TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Kedelai

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

PENDAHULUAN. padi begitu besar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN BENIH VUB PADI

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

TEKNOLOGI PERBENIHAN PADI SAWAH

BAB II TINJUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

karbohidrat asal beras. Bahan sumber karbohidrat lain belum secara umum digunakan.

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Kasar pada sebelah bawah daun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE

PEMULIAAN TANAMAN. Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. tanaman non-pangan serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan,

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

1 SET A. INDIVIDU PETANI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Ordo Genus Species : Plantae : Spermathophyta : Monocotyledonae : Angiospermae : Oryza Linn : Oriza sativa L (Aak, 2006 ). Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu : 1. Bagian vegetatif, yaitu terdiri dari akar, batang dan daun. 2. Bagian generatif, yaitu tediri dari malai atau bulir bunga dan bunga, buah dan bentuk gabah. Padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup dengan baik didaerah beriklim panas yang lembab ( Pitojo, 2003). Dalam budidaya tanaman padi, pembenihan merupakan salah satu faktor pokok yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut sangat menentukan bearnya

produksi. Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Aak, 2006). Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan benih sumber per hektar diperkirakan sebanyak 10 Kg benih penjenis untuk menghasilkan benih dasar, 25 Kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok dan 25 Kg benih pokok untuk menghasilkan benih sebar 50 Kg (Wirawan dan Wahyuni, 2002). Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari : 1). Keadaan fisik benih meliputi : a. Kebersihan benih terhadap gabah hampa, setengah hampa, potongan jerami, kerikil dan tanah, kotoran dan benda lain serta hama gudang. b. Warna gabah hendaklah sesuai dengan aslinya, yaitu cerah dan bersih. Ada kemungkinan terdapat warna yang berbeda, misalnya hijau, hitam. Hal ini dapat terjadi pada benih yang kemasakannya tidak seragam, gangguan lingkungan atau berbeda varietas. Terjadinya warna lain itu juga bisa disebabkan penanaman jatuh pada musim hujan. 2). Kemurnian Benih. Mengenal kemurnian benih ini sebenarnya ada kaitannya dengan genetic atau sifat keturunan yang ada pada benih. Namun kemurnian benih tersebut dapat dilihat dari bentuk gabahnya ( Aak, 2006 ).

Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para penangkar benih atau kebun-kebun benih. Selain itu, masih ada benih pokok ( stock seed ) yang dihasilkan dan disebarkan oleh balai-balai benih serta benih dasar / foundation seed (Prasetyo, 2003 ). Varietas yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit. Nama-nama varietas padi unggul yang dianjurkan untuk diproduksi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Beberapa Varietas Padi Sawah Yang Direkomendasikan. Varietas (Tahun Dilepas) Umur (Hari) Hasil (Ton/Ha) Rasa Nasi Toleransi Terhadap Hama dan Penyakit Kruing Aceh ( 81) 125-135 4,5-5,5 Sedang HDP Ciliwung ( 88) 120 5,0-8,0 Enak VT Barumun ( 91) 125-123 5,0-6,0 Pera HDB,VT Cibodas ( 95) 123 6,9 Sedang HDB Memberamo ( 95) 120 6,5-7,0 Enak WCk,Vt Maros ( 96) 120 6,0-6,5 Sedang WCk2,HDB Batang Anai ( 96) 115 4,0-10,0 Pera WCk,HDB Digul ( 96) 125 5,0-7,0 Pera WCk,HDB Cilosari ( 96) 120 5,0-6,5 Enak HDB3 Cirata ( 96) 115-125 3,0-5,0 Sedang - Way Apo Buru ( 98) 125 6,0-8,0 Enak WCk,HDB Towuli ( 99) 115-125 5,0-7,0 Enak WCk,HDB Widas ( 99) 120 5,0-7,0 Enak WCk-1,2,3,HDB Ketonggo ( 99) 120 5,0-6,0 Ketan WCk-2,3,HDB IR 36 ( 78) 110-120 4,5-5,0 Pera HDB IR 64 ( 86) 115 5,0-7,0 Enak - IR 66 ( 89) 110-120 4,5-5,0 Sedang HDB,VT IR 74 ( 91) 110-115 4,5-7,0 Sadang HDB,VT Sumber : Balai Penelitian Tanaman Pangan, 2006 Keterangan : WCk-1,2,3 = Wereng cokelat boitip 1,2,3 VT = Virus tungro HDB = Hawar daun

Pengolahan benih merupakan tahap transisi antara produksi dan penyimpanan atau pemasaran benih. Tahap ini cukup menentukan karena benih dapat tidak bermanfaat jika salah dalam pengolahannya. Prinsip umum pengolahan benih adalah memproses calon benih menjadi benih dengan tetap mempertahankan mutu yang telah dicapai. Pengolahan benih tidak dapat meningkatkan mutu benih secara individual, tetapi secara populatif. Secara populatif, mutu benih dapat ditingkatkan melalui dua cara yaitu : 1). Separation, yakni memisahkan benih dari sumber kontaminan seperti benih gulma, benih tanaman lain dan kotoran benih. 2). Upgrading, yakni memilah benih dari benih yang kurang bermutu, misalnya berukuran kecil atau tidak seragam. Dengan pemisahan dan pemilahan benih, akan diperoleh benih yang murni dan hidup (pure live seed) dengan total jumlah yang lebih rendah dari jumlah benih hasil panen. Perbandingan jumlah benih hasil pengolahan dengan jumlah calon benih hasil panen dinamakan rendemen. Nilai rendemen sangat ditentukan oleh jenis benih dan efektifitas pengolahan. Semakin efektif pengolahan yang dilakukan, semakin tinggi nilai rendemen yang berarti semakin kecil nilai kehilangan pascapanennya (post harvest losses). Adapun efektifitas pengolahan ditentukan oleh alur atau jalur pengolahan dan penggunaan alat-alat pengolahan benih yang tepat ( Wirawan dan Wahyuni, 2002 ). Cara pengolahan benih padi yang tepat adalah Benih sumber yang akan digunakan untuk pertanaman produksi benih harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan dipoduksi. Untuk memproduksi benih kelas FS misalnya, berarti benih sumbernya adalah klas BS (Breeder Seed/benih penjenis/ benih label

kuning), sedangkan untuk memproduksi benih kelas SS/BP/benih label ungu boleh menggunakan benih kelas FS atau BS. Pemeriksaan benih sumber mencakup sertifikasi benih yang berisi informasi mengenai asal benih, varietas, tanggal panen maupun mutu benih (daya kecambah, kadar air, dan kemurnian fisik benih). Informasi ini diperlukan untuk menentukan perlakuan benih (jika dipelukan) sebelum benih disemai maupun sebagai kelengkapan untuk proses pengajuan sertifikasi benih berikutnya. Teknik budidaya padi untuk benih sumber menggunakan pendekatan PTT (Pengolahan Tanah Terpadu), semua komponen PTT sangat dianjurkan dalam memproduksi benih sumber bermutu mulai dari pengilahan tanah, persemaian, penggunaan benih bermutu, sistem tanam, pengairan, pemupukan, pengendalian Hama dan penyakit dan panen. Lahan unutk lokasi perbenihan sebaiknya lahan bera atau bekas pertanaman padi varietas yang sama. Lahan harus dalam kondisi yang subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik, bebas dari sisa-sisa tanaman (singgang) atau varietas lain. Isolasi jarak minimal antara dua varietas yang berbeda adalah tiga meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu pembungaan yang berbeda bagi pertanaman dari varietas yang umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar empat minggu. Lokasi untuk persemaian sebaiknya bekas lahan bera atau tanaman selain padi atau dengan cara pengolahan tanah sempurna dengan diikuti pembersihan lokasi. Teknik pembuatan persemaian : Luas persemaian adalah 4 % dari luas areal pertanaman atau sekitar 400 m untuk tiap hektar pertanaman.pupuk boksi secukupnya dan pupuk kimia yang

digunakan untuk persemaian adalah Urea, SP -36 dan KCL masing masing dengan takaran 15 g/m.sebelum di sebar benih direndam terlebih dahulu selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam.benih yang mulai berkecambah ditabur di persemaian dengan kerapatan 25-50 g/m atau 0,5 1 kg per 20 m. ( Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Unit Produksi Benih Sumber, 2007 ) Landasan Teori Kata Produktivitas merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu Productivity. Productivity = Product + Activity yang berarti kegiatan untuk menghasilkan sesuatu (Barang atau Jasa). Produktivitas tinggi kalau kegiatan untuk menghasilkan produk (barang/jasa) lebih banyak/tinggi. Artinya produktivitas dikatakan meningkat kalau bisa menghasilkan lebih banyak dalam jangka waktu yang sama, atau kalau bisa menghasilkan sama banyak dalam jangka waktu yang lebih singkat. Dari persamaan itu tampak bahwa ada dua cara untuk meningkatkan produktivitas: 1. Meningkatkan nilai yang dihasilkan, atau 2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan, atau tingkat hasil yang diperoleh seseorang. Orang yang produktivitasnya tinggi adalah orang yang mencapai banyak hasil dalam hidupnya. Semakin tinggi tingkat produktivitasnya berarti semakin banyak hasil yang dicapai ( Steve Paulina, 2006 ). Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama didalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.

Perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. Elemen - elemen produksi tersebut berupa : tanah, kapital, buruh, & organisasi. Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin & hari esok lebih baik dari hari ini. (www.dewan Produktivitas Nasional.com, 2008). Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan distribusi pertanian dikatakan sebagai kegiatan yang produktif sebab distribusi pertanian dapat meningkatkan guna waktu ( time utility ), guna tempat ( place utility ), guna bentuk (form utility) dan guna kepemilikan ( possession utility ). Guna waktu artinya produk pertanian dapat tersedia bagi konsumen pada setiap waktu. Untuk meningkatkan guna waktu harus dilakukan aktivitas penyimpanan yang membutuhkan biaya penyimpanan (storage coast). Untuk meningkatkan guna tempat diperlukan pengangkutan yang membutuhkan biaya pemindahan ( transfer coast ) dan untuk meningkatkan guna bentuk dari produk pertanian diperlukan pengolahan yang membutuhkan biaya pengolahan ( processing coast ). Komoditi pertanian yang mengalami peningkatan guna tempat, waktu dan guna bentuk ini baru bisa memenuhi kebutuhan konsumen, apabila sudah terjadi pemindahan hak milik dari produsen ataupun lembaga pemasaran kepada konsumen. Agar terjadi pemindahan hak milik harus dilakukan transaksi yang membutuhkan biaya transaksi ( transaction coast ) (Sudiyono, 2004). Demikian agen benih padi memenuhi kebutuhan petani benih tersebut harus mengalami peningkatan guna tempat, guna waktu dan guna bentuk.

Masalah dalam pendistribusian benih padi bervariasi menurut komponen perbenihannya. Prapenangkar menilai bahwa harga calon benih terlalu rendah dan disamakan dengan gabah yang akan dikonsumsi, disamping tidak ada penggolongan status mutu calon benih mereka oleh pedagang yang mengolah dan membeli calon benihnya. Pengadaan calon benih padi juga terbatas karena ketersediaan benih sumber yang terbatas pula. Pedagang yang mengolah benih dan penangkar benih mempermasalahkan keterlambatan label yang kadangkadang terjadi oleh BPSB sehingga memperlambat pendistribusian benih, disamping sulitnya memperoleh sumber benih sehingga sulit pula untuk memenuhi permintaan pasar akan benih. Pendistribusian benih dalam hal ini KUD juga menghadapi masalah berupa keterbatasan kemampuan professional dalam pemasaran benih (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Kerangka Pemikiran Benih padi di Indonesia masih di letakkan dalam hak-hak mutlak badanbadan pemerintahan. Dengan hak tersebut pemerintah yang berhak menentukan varietas yang akan direkomendasikan sesuai dengan syarat-syarat yang berpatokan pada prosedur dan standart yang telah ditetapkan sesuai dengan uji laboratories. Dan yang bertugas dalam hal ini adalah Pusat Balai Penelitian Tanaman Pangan ( PBPTP ) yaitu instansi yang telah ditentukan, dan berada dalam pengawasan pemuliaan tanaman. Instansi ini menghasilkan benih penjenis (Breeder Seed), benih ini jumlahnya sedikit dan merupakan sumber perbanyakan benih dasar dan benih ini masih murni.

Setelah varietas yang dihasilkan memenuhi syarat-syarat kestandaran benih Pusat Balai Penelitian Tanaman Pangan merekomendasikan benih tersebut kepada Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan yang diperbanyak dari benih penjenis menghasilkan benih dasar ( foundation Seed ) dan benih pokok (stock seed). Dimana benih dasar merupakan perbanyakan dari benih penjenis dengan tingkat kemurnian yang tinggi, terpelihara identitas genetisnya, dibawah pengawasan dan bimbingan yang ketat. Sedangkan benih pokok merupakan benih yang diperbanyak dari benih dasar. Perbanyakan ini dilakukan dengan memperhatikan tingkat kemurnian varietas, memenuhi standart dan mutu yang telah ditetapkan dan disertifikasi oleh instansi yang berwenang. Kemudian selanjutnya benih-benih dasar dan pokok yang telah disertifikasi di serahkan kepada dinas pertanian provinsi yang kemudian diperbanyak menjadi benih sebar, yang kemudian akan disebarkan kepada Petani dengan menjaga tingkat kemurnian varietas yang memenuhi standart mutu benih yang telah ditetapkan dan telah disertifikasi sebagai benih besar oleh Subdirektorat Pengawasan Mutu dab sertifikasi Benih melalui Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih ( BPSB ). Dalam penggunaan benih ini petani mempunyai sumber benih yang beraneka ragam, dimana petani dapat membuat benih sendiri, memperoleh benih dari penangkar dengan membelinya dari kios tani atau koperasi dan benih dari pemerintah itu sendiri yaitu yang dihasilkan oleh PT. Pertani dan balai Benih Perum Sang Hyang Seri. Jumlah produksi dan produktivitas dapat diketahu setelah adanya hasil yang dicapai yaitu melalui panen berikutnya dimana antara perbedaan pendapatan

yang diterima oleh petani dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh setelah menghitung biaya produksi yang telah dikeluarkan dalam berproduksi. Perbandingan produktivitas dan pendapatan usahatani petani padi sawah dengan penggunaan benih dari berbagai sumberpun dapat terlihat dengan jelas, apakah perbedaaan itu mencolok yaitu antara tinggi atau rendah.

berikut : Untuk lebih mengarahkan penelitian dibuat kerangka pemikiran sebagai Petani Padi Sawah Benih Padi Sawah Benih Sendiri Penangkar Balai Benih Perum Sang Hyang Seri dan PT. Pertani Produksi Produktivitas Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan Usahatani Keterangan : : Benih Yang Digunakan : Sumber Benih : Proses Produktivitas : Biaya yang dipergunakan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian 1. Ada perbedaan produktivitas padi sawah berdasarkan sumber benih yang digunakan di daerah penelitian. 2. Ada perbedaan pendapatan bersih usahatatani padi sawah berdasarkan sumber benih yang digunakan.