BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN LUMBANJULU. Kecamatan Lumbanjulu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Toba

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

Desa Sibulan-bulan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan. Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SABUNGAN NIHUTA I KECAMATAN SIPAHUTAR. Kecamatan Sipahutar merupakan salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batakyang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI. penggunaan musik tiup dan faktor- faktor yang melatar-belakangi penerimaan dan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil wawancara

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memperoleh nilai secara finansial masyarakatnya, namun lebih kepada penonjolan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada pada ketinggian 906-1500 meter diatas permukaan laut. Letak geografisnya berada pada 2-3 o lintang utara dan 98-99,5 o bujur timur dengan luas wilayah 10.605 km 2. Suhu udara rata-rata adalah 22 o C. Wilayah ini merupakan salah satu daerah dengan curah hujan yang cukup banyak yaitu 0,8 mm pertahun. Di kabupaten inilah terdapat Kecamatan Sipoholon sebagai tempat penelitian penulis. 2.1.1. Letak Geografis Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penulis adalah di dusun Habinsaran. Dusun ini merupakan bagian dari Desa Lobu Singkam yang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sipoholon. Desa Lobu Singkam berada pada ketinggian 1150 m di atas permukaan laut. Untuk menjangkau Kecamatan Sipoholon penulis memerlukan waktu 6 jam dari kota Medan untuk sampai ke Kecamatan Sipoholon dengan jarak sekitar 275 km. Jarak dari Ibukota Kecamatan dengan desa Lobu Singkam kurang lebih 8 km. Butuh waktu sekitar 30-45 menit untuk sampai ke desa tersebut. Hal ini disebabkan tekstur daerah yang bergunung-gunung dan jalan

yang tidak baik. Karena sarana transportasi tidak selalu ada maka penulis menggunakan kendaraan roda dua untuk menjangkau lokasi penelitian tersebut. Dusun Habinsaran berada pada wilayah yang lebih rendah dari desa Lobu Singkam. Jarak dari Desa Lobu Singkam ke Dusun Habinsaran kurang lebih 3 km. Untuk sampai ke dusun tersebut penulis harus menempuh jalan yang berbatu dan belum di aspal. Penulis kadang harus berjalan kaki karena jalan yang sangat terjal dan berlumpur bila hujan datang. Desa Lobu Singkam memiliki batas batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aek Raja Kecamatan Sipoholon 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pintu Bosi Kecamatan Sipoholon 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Horison Kecamatan Sipoholon 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rura Julu Kecamatan Sipoholon 2.2. Pola Perkampungan dan Letak Rumah Berdasarkan pengamatan penulis bahwa pola perkampungan di desa Lobu Singkam sama dengan pola perkampungan Batak Toba pada umumnya. Letak rumah selalu berhadapan menghadap jalan atau menghadap halaman umum membentuk sebuah perkampungan. Penduduk yang tinggal di desa Lobu Singkam memiliki bentuk pola pemukiman yang berkelompok. Setiap rumah dibangun menghadap jalan dan sejajar mengikuti alur jalan desa. Berbeda dengan pemukiman yang ada di dusundusun. Biasanya jarak pusat desa dengan perkampungan lainnya sangat jauh, hal ini disebabkan banyak masyarakat yang mencari lahan pertanian yang bisa

digarap. Mereka tinggal di dekat lahan tersebut dan kemudian membentuk komunitas sendiri yang menjadi cikal bakal sebuah perkampungan ataupun dusun. Karena kebanyakan dusun-dusun berada pada wilayah yang lebih rendah dari jalan desa atau berada di lembah, maka pola perkampungannya menjadi berbeda dengan yang ada di pusat desa. Letak setiap rumah dibangun saling berhadapan satu sama lain menghadap halaman umum. 2.3. Asal Usul Penduduk dan Bahasa Penduduk yang mendiami wilayah Desa Lobu Singkam adalah suku Batak Toba. Sampai sejauh ini belum ada suku lain yang tinggal di wilayah ini. Penyebaran penduduk yang ada di Desa Lobu Singkam tidak berkonsentrasi pada satu wilayah saja, hal ini dipengaruhi oleh letak lahan pertanian yang digarap. Kebanyakan penduduk disana berasal dari luar desa Lobu Singkam yang datang membuka lahan pertanian dan tinggal di dekat lahan tersebut. Menurut pengamatan penulis bahwa mereka datang dari wilayah atau desa-desa lain yang jaraknya sangat jauh seperti Sipoholon, Hutaraja, Tarutung, bahkan Siborongborong untuk mencari lahan pertanian yang baru. Setiap dusun atau perkampungan selalu dihuni oleh satu kelompok marga. Seperti dusun Habinsaran, dihuni oleh kelompok marga Sipahutar yang datang dari desa Hutaraja yang jaraknya sangat jauh. Beberapa marga lain yang mayoritas tinggal di desa ini dan membuka perkampungan sendiri adalah marga Simanungkalit, Manalu, Hutagalung dan beberapa marga lainnya.

Jumlah jiwa yang terdapat di desa ini kurang lebih 2.402 orang dengan jumlah keluarga sekitar 480 500 KK. Di Dusun Habinsaran sebagai tempat penelitian dan tempat tinggal informan terdapat sekitar 43 KK. Ada 2 bentuk bahasa yang umum digunakan di desa ini yaitu Bahasa Batak Toba dan Bahasa Indonesia. Dalam percakapan sehari-hari bahasa yang digunakan adalah Bahasa Batak Toba. Mereka juga menggunakannya dalam mengadakan transaksi di pasar, di tempat peribadatan dan dalam berbagai kegiatan desa. Sedangkan Bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan Administrasi Pemerintahan, juga dalam proses belajar mengajar di sekolah walaupun kadang menggunakan pengantar Bahasa Batak Toba. 2.4. Mata Pencaharian Dengan kondisi alam yang berada pada wilayah pegunungan, penduduk yang mendiami wilayah desa Lobu Singkam mayoritas sebagai petani. Berdasarkan data statistik bahwa mata pencaharian penduduk Desa Lobu Singkam adalah 95% sebagai petani dan sisanya sebagai wiraswata atau pekerjaan lain di bidang akademis dan pemerintahan seperti PNS pemerintahan (1 orang), Guru PNS, Guru Honor (27 orang) dan Bidan (4 orang). Penduduk di desa Lobu Singkam biasanya membuka lahan dekat dengan tempat mereka tinggal. Hasil pertanian yang dihasilkan adalah padi, Palawija (Jagung, Ketela, Kacang Tanah), sayur-sayuran seperti tomat, cabe, bawang, kentang dan yang lainnya. Disamping itu terdapat juga beberapa hasil dari perkebunan seperti kopi. Kopi merupakan salah satu hasil bumi yang terbesar di

desa ini. Sedangkan hasil peternakan diantaranya adalah itik, ayam, kerbau, dan babi. Di beberapa tempat terdapat juga perikanan yaitu berupa tambak atau kolam ikan. Hasil dari pertanian dan peternakan ini mereka jual pada hari pekan ke pasar di Tarutung. Karena sarana transportasi yang tidak memadai dan kondisi jalan yang kurang baik maka distribusi hasil pertanian mereka tidak lancar ke luar daerah sehingga harus menunggu hari pekan yang hadir setiap hari. 2.5. Sistem Kekerabatan Sebagai wilayah yang mayoritas Suku Batak Toba maka sistem kekerabatan ataupun tata cara kehidupan sosial masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam tercermin dalam sebuah konsep budaya yang disebut dengan Dalihan Na Tolu. Dalam setiap aktivitas, kekerabatan dan adat istiadat di desa ini diatur oleh tiga konsep yaitu hula-hula (pihak keluarga pemberi istri); anak boru (pihak keluarga penerima istri); dan dongan tubu (sesama saudara lelaki dari induk marga yang sama). Ketiga konsep ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketiga hal ini mempunyai prestise dan tingkatan yang berbeda. Hula-hula berada pada status tertinggi baik secara sosial maupun dalam konteks spritual atau adat. Ketiga konsep ini juga terungkap dalam sebuah pepatah Batak Toba yang menyatakan somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Artinya setiap orang harus sopan dan hormat terhadap hula-hula, memberikan perhatian terhadap anak boru, serta harus menjaga hubungan yang baik dengan dongan tubu. Disamping itu, masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam sangat menjunjung tinggi hubungan antara kelompok sosial yang satu dengan kelompok

sosial lainnya berdasarkan turunan marga. Ketika seseorang baru bertemu dengan yang lain, biasanya masing-masing individu akan menyebutkan marganya terlebih dahulu dan kemudian mencari posisi marganya tersebut dalam keluarga atau turunan marganya. Kemudian hal ini akan memunculkan posisi baru bagi setiap individu tersebut dalam konteks adat sesuai dengan konsep dalihan na tolu. Beberapa marga yang mayoritas menempati desa ini adalah marga Sipahutar, Hutagalung, Simanungkalit dan Manalu dan beberapa marga lain. Di Dusun Habinsaran marga yang menempati daerah tersebut adalah marga Sipahutar, dan tidak ada marga lain yang menempati dusun ini. 2.6. Sistem Kepercayaan Penduduk yang tinggal di Desa Lobu Singkam secara keseluruhan telah memeluk agama yang diakui oleh negara. Agama yang mereka anut adalah agama Kristen Protestan dan Kristen Khatolik. Di desa ini tidak terdapat masyarakat yang menganut sistem kepercayaan. Di desa Lobu Singkam terdapat tujuh Gereja Kristen Protestan dan dua Gereja Khatolik. 2.7. Sistem Kesenian Menurut Koentjaraningrat (1990:204) salah satu unsur kebudayaan manusia adalah kesenian. Sebagai wilayah mayoritas suku Batak Toba, masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam juga mengenal sistem kesenian Batak Toba secara umum yaitu seni musik, seni tari dan seni teater. Dalam sistem kesenian Batak Toba dikenal beberapa jenis bentuk ansambel musik yaitu

gondang sabangunan, gondang hasapi dan uning-uningan. Demikian halnya dalam seni tari dikenal dengan istilah manortor atau menari dan dalam seni teater dikenal dengan nama opera. Penggunaan kesenian yang ada pada masyarakat Batak Toba juga erat kaitannya dengan sistim kekerabatan yang dipakai. Di dalam berkesenian peranan-peranan dalihan natolu sangat berpengaruh, dan ketiga pengelompokan kekerabatan yang ada dalam dalihan natolu tersebut akan dimiliki oleh setiap orang Batak secara bergantian tergantung pada siapa yang melakukan acara 7. Dalam setiap upacara adat seperti pesta perkawinan, upacara kematian, pesta mangadati maupun acara adat lainnya biasanya diiringi dengan musik yaitu gondang sabangunan ataupun gondang hasapi. Akan tetapi di beberapa tempat atau dusun pada saat upacara kematian sering terlihat ada ansambel musik lain yang bukan berasal dari sistem kesenian Batak Toba. Ansambel tersebut sangat unik dan hanya ada di desa Lobu Singkam. Masyarakat desa Lobu Singkam menyebut ansambel ini dengan nama grup musik saja. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui sejarah dan latar belakang musik tersebut. Fungsi ansambel ini adalah sebagai hiburan bagi orang yang mengalami kemalangan. Data yang penulis peroleh tidak lengkap dan tidak akurat karena Desa Lobu Singkam Baru mengadakan pergantian Kepala Desa sehingga data-data tentang desa tersebut belum dibuat sebagaimana mestinya 8. Menurut Bapak J 7 Dikutip dari tulisan Alat-alat Musik Sumatera Utara oleh Julianus P Limbeng dalam situs http://xeanexiero.blogspot.com 8 Semua data tentang Wilayah, Penduduk, Bahasa, Sistem Mata Pencaharian, Sistem Kekerabatan, Pertanian dan Kepercayaan diperoleh dengan mencatat data dari Kantor Kepala Desa dan mengadakan wawancara dengan Sekretaris Desa Bapak J Hutagalung pada tanggal 7 Juni 2008 di rumah Kepala Desa.

Hutagalung (Sekretaris Desa) bahwa mereka tidak mempunyai data statistik ataupun data tertulis yang lengkap mengenai desa tersebut.