BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

: RUSLI HABIBIE :

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB VII P E N U T U P

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN... I-1

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M.

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

BAB II PERENCANAAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

Lampiran Meningkatnya cakupan

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

RENCANA STRATEJIK TAHUN

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

Transkripsi:

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mengenai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disamping itu juga memperhatikan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP Tahun 2012 merupakan Laporan Kinerja Tahun Kedua dari RPJMD 2011-2015. Laporan ini mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada setiap misi dalam RPJMD, disertai pembandingan dengan realisasi tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran. Untuk keutuhan informasi, pada laporan ini juga terlampir Penetapan Kinerja Tahun 2012 dan Pengukuran Kinerja 2012. Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada seberapa jauh capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu perbandingan antara realisasi tahun berjalan versus realisasi n-1, realisasi tahun berjalan versus target di Renstra, % capaian Versus Standar yang berlaku, termasuk dengan standar nasional yang terkait. Hasil pengukuran kinerja disajikan menurut kelompok Kinerja Utama yang bersifat makro dan capaian sasaran organisasi secara keseluruhan. Dalam rangka memberikan kesimpulan pengukuran kinerjanya, Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan kategorisasi pencapaian kinerja berdasarkan capaian rata-rata atas indikator kinerja menjadi empat kategori sebagai berikut : Wadja sampai kaputing 26

Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian I Lebih dari 100 % Sangat Berhasil II Diatas 90 % sampai dengan 100 % Berhasil III Diatas 80 % sampai dengan 90 % Cukup Berhasil IV Sampai dengan 80 % Kurang Berhasil Hasil pengukuran secara mandiri (self assessment) terhadap 15 (Lima belas) sasaran strategis mencakup 79 indikator kinerja utama menunjukan bahwa sebagian besar capaian kinerja sasaran Berhasil yaitu 92,58%, sedangkan 8 Indikator Utama menunjukan bahwa sebagian besar capaian kinerja Sangat Berhasil yaitu 106,10%. Capaian ini adalah tidak terlepas dari kontribusi dan komitmen seluruh komponen dan perangkat daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Pengungkapan capaian kinerja sasaran dilakukan secara berurutan seperti urutan pada RPJMD dan RKPD, yaitu mulai dari misi, tujuan, sasaran, dan program prioritas. A. Capaian Atas Kinerja Makro Keberhasilan pencapaian Kinerja utama tahun 2012 diukur melalui 8 (delapan) indikator makro yang tertuang dalam sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat, dengan rincian target dan realisasi indikator makro sebagaimana pada tabel 1. Tabel 1 Capaian Kinerja Makro 2012 No Indikator Target 2012 Realisasi 2012 % Capaian 1 Pertumbuhan ekonomi 5,68 5,73 100,88 2 PDRB Per Kapita (Adhk) 9,4 9.081.408 96,61 3 Laju Inflasi 5,2 5,96 87,24 4 Indeks GINI 0,21 0,35* 166,66 5 Tingkat pengangguran terbuka 6,60 4,32 152,77 6 Tingkat Kemiskinan 4,15 5,01 82,87 7 Indeks Pembangunan Manusia 70,5 70,44* 99,91 8 Tingkat pertumbuhan penduduk 1,59 2,57 61,86 Rata-rata capaian 106,10 *) data sementara Wadja sampai kaputing 27

Kinerja utama yang diukur melalui 8 indikator bersifat makro telah merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penghitungan menurut angka absolute secara umum menunjukkan adanya peningkatan kinerja pada tahun 2012 di beberapa indikator dan penurunan kinerja di beberapa indikator sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Perbandingan realisasi Indikator kinerja makro sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 serta perbandinganya dengan target RPJMD disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Realisasi Indikator Kinerja Makro tahun 2011-2012 No Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Target RPJMD 2010 2011 2012 2012 2015 1 Pertumbuhan ekonomi 5,9 6,12 5,73 6,04 6,0-6,9 2 PDRB Per Kapita (Adhk) 8.400.000 8.801.291 9.081.408 9,4 9,2-10,6 3 Laju Inflasi 9,06 3,98 5,96 5,2 5,0-7,0 4 Indeks GINI 0,24 0,35 0,35* 0,21 0,22-0,18 5 Tingkat pengangguran terbuka 6,75 5,62 4,32 6,60 6,62-6,50 6 Tingkat Kemiskinan 5,21 5,35 5,01 4,15 4,25-3,99 7 Indeks Pembangunan Manusia 69,2 70,44 70,44* 70,5 70-74 8 Tingkat pertumbuhan penduduk 1,98 1,89 2,57 1,59 1,60-1,40 Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 5,73% yang diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sebagaimana terlihat pada indikator PDRB Per Kapita yang meningkat, dan tingkat kemiskinan yang menurun. Dibandingkan tahun 2011 Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp 34,42 triliun sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 32,55 triliun, bila dilihat berdasarkan harga berlaku PDRB Kalimantan Selatan tahun 2012 naik sekitar 7,7 triliun rupiah lebih yaitu Rp 68,19 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 75,92 triliun tahun 2012. Dengan pertumbuhan tertinggi di sektor bangunan sebesar 9,85% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,64%, ditahun 2012 sektor tersier tumbuh sangat baik disbanding sektor primer dan sekunder. Wadja sampai kaputing 28

Besaran PDRB Kalimantan Selatan selama tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 68,23 Triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp 32,55 triliun. PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai Rp 8.801.291 sementara PDRB perkapita (adhk) tahun 2011 sebesar Rp 8.801.291,- Tingkat Inflasi tahun 2012 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011, yaitu : dari 3,98 di tahun 2011 menjadi 5,96 di tahun 2012, namun hal tersebut masih dalam koridor target di RPJMD. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan dari data Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 yaitu 5,01% jauh mengalami peningkatan yang sangat baik jika dibanding tahun 2011 yaitu 5,35%, yang secara bertahap terus mengalami kemajuan dalam pemberantasan kemiskinan, hal ini sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak ingin secara instan melakukan penurunan angka kemiskinan, karena dikhawatirkan nantinya ada masyarakat miskin di Provinsi Kalimantan Selatan yang termarginalkan atau terpinggirkan. Secara Nasional dilihat dari Persentase Penduduk Miskin, Provinsi Kalimantan Selatan menduduki posisi ke 2 (dua) terendah dari seluruh Provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta, dari jumlah penduduk miskin yang ada secara regional Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan berada di atas Provinsi Kalimantan Timur dilihat dari sedikitnya jumlah penduduk miskin. Untuk Indikator Indeks Gini dan Indeks Pembangunan Manusia menggunakan data capaian sementera dikarenakan BPS Provinsi Kalimantan Selatan belum mengeluarkan data resmi. Capaian atas indikator kinerja makro sebagaimana tercantum pada tabel diatas secara umum menunjukan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Penjelasan secara lengkap menyangkut capaian kinerja secara keseluruhan terhadap sasaran-sasaran organisasi di jelaskan lebih lanjut pada point B berikut ini. Wadja sampai kaputing 29

B. Capaian Sasaran Organisasi MISI PEMBANGUNAN DAERAH A. MISI I : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu sasaran pertama adalah Meningkatkan toleransi antar umat beragama ; sasaran kedua adalah Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat ; dan sasaran ketiga adalah Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah. 1. Sasaran : Meningkatkan toleransi antar umat beragama Dalam konteks ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memaknai perkembangan dan pertumbuhan pemeluk agama maupun ketersediaan sarana prasarana serta kegiatan sosial keagamaan tidak sekadar mewujudkan kenyamanan pemeluk dalam menjalankan ibadahnya, tetapi menjadikan ranah agama sebagai pemahaman penyeimbang dampak buruk dari gerusan budaya-budaya global yang destruktif dan demokrasi yang semakin menggeliat. Keberhasilan capaian kinerja tahun 2012 atas sasaran Meningkatkan toleransi antar umat beragama diukur melalui 7 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 3 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti 2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK) 3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif 4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan 5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan 6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama % Capaian % 100 100 100,00 Buah 1 1 100,00 Buah 1 1 100,00 % 60 60 100,00 % 7,3 NA NA Kali 1 1 100,00 Wadja sampai kaputing 30

7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti % 60 60 100,00 Rata-rata capaian 85,71 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatkan toleransi antar umat beragama adalah sebesar 85,71% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan utama : a. Peningkatan pembinaan sosialisasi monitoring dan kerjasama dengan forum pembauran kebangsaan (FPK) Kabupaten/Kota. b. Gelar budaya dalam rangka peningkatan wawasan kebangsaan antar etnis dan suku bangsa se Kalimantan Selatan. c. Forum komunikasi wawasan kebangsaan dan pembauran bangsa se Kalimantan Selatan Program Pemeliharaan Kantrantib-masyarakat dalam pencegahan tindak kriminal dengan kegiatan utama : a. Tim pelaksana koordinasi komunitas intelijen daerah (Kominda) Provinsi Kalimantan Selatan. b. Peningkatan kemampuan aparatur dalam mendeteksi dini terhadap ancaman keamanan dan ketentraman di daerah. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 4 Realisasi Kinerja 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti Kinerja Naik/Turun % 100 100 Tetap Wadja sampai kaputing 31

2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK) 3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif 4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan 5 peningkatan lembaga pendidikan keagamaan 6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama 7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti Buah 1 1 Tetap Buah 1 1 Tetap % 60 60 Tetap % 4,7 NA NA kali 1 1 Tetap % 60 60 Tetap Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 5 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, 2 Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK) Sekretariat bersama 3 antar umat beragama yang aktif Persentase peningkatan 4 lembaga sosial keagamaan 5 6 7 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan Frekuensi pertemuan antar umat beragama Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti Target RPJMD 2012 2015 % 100 100 100 100 100 Buah 1 1 1 NA NA Buah 1 1 1 1 1 % 60 60 60 80 100 % 5 4,7 NA 7,3 85 Kali 1 1 1 2 8 % 60 60 60 95 100 2. Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat diukur melalui 12 indikator Wadja sampai kaputing 32

dengan target, realisasi dan capaiannya sebagaimana pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 % No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1 Persentase menurunya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial % 1,5 1,5 100,00 2 Persentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik % 30 30 100,00 3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 95 95 100,00 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 3 100,00 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 100,00 6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana % 28 28 100,00 7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah % NA NA NA 8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa % NA NA NA 9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti % 0.56 0.56 100,00 10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani % 2.78 2.78 100,00 11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar Unit 5 5 100,00 12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti % 97,93 97,93 100,00 Rata-rata capaian 83,33 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat adalah sebesar 83,33% yang berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan utama : a. Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi anak Terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal. b. Peningkatan kualitas pelayanan saran dan prasarana rehab kesejahteraan sosial bagi PMKS. Wadja sampai kaputing 33

c. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa. d. Pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia. Program Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga dengan kegiatan utama : a. Kegiatan invitasi olahraga Basket b. Kegiatan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga. c. Kegiatan pembinaan dan pengembangan BAPOPSI. Program Tanggap Darurat dengan kegiatan utama : a. Penanganan Bencana selama tahun 2012 b. Pengarahan tim reaksi cepat pada setiap kejadian dalam rangka penyelamatan, bantuan darurat pada saat terjadi bencana. c. Pelaksanaan penyerahan bantuan kepada korban bencana selama tahun 2012 sebesar Rp. 2.236.947.000,- Indikator Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial pada tahun 2012 terealisasi sebanyak 1.375 keluarga dari keseluruhan remaja keluarga fakir miskin yaitu 91.688 keluarga, dikatakan tercapai target tahunan, sedangkan realisasi 2012 melebihi target RPJMD 2011-2015 yang sebanyak 125 Keluarga atau 0,13% dari total remaja keluarga fakir miskin. Indikator Persentase remaja keluarga miskin yang sekolah dan indikator Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa tidak dapat terpenuhi pencapaiannya disebabkan indikator baru. Indikator Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti tahun 2012 terealisasi sebesar 0,56 % atau sebanyak 170 lansia terlantar yang ditampung panti dari total 30.291 lansia terlantar, dikatakan tercapai target tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 0,56 %. Indikator Persentase fakir miskin penyandang cacat yang tertangani telah mencapai target tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 2,78 %, terealisasi sebesar 2,78 % atau 545 orang dari total fakir miskin penyandang cacat sebanyak 19.621 orang. Wadja sampai kaputing 34

Program tanggap darurat bencana dengan sasaran pengkajian, pemantauan, pemberian bantuan dan penyelamatan tanggap darurat bencana dengan tujuan tertanganinya korban bencana 1x24 jam. Target tersebut telah diwujudkan dengan tertanganinya korban bencana 1x24 jam, yang diwujudkan dengan : a. Penanganan bencana selama 2012 yang terdiri dari : Bencana alam 75 kejadian, terdiri atas banjir/rob 13 kali, tanah longsor 2 kali, angin ribut 49 kali dan kekeringan 10 kali. Jumlah korban 8.403 KK (25.554 jiwa) dengan 10 orang meninggal dan 12 orang luka. Kerusakan rumah: 41 rusak total, 157 rusak berat, 86 rusak sedang dan 388 rusak ringan. Bencana sosial 442 kejadian, terdiri atas kebakaran 442 kali. Jumlah korban 856 KK (2.951 jiwa) dengan 7 orang meninggal dan 23 orang luka. Kerusakan rumah: 206 rusak total, 257 rusak berat, 68 rusak sedang, 87 rusak ringan. b. Pengarahan Tim Reaksi Cepat (TRC) pada setiap kejadian dalam rangka penyelamatan, bantuan darurat pada saat terjadi bencana. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 7 Realisasi Kinerja 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 1 Persentase menurunya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial Kinerja Naik/Turun % 1,5 1,5 Tetap 2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah % 30 30 Tetap panti dalam keadaan baik 3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 95 95 Tetap 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 3 Tetap 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 Tetap 6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana % 28 28 Tetap 7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah % NA NA NA 8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa % NA NA NA Wadja sampai kaputing 35

9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti 10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani 11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar 12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti % 0,56 0,56 Tetap % 3,15 2,78 Tetap Unit 5 5 Tetap % 97,93 97,93 Tetap Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 8 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Persentase menurunya remaja keluarga fakir miskin % 0 1,5 1,5 0,26 0,65 penyandang masalah sosial 2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam % NA 30 30 30 NA keadaan baik 3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai NA 95 95 95 95 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah NA 3 3 3 3 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100 100 100 100 100 6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam % 20 28 28 30 60 penanggulangan bencana 7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah % NA NA NA NA NA 8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan % NA NA NA NA NA beasiswa 9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti % 0 0,56 0,56 0,8 2 10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang % 0 3,15 2,78 0,2 0,5 tertangani 11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar Unit 0 5 5 5 5 12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti % 0 97,93 97,93 97,93 98 Dapat dijelaskan untuk indikator persentase menurunya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial pada tahun 2010 dicanangkan sebanyak 91.688 keluarga, direncanakan sampai tahun 2015 turun sebanyak 625, dan Indikator Kinerja ini akan terus berkelanjutan. Wadja sampai kaputing 36

Jumlah lansia di Kalimantan Selatan pada tahun 2010 sebanyak 30.291 orang, setiap tahun ditargetkan sebanyak 125 lansia terlantar atau 0,4% yang dapat ditampung di panti. Di tahun 2012 realisasi sebanyak 170 lansia terlantar yang dapat ditampung panti, sehingga selama kurun waktu 2 tahun dari 2011 sampai dengan 2012 sebanyak 340 lansia terlantar yang ditampung panti, melebihi apa yang ditargetkan di RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan. 3. Sasaran : Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah Kalimantan Selatan yang dihuni oleh mayoritas etnis Banjar dan sebagian etnis Bakumpai dan Dayak sebagai entitas etnis asli memiliki keragaman seni dan budaya yang saling terintegrasi baik nilai-nilai, pelaku maupun lokasi/wilayah kebudayaan (tujuan wisata). Seni dan budaya di Kalimantan Selatan sebagaimana di daerah lain mengalami perkembangan pasang surut dan pemangku seni budaya dikonstruksi oleh tiga pilar yakni, (1) pilar nilai-nilai seni budaya yang berlaku di masyarakat (2) Pilar Kegiatan yang dilakukan dan kokohkan para pemangku seni budaya (adat) dan yang (3) Pilar Peran dan fasilitasi pemerintah daerah. Adalah hal yang menarik ketika terbentuknya Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) sebagai pilar yang ke-empat (4) guna membangun interaksi seni-budaya Banjar dengan keraton sebagaimana kokohnya kesenian dan kebudayaan di Jawa dan Sumatera sebagai bagian dari upaya pemerintah bersama stakeholder memangku seni dan adat daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini untuk menegaskan dan meletakkan dasar bahwa kesenian dan kebudayaan Banjar Kalimantan Selatan tidak sekadar sebuah event atau kegiatan tetapi juga menjadi sebuah bagian dari urat nadi kehidupan yang didukung oleh institusi keraton sebagai mitra pemerintah, Itulah sebabnya program pemerintah provinsi dalam rangka Wadja sampai kaputing 37

mendirikan replika Keraton bagian dari upaya mengintegrasikan kebudayaan Banjar. Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah diukur melalui 6 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 9 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah % 10 10 100,00 2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN % 3 3 100,00 3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS % 10 10 100,00 4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 100,00 5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 100,00 6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun % 12 12 100,00 Rata-rata Capaian 100,00 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah adalah sebesar 100% yang berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya dengan kegiatan utama: a. Kegiatan Pemberian dukungan penghargaan dan kerjasama dibidang budaya (pemberian penghargaan bidang budaya). b. Festival kesenian daerah (wayang gong, musik kintung dan japin carita). Meningkatnya peran pariwisata dan budaya dalam pembangunan daerah pada tahun 2012 menunjukan pencapaian kinerja yang cukup baik. Hal ini terlihat dari seluruh indikator yang terpenuhi 100 %, meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara. yang secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan jumlah devisa dan perekonomian daerah. Peningkatan tersebut merupakan dampak positif atas Wadja sampai kaputing 38

diselenggarakannya event-event budaya pariwisata, festival seni dan budaya serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk bidang kebudayaan dan kesenian, masih fokus pada upaya pengembangan dan pelestarian serta terpeliharanya seni dan budaya daerah, terlebih seni dan budaya yang hampir punah. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain : aktualisasi, fasilitasi dan pergelaran seni rupa, lukis, tari, lagu, wayang dan kegiatan lainnya. Untuk bidang Pariwisata, terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan dengan melalui penyelenggaraan event-event pariwisata, peningkatan pelayanan dan pengelolaan destinasi wisata, serta peningkatan sadar wisata bagi masyarakat di daerah wisata dan dukungan pembangunan pariwisata. Kalimantan Selatan patut bersyukur kawasan wisata Pasar Terapung, wisata Pendulangan Intan Martapura, dan Wisata Alam Loksado Kandangan masuk dalam event wisata nasional, dan di tahun 2012 telah selesai dilaksanakan revitalisasi Museum Waja Sampai Kaputing, pembelian serta rehabilitasi Penginapan Graha Wisata Amandit yang terletak di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang akan dikelola Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan secara profesional sebagai percontohan yang dikelola dengan standar Sapta Pesona. Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut : Tabel 10 Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja Naik/Turun 1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah % 10 10 Tetap 2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN % 3 3 Tetap 3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS % 10 10 Tetap 4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 Tetap 5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 Tetap 6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun % 18 12 Turun Wadja sampai kaputing 39

Secara keseluruhan selama 2 (dua) tahun terakhir sejak tahun 2011 sampai dengan 2012, peningkatan peran wisata dan budaya dalam pembangunan daerah cukup signifikan, namun perlu pengembangan berkelanjutan atas pariwisata dan budaya yang berbasis budaya dan sumber daya daerah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 11 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah % 10 10 10 10 10 2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN % 2,3 3 3 2,3 2,3 3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS % 3 10 10 3 3,5 4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 3 3 3 6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun % 12 18 12 12 12 B. MISI II : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan Berdaya Saing Untuk Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan Berdaya Saing masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan; Sasaran kedua adalah Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan; dan Sasaran ketiga Meningkatkan masyarakat yang produktif dan berdaya saing 1. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Meningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang Wadja sampai kaputing 40

pendidikan diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 12 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Angka melek huruf % 96,35 96,84 100,50 2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,5 7,8 104,00 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,2 99,38 100,18 4 APK SLTP/MTs % 97,6 98,17 100,58 5 APK SLTA/MA/SMK % 78 78,72 100,92 Rata-rata Capaian 101,24 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan adalah sebesar 101,24% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program Pendidikan Dasar 9 Tahun. a. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. b. Peningkatan mutu dan sarana prasarana SD/MI, SMP/MTs Program Pendidikan Menengah. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah. Program Non Formal Pemberdayaan tenaga pendidik non formal. Wadja sampai kaputing 41

Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 13 Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Kinerja Naik/Turun 1 Angka melek huruf % 96,73 96,84 Naik 2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,72 7,80 Naik 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,28 99,38 Naik 4 APK SLTP/MTs % 97,54 98,17 Naik 5 APK SLTA/MA/SMK % 78,25 78,72 Naik Dari 5 indikator kinerja diatas tercermin adanya peningkatan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Indikator Angka Melek Huruf pada tahun 2012 sebesar 96,84% tercapai dari target 96,35%, dengan demikian angka buta aksara mampu ditekan hingga menjadi 3,16% lebih baik dibandingkan dengan standar nasional sebesar 5%. Angka rata-rata lama sekolah yang ditargetkan sebesar 7,5 Tahun tercapai 7,8 Tahun dikatakan tercapai target, dan jika dibandingkan dengan capaian di tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,08 Tahun, dan lebih tinggi 0,08 Tahun jika dibandingkan dengan standar nasional 7,72 Tahun. Capaian tertinggi pada indikator Angka Partisipasi Kasar SLTP/MTs sebesar 98,17 melebihi target 2012 yang sebesar 97,6% atau lebih tinggi 3.17% dari standar nasional sebesar 95%. Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan menaruh kepedulian dan perhatian yang tinggi terhadap penuntasan buta aksara di Kalimantan Selatan yang telah mendapat perhatian dari pemerintah pusat sehingga membuahkan penghargaan yang diraih berupa penghargaan Pelopor Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2012, Inclusive Award dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2012, Wadja sampai kaputing 42

Anugerah Ki Hajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 9 November 2012, Anugerah Pendidikan Pasiad 2012 (Pasiad Education Awards) Kategori Birokrat dari Pasiad Indonesia pada tanggal 28 November 2012, dan Penghargaan Implementasi Perda Pendidikan Alquran No 3 Tahun 2009 dari Kementerian Agama Republik Indonesia tanggal 03 Januari 2013. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 14 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Angka melek huruf % 95,70 96,73 96,84 96,35 97,8 2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,23 7,72 7,80 7,5 10,0 3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,21 99,28 99,38 99,2 100,0 4 APK SLTP/MTs % 97,21 97,54 98,17 97,6 99,02 5 APK SLTA/MA/SMK % 76,27 78,25 78,72 78 90,0 Seluruh indikator yang mencerminkan peningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang terlihat meningkat jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2011, menunjukan keseriusan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bidang pendidikan. Pencapaian hasil yang sangat baik ini merupakan hasil kerja optimal dari jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana dituangkan dalam tabel realisasi di atas. Di sisi lain, komitmen pimpinan daerah (Gubernur Kalimantan Selatan) dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Kalimantan Selatan yang diwujudkan dalam Nota Kesepakatan dengan Menteri Pendidikan Nasional dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Selatan yang substansinya adalah penuntasan wajib belajar 9 (sembilan) tahun, peningkatan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf dan rehabilitasi gedung pendidikan telah memenuhi sasaran atau telah Wadja sampai kaputing 43

tercapai target sebanyak 44.424 orang khusus untuk pemberantasan buta huruf. Keberhasilan pembangunan pendidikan salah satu indikatornya adalah jumlah penduduk yang melek huruf, oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan gencar melaksanakan program pemberantasan buta huruf, dalam hal ini persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan penduduk usia muda sangat jarang ditemukan penduduk yang buta huruf, dapat kita lihat dari tabel diatas terjadi peningkatan Angka Melek Huruf 0.11%, di tahun 2011 96,73% sedangkan ditahun 2012 mencapai 96,84%. Dalam rangka pencapaian kinerja sebagaimana diuraikan sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 didukung dengan kekuatan dana APBN (Dekonsentrasi) sebesar Rp. 134.684.603.000 dan APBD sebesar Rp. 338.575.485.895,-, Total Anggaran Tahun 2012 (APBN dan APBD) sebesar Rp. 473.260.008.895,- Realisasi sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp. 458.158.536.355 (96,81%). Anggaran yang tidak terserap sebesar Rp. Rp. 15.101.552.540,- terdiri dari APBN sebesar Rp. 3.926.321.107,- (2,92%) dan APBD sebesar 11.175.231.433,- (3,3%) 2. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Meningkatan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 15 Capaian Kinerja Terhadap Target Tahun 2012 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Angka Harapan Hidup Tahun 66,62 64,56* 96,91 2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh 33 34 97,06 3 Angka kematian ibu Kasus 91 90 101 Wadja sampai kaputing 44

4 5 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat % 70 65 92,86 % 100 100 100 Rata-rata Capaian 97,57 *angka sementara Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan adalah sebesar 97,57 yang berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan utama : a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat. c. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan. d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. e. Pembiayaan terpadu Posyandu. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan utama : a. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Untuk Indikator Angka Harapan Hidup di tahun 2012 adalah sebesar 64,56, hal ini menunjukan bahwa capaian kinerja indikator ini sebesar 96,9% dari target sebesar 66,62, yang berarti target kinerja tahun 2012 tidak tercapai, penyebabnya antara lain : 1. Meski mengalami penurunan, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Kalimantan Selatan masih cukup tinggi. 2. Status gizi masyarakat masih rendah terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita. Wadja sampai kaputing 45

3. Adanya pengaruh Sosial dan Budaya dalam peristiwa persalinan yang menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam pengambilan keputusan tentang penanganan persalinan dengan penyulit. Angka Kematian Bayi di tahun 2012 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, mencapai 97% dari target sebesar 33 per 1000 kelahiran hidup, angka diatas menggambarkan tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Provinsi Kalimantan Selatan masih terdapat 265 desa yang belum memiliki tenaga bidan, meskipun setiap tahun Kementerian Kesehatan mengangkat tenaga Bidan di desa sebagai tenaga PTT. 2. Dari 224 Puskesmas yang ada, hanya ada 51 Puskesmas yang merupakan Puskesmas Perawatan yang memungkinkan untuk melakukan pertolongan persalinandan penanganan neonatus dan 35 Puskesmas yang memiliki kemampuan Penanganan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Angka Kematian Ibu, berdasarkan laporan yang dihimpun sepanjang tahun 2012 terjadi sebanyak 90 kasus kematian ibu bersalin di seluruh Kabupaten/kota se Kalimantan Selatan, capaian kinerja indikator ini telah mencapai 101,10% dari target setinggi-tingginya sebesar 91 Kasus hal ini didukung oleh : 1. Kebijakan penempatan bidan PTT Pusat dan daerah untuk mengisi desa-desa yang belum memiliki tenaga bidan. 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan proses persalinan yang aman berdampak pada semakin meningkatnya pelayanan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan). 3. Semakin meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan (bidan) 4. Peningkatan kemitraan antara bidan dengan dukun bayi, dapat diinformasikan pada tahun 2012 telah dilakukan pembinaan kemitraan antara bidan dan dukun bayi dengan anggaran APBD Provinsi Kalimantan Selatan. Wadja sampai kaputing 46

Berdasarkan data kinerja tahun 2012 capaian Indikator Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan adalah 65% atau 92,86% dari target sebesar 70% menunjukan sasaran pada tahun 2012 tidak tercapai, disebabkan kurang tepatnya perhitungan kebutuhan pembiayaan untuk Jaminan Kesehatan Provinsi pada tahun 2012 sehingga terdapat defisit mencapai Rp 8.500.000.000,- (delapan milyar lima ratus juta rupiah) yang mengakibatkan sempat terhentinya Jamkesprov dari bulan September s.d awal Desember 2012 khususnya yang menjamin penduduk yang tidak memiliki jaminan kesehatan dalam pelayanan kesehatan sampai ada perhitungan ulang dan adanya penambahan dana melalui APBD Provinsi. Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat tercapai 100% didukung oleh adanya kebijakan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Provinsi yang dalam pelaksanaanya ada 2 (dua) mekanisme : 1. Bagi masyarakat miskin dijamin oleh Jaminan Kesehatan Daerah (Kabupaten/Kota) yang dirujuk ke rumah sakit provinsi maka pembiayaan sesuai MoU antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota akan dibiayai melalui sharing dengan pola 60% dijamin oleh Jamkesprov dan 40% oleh Jamkesda. 2. Bagi Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit provinsi tapi tidak memiliki jaminan sama sekali, maka sepenuhnya akan dibiayai oleh Jaminan Kesehatan Provinsi, dengan demikian seluruh masyarakat miskin di Kalimantan Selatan yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat terlayani melalui Jaminan Kesehatan Daerah dan Jaminan Kesehatan Provinsi. Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 16 Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 1 Angka Harapan Hidup 2 Angka Kematian Bayi Kinerja Naik/Turun Tahun 64,17 64,56* Naik Kasus per 1000 Kh 34 34 Tetap Wadja sampai kaputing 47

3 Angka kematian ibu Kasus 91 90 Naik 4 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan % 60 65 Naik 5 Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat % 100 100 Tetap *angka sementara Untuk Indikator Angka Harapan Hidup dapat dilihat belum mencapai target, akan tetapi berdasarkan hasil analisis Badan Pusat Statistik, Provinsi Kalimantan Selatan bersama dengan Provinsi NTB, Maluku Utara, Gorontalo dan Papua Barat termasuk dalam 5 (lima) Provinsi di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan Angka Harapan Hidup yang tinggi, yaitu sebesar 0,61% pada tahun 2012, yang masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Angka Harapan Hidup Nasional yang sebesar 0,45%. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 17 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target RPJMD 2012 2015 1 Angka Harapan Hidup Tahun 63,81 64,17 64,56* 65 71 2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh 50 34 34 35,9 31 3 Angka kematian ibu Kasus 110 91 90 200 118 4 5 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat % 49 60 65 100 100 % 100 100 100 100 100 Bila dibandingkan dengan target sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis dimana diharapkan Angka Harapan Hidup di Kalimantan Selatan sebesar 71 Tahun, sampai dengan tahun 2012 sudah mencapai 90,92%, perlu upaya yang lebih keras dan terarah bukan hanya dari jajaran kesehatan tapi juga dari Lintas Sektor dan Lintas Program terkait. Wadja sampai kaputing 48

3. Sasaran : Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing diukur melalui 4 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 18 Capaian Kinerja Tahun 2012 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja 2 3 4 Persentase Jumlah Penduduk yang bekerja % Capaian % 23 29.8 129,56 % 40 49,29 123,22 Persentase pengurangan pengangguran terbuka % 4 4,32 108,00 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % 71 71,24 100,33 Rata-rata capaian 115,27 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing adalah sebesar 115,27% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja dengan kegiatan utama : a. Padat karya produktif b. Pengembangan bursa kerja. c. Pengembangan kewirausahaan pola grameen Bank. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat mendukung pengembangan BLK Banjarbaru menuju bertaraf Internasional, dimana lulusan BLK berstandar internasional memiliki sertifikat uji kompetensi oleh BNSP. Data diatas menunjukan bahwa seluruh Indikator diatas telah tercapai, menunjukan bahwa kinerja Pemerintah Wadja sampai kaputing 49

Provinsi Kalimantan Selatan untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing sangat baik hal ini di landaskan oleh : a. Meningkatnya kesempatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil khususnya pada sektor pertanian, industri pengolahan dan pertambangan. b. Meningkatnya angkatan kerja disebabkan banyaknya penduduk usia kerja yang memasuki pasar kerja dimana setelah tamat SMU langsung mencari pekerjaan atau hanya sebagian kecil saja yang melanjutkan ke jenjang Pendidikan Tinggi, demikian juga ibu-ibu rumah tangga yang dulunya merawat dan mengurus rumah tangga tetapi setelah anak-anak sudah beranjak besar kembali memasuki pasar kerja untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. c. Menurunya angka pengangguran didorong adanya dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terhadap pengangguran melalui kebijakan pengalokasian dana untuk kegiatan padat karya, Bursa Kerja (Job Fair), Informasi Pasar Kerja (IPK), demikian juga ditingkat Kabupaten/Kota serta lembaga sektoral seperti perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam penyelanggaraan Bursa Kerja di kampus-kampus. Adanya perkembangan investasi di daerah ini tentu merupakan faktor utama dalam penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap menurunya angka pengangguran. d. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja karena semakin banyaknya angkatan kerja yang memasuki pasar kerja dari pada melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2011 dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 19 Realisasi Kinerja Tahun 2011 dan 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja 2 Persentase Jumlah Penduduk yang Kinerja Naik/Turun % 26,8 29.8 Naik % 49,39 49,29 Turun Wadja sampai kaputing 50

bekerja 3 4 Persentase pengurangan pengangguran terbuka Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % 5,62 4,32 Turun % 70,68 71,24 Naik Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 20 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No. Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 1 Persentase kelulusan BLK % NA 26,8 29.8 23 yang bekerja Persentase Jumlah Penduduk 2 yang bekerja % NA 49,39 49,29 40 3 4 Target RPJMD 2012 2015 Persentase pengurangan pengangguran terbuka % NA 5,62 4,32 4 6,62 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % NA 70,68 71,24 71 73,03 C. MISI III : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis Untuk mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis di Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; sasaran kedua adalah Berkembangnya sektor industri berbasis Wadja sampai kaputing 51

agroindustri; dan sasaran ketiga adalah Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup. 1. Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas diukur melalui 7 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 21 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pertumbuhan PDRB Sektor : Pertanian % Capaian 1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Produksi Padi Ton 2.025.298 2.056.532 101,54 Produksi Jagung Ton 110.006 111.476 101,34 Produksi Jeruk Ton 56.045 47.833 85,35 Produksi Sayuran Ton 108.808 115.764 106,40 2 Perkebunan Produksi Karet Ton 157.609 158.193 100,37 Produksi Sawit Ton 757.808 803.171 105,98 3 Peternakan Produksi daging Ton/Th 59.037 63.417 107,42 4 Pertambangan % NA 2,64 NA 5 Industri pengolahan % 2 4,02 201,00 6 Perdagangan % 5 9,78 195,60 7 Jumlah pungutan PSDH dan DR Rp US $ 4.000.000.000 600.000 3.519.049.177, 49 773.455,92 87,98 128,90 Rata-rata capaian 110,16 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah sebesar 110,16% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan utama : Wadja sampai kaputing 52

a. Fasilitasi dan koordinasi penyediaan dan distribusi bahan pokok b. Fasilitasi dan koordinasi sinkronisasi dalam rangka pengendalian inflasi daerah Program peningkatan pengelolaan lahan dan perluasan areal pertanian dengan kegiatan utama : a. Fasilitasi pembinaan dan pengembangan pengelolaan lahan. Produksi Padi di tahun 2012 mencapai 2.056.532 Ton terealisasi sebesar 10,89%, peningkatan ini dikarenakan adanya Peningkatan Luas Panen pada tahun 2012, dari 489.134 Ha menjadi 494.623 Ha naik sebesar 1,12% terjadi di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sepanjang tahun 2012. Produksi Jagung juga mengalami peningkatan sebesar 1,34% dari Target 2012 sebesar 110.006 Ton mencapai 111.476 Ton hal ini karena adanya luas tanam mengalami peningkatan sebesar 11,85% dari 19.487 ha di tahun 2011 menjadi 21.578 ha di tahun 2012 dan peningkatan luas panen 10,73% dibanding tahun 2011 dan peningkatan produktivitas jagung di banding 2011 sebesar 11,72% 51,20 ku/ha di tahun 2011 menjadi 51,66 ku/ha di tahun 2012. Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2012 dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 22 Realisasi Kinerja 2011 dan 2012 No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 Pertumbuhan PDRB Sektor : Pertanian Kinerja Naik/Turun 1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Produksi Padi Ton 2.025.298 2.056.532 Naik Produksi Jagung Ton 110.006 111.476 Naik Produksi Jeruk Ton 47.126 47.833 Naik Produksi Sayuran Ton 114.600 115.764 Naik 2 Perkebunan Produksi Karet Ton 141.797 158.193 Naik Produksi Sawit Ton 757.808 803.171 Naik 3 Peternakan Produksi daging Ton/Th 55.877 63.417 Naik Wadja sampai kaputing 53

Pertambangan % 6,53 2,64 Turun Industri pengolahan % 3,91 4,02 Naik Perdagangan % 8,21 9,78 Naik Jumlah pungutan PSDH dan DR Rp US $ 3.000.000.000 600.000 3.519.049.177,49 773.455,92 Naik Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 23 Realisasi Kinerja dari tahun 2010 s.d 2012 No Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Pertumbuhan PDRB Sektor : Pertanian Target RPJMD 2012 2015 1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Produksi Padi Ton 1.842.089 2.025.298 2.056.532 2.025.298 2.191.042 Produksi Ton NA 110.006 111.476 108.808 122.421 Jagung Produksi Jeruk Ton NA 47.126 47.833 - - Produksi Sayuran 2 Perkebunan Ton NA 114.600 115.764 - - Produksi Karet Ton 135.951 141.797 158.193 - - Produksi Sawit Ton 516.266 757.808 803.171 - - 3 Peternakan Produksi daging Ton/Th NA 55.877 63.417 59.037 73.342 Pertambangan % 7,57 6,53 2,64 - - Industri pengolahan % 2,87 3,91 4,02 3 3 Perdagangan % 6,89 8,21 9,78 3 3 Jumlah pungutan PSDH dan DR Milyar IDR Ratusa n Ribu USD NA 3 3,519 4 15 NA 6 7,73 6 30 Pertumbuhan di sektor pertambangan melambat jika di bandingkan dengan tahun 2010, hal ini merupakan imbas dari krisis global yang dialami Benua Eropa yang mengakibatkan penurunan permintaan ekspor batubara, sektor pertambangan juga memberikan dampak negatif terhadap perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan (ekspor), terkoreksi mengalami pertumbuhan negatif dikarenakan harga batubara Wadja sampai kaputing 54

di pasaran global mengalami penurunan selama 4 triwulan terakhir di tahun 2012, penyebab utamanya melambatnya pertumbuhan adalah pengaruh berkurangnya permintaan produk tambang di pasar dunia akibat dampak Krisis Eropa yang sudah terasa di wilayah Asia. Kondisi perkembangan ekonomi global, terutama pertumbuhan ekonomi Cina dan India yang makin melambat membuat permintaan bahan tambang menurun. 2. Sasaran: Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 24 Capaian Kinerja Terhadap Target 2012 No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian Persentase industri yang berbasis agroindustri % NA NA NA Rata-rata capaian 0,00 Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri adalah sebesar 0% yang berarti masuk dalam kategori capaian Kurang Berhasil. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu berupa : Program pengembangan industri kecil dan menengah dengan kegiatan utama : a. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan cluster industri b. Grand Design daerah berbasis agroindustri Program peningkatan kemampuan teknologi industri dengan kegiatan utama : a. Pembinaan kemampuan teknologi industri. Wadja sampai kaputing 55