BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e-

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia pemasaran jasa yang semakin maju, mendorong para pelaku yang

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dari bahan tambahan. Kembang gula diklasifikasikan dalam 4 jenis, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB II URAIAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN. Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

Sebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO. Kresna julio Eka Putra

Strategi Brand Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

Pengukuran Brand Equity Kartu X *

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Template Standar Powerpoint

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Tjiptono (2006: 2), pemasaran memiliki definisi :

BAB II KERANGKA TEORITIS. sebenarnya merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh MAYA WELIZA SARI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dibawa kemana saja. Selain itu handphone juga membantu kita untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Para pelaku bisnis di industri terus berupaya agar apa yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas Singkat PT Marketbizmedia Kegiatan Marketbizmedia

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman membuat kompetisi dalam dunia pemasaran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Peerawat Chailom dan Sirilak Kaiwinit (2011) ini berjudul The effects of social network, Internet dissemination, Internet competitive learning, and information technology capability on e- marketing strategy and success of e-commerce business in Thailand. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek dari strategi e-marketing pada keberhasilan bisnis e-commerce di Thailand. Studi ini menggunakan jejaring sosial, penyebaran Internet, pembelajaran kompetitif Internet, dan teknologi informasi sebagai media. Selain itu, lingkungan yang kompetitif dan penerimaan pelanggan adalah variabel penelitian. Data dikumpulkan dari bisnis e-commerce di Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi e-marketing memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan e-commerce. Selain itu, pembelajaran kompetitif Internet dan kemampuan teknologi informasi memiliki efek positif pada strategi e-marketing. Untuk efek moderasi, penerimaan pelanggan memiliki pengaruh positif yang signifikan secara statistik pada hubungan. Kaitan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama meneliti hal mengenai pemasaran bisnis melalui Internet. Perbedaannya adalah lokasi penelitian dan fokus penelitian. 11

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Jing, Chatchai Pitsaphol, dan Rizwan Shabbir (2014). Penelitian ini berjudul The Influence of Brand Awareness, Brand Image and Perceived Quality on Brand Loyalty: A Case Study of OPPO Brand in Thailand. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa untuk membangun brand loyalty yang kuat terhadap suatu produk, dibutuhkan brand awareness, perceived quality dan brand image yang kuat juga. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini adalah merek telepon pintar OPPO dengan target pasar adalah masyarakat Thailand. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode convenience sampling dengan jumlah 200 responden di mana seluruh responden merupakan masyarakat Thailand yang menggunakan telepon pintar OPPO. Data dikumpulkan dalam jangka waktu 2 bulan, yaitu bulan Januari hingga Februari 2012. Data diolah dengan menggunakan SPSS Ver.17. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness, perceived quality dan brand image berhubungan dan berpengaruh terhadap brand loyalty suatu produk. Sehingga, investor dan pelaku pasar sebaiknya mempertimbangkan untuk membangun citra merek yang kuat di mata masyarakat. Kaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama membahas mengenai brand awareness suatu produk. Perbedaannya terletak pada produk yang diteliti, lokasi penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian. Selanjutnya, penelitian mengenai brand awareness dilakukan oleh Yuniska Hari Pramitadewi (2009) dengan judul Pengukuran Kesadaran Merek (Brand Awareness) pada Produk Madurasa PT Air Mancur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah merek Madurasa telah menjadi top of mind, dan untuk mengetahui cara mengukur kesadaran merek (brand awareness), yang didasarkan pada tingkatan top of mind, brand recall, brand recognition, dan unaware of brand. Di dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode 12

survei, di mana populasi yang digunakan adalah masyarakat Solo yang dibagi menjadi lima Kecamatan yaitu: Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Serengan. Sampel dari penelitian ini sebanyak 100 orang responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling yaitu convenience sampling. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder, sedangkan metode pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan kuesioner dengan analisis pembahasan yang bersifat deskriptif yang berupa frekuensi, presentase, diagram dan tabel. Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa merek Madurasa telah menjadi top of mind yaitu sebanyak 81%. dari perhitungan analisis elemen Brand Awareness didapatkan merek Madurasa menempati posisi Top of Mind (81%), dan madu dengan merek Nusantara menempati posisi pertama pada analisis Brand Recall (57%), pada analisis Brand Recognition didapatkan sebanyak 18% responden perlu diingatkan akan keberadaan merek Madurasa, dan pada analisis Unaware of Brand ditemukan 1% responden yang tidak mengenal sama sekali merek Madurasa. Kesimpulan yang dapat dikemukakan di dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran merek PT Air Mancur dengan produk Madurasa, perusahaan harus berusaha mempertahankan posisi top of mind dengan jalan melakukan pengulangan untuk meningkatkan ingatan konsumen melalui berbagai kegiatan promosi seperti: iklan, sponsor, pameran dan lain-lain. Kaitan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama meneliti mengenai kesadaran merek atau brand awareness. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan objek yang diteliti. 13

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ridha Januarti (2014) berjudul Analisis SOSTAC Internet Marketing Web Portal UZone di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penelitian ini adalah studi penelitian mengenai strategi Internet marketing dan situs jejaring sosial web portal UZone di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan berdasarkan analisis model perencanaan SOSTAC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengolahan data secara deskriptif dan menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisis penelitian ini menggunakan analisis SOSTAC (Situation, Objective, Strategy, Tactic, Action dan Control) komunikasi pemasaran melalui Internet marketing web portal UZone dan situs jejaring sosial yang terdiri dari Facebook (fan pages) dan Twitter. Hasil yang dicapai dengan analisis SOSTAC ini mengungkapkan bahwa strategi komunikasi pemasaran pada web portal UZone dan situs jejaring sosial masih belum sesuai dengan SOSTAC yang sebenarnya. Pada situs jejaring sosial hanya pada level control yang masih belum sesuai dengan SOSTAC yang sebenarnya. Kaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang Penulis lakukan kali ini adalah sama-sama menganalisis pemasaran melalu media Internet. Perbedaannya dengan penelitian kali ini adalah objek atau perusahaan yang diteliti serta teknik analisis yang digunakan. 1.2 Tinjauan mengenai Strategi Menurut Pearce dan Robinson (2008: 20), strategi adalah rencana main suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan di mana dia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan maksud dan tujuan untuk apa. 14

Sedangkan menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2006: 50-51), strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut. Menurut Morissey (2010: 45), strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. 1.3 Tinjauan mengenai Merek Menurut UU Merek Nomor 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, angka, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam Rangkuti (2002:2) definisi merek adalah nama, istilah, tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan/dihasilkan sehingga berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing. Menurut Durianto (2004:2), merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Lebih jauh lagi merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah merek dengan sebuah merek dagang (trade mark) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh 15

tersendiri di pasar bila dikelola dengan tepat. Merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalam merek tercakup enam pengertian berikut ini: 1. Atribut produk. Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. 2. Manfaat. Meskipun merek membawa sejumlah atribut, yang diinginkan konsumen adalah manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut merek diberikan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional. Sebagai gambaran, atribut mahal cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional. 3. Nilai. Merek juga menyatakan tentang nilai produsen. Mercedes menyatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. 4. Budaya. Merek juga mencerminkan budaya tertentu. 5. Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya. 6. Pemakai. Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Menurut Philip Kotler dalam Rangkuti (2002:35), pengertian merek (brand) adalah sebagai a name, term, sign, symbol, or design or combination of them, intended to identify the good or service of one seller of group differentiate them from those of competitor. Sedangkan menurut David A. Aaker dalam Rangkuti (2002:36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa yang yang dihasilkan oleh kompetitor. Kemudian ditambahkan pula oleh William J. Staton dalam Rangkuti (2002:36) bahwa merek 16

adalah nama, istilah, simbol, atau desain khusus atas beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang unntuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. 1.4 Tinjauan mengenai Brand Awareness Menurut Durianto (2004: 54), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pemasar untuk mempromosikan produk-produknya. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat merek produknya. Sebab apabila semakin banyak konsumen yang mengingat merek suatu produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan. Menurut Aaker (1991: 184), brand awareness adalah the ability of potential buyer to recognize or recall that a brand is a member of certain product category. Kemudian, David Aaker mendefinisikan brand awareness menjadi 4 tingkatan, yaitu: Gambar 2.1 Brand Awareness Pyramid Sumber: Aaker (1991:184) 17

a. Unaware of a brand. Pada tahap awal, konsumen sama sekali tidak mengetahui atau tidak pernah mendengar adanya merek itu. Sebagai contoh, konsumen kemungkinan tidak mengetahui bahwa ada ponsel bermerek IMC atau HTC. b. Brand recognition. Pada tahap ini, para konsumen sudah bisa mengidentifikasi merek yang disebutkan setelah ada orang lain yang menyebutkan merek tersebut. Sebagai contoh dalam produk sabun mandi, konsumen baru ingat akan adanya merek Dove setelah orang lain menyebutkan merek tersebut. c. Brand recall atau mengingatkan kembali. Kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan atau penyebutan ulang merek sejenis untuk mengingat merek produk. Sebagai contoh adalah merek Yamaha untuk produk sepeda motor. d. Top of mind atau puncak. Tingkat ini adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen. Merek tersebut akan muncul di benak konsumen ketika kategori produk tersebut diberikan. Sebagai contoh adalah merek Aqua ketika kategori air mineral disebutkan. 1.5 Tinjauan mengenai Digital Marketing Menurut Coviello (1995: 29), digital marketing adalah penggunaan Internet dan penggunaan teknologi interaktif lain untuk membuat dan menghubungkan dialog antara perusahaan dan konsumen yang telah teridentifikasi. Mereka juga berpendapat bahwa e- marketing merupakan bagian dari e-commerce. 18

Menurut Sanjaya & Josua Tarigan (2009:47), digital marketing adalah kegiatan marketing yang termasuk branding yang menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, ad words, ataupun jejaring sosial. Konsep digital marketing (pemasaran digital) adalah media digital untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen temasuk melalui Internet, radio, televisi, mobile phone, dan lain-lain. Produk disini bermacam-macam. Produk yang dimaksud di sini adalah barang ataupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Ada tiga konsep digital marketing, yaitu content marketing, search engine marketing dan social media strategy. Content marketing adalah sebuah cara menjangkau, menjalin hubungan dan mempertahankan pelanggan lewat konten-konten yang berbasis kepentingan pelanggan. Search engine marketing (SEM) adalah sebuah cara mencari informasi produk melalui search engine atau mesin pencari dengan mengetikkan kata atau produk yang akan dibeli. Sedangkan social media strategy adalah sebuah cara memasarkan produk melalui media sosial, seperti blog, Facebook, Twitter, dan lain-lain. 19