Penyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Oleochemcials

dokumen-dokumen yang mirip
Standarisasi Training untuk setiap Job Title di PT Ecogreen Oleochemicals Batam

Pembuatan dan Perbaikan Modul Training Printing Processing di PT X

Perbaikan Modul Training Primary Processing di PT. X

APA SAJA PEKERJAAN PROCESS DESIGN ENGINEER? Oleh: Fadhli Halim Anggota Milis Migas Indonesia

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perancangan Sistem Planned Maintenance dan Man Power Planning

PERANAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGHARGAAN PADA OPERATOR PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI PT. X TESIS

Perancangan Modul Verifikasi dan Metode Pemeriksaan Peralatan Produksi Sigaret Kretek Tangan di PT X

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

PT. Automatic Carwash TITLE : SUPERVISOR DOCUMENT NO. : REV.: 00 DATE : GRADE : Page 1 of 10

AND Learning & Coaching mulai berdiri sejak tahun 1993 dan telah memiliki badan usaha CV. AND Learning & Coaching, hingga saat ini kami telah

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

STANDARD COMPETENCY A. PENGANTAR

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan

BAB II LINGKUP DAN AKTIFITAS KERJA PRAKTIK. 1. Mengetahui mekanisme atau proses pekerjaan dalam suatu perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BUKU PINTAR KARIR OIL & GAS. Author : Heru Prasadja, ST. oilgascareer-guide. Supported by.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PT. RATACO COMPANY PROFILE

Standarisasi, Monitoring, dan Compliance Kebersihan dan K3

SURVEY GAJI TAHUN 2005 Sumber Majalah SWA sembada Edisi 3 16 Februari 2005

Sistem Informasi Penggajian pada PT. Nubika Jaya

Proses Manufaktur I TKM4171 KULIAH KE-1 MANUFAKTUR DAN SISTEM EKONOMI RABU

MANAGING WORK EFFECTIVELY

SKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Apakah ISO 9001 bermanfaat??

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Improvement Sistem Rekrutmen Karyawan PT Ecogreen Oleochemicals (Batam Plant)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing manager dalam struktur. organisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan...

Ari Wibisono

EVALUASI PENERAPAN K3 DENGAN MENGGUNAKAN INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (ISRS) DI UNIT PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK PT. SATRIA RAKSA BUMINUSA BERBASIS WEB DENGAN WEB ENGINEERING

PT. WGW. Company Profiles. PT. Wangsa Galuh Walagri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. haruslah menciptakan produk-produk yang berkualitas dan berstandar

perusahaan merupakan kekuatan Madhani untuk menjadikan sistem EAM berbasis database (Datastream7i) ini berfungsi dengan baik. Kata Kunci: Evaluasi dan

Pendokumentasian Departemen Maintenance dan Departemen Warehouse & PPIC di PT Charoen Pokphand Indonesia Feed Processing Balaraja

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS MODEL MAINTENANCE QUALITY FUCTION DEPLOYMENT (MQFD)

PEMBUATAN APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN UNTUK MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X

PERANAN PELATIHAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN TOTAL QUALITY CONTROL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DI PT. X TESIS

PERAN PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

PEMBUATAN DAN PEMBAHARUAN MODUL PELATIHAN MESIN SERTA MODIFIKASI HUMAN MACHINE INTERFACE SIMULATOR DI PT. X

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis

2. Aktivitas yang bersifat temporer, selalu ada pembatasan dalam pelaksanaan dan juga skalanya a. Proyek d. Informasi b. Manajemen e. Data c.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

ABSTRAK. Kata Kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing

PENGEMBANGAN PROTOTYPE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK JASA INSTALASI DAN TROUBLESHOOTING JARINGAN INTERNET

BAB III METODE PENELITIAN. data. Tahapan pada metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

PAKET SUPER HEMAT 2016

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

APOTEKER. 2) Mencapai Komitmen Sales Yg Disepakati Dg Atasan Supaya Mencapai Growth 24 yang Positif,

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix

ABSTRAK. Kata-kata kunci: penjadwalan produksi, algoritma CDS, waktu produksi, efisiensi produksi. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

Helpdesk Overview. 2. Berapa lama anda ditempatkan di helpdesk? < 1 tahun 1 3 tahun 3 5 tahun > 5 tahun

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL

Lampiran 1. Struktur Organisasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Notaris nomor : 6 tanggal 5 Desember 1967 dihadapan Notaris LIEM TOUNG

Perhitungan dan Upaya Peningkatan Output Rate di PT. X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penggajian

PERANCANGAN MAINTENANCE COMPONENT CONTROL SYSTEM PADA MINE MAINTENANCE DEPARTMENT DI PT. XYZ NUSA TENGGARA. Robby Alexander 1), Budyi Suswanto 2)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak

Transkripsi:

Penyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Oleochemcials Rio Iriando Hasudungan Sitanggang 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: Ecogreen Oleochemicals is one of the companies engaged in the field of oleochemicals and produces some olechemicals products. Company has been providing some trainings held by Human Resources Department based on user s request. The user s request is not effective because it is not suitable with training needs of employee. Therefore, using job description approach into training matrix can define the training needs of an employee clearly. Training matrix consists of technical competency and knowledge. Total of training matrix in Manufacturing Division are 68 which divided into 19 in Maintenance Department, 15 in Production EOB 1, 8 in Production EOB 2, 4 in Quality Assurance, 4 in Utility, 18 in Engineering. Knowledge mapping will be used as a guidance for Human Resources Department to arrange the training Keywords: Training, Training Matrix, Job Description, Essential Job Functions, Technical Competency, Knowledge Pendahuluan PT Ecogreen Oleochemicals adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang oleokimia. Perusahaan menghasilkan berbagai macam produk oleokimia seperti Fatty Alcohol, Fatty Acid, Refined Glycerin, dll. Perusahaan memiliki komitmen untuk menghasilkan produk yang kompetitif dan berkualitas tinggi kepada pelanggan serta mengembangkan keterampilan para karyawan di bidang industri oleokimia. Keterampilan para karyawan dikembangkan melalui pelaksanaan training yang diadakan perusahaan melalui Departemen Human Resources. Perusahaan telah memberikan training pada setiap karyawan namun pelaksanaan training saat ini berdasarkan permintaan user. Departemen Human Resources ingin membuat daftar yang berisi topik training yang diperlukan untuk setiap karyawan sehingga pelaksanaan training tidak lagi berdasarkan permintaan user. Penyusunan training matrix merupakan tahapan yang akan menjadi acuan untuk menyusun topik training. 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: rio_iriando@yahoo.co.id, yenny@peter.petra.ac.id Penggunaan data Penelitian sebelumnya oleh Halim [2] menyusun training standard di PT Ecogreen Oleochemicals dengan menggunakan data histori training yang telah dilaksanakan di perusahaan. Penggunaan data histori membuat membuat area kompetensi yang sebenarnya dibutuhkan karyawan tidak terdefinisikan sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan berbeda yaitu menggunakan job description. Pendekatan menggunakan job description digunakan untuk menggali dan menemukan area kompetensi yang dapat dijadikan training dan dapat menguraikan secara detail mengenai kompetensi dan pengetahuan yang diperlukan karyawan. Metode Penelitian Pada bab ini akan diulas metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan training matrix. Training matrix diperlukan untuk menjabarkan technical competency dan knowledge yang dibutuhkan oleh setiap job title untuk mengerjakan tugasnya. Training matrix disusun berdasarkan tanggung jawab utama yang tercantum pada job description setiap job title. Penyusunan training matrix dilakukan bersama dengan Departemen Human Resources dan Superintendent setiap departemen. Training matrix akan digunakan sebagai dasar untuk membuat topik training yang dibutuhkan sehingga perusahaan dapat menjawab kebutuhan training bagi karyawan yang dapat 105

mengembangkan keterampilan dan kompetensi. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan untuk karyawan tetap pada Divisi Manufacturing. Karyawan tetap tersebut dibatasi untuk job title Technician/Field Operator hingga Supervisor setiap departemen. Departemen yang ditinjau adalah Departemen Production EOB 1, Production EOB 2, Utility, Maintenance, Quality Assurance, dan Engineering. Penyusunan training matrix merupakan bagian dari analisa kebutuhan pelatihan. Gomes [1] menyatakan bahwa analisa kebutuhan pelatihan bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan menentukan program pelatihan diperlukan atau tidak dalam sebuah perusahaan Terdapat tiga sumber dalam melakukan analisa kebutuhan pelatihan menurut Gomes [1] yaitu analisa organisasional, analisa pekerjaan, dan analisa individual. Sumber yang digunakan dalam penyusunan training matrix hanyalah analisa pekerjaan. Analisa pekerjaan menggunakan informasi dari job description dan hal ini yang menjadi perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Halim [2]. Job description mengidentifikasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab sebuah pekerjaan serta menggambarkan apa yang dilakukan, mengapa hal itu dilakukan, dimana dan bagaimana dilakukan (Mathis, et al. [3[). Informasi yang digunakan untuk menguraikan training matrix adalah tanggung jawab utama yang terdapat pada job description setiap job title. Tanggung jawab utama berfokus pada individu karyawan dalam melakukan pekerjaannya sehingga memudahkan untuk menguraikan menjadi technical competency dan knowledge. Hasil dan Pembahasan Perancangan training matrix akan menjadi acuan untuk penyusunan topik-topik training nantinya pada Divisi Manufacturing. Penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh Halim [2] yang membuat training standard berdasarkan data histori training yang dilakukan di perusahaan. Data histori tersebut kemudian disortir dan training diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu basic training, additional training, dan development training. Penggunaan data histori training membuat area kompetensi yang sebenarnya diperlukan karyawan tidak terdefinisikan secara jelas sehingga topik training yang diberikan hanya berdasarkan data histori tanpa menyesuaikan kebutuhan pelatihan yang sebenarnya diperlukan. Penyusunan training matrix berbeda dengan penyusunan training standard karena menggunakan analisa pekerjaan berdasarkan job description. Penggunaan informasi dari job description yaitu tanggung jawab utama digunakan dengan tujuan untuk menguraikan 106 secara rinci mengenai technical competency dan knowledge yang diperlukan karyawan dalam melaksanakan aktifitas kerjanya. Tanggung jawab utama berfokus pada individu karyawan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka sehingga akan memudahkan dalam penjabaran training matrix. Training matrix disusun untuk 13 departemen/section yang menguraikan technical competency dan knowledge setiap job title di setiap departemen untuk karyawan dengan job level Rank and File (grade 1-11) dan Supervisor (grade 12-15). Pembagian grade karyawan di perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1. Section yang termasuk dalam Departemen Production EOB 1 adalah Fatty Alcohol, Methylester, Tank Farm & PPH (Production, Packaging and Handling). Section yang termasuk dalam Departemen Production EOB 2 adalah Fatty Acid dan Fatty Alcohol. Section yang termasuk dalam Departemen Maintenance adalah Electrical, Instrument, Mechanical, Preventive Maintenance, Workshop. Departemen Quality Assurance, Utility, dan Engineering tidak terbagi dalam section. Pembagian departemen dan section divisi Manufacturing dapat dilihat pada Tabel 2 Training matrix disusun setiap job title di Divisi Manufacturing. Jumlah keseluruhan job title di Divisi Manufacturing sejumlah 68. Jumlah job title di Departemen Maintenance sebanyak 19, Production EOB 1 sebanyak 15, Production EOB 2 sebanyak 8, Quality Assurance sebanyak 4. Jumlah job title di Departemen Utility sebanyak 4 dan Departemen Engineering sebanyak 18. Penjabaran Technical Competency Tanggung jawab utama diuraikan menjadi technical competency sehingga dapat terdefinisikan secara jelas mengenai kemampuan teknikal yang dibutuhkan untuk mengerjakan setiap tanggung jawab utama. Technical competency yang diuraikan tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan knowledge nantinya. Technical competency diuraikan melalui proses brainstorming berdasarkan informasi dari internet, supervisor Departemen Human Resources sebagai pembimbing, dan observasi lapangan. Hasil penjabaran tersebut akan didiskusikan bersama pihak Superintendent setiap departemen karena mereka lebih memahami kondisi di lapangan. Diskusi dengan Superintendent membahas technical competency yang diperlukan untuk mengerjakan setiap tanggung jawab utama. Salah satu uraian technical competency dapat dilihat pada Tabel 3 untuk Departemen Maintenance EOB dengan job title Junior Mechanical Technician. Tanggung jawab pertama pada Tabel 3 menunjukkan bahwa technical competency yang diperlukan untuk mengerjakan tanggung jawab tersebut adalah mampu untuk memperbaiki dan merawat peralatan

mekanik. Pada job title Junior Mechanical Technician hanya dibatasi pada kemampuan untuk memperbaiki dan merawat equipment non critical. Pada job title yang lebih tinggi akan diperlukan kemampuan yang lebih tinggi lagi bukan hanya sekedar equipment non critical namun hingga equipment essential dan equipment critical. Equipment non critical adalah peralatan yang jika rusak tidak membahayakan, tidak mengganggu proses produksi, mempunyai unit cadangan, dan biaya perbaikan tidak mahal. Equipment essential adalah mesin yang karakteristiknya antara equipment non critical dan critical. Equipment critical adalah peralatan yang jika rusak dapat membahayakan, mengganggu proses produksi, biaya perbaikannya mahal, investasi mahal, dan waktu untuk perbaikan lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jabatan maka diperlukan kemampuan yang lebih tinggi. Pada tanggung jawab pertama diperlukan juga kemampuan untuk trouble shooting artinya job title tersebut tidak hanya mampu merawat dan memperbaiki namun diperlukan juga kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada peralatan khususnya equipment non critical. Kemampuan trouble shooting peralatan tentu sangat penting karena pada job title ini adalah orang-orang yang berada pada lapangan langsung dan bekerja dengan setiap peralatan. Tanggung jawab kedua pada job title ini membutuhkan kemampuan menggunakan sistem SAP pada komputer khususnya dalam hal input data. Data dari peralatan mekanik sebelum ataupun setelah perbaikan dan perawatan awalnya hanya dituliskan saja tanpa format tertentu. Hasil catatan tertulis tersebut kemudian akan dimasukkan dalam komputer melalui sistem SAP sehingga pihak lain dapat melihat kondisi yang terjadi. Informasi tersebut perlu tercantum dalam SAP karena merupakan informasi yang penting juga untuk departemen lainnya. Kemampuan untuk menggunakan SAP diperlukan karena jika karyawan tersebut tidak tahu menggunakannya maka informasi penting tersebut tidak dapat tersampaikan kepada pihak lainnya yang membutuhkan. Salah satu akibat yang dapat muncul adalah misalnya dengan Departemen Production ketika hendak mengoperasikan peralatan produksi berdasarkan data yang menyebutkan bahwa peralatan dalam keadaan normal padahal data tersebut salah. Salah satu contohnya adalah informasi SAP dari Departemen Maintenance menjelaskan bahwa valve dalam keadaan normal namun kenyataannya di lapangan valve dalam kondisi abnormal maka jalur produk menjadi kacau. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kesalahan jalur produk baik untuk jalur produk on-spec atau off-spec. Informasi yang salah tersebut dapat menyebabkan produksi tidak berjalan baik karena sebenarnya peralatan dalam keadaan abnormal dan perlu diperbaiki. Tanggung 107 jawab ketiga pada job title ini membutuhkan kemampuan untuk merapikan dan membersihkan area kerja. Hal ini diperlukan karena area kerja job title ini tidak berada pada satu area saja namun tersebar di beberapa tempat di dua pabrik. Setiap karyawan perlu merapikan dan membersihkan area kerjanya sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja. Tanggung jawab keempat menjelaskan bahwa sebagai Emergency Response Team (ERT) Member harus mampu menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) di area kerja. Kejadian gawat darurat salah satunya adalah kebakaran maka sebagai ERT Member ketika terjadi kebakaran di area kerja maka harus bertanggung jawab dan mengambil peran untuk mengatasi kebakaran tersebut. Kejadian gawat darurat sebenarnya tidak hanya mengenai kebakaran namun kejadian tumpahan bahan kimia harus segera ditangani oleh ERT Member. Hasil dari review tersebut akan dilanjutkan dengan diskusi bersama Superintendent kemudian akan ditinjau ulang bersama Departemen Human Resources bagian training. Penjabaran Knowledge Uraian technical competency yang sudah diperoleh dari Superintendent dan telah dilakukan review di Departemen HR bagian training menjadi dasar untuk menyusun knowledge yang diperlukan. Penyusunan knowledge dilakukan melalui proses brainstorming dan review bersama Departemen HR bagian training. Salah satu uraian knowledge dapat dilihat pada Tabel 3 untuk Departemen Maintenance EOB dengan job title Junior Mechanical Technician. Pengetahuan yang dibutuhkan pada technical competency untuk memperbaiki dan merawat equipment non critical adalah mengetahui jenis-jenis equipment non critical. Pengetahuan mengenai mengetahui jenisjenis equipment non critical perlu karena karyawan tersebut perlu mengidentifikasi apa saja yang termasuk dalam equipment non critical sehingga dengan demikian mampu untuk melakukan perawatan dan perbaikan peralatan. Pengetahuan mengenai jenis-jenis equipment non critical perlu ditunjang dengan pengetahuan tentang karakteristik peralatan sehingga tahu cara untuk memperbaiki dan merawat. Pelaksanaan aktivitas perawatan peralatan perlu dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah ditentukan sehingga akan memudahkan karyawan ketika melakukan perawatan. Prosedur perawatan menjelaskan mengenai cara-cara untuk perawatan peralatan, periode perbaikan, dan peralatan yang digunakan. Sedangkan untuk aktivitas perbaikan lebih berfokus pada pengetahuan untuk trouble shooting ketika peralatan dalam keadaan abnormal. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan SAP pada komputer khususnya dalam hal input data adalah pengetahuan mengenai SAP. SAP memiliki banyak jenis namun secara khusus untuk Departemen

Maintenance adalah SAP Modul Plant Maintenance. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas merapikan dan membersihkan area kerja adalah prinsip 5R. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan APAR adalah penggunaan alat pemadam kebakaran dan perlu tahu letak APAR di area kerja karena jika terjadi kebakaran dapat langsung segera menuju lokasi APAR dan menggunakannya sesuai prosedur. Prosedur tanggap darurat sebenarnya menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan baik terjadi kebakaran maupun tumpahan bahan kimia. Pemetaan Knowledge Departemen Uraian knowledge yang telah melalui proses review dibentuk menajdi sebuah pemetaan sehingga dapat memberi gambaran secara ringkas mengenai kebutuhan knowledge setiap job title pada setiap departemen. Pemetaan ini menjadi acuan bagi Departemen Human Resources dalam memebrikan materi pelatihan kepada karyawan sehingga terfokus pada kebutuhan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Pemetaan knowledge untuk Departemen Maintenance sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 1. Pembagian grade karyawan Grade Job Level 1-11 Rank and File 12 15 Supervisor 16 17 Assistant Manager / Superintendent 18-19 Manager 20-22 Top Management Pemetaan Knowledge Antar Departemen Pemetaan knowledge juga dibuat untuk antar departemen dengan membuat daftar knowledge yang dibutuhkan antara satu departemen dengan departemen lainnya. Pemetaan ini dapat membantu Departemen Human Resources dalam menyusun materi training nantinya karena pelaksanaan training dapat dilakukan secara bersamaan antar departemen karena knowledge yang sama. Sebuah knowledge tidak hanya dibutuhkan satu departemen namun beberapa departemen. Sebagai contoh adalah knowledge tentang PFD (Process Flow Diagram) dan P&ID (Piping and Instrumentation Diagram) yang diperlukan untuk beberapa job title di Departemen Maintenance, Production EOB 1, Production EOB 2, Utility, dan Engineering. Pemetaan knowledge antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 2. Departemen dan section divisi Manufacturing DEPARTEMEN SECTION Fatty Alcohol Methylester Production EOB 1 Tank Farm & PPH Fatty Acid Production EOB 2 Fatty Alcohol Electrical Instrument Mechanical Maintenance Preventive Maintenance Workshop Quality Assurance - Utility - Engineering - 108

Jenis Spare Part Gambar Teknik Prosedur Tanggap Darurat Penggunaan Alat Pemadam SAP Maintenance Equipment Non Critical Equipment Non Critical Equipment Non Critical Equipment Non Critical Prinsip 5R Standar ASME Peraturan Lembur Sitanggang, et al. / Penyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Tabel 3. Uraian technical competency dan knowledge departemen maintenance untuk job title junior mechanical technician NO TANGGUNG JAWAB UTAMA TECHNICAL COMPETENCY KNOWLEDGE 1 Melakukan perbaikan dan perawatan peralatan mekanik di area pabrik Mampu memperbaiki dan merawat equipment non critical dengan benar Jenis dan tempat equipment non critical. berdasarakan permintaan ataupun sesuai permintaan atau periode masing-masing periode preventive maintenance untuk preventive maintenance. equipment non critical. memastikan peralatan tersebut Mampu melakukan troubleshooting equipment non berfungsi secara normal. pada equipment non critical critical Trouble shooting equipment non critical 2 Melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dari peralatan mekanik sebelum ataupun setelah perbaikan dan perawatan. 3 Melaksanakan budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di seluruh area kerjanya 4 Bertindak sebagai Emergency Response Team Member. Mampu menggunakan komputer (sistem SAP) dalam hal input data. Mampu memelihara kerapian dan kebersihan di area kerjanya Mampu menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di area kerja. Mampu memadamkan kebakaran dengan anggota ERT lainnya. Mampu mengatasi tumpahan kimia. SAP modul plant maintenance Prinsip 5R Letak APAR di area kerjanya Prosedur tanggap darurat Penggunaan alat pemadam kebakaran Tabel 4. Pemetaan knowledge departemen maintenance section mechanical DEPARTEMEN MAINTENANCE KNOWLEDGE JOB TITLE MECHANICAL Junior Mechanical Technician 109

MAINTENANCE Junior PM Technician Senior PM Technician PM Engineer Pipe Fitter PROD. EOB 1 Fatty Alcohol Field Operator Fatty Alcohol Senior Field Operator Methylester Field Operator Methylester Senior Field Operator Tank Farm Field Operator Tank Farm Senior Field Operator PPH Field Operator PROD. EOB 2 Fatty Alcohol Field Operator Fatty Alcohol Senior Field Operator Fatty Acid Field Operator Fatty Acid Senior Field Operator UTILITY Utility Field Operator Utility Senior Field Operator ENGINEERING Safety Engineer Senior Electrical Engineer Junior Instrument Engineer Instrument Engineer Senior Instrument Engineer Senior Mechanical Engineer Junior Process Engineer Process Engineer Senior Process Engineer Jenis Spare Part Gambar Teknik Prosedur Tanggap Darurat Penggunaan Alat Pemadam SAP Maintenance Equipment Non Critical Equipment Non Critical Equipment Non Critical Equipment Non Critical Prinsip 5R Standar ASME Peraturan Lembur Sitanggang, et al. / Penyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Tabel 4. Pemetaan knowledge departemen maintenance section mechanical (sambungan) DEPARTEMEN MAINTENANCE KNOWLEDGE JOB TITLE MECHANICAL Mechanical Technician Senior Mechanical Technician Mechanical Supervisor Tabel 5. Pemetaan knowledge antar departemen JOB TITLE KNOWLEDGE PFD P&ID 110

Simpulan Prosedur pelaksanaan training di perusahaan saat ini berdasarkan permintaan user kepada Departemen Human Resources (HR) untuk mengadakan training. Departemen HR hendak menyusun topik training yang diperlukan untuk karyawan Divisi Manufacturing maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan training matrix yang menjadi dasar penyusunan topik training nantinya. Training matrix menjabarkan technical competency dan knowledge yang diperlukan setiap job title pada Divisi Manufacturing untuk melaksanakan tanggung jawab utama. Training matrix disusun untuk 13 departemen/ section yang menguraikan technical competency dan knowledge setiap job title di setiap departemen untuk karyawan dengan job level Rank and File (grade 1-11) dan Supervisor (grade 12-15). Jumlah keseluruhan training matrix untuk setiap job title di Divisi Manufacturing sejumlah 68 training matrix. Jumlah training matrix untuk setiap job title di Departemen Maintenance sebanyak 19, Production EOB 1 sebanyak 15, Production EOB 2 sebanyak 8, Quality Assurance sebanyak 4. Jumlah training matrix untuk setiap job title di Departemen Utility sebanyak 4 dan Departemen Engineering sebanyak 18. Pemetaan knowledge disusun untuk setiap departemen dan antar departemen yang menggunakan knowledge yang sama sehingga dapat menjadi acuan bagi Departemen Human Resources dalam mengawasi terpenuhinya kebutuhan knowledge karyawan. Pemetaan knowledge disusun untuk setiap departemen dan antar departemen yang menggunakan knowledge yang sama sehingga dapat menjadi acuan bagi Departemen Human Resources dalam mengawasi terpenuhinya kebutuhan knowledge karyawan. Daftar Pustaka 1. Gomes. F.C.,2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Andi Offset 2. Halim, Imannuel., 2013, Standarisasi Training Untuk Setiap Job Title di PT Ecogreen Oleochemicals Batam, Surabaya : Universitas Kristen Petra. 3. Mathis, R.L., John, H.J., 2010, Human Resouces Management, 13 th edition, New York : McGraw- Hill/Irwin. 111

112