BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TAKE OVER KPR DARI BMI KE BRI SYARIAH

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB II LANDASAN TEORI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH ANTARA AKAD MURA>BAH}AH DENGAN AKAD MUSHA>RAKAH MUTANA>QIS}AH DI BANK MUAMALAT CABANG DARMO SURABAYA

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau seluruh lapisan masyarakat dikarenakan harganya yang tinggi. Kondisi

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB I PENDAHULUAN. tempat kembali dari aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV. ANALISIS PRODUK PEBIAYAAN ib MULTIGUNA DALAM MENINGKATKAN PORTOFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA BANK MUAMALAT CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENGALIHAN UTANG KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METO DE PERH ITUNGAN PENENTUAN H ARGA. DI PERBANK AN SYARIAH (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB IV STUDI ANALISIS PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI UNIT MEGA MITRA SYARI AH (M2M) BANK MEGA SYARI AH KALIWUNGU

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

HILMAN FAJRI ( )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mudharabah. Produk Deposito Mudharabah ini berdasarkan dari akad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an. dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO A. Analisis Implementasi Take Over Pada Pembiayaan Hunian Syariah Di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto Salah satu bentuk jasa keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Dalam hal ini atas permintaan nasabah, bank syariah melakukan pengambilalihan hutang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa h}iwa>lah atau dapat juga menggunakan qard} disesuaikan dengan ada atau tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional. Setelah nasabah melunasi kewajibannya kepada bank konvensional, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dengan bank syariah. 1 Dalam perbankan syariah tidak menganut sistem bunga, namun lebih mengedepankan rasa tolong menolong, salah satunya yaitu melalui fasilitas take over (pengalihan hutang) yang ada di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto. Take over yang ada di sini yaitu pengalihan hutang dari bank konvensional pada Bank Muamalat Indonesia, yang mana nasabah mempunyai hutang di bank konvensional kemudian mengalihkannya pada Bank Muamalat Indonesia yaitu dengan 1 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqhdan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 248. 100

101 cara pihak Bank Muamalat Indonesia memberikan qard} kepada nasabah dan dengan qard} tersebut nasabah dapat melunasi hutangnya di bank konvensional. Terkait pembiayaan melalui mekanisme take over pada Pembiayaan Hunian Syariah, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto menetapkan prosedur bahwa KPR yang bisa dipindahkan minimal sudah berjalan satu tahun atau lebih. Perlu diketahui Bank Muamalat Indonesia hanya men-take over sisa pokok dari pinjaman nasabah di bank konvensional, sedangkan bunga berjalan dan penalti atau denda (jika ada) tidak di-take over. Dalam menganalisa prosedur pembiayaan berdasarkan take over, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto berpegang pada prinsip kehati-hatian dengan tujuan mencegah secara dini kemungkinan terjadinya risiko yang dilakukan oleh nasabah. Prinsip yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto dalam menganalisa pembiayaan melalui mekanisme take over dengan mempertimbangkan analisa 5C, yaitu analisa dari segi character (karakter), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan), dan condition of economics (kondisi ekonomi) dari calon nasabah take over. Melalui penerapan analisa tersebut pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto dapat menilai layak

102 atau tidaknya calon nasabah dalam memperoleh pembiayaan. 2 Untuk pembiayaan melalui mekanisme take over di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto sekilas hampir serupa dengan transaksi pengalihan hutang (h}iwa>lah) yaitu dalam hal subyek, obyek, serta pernyataan kesepakatan dalam transaksi. Akan tetapi fasilitas take over yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto disini menggunakan akad qard}. Al-qard} dikategorikan dalam akad tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersil. 3 Artinya, akad tersebut harus murni bersifat sosial dan tidak boleh mengambil keuntungan dari peristiwa akad dimaksud. Setelah nasabah melunasi hutangnya yang ada di bank konvensional, nasabah terbebas dan tidak mempunyai tanggungan lagi di bank konvensional, akan tetapi nasabah mempunyai tanggungan untuk melunasi qard} yang telah diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia. Dalam praktik Pembiayaan Hunian Syariah melalui mekanisme take over (pengalihan hutang), Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto menggunakan alternatif pertama yang ditetapkan DSN-MUI dalam fatwa No.31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Hutang yaitu qard} dan mura>bah}ah. Dalam Islam akad dinyatakan sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya yang diperlukan dalam pembentukan akad. Adapun rukun dari 2 Hayuris Pranindiar, Financing Support Manager,Wawancara, Surabaya, 15 Oktober 2015; Alfi Rahmad Fauzi, Account Manager (AM) Financing,Wawancara, Mojokerto, 20 Oktober 2015. 3 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 131.

103 qard} tersebut yaitu : 1. Muqrid} dalam hal ini adalah sebagai pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto yang dipercaya muqtarid{ (nasabah) untuk mendapatkan hutang. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto memfasilitasi pelunasan KPR nasabah di bank konvensional dengan akad qard{, kemudian menjual piutangnya kepada nasabah dengan akad mura>bah}ah. Nasabah menerima akad qard{ sebagai pembayaran hutangnya kepada bank konvensional dan menerima akad mura>bah{ah sebagai bentuk penyelesaian piutang akad qard{ pada Bank Muamalat Indonesia CabangPembantu Mojokerto. 2. Objek akad yaitu qard}, dalam praktiknya di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto bentuk pinjaman yang diberikan yaitu berupa uang yang digunakan untuk pelunasan KPR nasabah pada bank konvensional. 3. S}ighat (ijab qabul) yaitu kesepakatan yang dicapai oleh muqtarid{ (nasabah) dan muqrid{ (Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto) dalam melakukan transaksi yang tertulis dalam Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3), yang di dalamnya terdapat identitas kedua belah pihak, serta ketentuan-ketentuan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak. Aspek penting dari keberlangsungan tersebut adalah adanya kerelaan atau kesepakatan kedua belah pihak untuk mengikatkan diri kedalam akad qard} dan kesepakatan tersebut membawa konsekuensi

104 terciptanya akad lain yaitu akad mura>bah}ah. Dalam Pembiayaan Hunian Syariah melalui mekanisme take over di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto fungsi akad qard} sebagai penghubung terhadap akad mura>bah}ah. Dalam konteks penerapan take over akad qard} tidak murni dilaksanakan dengan akad qard} saja, akan tetapi terdapat akad lain yang menyertainya yaitu akad mura>bah}ah yang merupakan satu rangkaian akad dalam pembahasan ini. Akad qard} dan mura>bah}ah merupakan sebuah rangkaian dari dua akad yang berbeda. Dalam fasilitas take over pada Pembiayaan Hunian Syariah akad mura>bah}ah berfungsi untuk melanjutkan pelaksanaan qard}, karena akad qard} tidak mungkin terlaksana bila salah satu pihak tidak menyepakati adanya akad mura>bah}ah, maka akad mura>bah}ah berfungsi sebagai penyempurnaan akad qard}. Pembiayaan mura>bah}ah juga memungkinkan adanya jaminan, karena sifat dari pembiayaan merupakan jual beli yang pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, maka tanggungan pembayaran tersebut merupakan hutang yang harus dibayar oleh musytari (pembeli). Bank syariah (ba i) memberlakukan prinsip kehati-hatian dengan mengenakan jaminan pada nasabah. Akad mura>bah}ah dalam take over yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto adalah sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan dari akad sebelumnya yaitu qard}. Posisi qard} adalah sebagai akad pembelian atas aset milik nasabah yang ada di bank konvensional oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu

105 Mojokerto sebagai bentuk pengalihan hutang yang dibenarkan oleh Fatwa DSN MUI No.31/DSN-MUI/VI/2002 alternatif ke I. Bagian aset yang dibeli oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto adalah sejumlah sisa hutang pokok nasabah di bank konvensional. Setelah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto membeli aset nasabah dari bank konvensional dengan akad qard}, maka aset tersebut dijual kembali oleh nasabah kepada Bank Muamalat Indonesia untuk melunasi qard}-nya, kemudian Bank Muamalat Indonesia menjualnya kembali kepada nasabah dengan menggunakan akad mura>bah}ah. Dalam akad ini, pihak Bank Muamalat Indonesia merinci jumlah aset yang dibelinya, kemudian ditambah keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh dua belah pihak dengan pelunasannya dalam bentuk pembayaran secara cicilan. Menurut pandangan penulis, berdasararkan implementasi take over pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto : Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto sendiri untuk akad-akad yang dilakukan telah memenuhi syarat dan rukunnya, dimana ketika nasabah mengajukan pembiayaan take over maka nasabah harus menandatangani Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3) yang di dalamnya terdapat akad qard} dan akad mura>bah}ah yang harus diketahui oleh kedua belah pihak yakni nasabah dan pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto.

106 Jika dilihat dalam pandangan ekonomi Islam terkait take over yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto maka proses tersebut sudah sesuai dengan syariah, sebab dalam pelaksanaan pembiayaan berdasarkan take over pada Pembiayaan Hunian Syariah melibatkan dua akad yang tidak bersamaan pada satu waktu yaitu akad qard} terlebih dahulu kemudian diakhiri dengan pemberian akad mura>bah}ah. B. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Melakukan Take Over Pada Pembiayaan Hunian Di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner kepada 30 nasabah Pembiayaan Hunian Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian yang telah dipaparkan dalam Bab III, penulis mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi nasabah memilih untuk melakukan take over (pengalihan hutang) KPR dari bank konvensional ke Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto. Tabel 3.21 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Memilih KPR Syariah Bank Muamalat Indonesia Lokasi bank yang mudah dijangkau 2 7 Bebas dari bunga bank 5 17 Angsuran tetap hingga lunas 7 23 Rekomendasi dari teman/kerabat 5 17 Sesuai dengan prinsip syariah 11 37

107 Berdasarkan tabel di atas penulis menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah take over pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto, yaitu : 1. Faktor Budaya (Subbudaya) Nasabah memilih KPR Syariah di Bank Muamalat Indonesia karena sesuai dengan keyakinan nasabah bahwa produk Pembiayaan Hunian Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah Islam. Kesesuaian dengan prinsip syariah ini penulis menganalisis dengan faktor subbudaya dimana dalam faktor subbudaya terdapat nilai agama. Hal tersebut juga sesuai dengan nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim yakni keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat dari pada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah dari pada konsumsi duniawi. Sehingga seorang muslim (orang yang mempunyai prinsip keislaman) akan memilih barang yang mempunyai tingkat kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi, sehingga dengan keyakinan bahwa Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia yang sesuai dengan prinsip syariah membuat nasabah tertarik menggunakan produk tersebut dan membuat pemasar (manajemen) sering merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk kebutuhan mereka.

108 Faktor kesesuaian prinsip syariah Islam pada Pembiayaan Hunian Syariah juga diketahui dari hasil jawabah nasabah pada tabel : Tabel 3.16 Mekanisme KPR SyariahBank Muamalat IndonesiaSesuaiSyariah Tidaktahu 5 17 Belum 1 3 Sudahsebagian 8 27 Sudahseluruhnya 16 53 Tabel 3.19 Kelebihan KPR Syariah Bank Muamalat Indonesia Proses cepat 2 7 Biayaringan 8 27 Prosedurmudah 5 17 Sesuaisyariah 15 50 Tabel 3.22 ManfaatSetelah Menggunakan KPR SyariahBagiNasabah B dan C benar 5 17 Mendapatketenanganbatin 16 53 Terhindardaribunga bank 9 30

109 2. Faktor Psikologis a. Kepercayaan dan Sikap Nasabah memilih Pembiayaan Hunian Syariah karena kepercayaan akan produk yang sesuai dengan apa yang nasabah inginkan, bahwa besarnya angusaran Pembiayaan Hunian Syariah yang tetap hingga lunas dan terbebas dari adanya bunga bank. Kepercayaan terhadap suatu produk berpengaruh pada pengambilan keputusan seorang nasabah. Setelah nasabah mendapatkan informasi, nasabah mengevaluasi informasi yang telah diperoleh menjadi pertimbangan. Kemudian nasabah mempertimbangkan dan menilai manfaat termasuk kepercayaan dan sikap terhadap produk yang akan dikonsumsinya. Selain produk Pembiayaan Hunian Syariah sesuai dengan apa yang nasabah inginkan, prosedur yang mudah dan jangka waktu pelunasan hingga 15 tahun juga menjadi pertimbangan sikap nasabah dalam dalam mengambil keputusan. Tabel 3.12 Prosedur KPR Syariah Bank Muamalat Indonesia SangatSulit 1 3 Sulit 2 7 Mudah 22 73 SangatMudah 5 17

110 Tabel 3.13 TenggangWaktuDalamPelunasan KPR Syariah 5 Tahun 5 17 10 Tahun 10 33 15 Tahun 15 50 Penulis menganalisis dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, nasabah percaya bahwa Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh, sehingga membentuk citra baik terhadap produk Pembiayaan Hunian Syariah dan menggambarkan penilaian sebuah sikap yang baik untuk menyukai dan menggunakan produk tersebut. b. Persepsi Selain kepercayaan dan sikap nasabah dalam memilih produk Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia. Penulis menganalisis persepsi nasabah dalam memilih menggunakan KPR Syariah di Bank Muamalat Indonesia karena kecenderungan lokasi bank yang mudah dijangkau. Sehingga dengan lokasi yang mudah dijangkau menjadi pertimbangan nasabah ketika mengambil keputusan dalam menkonsumsi Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto. Selain pertimbangan lokasi Bank Muamalat

111 Indonesia juga adanya persepsi nasabah terhadap kepuasan pelayanan serta sarana dan prasarana yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto. Tabel 3.14 Pelayanan Bank Muamalat Indonesia Cukuppuas 8 27 Puas 19 63 Sangatpuas 3 10 Tabel 3.15 SaranadanPrasaranaBank Muamalat Indonesia Cukup bagus 7 23 Bagus 18 60 Sangat bagus 5 17 3. Faktor Sosial (Kelompok Referensi) Nasabah memilih KPR Syariah di Bank Muamalat Indonesia atas rekomendasi dari teman/kerabatnya, sehingga membuat nasabah tertarik memilih untuk menggunakan produk Pembiayaan Hunian Syariah. Rekomendasi dari teman dan kerabat juga diketahui dari hasil sumber informasi KPR Syariah yang diperoleh oleh nasabah.

112 Tabel 3.11 SumberInformasi KPR SyariahMenurutNasabah Internet 5 17 Iklan 8 27 Bukudan Koran 5 17 TemandanKerabat 12 40 Berdasarkan rekomendasi dari teman atau kerabat tersebut penulis menganalisis dengan faktor sosial karena perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok referensi. Kelompok referensi ini mengajak kelompok yang lain untuk menggunakan produk Pembiayaan Hunian Syariah. Setelah mengetahui kelebihan yang ditawarkan dari produk tersebut sehingga merasa tertarik dengan adanya dorongan dan rangsangan dari temen/kerabat yang telah merekomendasikan kepada nasabah Pembiayaan Hunian Syariah. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah melakukan take over pada Pembiayaan Hunian Syariah. Penulis menyimpulkan beberapa faktor yang memutuskan nasabah memilih untuk melakukan take over KPR dari bank konvensional pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto, antara lain: sesuai dengan prinsip syariah, angsuran tetap hingga lunas, terbebas dari bunga bank, rekomendasi dari teman/kerabat dan lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto yang mudah dijangkau oleh nasabah.

113 Dengan adanya faktor-faktor tersebut menjadi daya tarik bagi Bank Muamalat Indonesia khususnya Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Mojokerto dalam meningkankan jumlah nasabah Pembiayaan Hunian Syariah.