BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kejelian dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu para. untuk melakukan penanganan terhadap produk gagal produksi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pariwisata dan bisnis internasional. penerbangan dari penjualan tiket yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan ataupun yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia. cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan yang bergerak di bidang usaha mempunyai tujuan yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Sehingga hal ini menuntut perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada lingkungan perusahaan, pengadaan barang merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut menyangkut tenaga-tenaga. pelaksana yang berupaya untuk memajukan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk masyarakat yang dijadikan sebagai kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini sedang bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, tujuan utama dari suatu perusahaan sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia memang berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan global yang tajam yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian menuju arah persaingan dunia semakin dekat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki pendapatan dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan hidup disektor pertanian. Sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitasnya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan mengolah informasi-informasi yang diperoleh dan. dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan.

PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kredibilitas usahanya. Mengingat banyaknya pesaing yang. berdiri dalam kurun waktu yang terhitung lama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang tidak rutin. Sistem akuntansi dirancang sebagai wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perkembangan dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan persaingan usaha yang semakin ketat bahkan cenderung mengarah ke persaingan bebas, maka para manajer harus bersikap adaptif yaitu selalu mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan dalam menghadapi tantangan dan masalah baik sekarang maupun yang akan datang. Selain itu dengan banyaknya perusahaan pesaing yang bergerak di bidang yang sama, maka persaingan semakin berat, sehingga untuk menarik peluang pasar, suatu pekerjaan membutuhkan kejelian dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu para pemimpin perusahaan harus mampu mengambil keputusan dalam kondisi apapun untuk dapat mencapai tujuan yang di inginkan perusahaan, diantaranya keputusan untuk melakukan penanganan terhadap produk gagal produksi. Tujuan utama suatu perusahaan pada umumnya untuk memperoleh keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu usaha adalah dengan menghasilkan produksi atau barang dengan biaya yang efisien. Dalam kaitannya dengan usaha tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan pengendalian biaya yang berkaitan dengan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Kegiatan ini erat hubungannya dengan kegiatan pembelian bahan baku yang dibutuhkan sesuai dengan mutu dan kemampuan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu sistem

pembelian yang tepat, kelancaran operasi perusahaan, penyediaan bahan baku yang bermutu baik, tepat waktu dan memenuhi kualitas yang diinginkan, yaitu dengan adanya sistem pengendalian internal yang efektif. Menurut Mulyadi (2001) sistem pengendalian produksi meliputi struktur organisasi, metoda dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, dan mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Sistem pengendalian yang baik selalu melibatkan beberapa bagian dalam kegiatan usaha dan pemisahan tanggung jawab fungsional secara tegas serta kelengkapan formulir. Hal ini dimaksudkan agar semua aktifitas perusahaan yang terjadi dapat diawasi secara benar. Namun, segala sesuatu tetap saja mempunyai kelemahan yang nantinya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pada industri rokok, kelemahan pengendalian produksi biasanya ditandai dengan munculnya produk cacat yang dihasilkan. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi dengan cara menciptakan alternatif-alternatif untuk menanggulangi produk cacat. Hal tersebut perlu dilaksanakan mengingat saat ini bisnis di bidang rokok merupakan bisnis yang banyak diminati pelaku bisnis karena dinilai cukup menguntungkan. Oleh karena itu, dari tahun ke tahun jumlah pengusaha rokok selalu bertambah. Selain fenomena yang diuraikan diatas, terdapat fenomena lain yang terjadi, diantaranya Indonesia merupakan potensi industri rokok yang bagus, walaupun baru-baru ini MUI (Majelis Ulama Indonesia) sedang memproses peraturan mengenai fatwa haram rokok. Hal tersebut tidak mengubah fakta bahwa

industri rokok adalah industri yang sangat menguntungkan di Indonesia. Fenomena masyarakat yang tidak terlalu mempedulikan kampanye anti rokok, juga merupakan salah satu celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Data WHO tahun 2002 menunjukkan konsumsi rokok di Indonesia 215 milyar batang. Jika sebatang roko Rp. 500, maka uang yang dibakar lebih dari Rp. 107 trilyun. Tingkat konsumsi rokok di Indoneia adalah 409.056 batang tiap menit, nilainya lebih dari Rp. 200.000.000,- (Gatra, Nomor 10 Beredar Senin, 16 Januari 2008). Ini merupakan sebuah peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha rokok sekaligus ancaman yang menuntut pengusaha rokok untuk waspada, khususnya sektor industri kecil untuk memproduksi dan mengembangkan produk rokok yang sesuai dengan segmen pasar mereka. Berikut ini adalah tabel tingkat konsumsi rokok di dunia : Tabel 1 Lima Besar Tingkat Konsumsi Rokok di Dunia (Miliar Batang Per- Tahun) Negara Konsumsi Rokok 1. China 1.643 miliar batang 2. Amerika Serikat 451 miliar batang 3. Jepang 328 miliar batang 4. Rusia 258 miliar batang 5. Indonesia 215 miliar batang Sumber : http://www.replubika.co.id/

Di Indonesia, harga dan pajak cenderung lebih rendah, sehingga potensi untuk mengurangi konsumsi rokok masih sangat sulit dilakukan, bahkan cenderung meningkat. Penerapan cukai di Indonesia, yang lebih rendah dibandingkan negara-negara lain turut memicu makin membaiknya kinerja industri. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), tingkat pajak rokok di Indonesia merupakan terendah ke dua di kawasan Asean setelah Kamboja. Harga rata-rata rokok dan persentase pajak terhadap negara untuk Indonesia mencapai 31% dibandingkan dengan Thailand sebesar 62%, Singapura 51% (Bisnis.com Rabu, 16/03/2005). Walaupun begitu pemerintah sangat berharap pada cukai rokok. Penerimaan cukai rokok tahun kemarin (2006) mencapai Rp. 33,054 trilyun,- (Gatra, Nomor 10 Beredar Senin 16 Januari 2008). Dari beberapa fenomena di atas semakin mempertegas dan memperjelas bahwa industri rokok merupakan salah satu industri yang menguntungkan di Indonesia. Oleh karena itu banyak orang yang membuka usaha rokok, mulai dari yang berskala industri rumah tangga hingga skala besar. Hal tersebut menuntut perusahaan mampu bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat. Manajemen perusahaan harus mempunyai kiat-kiat yang efektif dan efisien untuk meminimalkan kerugian perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai dan perusahaan mampu bertahan dalam kondisi apapun. Diantara kiat-kiat yang dilakukan oleh perusahaan adalah menjual kembali produk cacat yang dihasilkan dengan cara menjualnya langsung atau memprosesnya terlebih dahulu. Semua kiat yang dilakukan bertujuan untuk menutupi kerugian perusahaan karena tidak efektifnya proses produksi. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk

mangangkat judul: Analisis Penanganan Produk Cacat Sebagai Dasar Penilaian Efektivitas Proses Produksi, Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Tiga Dara Madiun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk menanggulangi masalah produk cacat akibat proses produksi? 2. Apakah pengendalian terhadap proses produksi telah dijalankan secara efektif ditinjau dari produk cacat yang ditimbulkan? 3. Apakah kebijakan yang diambil dalam menanggulangi produk cacat perlu dihentikan atau dilanjutkan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kebijakan apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi masalah produk cacat akibat proses produksi. b. Untuk mengetahui efektifitas proses produksi ditinjau dari produk cacat yang dihasilkan. c. Untuk memberi saran kepada perusahaan mengenai kebijakan yang diambil apakah masih memenuhi target perusahaan dalam mencari keuntungan, memerlukan perbaikan kecil, perbaikan besar, atau dihentikan

apabila dinilai oleh peneliti kurang efektif yang bertujuan untuk kemajuan perusahaan dengan berbagai kajian teoritis. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sarana koreksi, evaluasi dan masukan yang bermanfaat untuk perusahaan atas penerapan penanganan produk cacat yang ada. b. Bagi Pihak Lain Penelitian ini berguna untuk menjadi acuan pada penelitian yang lebih lanjut pada instansi lainnya dan menambah wawasan pembaca.