APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

APLIKASI ALGORITMA GREEDY UNTUK PEWARNAAN WILAYAH (REGION COLORING) PADA PETA KABUPATEN INDRAGIRI HULU DAN KAMPAR DI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

MODIFIKASI ALGORITMA WELCH-POWELL

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

BAB II LANDASAN TEORI

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS TUGAS AKHIR

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Art Gallery Problem II. POLIGON DAN VISIBILITAS. A. Poligon I. PENDAHULUAN. B. Visibilitas

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

Algoritma Welch-Powell untuk Pengendalian Lampu Lalu Lintas

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB VI PEWARNAAN GRAF.. Gambar 1 memperlihatkan sebuah graf, dengan χ ( G) = 3.

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA MASALAH PENYUSUNAN JADWAL PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS KUNINGAN

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

`BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PEWARNAAN GRAF DALAM PENJADWALAN

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

POLA PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN REPRESENTASI GRAF

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

IMPLEMENTASI ALGORITMA BELLMAN-FORD UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK PADA JALUR PENGANGKUTAN KELAPA SAWIT DI PT. SERIKAT PUTRA LUBUK RAJA ESTATE

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

BAB II LANDASAN TEORI

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

PENERAPAN KONSEP GRAF DALAM PENYUSUNAN JADWAL PERKULIAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

APLIKASI PEWARNAAN GRAF UNTUK OPTIMALISASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DI SUKOHARJO. Cahyo Heny Meiliana 1, Dwi Maryono 2. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta

Kode MK/ Matematika Diskrit

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRUP DARI AUTOMORFISME GRAF BIPARTISI KOMPLIT

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun

Penerapan Pewarnaan Graf sebagai Metode untuk Mencari Solusi Permainan Sudoku

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR

IMPLEMENTASI ALGORITMA WELCH POWELL DALAM PENERAPAN GRAPH PADA PENJADWALAN UJIAN

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Algoritma Pewarnaan LDO, SDO, dan IDO pada Graf Sederhana

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

PERANGKAT LUNAK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENJADWALAN DENGAN METODE RECURSIVE LARGEST FIRST

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Pengalokasian Frekuensi Gelombang pada WLAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LOGIKA DAN ALGORITMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

Penerapan Pewarnaan Simpul Graf untuk Menentukan Jadwal Ujian Skripsi pada STMIK Amik Riau Menggunakan Algoritma Welch-powell

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh : ALHAMIS 10754000130 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 01

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU ALHAMIS NIM : 10754000130 Tanggal Sig : Februari 01 Periode Wisuda : Juli 01 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No. 155 Pekanbaru ABSTRAK Salah satu aplikasi dalam teori graf adalah memberikan warna pada sebuah peta. Tugas akhir ini membahas tentang aplikasi algoritma Sequential Color untuk pewarnaan peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Algoritma Sequential Color adalah algoritma yang digunakan untuk mewarnai sebuah graf dengan -warna dengan adalah bilangan integer positif. Metode yang digunakan adalah pewarnaan graf secara langsung dengan warna sesedikit mungkin. Solusi yang baik dalam mewarnai peta adalah menggunakan jumlah warna minimum (bilangan kromatik). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa algoritma Sequential Color dapat digunakan untuk melakukan pewarnaan peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi jumlah warna minimum atau bilangan kromatik pada pewarnaan peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi adalah 4 warna. Kata Kunci : algoritma sequential color bilangan kromatik. vii

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... iv LEMBAR PERNYATAAN... v LEMBARPERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1. Rumusan Masalah... I- 1.3 Batasan Masalah... I-3 1.4 Tujuan Penelitian... I-3 1.5 Manfaat Penelitian... I-3 1.6 Sistematika Penulisan... I-3 LANDASAN TEORI.1 Graf... II-1.1.1 Definisi Graf... II-1.1. Graf Sederhana Graf Tak Sederhana... II-.1.3 Graf Berarah Graf Tak Berarah... II-3.1.4 Terminologi Graf... II-3.1.5 Graf Planar Graf Big... II-6.1.6 Graf Dual... II-7 xi

. Pewarnaan Graf... II-8.3 Pewarnaan Peta... II-10.4 Algoritma Sequential Color... II-10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... III-1 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi... IV-1 4. Cara Merepresentasikan Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi ke dalam Suatu Graf... IV- 4.3 Graf Dual dari Peta Kabupaten Kuantan Singingi... IV-3 4.4 Pewarnaan Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Menggunakan Algoritma Sequential Color... IV-5 4.5 Menentukan Jumlah Warna Minimum Peta Kabupaten Kuantan Singingi... IV-18 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... V-1 5. Saran... V-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP xii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman.1 Langkah Langkah Pewarnaan Graf... II-1 4.1 Langkah Langkah Pewarnaan Graf... IV-16 xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg yang sangat terkenal di Eropa. Siang (006) menyebutkan graf adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu jika diinterpretasikan secara tepat. Tujuannya adalah sebagai visualisasi objek-objek agar lebih mudah dimengerti. Teori graf merupakan salah satu penerapan dari cabang matematika yang berfungsi sebagai alat untuk menyelesaikan beberapa permasalahan dalam berbagai disiplin ilmu maupun permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari seperti big transportasi jaringan komunikasi ilmu kimia kartografi lain sebagainya. Dengan menggunakan teori graf yang tepat suatu permasalahan dapat dimodelkan sehingga lebih mudah untuk dianalisa diselesaikan. Permasalahan yang dapat diselesaikian dengan bantuan graf antara lain masalah lintasan terpendek persoalan pedagang keliling persoalan tukang pos Cina pewarnaan graf lain-lain. Salah satu aplikasi dari teori graf yang menarik untuk dibahas adalah pewarnaan graf. Pewarnaan graf adalah pemberian warna yang biasanya direpresentasikan sebagai bilangan terurut mulai dari 1 atau dapat juga direpresentasikan langsung dengan menggunakan warna merah biru hijau lain-lain pada objek tertentu pada graf. Objek tersebut dapat berupa simpul sisi wilayah. Persoalan pewarnaan graf tidak hanya sekedar mewarnai simpulsimpul atau sisi dengan warna berbeda dari warna simpul atau sisi tetangganya saja namun juga menggunakan jumlah warna minimum yang disebut dengan bilangan kromatik ( ( )) pada graf. Pewarnaan graf merupakan salah satu konsep yang sangat banyak diaplikasikan. Misalnya masalah penyusunan jadwal alokasi memori komputer penentuan frekuensi untuk radio masalah pewarnaan peta lain-lain. Tujuan

dari pewarnaan terutama untuk memudahkan pembacaan pengelompokan pengolahan data misalnya untuk membaca peta diperlukan warna yang berbeda untuk menandakan suatu Kecamatan Kabupaten atau Provinsi. Pewarnaan wilayah dari sebuah graf dalam aplikasinya adalah pemberian warna-warna pada wilayah di peta dengan batasan bahwa semua daerah yang bertetangga diberikan warna yang berbeda. Warna pada peta dapat dihemat dengan teori perwarnaan graf. Penghematan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma-algoritma yang ada. Saat ini banyak sekali algoritmaalgoritma yang dapat diaplikasikan untuk pewarnaan graf. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk pewarnaan graf adalah algoritma Sequential Color. Algoritma Sequential Color adalah algoritma yang digunakan untuk mewarnai sebuah graf dengan -warna dimana adalah bilangan integer positif. Metode yang digunakan adalah pewarnaan graf secara langsung dengan warna sesedikit mungkin (Lieyanda 010). Berdasarkan uraian di atas pada tulisan ini akan dibahas bagaimana melakukan pewarnaan peta wilayah dengan menggunakan algoritma Sequential Color yang diaplikasikan pada peta Kabupaten Kuantan Singingi yang terletak di wilayah Provinsi Riau. Judul tugas akhir ini yaitu Aplikasi Algoritma Sequential Color untuk Melakukan Pewarnaan Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara memberikan warna pada peta Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan algoritma Sequential Color?. Berapakah warna minimum ( ) yang dibutuhkan untuk mewarnai peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi? I-

1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang menjadi acuan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah pewarnaan peta wilayah hanya dibatasi pada Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan algoritma Sequential Color. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan algoritma Sequential Color pada pewarnaan peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi mendapatkan jumlah warna minimum yang dibutuhkan untuk mewarnai peta tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Penulis Melalui penelitian ini dapat menambah penguasaan materi dalam melakukan penelitian serta mengaplikasikan langsung algoritma Sequential Color dalam kasus pewarnaan wilayah pada peta.. Lembaga Pendidikan Hasil pembahasan ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan dalam pengembangan ilmu matematika khususnya dikalangan mahasiswa jurusan matematika. 3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Menambah khasanah mempertegas keilmuan matematika dalam peranannya terhadap perkembangan teknologi disiplin ilmu lain. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari lima bab yaitu : BAB I Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah perumusan masalah I-3

batasan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisikan definisi teori graf terminologi graf pewarnaan graf algoritma Sequential Color. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisikan metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir. BAB IV Pembahasan Hasil Bab ini berisiskan pemaparan cara-cara secara teoritis dalam mendapatkan hasil penilitian. BAB V Penutup Bab ini berisikan kesimpulan saran. I-4

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan beberapa materi pendukung yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam membahas tugas akhir dengan judul Aplikasi Algoritma Sequential Color untuk Melakukan Pewarnaan Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau..1 Graf.1.1 Definisi Graf Definisi.1 (Zulkarnain 006) Sebuah graf himpunan hingga tak kosong ( ) berisikan dua himpunan yaitu yang elemen-elemennya disebut simpul( ) yang elemen-elemennya disebut simpul himpunan (mungkin kosong) sisi sehingga setiap sisi ( ) adalah sebuah pasangan tak berurutan dari simpulsimpul di ( ). Definisi graf menyatakan bahwa tidak boleh kosong segkan boleh kosong. Jadi sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun tetapi simpulnya harus ada minimal satu. Simpul pada graf dapat dinomori dengan huruf ataupun dengan bilangan ataupun keduanya. Segkan dalam penamaan sisi biasanya dinyatakan dengan lambang oleh sisi ditulis tersebut. Jika ( Graf yang menyatakan dua buah simpul yang dihubungkan adalah sisi yang menghubungkan ). dapat ditulis dengan notasi maka dapat ( ) (Lipschuts 00) dengan : - merupakan himpunan tak kosong dari simpul-simpul (vertices) - { }. merupakan himpunan sisi sisi (edges). misalkan

Gambar.1 di bawah ini merupakan contoh dari sebuah graf. Contoh.1 : Gambar.1 Graf Keterangan dari Gambar.1 di atas yaitu graf { Sisi ( ( sisi } ) sisi ) sisi ( ( ( ) terdiri dari: ) sisi ) sisi ( ) sisi ( ). ( ).1. Graf Sederhana Graf Tak Sederhana Definisi. (Zulkarnain 006) Graf sederhana adalah graf yang tidak memiliki gelang tidak memiliki sisi rangkap. Sebaliknya graf yang mengandung sisi rangkap atau gelang disebut graf tak-sederhana. Berikut ini adalah contoh graf sederhana graf tak-sederhana. Contoh. : (a) (b) Gambar. (a) Graf Sederhana (b) Graf Tak-Sederhana II-

.1.3 Graf Berarah (Digraph) Graf Tak-Berarah (Undirected Graph) Menurut Lipschuts (00) graf berarah adalah graf yang sisi-sisinya ( ) direpresentasikan oleh suatu tanda bersifat satu arah setiap sisi panah dari simpul awal ke simpul terminal. Misalkan berarah dalam suatu digraph maka: berakhir di. a. dimulai di b. adalah simpul awal dari c. adalah successor (penerus) dari. d. bersebelahan dengan ( ) suatu sisi adalah tujuan atau simpul terminal dari. bersebelahan dengan. Berikut ini adalah contoh graf berarah graf tak-berarah. Contoh.3 : Gambar.3 (a) Graf Berarah (b) Graf Tak Berarah Graf pada Gambar.3 (a) di atas adalah graf berarah karena setiap sisinya mempunyai orientasi arah. Sisi disebut sejajar (paralel) karena keduanya dimulai di B berakhir di A sisi merupakan suatu gelang (loop) karena dimulai di B berakhir di B. Segkan graf pada Gambar (b) adalah graf tak berarah karena sisi-sisi dari graf tersebut tidak memiliki arah..1.4 Terminologi Graf 1. Bertetangga (Adjacent) bersisian (incident) Dua buah simpul terhubung langsung dengan sebuah sisi dikatakan bertetangga apabila keduanya ( ) sisi bersisian atau terkait langsung dengan simpul ( ) dikatakan (Wilson 1995). II-3

Gambar.4 di bawah ini adalah contoh graf yang bertetangga bersisian. Contoh.4 : Gambar.4 Graf G Berdasarkan graf G pada Gambar.4 di atas simpul 1 bertetangga dengan simpul 3 tetapi simpul 1 tidak bertetangga dengan simpul 4. Sisi (3) atau bersisian dengan simpul simpul 3 sisi (4) atau simpul 4 tetapi sisi (1) atau bersisian dengan simpul tidak bersisian dengan simpul 4.. Simpul Terpencil (Isolated Vertex) Simpul terpencil adalah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya atau dapat juga dinyatakan bahwa simpul terpencil adalah simpul yang satupun tidak bertetangga dengan simpul-simpul lainnya (Siang 006). Gambar.5 berikut ini adalah contoh simpul terpencil. Contoh.5 : Gambar.5 Simpul Terpencil Berdasarkan Gambar.5 simpul 5 adalah simpul terpencil karena tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya atau tidak ada satupun simpul yang II-4

bertetangga dengan simpul 5. 3. Derajat (Degree) Definisi.3 (Siang 006) Misalkan v adalah simpul dalam suatu graf G. Derajat simpul v (simbol ( )) adalah jumlah garis (sisi) yang berhubungan dengan simpul v sisi gelang (loop) dihitung dua kali. Derajat total G adalah jumlah derajat semua simpul dalam G. Contoh.6 : Perhatikan gambar graf berikut ini: Gambar.6 Graf dengan Derajat Simpul Berdasarkan Gambar.6 di atas diperoleh bahwa derajat untuk masing-masing simpul adalah sebagai berikut: ( ) 4 karena garis yang berhubungan dengan adalah ( ) karena garis yang berhubungan dengan adalah loop yang dihitung dua kali.. 4. Graf terhubung (Connected Graph) Misalkan adalah suatu graf maka setiap dua simpul v w dalam G dikatakan terhubung jika hanya jika ada lintasan dari simpul v ke w atau w ke v. Graf dikatakan tidak terhubung jika hanya jika ada dua simpul dalam yang tidak terhubung. (Siang 006). Gambar berikut ini adalah contoh graf terhubung graf tak terhubung. II-5

Contoh.7 : Gambar.7 (a) Graf Terhubung (b) Graf Tidak Terhubung Berdasarkan Gambar.7 di atas Gambar.7 (a) adalah graf terubung karena setiap dua simpul di graf tersebut mempunyai lintasan. Segkan Gambar.7 (b) adalah graf tidak terhubung karena tidak ada lintasan dari ke..1.5 Graf Planar Graf Big Definisi.4 (Zulkarnain 006) Sebuah graf disebut graf planar jika graf tersebut dapat digambar pada big datar sedemikian sehingga sisi-sisinya hanya beririsan (berpotongan) simpul-simpul akhirnya. Definisi.5 (Zulkarnain 006) Graf big adalah graf planar yang digambarkan pada big datar sedemikian hingga tidak ada sisi-sisinya yang saling beririsan (berpotongan) kecuali pada simpul-simpul akhir sisi-sisi tersebut. Berikut ini adalah gambar dari graf planar graf big. Contoh.8 : Gambar.8 (a) Graf Planar (b) Graf Big II-6

Berdasarkan Gambar.8 di atas dapat dilihat bahwa graf pada Gambar (a) yang awalnya terdapat sisi yang saling berpotongan yaitu berpotongan dengan ( ( ) saling ) dapat digambarkan kembali seperti Gambar (b) sehingga tidak ada sisi yang berpotongan..1.6 Graf Dual Suatu permasalahan pewarnaan wilayah pada graf planar bisa dibawa kepermasalahan pewarnaan simpul dengan membangun sebuah graf dual dari graf planar tersebut. Graf dual (yang dimisalkan dengan dengan cara: 1. Setiap wilayah (region) atau muka (face) yang merupakan simpul untuk. Untuk setiap sisi memotong sisi di ) dibuat dari graf big buatlah sebuah simpul. tariklah sisi tersebut. Sisi berada dalam muka di (yang menjadi sisi untuk menghubungkan dua simpul yang dipisahkan di untuk sisi satu simpulnya merupakan simpul berderajat 1 (jadi sisi di dalam sebuah muka) maka sisi ) yang yang yang salah seluruhnya terdapat adalah berupa sisi gelang. Gambar berikut ini adalah contoh pembentukkan graf dual. Contoh.9 : Gambar.9 Pembentukan Graf Dual G* dari Graf G II-7

Berdasarkan Gambar.9 di atas garis yang bewarna biru adalah sisi-sisi graf yang merupakan dual dari graf. Konsep graf dual selanjutnya dimanfaatkan salah satunya untuk aplikasi penting dalam merepresentasikan peta. Tiap wilayah pada peta dinyatakan sebagai simpul segkan sisi menyatakan bahwa dua wilayah berbatasan langsung.. Pewarnaan Graf Pewarnaan graf adalah pemberian warna yang biasanya direpresentasikan sebagai bilangan terurut mulai dari 1 atau dapat juga direpresentasikan langsung dengan menggunakan warna merah biru hijau lain-lain pada objek tertentu pada graf. Objek tersebut dapat berupa simpul sisi wilayah ataupun kombinasi ketiganya. Persoalan pewarnaan graf dibagi ke dalam tiga macam yaitu : 1. Pewarnaan simpul (vertex coloring) Pewarnaan simpul pada graf adalah memberi warna pada simpul-simpul suatu graf sedemikian sehingga tidak ada dua simpul bertetangga yang memiliki warna yang sama (As ad 008). Sebuah pewarnaan yang menggunakan beberapa -buah warna biasanya disebut dengan n-coloring. Ukuran terkecil banyaknya warna yang dapat diberikan kepada sebuah graf kromatik yang dilambangkan dengan dinamakan dengan bilangan ( ). Gambar.10 berikut ini adalah contoh dari pewarnaan simpul. Perhatikan bahwa setiap simpul yang bertetangga diberikan warna yang berbeda. Contoh.10 : Gambar.10 Pewarnaan Simpul Berdasarkan Gambar.10 di atas graf tersebut mempunyai bilangan kromatik 4 II-8

( ( ) 4) karena ukuran terkecil banyaknya warna yang dapat diberikan pada graf tersebut adalah 4 warna yaitu: merah kuning biru hitam.. Pewarnaan sisi (edge coloring) Pewarnaan sisi pada graf adalah memberi warna pada garis sedemikian rupa sehingga setiap garis yang bertumpuan pada simpul yang sama diberi warna yang berbeda. Pewarnaan sisi dengan warna-warna (sebut saja dengan variabel ) dinamakan sebagai pewarnaan sisi ekuivalen dengan persoalan membagi sisi dengan warna-warna tertentu pada himpunan sisi dengan warna tertentu. Angka terkecil dari warna-warna yang dibutuhkan untuk pewarnaan sisi graf disebut sebagai indeks kromatik atau angka kromatik sisi yang dilambangkan dengan ( ) (As ad 008). Gambar.11 berikut ini adalah contoh dari pewarnaan sisi. Setiap sisi yang bertetangga diberikan warna yang berbeda. Contoh.11 : Gambar.11 Pewarnaan Sisi Berdasarkan Gambar.11 di atas graf tersebut mempunyai bilangan kromatik 4 karena ukuran terkecil banyaknya warna yang dapat diberikan pada sisi graf tersebut adalah 4 warna yaitu merah kuning biru hijau. 3. Pewarnaan wilayah (region coloring) Pewarnaan wilayah adalah pemberian warna pada setiap wilayah pada graf II-9

sehingga tidak ada wilayah bersebelahan yang memiliki warna yang sama. Misalnya adalah masalah pewarnaan peta. Tiap wilayah pada peta dinyatakan sebagai simpul graf. Segkan sisi menyatakan bahwa terdapat dua wilayah yang berbatasan langsung (disebut juga bertetangga). Oleh karena itu graf yang terbentuk merupakan graf planar (As ad 008). Gambar.1 berikut ini adalah contoh dari pewarnaan wilayah. Setiap wilayah yang bertetangga diberikan warna yang berbeda. Contoh.1 : Gambar.1 Pewarnaan Wilayah.3 Pewarnaan Peta Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mewarnai peta (Wibisono 004) yaitu: 1. Banyaknya warna yang harus digunakan harus seminimum mungkin.. Mewarnai wilayah pada peta berarti mewarnai simpul pada graf. 3. Dua buah simpul yang terhubung oleh satu atau lebih sisi tidak boleh diberi warna yang sama. 4. Dalam mewarnai peta pakailah sebuah warna secara optimum artinya warna yang baru akan digunakan apabila warna pertama tidak dapat digunakan lagi..4 Algoritma Sequential Color Algoritma Sequential Color adalah sebuah algoritma untuk mewarnai sebuah graf dengan -warna di mana adalah bilangan integer positif. Metode II-10

yang digunakan algoritma ini adalah dengan pewarnaan langsung sebuah graf dengan warna yang sesedikit mungkin (Liyanda 010). Berikut ini merupakan langkah-langkah dari algoritma Sequential Color : 1. ( ) adalah graf dengan jumlah simpul tersebut dengan. buah. Beri nama simpul graf Misalkan warna-warna yang mungkin mewarnai simpul graf adalah : 13.. Buat < 13 > dengan menjadi warna dari simpul adalah kumpulan warna yang mungkin dimulai dari 1 hingga. 3. Lakukan pewarnaan secara berurutan berdasarkan urutan dari simpul dimulai dari 1 hingga dengan cara sebagai berikut: 3.1. Warnai simpul 3.. Untuk ( hingga lakukan: - jika ( anggota warna dengan ) ( ) maka buang karena dari adalah warna pertama pada list sebab telah menjadi warna ). artinya adalah jika tidak boleh diwarnai dengan yang bertetangga dengan adalah kumpulan warna yang mungkin bisa menjadi warna dari.. 4. Tiap simpul telah diberi warna jumlah warna yang digunakan dihitung. Berikut ini adalah salah satu contoh dari cara penyelesaian masalah pewarnaan simpul graf dengan menggunakan algoritma Sequential Color. Contoh.13 : Gambar.13 Graf II-11

Graf pada Gambar.13 akan diwarnai dengan menggunakan algoritma Sequential Color dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1 : Menentukan simpul sisi pada graf serta memisalkan warnawarna yang mungkin mewarnai simpul-simpul graf dengan 13... Graf pada Gambar.13 di atas mempunyai simpul sisi sebagai berikut: ( ) { {( ( ) ( ) ( ) ( )}. } ) ) ( ) ( ) ( ) ( Kemudian misalkan warna-warna yang mungkin mewarnai simpul graf adalah: 134567. Langkah 3: Menentukan kumpulan warna yang mungkin menjadi warna dari simpul kemudian melakukan pewarnaan secara berurutan berdasarkan urutan dari simpul. Langkah 3 dapat dilihat pada Tabel.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Langkah-Langkah Pewarnaan Graf Langkah 3.1 3. 3.1 3. 1 3 4 5 6 7 1 1 <1> <1> <13> <134> <1345> <13456> <134567> 1 <> 3 4 5 <13> <134> <1345> II-1

3.1 3. 3.1 3. 3 3 4 4 1 3.1 3. 3.1 3. 3.1 5 5 6 6 7 1 4 <34> 5 6 7 <145> <1456> <145.67> 7 <34567> 7 <34567> 3 1 Langkah 4 : Menghitung jumlah warna. Berdasarkan kolom pada Tabel 4.1 di atas jumlah warna yang diperoleh dari hasil pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color adalah tiga warna sebagai berikut : 1. Simpul diwarnai oleh warna 1. Simpul diwarnai oleh warna 3. Simpul diwarnai oleh warna 1 4. Simpul diwarnai oleh warna 3 5. Simpul diwarnai oleh warna 1 6. Simpul diwarnai oleh warna 1 7. Simpul diwarnai oleh warna. karena Graf pada Gambar.13 di atas memiliki bilangan kromatik 3 ( ( ) 3) hanya membutuhkan minimal tiga buah warna dalam proses pewarnaannya. Jika dimisalkan warna 1 adalah warna merah warna adalah warna kuning warna 3 adalah warna hijau. Adapun graf yang telah diwarnai adalah berikut: II-13

Gambar.14 Graf dari Gambar.13 yang Telah Diberi Warna Berdasarkan Gambar.14 dapat dilihat bahwa setiap simpul memiliki warna yang berbeda sehingga hasil dari proses pewarnaan graf pada Gambar.13 dengan menggunakan algoritma Sequential Color telah sesuai dengan konsep pewarnaan graf yaitu setiap simpul yang bertetangga tidak boleh diwarnai dengan warna yang sama tujuan pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color tercapai yaitu menginginkan warna yang sesedikit mungkin dalam proses pewarnaannya karena dari 7 warna berbeda yang diberikan pada awal proses pewarnaan hanya dibutuhkan 3 warna pada akhir proses pewarnaannya. II-14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian penulisan tugas akhir ini adalah studi pustaka dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan graf pewarnaannya serta algoritma Sequential Color. Langkah-langkah yang akan digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Memahami terminologi graf.. Memahami pewarnaan graf. 3. Mengakses memahami peta Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau dengan batas-batas wilayah setiap Kecamatannya. 4. Merepresentasikan batas-batas wilayah Kecamatan sebagai sisi perpotongan antar batas wilayah sebagai simpul. 5. Membuat graf dual dari peta Kabupaten Kuantan Singingi. 6. Mengaplikasikan algoritma Sequential Color untuk melakukan pewarnaan wilayah pada peta Kabupaten Kuantan Singingi dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. ( ) adalah graf dengan jumlah simpul buah. Memberikan nama simpul graf tersebut dengan. Misalkan warna-warna yang mungkin mewarnai simpul graf adalah : 13 b. Buat < 13 > dengan adalah kumpulan warna yang mungkin menjadi warna dari simpul dimulai dari 1 hingga c. Lakukan pewarnaan secara berurutan berdasarkan urutan dari simpul dimulai dari 1 hingga dengan cara sebagai berikut: Warnai simpul dengan ( adalah warna pertama pada list ). Untuk hingga lakukan: jika ( ) ( ) maka artinya adalah jika anggota buang dari sebab tidak boleh diwarnai dengan

warna karena telah menjadi warna yang bertetangga dengan. adalah kumpulan warna yang mungkin bisa menjadi warna dari. d. Tiap simpul telah diberi warna jumlah warna yang digunakan dihitung. 7. Menentukan berapa warna minimum ( ) yang digunakan untuk mewarnai peta Kabupaten Kuantan Singingi. III-

Langkah-langkah metodologi penelitian dalam flowchart berikut ini : Mulai Memahami Terminologi Graf Memahami Pewarnaan Graf Mengakses Peta Kabupaten Kuantan Singingi Mempresentasikan Batas Wilayah Sebagai Sisi Merepresentasikan Perpotongan antar Batas Wilayah Sebagai Simpul Membuat Graf Dual dari Peta Kabupaten Kuantan Singingi Melakukan Pewarnaan Graf dengan Algoritma Sequential Color Menentukan Warna Minimum pada Graf Selesai Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian III-3

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL Bab ini akan membahas tentang bagaimana mengaplikasikan algoritma Sequential Color dalam mewarnai peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau serta menentukan jumlah warna minimum yang digunakan dalam kasus pewarnaan peta tersebut. 4.1 Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi Berikut ini adalah gambaran peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi : Kec. Singingi Hilir Kec. Logas Tanah Darat Kec. Benai Kec. Singingi Kec. Pangean Kec. Inuman Kec. Cerenti Kec. Kuantan Tengah Kec. Kuantan Hilir Kec. Hulu Kuantan Kec. Gunung Toar Kec. Kuantan Mudik Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi

4. Cara Merepresentasikan Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi ke dalam Suatu Graf Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 1 wilayah Kecamatan dengan batas-batas wilayahnya. Adapun cara merepresentasikan peta yang terdiri dari beberapa wilayah menjadi suatu graf yaitu dengan merepresentasikan batasbatas wilayah sebagai sisi perpotongan antar batas wilayah sebagai simpul. Masing-masing wilayah Kecamatan di beri nama. Gambar 4. berikut ini adalah gambar yang merepresentasikan peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi ke dalam suatu graf : Gambar 4. Graf yang Merepresentasikan Peta Kuantan Singingi Keterangan dari Gambar 4. Kecamatan-Kecamatan yang berada pada Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 1 Kecamatan sebagai berikut : r1 : Kecamatan Singingi Hilir r : Kecamatan Singingi r3 : Kecamatan Hulu Kuantan r4 : Kecamatan Gunung Toar r5 : Kecamatan Kuantan Mudik r6 : Kecamatan Kuantan Tengah r7 : Kecamatan Benai IV-

r8 : Kecamatan Logas Tanah Darat r9 : Kecamatan Pangean r10 : Kecamatan Kuantan Hilir r11 : Kecamatan Inuman r1 : Kecamatan Cerenti Graf yang terbentuk dari peta Kabupaten Kuantan Singingi merupakan suatu graf big karena tidak ada sisi-sisi yang saling beririsan (berpotongan) kecuali pada simpul-simpul akhir sisi-sisi tersebut. Wilayah (Region) pada graf terdiri dari simpul sisi yang menghubungkannya maka Gambar 4. di atas terdiri dari simpul sisi yang menghubungkannya yaitu : ( ) {( ( ( ( ( 4.3 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )}. ) ) ) ) Graf Dual dari Peta Kabupaten Kuantan Singingi Cara membuat graf dual dari peta Kabupaten Kuantan Singingi adalah dengan merepresentasikan wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi sebagai simpul selanjutnya simpul-simpul yang mewakili wilayah Kecamatan yang saling berbatasan atau bertetangga dihubungkan dengan sebuah sisi. Cara membuat graf dual dari peta Kabupaten Kuantan Singingi dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini: IV-3

Gambar 4.3 Cara Membuat Graf Dual Peta Kuantan Singingi Berdasarkan Gambar 4.3 di atas garis putus-putus pada gambar tersebut merupakan graf dual dari peta Kabupaten Kuantan Singingi. Sehingga graf dual yang terbentuk dari peta Kabupaten Kuantan Singingi adalah seperti Gambar 4.4 berikut ini : Gambar 4.4 Graf Dual Peta Kabupaten Kuantan Singingi IV-4

4.4 Pewarnaan Wilayah pada Peta Kabupaten Kuantan Singingi Menggunakan Algoritma Sequential Color Pewarnaan pada peta Kabupaten Kuantan Singingi dilakukan dengan konsep pewarnaan wilayah (region coloring) dimana setiap wilayah yang bertetangga akan diwarnai dengan warna yang berbeda. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana jalannya algoritma Sequential Color untuk pewarnaan peta Kabupaten Kuantan Singingi. Adapun langkah-langkah pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color adalah sebagai berikut : ( ) Langkah 1: Menentukan himpunan simpul sisi pada graf. Graf adalah graf yang terdiri dari himpunan simpul sisi. Jika simpul pada graf belum diberi nama maka graf tersebut harus diberi nama terlebih dahulu misalnya dengan nama simpul. Kemudian misalkan warna-warna yang mungkin mewarnai simpul graf adalah : 13. Berdasarkan Gambar 4.5 di bawah ini graf dual yang terbentuk dari graf yang merepresentasikan Kabupaten Kuantan Singingi adalah graf dengan jumlah simpul 1 buah. Simpul-simpul graf tersebut yaitu:. Misalkan warna-warna yang mungkin mewarnai simpul graf adalah : 13 1. Gambar 4.5 Graf Dual dari Peta Kabupaten Kuantan Singingi IV-5

( ) { {( ( ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( Langkah : Menentukan dari simpul ) ( ) ( ) ( } ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )}. ) ( ) ( ) ( ) ( ) ) yaitu kumpulan warna yang mungkin menjadi warna. Semua simpul pada graf terlebih dahulu diberikan warna yang berbeda sehingga untuk simpul-simpul graf pada Gambar 4.5 di atas adalah: untuk adalah <1> untuk adalah <1> untuk adalah <13> untuk adalah <134> untuk adalah <1345> untuk adalah <13456> untuk adalah <134567> untuk adalah <1345678> untuk adalah <13456789> untuk adalah <1345678910> untuk adalah <134567891011> untuk adalah <1345678910111> Langkah 3: Melakukan pewarnaan secara berurutan berdasarkan dari urutan simpul dimulai dari 1 hingga dengan cara sebagai berikut: Langkah 3.1 : Warnai simpul dengan ( adalah warna pertama pada list ). Langkah 3. : Untuk - jika ( anggota hingga lakukan: ) ( ) buang maka dari sebab artinya adalah jika tidak boleh diwarnai dengan warna IV-6

karena telah menjadi warna yang bertetangga dengan kumpulan warna yang mungkin bisa menjadi warna dari. adalah. Berdasarkan langkah 3 maka proses dari pewarnaan graf dengan menggunakan algoritma Sequential Color adalah sebagai berikut: a. Simpul Untuk warna simpul untuk simpul simpul yang bertetangga dengan simpul berarti 78. Kemudian untuk bisa menjadi warna dari simpul atau warna yang mungkin warna 1 dari dengan. Sehingga diperoleh: buang 1 karena < 1 > sebab 1 anggota < 1 > tidak boleh diwarnai dengan 1 telah menjadi warna yang bertetangga < > < 134567 > < 1 > artinya adalah jika 134567 > buang 1 dari tidak boleh diwarnai dengan warna warna yang bertetangga dengan 1 anggota < 134567 > sebab 1 karena mungkin bisa menjadi warna dari simpul adalah adalah sebagai berikut : < 1 > < 1 > artinya adalah jika yaitu 1 berarti adalah 1. Kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul simpul ambil warna pertama pada list < 1 telah menjadi. Sehingga warna-warna yang adalah: < 34567 > < 1345678 > < 1 > artinya adalah jika 1345678 > buang 1 dari 1 anggota < < 1345678 > sebab IV-7

1 karena tidak boleh diwarnai dengan warna menjadi warna yang bertetangga dengan 1 telah. Sehingga warna-warna yang mungkin bisa menjadi warna dari simpul adalah: < 345678 > b. Simpul Untuk warna simpul pada dari perhatikan telah dipakai oleh simpul < 1 > karena warna pertama simpul merupakan simpul tetangga sebelumnya maka ambil warna berarti untuk simpul Kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul 367. Kemudian untuk menjadi warna dari simpul adalah simpul dari yang bertetangga dengan anggota < 13 > sebab karena diwarnai dengan warna < tidak boleh telah menjadi warna. Sehingga diperoleh: < 13 > < 13456 > < > artinya adalah jika 13456 > buang dari boleh diwarnai dengan warna yang bertetangga dengan berarti adalah sebagai berikut : < 13 > < > artinya adalah jika simpul atau kumpulan warna yang mungkin bisa 13 > buang adalah. anggota < 13456 > sebab karena < tidak telah menjadi warna. Sehingga diperoleh: < 13456 > IV-8

< 134567 > < > artinya adalah jika 134567 > buang dari tidak boleh diwarnai dengan warna warna yang bertetangga dengan anggota < 134567 > sebab karena < telah menjadi. Sehingga diperoleh: < 134567 > c. Simpul Untuk warna simpul perhatikan < 13 > karena warna pertama adalah warna 1 ambil warna 1 berarti pada untuk simpul kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul kemudian untuk simpul adalah simpul simpul berarti 45 atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari adalah sebagai berikut : < 134 > < 1 > artinya adalah jika 134 > buang 1 dari diwarnai dengan warna yang bertetangga dengan adalah 1 1 anggota < 134 > sebab 1 karena < tidak boleh 1 telah menjadi warna. Sehingga diperoleh: < 34 > < 1345 > < 1 > artinya adalah jika 1345 > buang 1 dari diwarnai dengan warna yang bertetangga dengan 1 anggota < 1345 > sebab 1 karena < tidak boleh 1 telah menjadi warna. Sehingga diperoleh: < 345 > IV-9

d. Simpul Untuk warna simpul pertama pada < 134 > karena warna perhatikan telah dipakai oleh simpul sebagai simpul tetangga dari sebelumnya maka yang menjadi warna pertama pada warna ambil warna berarti untuk simpul < 134 > adalah adalah kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul bertetangga dengan simpul untuk adalah simpul simpul yang berarti 56 kemudian atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari simpul adalah sebagai berikut : < 1345 > < > artinya adalah jika 1345 > buang dari diwarnai dengan warna yang bertetangga dengan anggota < 1345 > sebab karena tidak boleh telah menjadi warna. Sehingga diperoleh: < 1345 > < 13456 > < > artinya adalah jika 13456 > buang boleh diwarnai dengan warna dari warna yang bertetangga dengan anggota < 13456 > sebab karena tidak telah menjadi. Sehingga diperoleh: < 13456 > e. Simpul Untuk warna simpul pertama pada dari perhatikan < 1345 > karena warna yaitu warna 1 warna telah dipakai oleh simpul tetangga yaitu simpul sebelumnya maka warna pertama pada list < 1345 > adalah warna 3 berarti untuk simpul Kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul adalah 3. simpul IV-10

yang bertetangga dengan simpul untuk adalah simpul berarti 6 kemudian atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari simpul adalah sebagai berikut : < 1345 > < 3 > artinya adalah jika 13456 > buang boleh diwarnai dengan warna 3 dari 3 anggota < < 13456 > sebab warna yang bertetangga dengan 3 karena tidak 3 telah menjadi. Sehingga diperoleh: < 1456 > f. Simpul Untuk warna simpul ambil warna 1 karena warna pertama pada < 13456 > adalah warna 1 berarti untuk simpul adalah 1 kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul kemudian untuk simpul adalah simpul 710 berarti atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari adalah sebagai berikut : < 134567 > < 1 > artinya adalah jika 134567 > buang 1 dari tidak boleh diwarnai dengan menjadi warna simpul warna 1 anggota < 134567 > sebab yang bertetangga dengan 1 karena 1 telah. Sehingga diperoleh: < 34567 >. < 1345678910 > < 1 > anggota artinya 1345678910 > buang 134567 > sebab adalah jika 1 dari tidak boleh diwarnai dengan warna 1 < 1 IV-11

1 telah menjadi warna karena yang bertetangga dengan. Sehingga diperoleh: < 345678910 > g. Simpul Untuk warna simpul simpul karena simpul sebelumnya bertetangga dengan segkan warna untuk simpul untuk simpul adalah warna 1 warna adalah warna maka yang menjadi warna pertama pada < 134567 > adalah warna 3 berarti untuk simpul kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul adalah simpul 89 10 kemudian untuk menjadi warna dari simpul berarti adalah sebagai berikut: < 1345678 > < 3 > artinya adalah jika 3 dari tidak boleh diwarnai dengan warna menjadi warna simpul atau warna yang mungkin bisa < 1345678 > buang adalah 3 yang bertetangga dengan 3 anggota < 1345678 > sebab 3 karena 3 telah. Sehingga diperoleh: < 145678 > < 13456789 > < 3 > anggota < 13456789 >buang 13456789 > sebab 3 karena artinya adalah jika 3 dari 3 tidak boleh diwarnai dengan warna 3 telah menjadi warna yang bertetangga dengan <. Sehingga diperoleh: < 1456789 > IV-1

< 1345678910 > < 3> anggota artinya adalah < 13456789 >buang 13456789 > sebab 3 karena 3 < dari tidak boleh diwarnai dengan 3 telah menjadi warna 3 jika warna yang bertetangga dengan. Sehingga diperoleh: < 145678910 > h. Simpul Untuk warna simpul < 1345678 > ambil warna perhatikan karena warna pertama pada sebelumnya yaitu simpul telah dipakai oleh simpul tetangga dari simpul berarti adalah kemudian untuk simpul perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul bertetangga dengan simpul kemudian untuk simpul adalah simpul berarti 910 atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari adalah sebagai berikut : < 13456789 > < > artinya adalah jika < 13456789 > buang sebab dari tidak boleh diwarnai dengan warna telah menjadi warna simpul yang yang bertetangga dengan anggota < 13456789 > karena. Sehingga diperoleh: < 13456789 > < 1345678910 > < > anggota artinya adalah < 1345678910 > buang 1345678910 > sebab karena jika dari < tidak boleh diwarnai dengan warna telah menjadi warna yang bertetangga dengan. Sehingga diperoleh: < 1345678910 > IV-13

i. Simpul ambil warna 1 karena warna pertama pada Untuk warna simpul < 13456789 > adalah warna 1 berarti adalah 1 untuk simpul kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul untuk simpul berarti 10 kemudian adalah simpul atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari simpul adalah sebagai berikut : < 1345678910 > < 1 > artinya 1345678910 > buang anggota 1345678 910 > sebab karena adalah 1 jika 1 dari < 1 tidak boleh diwarnai dengan warna 1 telah menjadi warna yang bertetangga dengan. Sehingga diperoleh: < 345678910 > j. Simpul Untuk warna simpul perhatikan < 1345678910 > ambil warna 4 karena warna 1 3 telah digunakan oleh simpul tetangga dari sebelumnya yaitu simpul berarti adalah 4. untuk simpul Kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul yang bertetangga dengan simpul 111 kemudian untuk dari simpul adalah simpul. Simpul berarti atau warna yang mungkin bisa menjadi warna adalah sebagai berikut : < 134567891011 > < 4 > artinya adalah jika anggota < 134567891011 > < 134567891011 > sebab buang 4 4 dari tidak boleh diwarnai IV-14

4 telah menjadi warna yang < 1345678910111 > < 4 > artinya adalah jika 4 dengan warna bertetangga dengan 4 karena. Sehingga diperleh: < 13567891011 >. anggota < 1345678910111 > < 134567891011 > sebab dengan warna bertetangga dengan 4 karena 4 buang dari tidak boleh diwarnai 4 telah menjadi warna yang. Sehingga diperleh: < 135678910111 > k. Simpul ambil warna 1 karena warna pertama pada Untuk warna simpul < 134567891011 > adalah warna 1 berarti untuk simpul adalah 1 kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul simpul yang bertetangga dengan simpul 1. Kemudian untuk simpul adalah simpul berarti atau warna yang mungkin bisa menjadi warna dari adalah sebagai berikut : < 1345678910111 > < 1 > artinya adalah jika anggota < 1345678910111 > buang < 1345678910111 > sebab dengan warna bertetangga dengan 1 karena 1 1 dari tidak boleh diwarnai 1 telah menjadi warna yang. Sehingga diperoleh: < 345678910111 > l. Simpul Untuk warna simpul perhatikan karena warna pertama pada merupakan simpul tetangga dari < 1345678910111 > telah dipakai oleh simpul simpul sebelumnya maka ambil warna berarti IV-15

untuk simpul dengan simpul adalah. Kemudian perhatikan simpul-simpul yang bertetangga. Simpul yang bertetangga dengan simpul tidak ada. Langkah 3 dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Langkah-Langkah Pewarnaan Graf Langkah 3.1 3. 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 3.1 3. 3.1 3. 3 3 1 3.1 3. 4 4 3.1 3. 3.1 3. 5 5 6 6 3 3.1 7 3 <1> <1> <13> <134> <1345> <13456> <134567> <1345678> <13456789> <1345678910> <134567891011> <1345678910111> 1 7 8 <> <134567> <1345678> 3 6 7 <13> <13456> <134567> 4 5 <34> <345> 5 6 <1345> <13456> 6 <1456> 7 10 <13567> <135678910> 1 IV-16

3. 7 3.1 3. 8 8 3.1 3. 3.1 3. 9 9 10 10 1 3.1 3. 3.1 11 11 1 1 8 9 10 <145678> <1456789> <145678910> 9 10 <13456789> <1345678910> 10 <345678910> 11 1 <14567891011> <145678910111> 1 <345678910111> 4 Berdasarkan kolom pada Tabel 4.1 di atas jumlah warna yang diperoleh dari hasil pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color adalah empat warna sebagai berikut : 1. Simpul diwarnai oleh warna 1. Simpul diwarnai oleh warna 3. Simpul diwarnai oleh warna 1 4. Simpul diwarnai oleh warna 5. Simpul diwarnai oleh warna 3 6. Simpul diwarnai oleh warna 1 7. Simpul diwarnai oleh warna 3 8. Simpul diwarnai oleh warna 9. Simpul diwarnai oleh warna 1 10. Simpul diwarnai oleh warna 4 11. Simpul diwarnai oleh warna 1 1. Simpul diwarnai oleh warna. Jika dimisalkan warna 1 adalah warna merah warna adalah warna kuning warna 3 adalah warna hijau warna 4 adalah warna biru. Adapun graf yang telah diwarnai adalah sebagai berikut: IV-17

Gambar 4.6 Graf yang Telah Diwarnai Gambar 4.6 merupakan hasil dari proses pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color. Dapat dilihat pada graf tersebut hasil pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color sesuai dengan konsep pewarnaan graf yaitu setiap simpul yang bertetangga tidak boleh diwarnai dengan warna yang sama tujuan pewarnaan dengan menggunakan algoritma Sequential Color tercapai yaitu menginginkan warna yang sesedikit mungkin dalam proses pewarnaannya. 4.5 Menentukan Jumlah Warna Minimum Peta Kabupaten Kuantan Singingi Jumlah warna minimum atau disebut dengan bilangan kromatik ( ) yang diperoleh dari hasil pewarnaan wilayah Kecamatan peta Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan algoritma Sequential Color dapat dilihat dari berapa banyak warna yang dibutuhkan dalam pewarnaan graf tersebut. Sesuai dengan konsep pewarnaan wilayah simpul-simpul pada graf dual dari graf yang merepresentasikan peta Kabupaten Kuantan Singingi mewakili wilayah Kecamatan yang ada sehingga warna yang digunakan untuk suatu simpul berarti warna yang dapat digunakan untuk pewarnaan wilayah yang diwakilinya. IV-18

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pewarnaan simpul dari graf dual peta Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan algoritma Sequential Color warna minimum yang didapatkan adalah 4 warna sehingga warna yang dibutuhkan untuk mewarnai 1 wilayah Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi hanya membutuhkan 4 warna ( ( ) 4) dalam proses pewarnaannya. Gambar 4.7 di bawah ini adalah peta wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yang telah diwarnai Kecamatan-Kecamatannya dapat dilihat bahwa warna yang menjadi warna wilayah Kecamatan yang ada merupakan warna simpul pada graf dual sebelumnya karena sesuai dengan konsep pewarnaan wilayah (region coloring) setiap warna yang menjadi warna dari wilayah Kecamatan pada peta diwakili oleh warna simpul pada graf dual yang mewakili setiap Kecamatan. Gambar 4.7 Pewarnaan Peta Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi IV-19

Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui batas-batas setiap wilayah Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi sebagai berikut : 1. Kec. r1 : Singingi Hilir berbatasan dengan r : Singingi r7: Benai r8 : Kecamatan Logas Tanah Darat.. Kec. r : Singingi berbatasan dengan r1 : Singingi Hilir r3 : Hulu Kuantan r6: Kuantan Tengah r7 : Kecamatan Benai.. 3. Kec. r3 : Hulu Kuantan berbatasan dengan r : Singingi r4: Gunung Toar r5 : Kuantan Mudik. 4. Kec. r4: Gunung Toar berbatasan dengan r3 : Hulu Kuantan r5 : Kuantan Mudik r6: Kecamatan Kuantan Tengah. 5. Kec. r5 : Kuantan Mudik berbatasan dengan r3: Hulu Kuantan r4: Gunung Toar r6 : Kecamatan Kuantan Tengah. 6. Kec. r6: Kuantan Tengah berbatasan dengan r : Singingi r4 : Gunung Toar r5 : Kuantan Mudik r7 : Benai r10: Kecamatan Kuantan Hilir. 7. Kec. r7 : Benai berbatasan dengan r1 : Singingi Hilir r: Singingi r6 : Kuantan Tengah r8: Logas Tanah Darat r9: Pangean r10: Kecamatan Kuantan Hilir. 8. Kec. r8 : Logas Tanah Darat berbatasan dengan r1: Singingi Hilir r7 : Benai r9: Pangean r10 : Kecamatan Kuantan Hilir. 9. Kec. r9: Pangean berbatasan dengan r7 : Benai r8 : Logas Tanah Darat r10 : Kecamatan Kuantan Hilir. 10. Kec. r10 : Kecamatan Kuantan Hilir berbatasan dengan r6: Kuantan Tengah r7 : Benai r8: Logas Tanah Darat r9 : Pangean r11: Inuman r1: Kecamatan Cerenti. 11. Kec. r11 : Kecamatan Inuman berbatasan dengan r10 : Kuantan Hilir r1: Kecamatan Cerenti. 1. Kec. r1 : Kecamatan Cerenti berbatasan dengan r10: Kuantan Hilir r11: Kecamatan Inuman. Berdasarkan Gambar 4.7 di atas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil pewarnaan dengan warna yang sesedikit mungkin setiap IV-0

Kecamatan dapat dibentuk ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut: 1. r1 : Kecamatan Singingi Hilir r3 : Kecamatan Hulu Kuantan r6 : Kecamatan Kuantan Tengah r9 : Kecamatan Pangean r11: Kecamatan Inuman.. r : Kecamatan Singingi r4 : Kecamatan Gunung Toar r8 : Kecamatan Logas Tanah Darat r1 : Kecamatan Cerenti. 3. r5 : Kecamatan Kuantan Mudik r7 : Kecamatan Benai. 4. r10 : Kecamatan Kuantan Hilir. Setiap kelompok di atas harus diberi warna yang berbeda setiap anggota yang tergabung dalam satu kelompok harus diberi warna yang sama dengan warna kelompoknya. Pewarnaan pada peta Kabupaten Kuantan Singingi didapatkan bilangan kromatiknya adalah 4 ( ( ) 4) karena hanya memerlukan empat warna dalam proses pewarnaannya. IV-1

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pewarnaan wilayah pada peta Kabupaten Kuantan Singingi dapat dilakukan menggunakan algoritma Sequential Color dengan cara membuat graf dualnya terlebih dahulu. Graf dual dari Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 1 simpul 1 sisi.. Jumlah warna minimum atau bilangan kromatik ( ( )) yang didapatkan dari hasil pewarnaan wilayah Kecamatan pada peta Kabupaten Kuantan Singingi pada penelitian ini diperoleh 4 warna ( ( ) 4) dengan warna antar wilayah yang bertetangga memiliki warna berbeda. 5. Saran Tugas akhir ini membahas salah satu aplikasi dalam big teori graf tetang pewarnaan graf yang diaplikasikan pada pewarnaan wilayah pada peta menggunakan algoritma Sequential Color. Penelitian lain yang dapat dikembangkan dari tugas akhir ini adalah pewarnaan graf bisa juga dilakukan pada kasus pengaturan lampu lalu lintas menggunakan algoritma lain serta pewarnaan dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer.

DAFTAR PUSTAKA As ad Nabila. Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal Makalah Strategi Algoritmatik ITB. Bandung. 008. Heleni Susda Zulkarnain. Matematika Diskrit Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru. 006. Pusat Pengembangan Http://www.kuansing.go.id. Peta Kabupaten Kuantan Singingi. Diakses 10 Oktober 011. Lieyanda Vivi. Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer Makalah II09 Probabilitas Statistik-sem. I Tahun 010/011. Lipschuts Seymour Larslipson Marc. Matematika Diskrit Jilid Schaum s. Salemba Teknika Jakarta. 00. Munir Rinaldi. Matematika Diskrit. Edisi Ketiga. Informatika Bandung Indonesia. 005. Siang Jong Jek M. Sc. Matematika Diskrit Aplikasinya pada Ilmu Komputer. Penerbit Andi Yogyakarta. 006. Wibisono Samuel. Matematika Diskrit. Graha Ilmu Jakarta. 004. Wilson Robin J. Introduction to Graph Theory. Fourth Edition. British Library London. 1995.