 2. Gejala infeksi Potyvirus pada tanaman nilam di lapangan. A, B, C, dan D (Mosaik lemah), E, F, G, dan H (Mosaik SIMPULAN Teknik I-ELISA yang digunakan berhasil membuktikan keberadaan Potyvirus pada tanaman nilam bergejala mosaik dan malformasi daun yang terdapat di Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari.

Vol. 4 No.1, 2014 Deteksi Potyvirus Pada Nilam 57 UCAPAN TERIMA KASIH Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas Halu Oleo melalui program Dana BOPTN UNHALU/IX/2012, 12 September 2012 atas pendanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Hartono S, Subandiyah S. 2006. Pemurnian dan deteksi serologi Patchouli mottle virus pada tanaman nilam. Jurnal Perlindungan Tanaman 12 (2): 74-82. Natsuaki KT, Tomaru K, Ushiku S, Ichikawa Y, Sugimura Y, Natsuaki T, Okuda S, Teranaka M. 1994. Characterization of two viruses isolated from patchouli in Japan. Plant Disease 78: 1094-1097. Noveriza R, Suastika G, Hidayat SH, Kartosuwondo U.. 2011. Identification of a Potyvirus associated with mosaic disease on patchouli plants in Indonesia. J. ISSAAS. 17(1): 227-273. Noveriza R, Suastika G, Hidayat SH, Kartosuwondo U. 2012. Potyvirus associated with mosaic disease on patchouli ( Pogostemon cablin (Blanco) Benth.) plants in Indonesia. J. ISSAAS. 18(1):131-146 Rukmana R. 2004. Nilam: Prospek Agribisnis dan Teknik Budidaya. Kanisius. Yogyakarta. Taufik M, Astuti AP, Hidayat SH. 2005 a. Survei infeksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada tanaman cabai dan seleksi ketahanan beberapa kultivar cabai. Jurnal Agrikultura 16(3): 146-152. Taufik M, Hidayat SH, Suastika G, Sumaraw SM, Sujiprihati S. 2005 b. Kajian beberapa isolat plant growth promoting rhizobacteria sebagai agens proteksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada tanaman cabai. Jurnal Hayati 12(4): 139-144. Taufik M,. Hidayat SH, Sujiprihati S, Suastika G, Mandang SM. 2007. Ketahanan Beberapa Varietas Cabai Terhadap Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus. Jurnal Hama dan Penyakit Tropika 7 (2): 130-139. Taufik M, Rahman A, Wahab A, Hidayat SH. 2010. Mekanisme ketahanan terinduksi oleh PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria) pada tanaman cabai terinfeksi CMV ( Cucumber mosaic virus). Jurnal Hortikultura 20(3): 273-283 Taufik M, Khaeruni A, Rombe WS. 2011. Penggunaan ELISA untuk mendeteksi Cucumber mosaic virus dan Tobacco mosaic virus pada tanaman cabai. Jurnal Fitomedika 7(3): 195-200 Taufik M, Hasan A, Noveriza R. 2012. Informasi Baru: Keberadaan Penyakit Virus pada Tanaman Nilam di Sulawesi Tenggara. Seminar Nasional Perhimpunan Fitopatologi Komda Sultra, Tema Optimalisasi Pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam Meningkatkan Produksi Pertanian untuk Menjaga Ketahanan dan Keamanan Pangan Nasional Hotel Attaya, Kendari 22-23 Mei 2012. Penyelenggara Komda PFI Sultra. Wahyuni WS. 2005. Dasar-Dasar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta