PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

II. LANDASAN TEORI. Implikatur percakapan, lazim disebut implikatur, adalah implikasi pragmatis yang

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

Transkripsi:

PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia makna terdapatlah konteks. Konteks mempengaruhi keserasian sistem suatu bahasa. Konteks sebagai unsur di luar bahasa dikaji dalam pragmatik. Pragmatik *Struktur bahasa terdiri dari fonologi, leksikon dan gramatika Untuk mengkaji pragmatik... Diperlukan pemahaman budaya masyarakat pengguna bahasa itu. Di Indonesia, kita akan terbiasa dengan sapaan Mau ke mana? tanpa harus menjawab secara tepat kemana tujuan kita. Di Cina, kita akan mendapat sapaan Sudah makan? dan tidak perlu menanggapinya dengan jawaban yang lugas. Contoh-contoh sapaan tersebut... Menunjukkan bahwa penutur bahasa yang bersangkutan mengerti bahwa orang yang mengajaknya bicara bermaksud berbasa-basi kepadanya. Apa yang dimaksud oleh para pengguna bahasa ketika berinteraksi inilah yang dipelajari dalam pragmatik. 1

Kesimpulan Pragmatik mengkaji makna yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa. Definisi Pragmatik (Yule, 1996:3) (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Dari definisi tersebut... Timbul pertanyaan: Apakah makna juga dibahas dalam pragmatik? Bukankah makna itu merupakan kajian semantik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut... Kita mengingat kembali definisi dari semantik, yaitu cabang linguistik yang mengkaji makna secara internal, dalam arti makna yang ada di dalam bahasa (kata) tsb. Sedangkan, pragmatik adalah cabang linguistik yang mengkaji makna secara eksternal, dalam arti makna yang ada di luar bahasa (kata) tersebut. Makna yang ada di luar bahasa (makna eksternal) sama dengan makna penutur (maksud dari penutur). Contohnya... 1. Sugeng enjing! Makna (semantik): menyapa Maksud (pragmatik): tergantung siapa yang berbicara atau maksud lain, misalnya menyindir atau memarahi. 2. Baik! Makna (semantik): baik; apik Maksud (pragmatik): bisa tidak baik, dilihat dari berbagai faktor, ada hal-hal yang tidak langsung indirectness atau secara tidak literal INTERAKSI & SOPAN SANTUN 2

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan......kita harus mengetahui: Siapa saja yang terlibat didalamnya, Bagaimana hubungan dan jarak (status) sosial di antara mereka. Contohnya... Penggalan Percakapan 1 A: Setelah ini, kerjakan yang lain. B: Baik, Bu. Dalam penggalan percakapan di atas, terlihat bahwa status sosial A lebih tinggi dari B. Penggalan Percakapan 2 A: Bantuin, dong! B: Sabar sedikit kenapa, sih? Dalam penggalan percakapan di atas, terlihat bahwa A dan B memiliki kedudukan yang sama. Bentuk Sopan Santun Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik bila ada kesadaran akan bentuk sopan santun. Bentuk sopan santun dapat diungkapkan dengan: Penggunaan bentuk pronomina Pengungkapan secara tidak langsung Penggunaan Bentuk Pronomina Misalnya: Kata anda dan beliau dalam bahasa Indonesia. Kata tu dan vous dalam bahasa Perancis. Kata anata dan ano kata dalam bahasa Jepang. Pengungkapan secara Tidak Langsung 1 Contoh: A: Hari ini ada acara? B: Kenapa? A: Kita makan-makan, yuk! B: Wah, terima kasih, deh. Saya sedang banyak tugas! Penjelasan 1 Di dalam penggalan percakapan tersebut, B secara tidak langsung menolak ajakan A untuk makan. B sama sekali tidak mengatakan tidak, tetapi A mengerti bahwa apa yang diucapkan B adalah sebuah penolakan. Kata terima kasih yang diungkapkan oleh B bukanlah bentuk penghargaan terhadap suatu pemberian, tetapi sebagai bentuk penolakan. 3

Pengungkapan secara Tidak Langsung 2 Penjelasan 2a Contoh Penggalan Percakapan 1 A: Hari ini ada acara? B: Kenapa? A: Kita makan-makan, yuk! B: Wah, terima kasih, deh. Saya sedang banyak tugas! Contoh Penggalan Percakapan 2 A: Sebelumnya saya mohon maaf. B: Ada apa, Pak? A: Kali ini saya tidak dapat memberi apa-apa. Di dalam penggalan percakapan 1, terlihat ada pra-ajakan pada kalimat Hari ini ada acara? yang diucapkan oleh A. Di dalam penggalan percakapan 2, terlihat ada pra-pengumuman pada kalimat Sebelumnya saya mohon maaf, Pak. yang diucapkan oleh A. PENJELASAN 2B Dari kedua penggalan percakapan tersebut, dapat terlihat bahwa suatu hal yang diungkapkan dalam percakapan akan lebih berterima jika ada semacam pembuka didalamnya. Pertanyaan ajakan pada contoh percakapan 1 dan permohonan maaf pada percakapan 2 merupakan sebuah pengantar untuk penyampaian maksud yang sebenarnya. Pengungkapan secara Tidak Langsung 3 Bentuk pengungkapan tidak langsung juga dapat ditemukan di dalam maksud yang tersirat, sehingga dibutuhkan kemampuan seseorang untuk menangkap maksud yang tersirat di dalam suatu ujaran. Contohnya: A: Tong sampah sudah penuh. B: Tunggu, ya. Aku baca koran dulu. Nanti kubuang, deh! Penjelasan 3 Di dalam penggalan percakapan tersebut, A tidak menyuruh B secara langsung untuk membuang sampah, tetapi B dapat menangkap maksud yang tersirat di dalam ujaran A. Dapat dibayangkan bahwa setelah B membaca koran, ia akan membuang sampah, karena hal ini dapat disimpulkan dari jawaban B di atas. Jika B tidak peka terhadap maksud A, tentu jawabannya akan berbeda. Bayangkan kalau B hanya menjawab, Ya, betul. IMPLIKATUR PERCAKAPAN 4

Di dalam percakapan, seorang pembicara memiliki maksud tertentu ketika mengujarkan sesuatu. Maksud yang terkandung di dalam ujaran disebut dengan IMPLIKATUR. Pembicara harus berusaha agar apa yang dikatakannya relevan dengan situasi dalam percakapan, serta jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya. Dengan kata lain, ada kaidah kaidah yang harus ditaati oleh pembicara agar percakapan berjalan lancar. Kaidah kaidah ini dalam pragmatik dikenal dengan prinsip kerja sama. Prinsip Kerja Sama Menurut Grice (1975), di dalam prinsip kerja sama, pembicara harus mematuhi empat maksim*, yaitu: 1. Maksim Kuantitas 2. Maksim Kualitas 3. Maksim Relevansi 4. Maksim Cara *Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta tuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal agar proses komunikasi berjalan lancar. 1. Maksim Kuantitas Dalam percakapan, penutur harus memberikan kontribusi secukupnya kepada mitra tutur (lawan bicara) nya. Contoh: 1. Anak gadis saya sekarang sudah punya pacar. 2. Anak gadis saya yang perempuan sekarang sudah punya pacar. Bandingkanlah kalimat 1 dan 2! 1. Maksim Kuantitas (lanjutan) Kalimat 1 menunjukkan kontribusi yang cukup kepada mitra tutur (lawan bicara) nya. Sedangkan, dalam kalimat 2, kata gadis sudah mencakup makna perempuan, sehingga kata perempuan memberikan kontribusi yang berlebihan pada kalimat tersebut. Ungkapan di awal kalimat seperti singkatnya, dengan kata lain, kalau boleh dikatakan, dll, merupakan pembatas yang memenuhi maksim kuantitas. 2. Maksim Kualitas Dalam percakapan, peserta percakapan harus mengatakan hal yang sebenarnya. Misalnya, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya seharusnya mengatakan bahwa kampus Universitas Brawijaya berada di Malang, bukan kota lain, kecuali jika ia benarbenar tidak tahu. 5

2. Maksim Kualitas (lanjutan) Kadangkala penutur tidak merasa yakin dengan apa yang diinformasikannya. Untuk mengatasi keraguan tersebut, maka dapat digunakan ungkapan di awal kalimat seperti setahu saya, kalau tidak salah dengar, katanya, dsb sebagai pembatas yang memenuhi maksim kualitas. 3. Maksim Relevansi Setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan situasi pembicaraan. Contoh: 1. A: Kamu mau minum apa? B: Yang hangat-hangat saja. 2. A: Kamu mau minum apa? B: Sudah saya cuci kemarin. Bandingkan penggalan percakapan 1 dan 2! 3. Maksim Relevansi (lanjutan) Contoh penggalan percakapan 1 merupakan kontribusi yang relevan dari jawaban yang diberikan B. Sedangkan, dalam contoh penggalan percakapan 2, B TIDAK memberikan jawaban yang relevan terhadap pertanyaan A. 3. Maksim Relevansi (lanjutan) Topik-topik yang berbeda dalam percakapan dapat menjadi relevan jika memiliki kaitan. Kaitan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan ungkapan di awal kalimat seperti ngomong-ngomong..., sambil lalu..., atau by the way... sebagai pembatas yang memenuhi maksim relevansi. 4. Maksim Cara 4. Maksim Cara (Contoh) Setiap peserta percakapan harus berbicara langsung dan lugas serta tidak berlebihan. Seorang penutur juga harus menafsirkan kata-kata yang dipergunakan oleh mitra tuturnya berdasarkan konteks pemakaiannya. Penggalan Percakapan 1 A: Mau yang mana, komedi atau horor? B: Yang komedi saja. Gambarnya juga lebih bagus. Penggalan Percakapan 2 A: Mau yang mana, komedi atau horor? B: Sebetulnya yang drama bagus sekali. Apalagi pemainnya aku suka semua. Tapi ceritanya tidak jelas arahnya. Action oke juga, tapi ceritanya aku tidak mengerti. A: Jadi kamu pilih yang mana? 6

4. Maksim Cara (Penjelasan) Dalam penggalan percakapan 1, B memberikan jawaban yang lugas dan tidak berlebihan, sedangkan dalam penggalan percakapan 2, B melakukan pelanggaran terhadap maksim cara dengan memberikan jawaban tidak lugas dan berlebihan. Oleh karena itu, ungkapan di awal kalimat seperti bagaimana kalau..., menurut saya..., dsb menjadi pembatas dalam memenuhi maksim cara. Speech Act TINDAK TUTUR/PERTUTURAN Definisi (Speech Act) Seluruh komponen bahasa dan nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, dan yang menyangkut peserta di dalam percakapan, bentuk penyampaian, topik, dan konteks amanat itu. Jenis (Speech Act) 1. Lokusioner 2. Ilokusioner 3. Perlokusioner Definisi Jenis (Speech Act) Contoh (Speech Act) Lokusioner Dasar tindakan dalam suatu ujaran (pengungkapan bahasa). Ilokusioner Maksud atau tujuan tindakan yang menyertai ujaran tersebut. Perlokusioner Pengaruh dari maksud dan dasar tindakan tersebut. Lokusioner Ilokusioner Perlokusioner Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu. Saya mengungkapkan janji untuk tidak melakukan suatu perbuatan tertentu. Perubahan yang dijanjikan oleh saya bahwa saya tidak akan melakukan perbuatan tersebut. 7

Contoh Lain Contoh 1 1. Mulai hari ini kamu adalah bagian keluarga kami. 2. Saya peringatkan sekali lagi, jangan coba-coba mencontek! 3. Awas kalau kamu berani kemari lagi! Lokusioner Ilokusioner Perlokusioner Mulai hari ini kamu adalah bagian keluarga kami. Kami menyatakan kepada kamu untuk menjadi bagian dari keluarga kami. Perubahan yang terjadi pada kamu bahwa kamu telah menjadi bagian keluarga kami. Contoh 2 Contoh 3 Lokusioner Saya peringatkan sekali lagi, jangan coba-coba mencontek. Lokusioner Awas kalau kamu berani kemari lagi! Ilokusioner Saya memperingatkan orang lain untuk tidak mencontek. Ilokusioner Seseorang mengancam kamu untuk tidak datang kemari lagi. Perlokusioner Perubahan yang terjadi pada orang tersebut bahwa orang tersebut tidak akan mencontek dengan peringatan dari saya. Perlokusioner Perubahan yang terjadi pada kamu bahwa kamu tidak berani datang lagi karena ancaman seseorang. Berdasarkan tujuannya, pertuturan dikelompokkan atas... Asertif Direktif Komisif Ekspresif Deklaratif Penjelasan 1 Asertif, melibatkan penutur kepada kebenaran atau kecocokan proposisi, misalnya menyatakan, menyarankan, dan melaporkan. Direktif, bertujuan sebagai tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur, misalnya menyuruh, memerintahkan, meminta, memohon, dan mengingatkan. 8

Penjelasan 2 Komisif, melibatkan penutur dengan tindakan atau akibat selanjutnya, misalnya berjanji, bersumpah, dan mengancam. Ekspresif, memperlihatkan sikap penutur pada keadaan tertentu, misalnya berterima kasih, mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan, memaafkan, dan meminta maaf. Penjelasan 3 Deklaratif, menunjukkan perubahan setelah diujarkan, misalnya membaptiskan, menceraikan (secara Islam), menikahkan, dan menyatakan. Contoh Lain 1. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu. 2. Mulai hari ini kamu adalah bagian keluarga kami. 3. Saya peringatkan sekali lagi, jangan coba-coba mencontek! 4. Awas kalau kamu berani kemari lagi! 1. Komisif 2. Deklaratif 3. Direktif 4. Komisif REFERENSI & INFERENSI Definisi Contoh Referensi Hubungan di antara unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa dengan lambang yang dipakai untuk mewakili atau menggambarkannya. Inferensi Pengetahuan tambahan yang dipakai oleh mitra tutur atau pembaca untuk memahami apa yang tidak diungkapkan secara eksplisit di dalam ujaran. 1. Seseorang suka mendengarkan musik dangdut. 2. Orang itu suka mendengarkan musik dangdut. 3. Orang suka mendengarkan musik dangdut. 9

Penjelasan 1 Kalimat 1 memiliki referensi tak takrif* (referensi tak tentu), dimana pronomina seseorang adalah orang yang tidak dikenal. *(ke)takrif(an): hal yang bersangkutan dengan sifat nomina atau frase nominal yang referennya telah ditentukan atau dianggap sama-sama diketahui oleh pembicara dan pendengar dalam situasi komunikasi. Bagian kalimat yang takrif biasanya mengandung kata itu, sang, dll, atau berupa nama diri. Penjelasan 2 Kalimat 2 memiliki referensi takrif, karena apa yang dirujuknya jelas dan bertolak pada rujukan tertentu, yaitu penggunaan pronomina orang itu. Kalimat 3 memiliki referensi generik (umum), karena tidak merujuk kepada sesuatu yang khusus, dan lebih menekankan pada sesuatu yang umum, yaitu penggunaan pronomina orang. Definisi Deiksis DEIKSIS Deiksis adalah cara merujuk pada suatu hal yang berkaitan erat dengan konteks penutur. Dengan demikian, ada rujukan yang berasal dari penutur, dekat dengan penutur, dan jauh dari penutur. Deiksis Ruang Deiksis Persona Deiksis Waktu Jenis Deiksis Dieksis Ruang Dieksis ruang berkaitan dengan lokasi relatif penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam interaksi. Dieksis ruang dinyatakan dalam kata penunjuk, seperti ini, itu, di sana, di sini, di situ, dll. 10

Dieksis Persona Tabel Dieksis Persona Dieksis persona berkaitan dengan bentukbentuk pronomina (kata ganti orang). Dieksis persona dibedakan atas orang pertama, kedua, dan ketiga, serta dibedakan lagi atas bentuk tunggal dan jamak. Orang pertama Orang kedua Orang ketiga Tunggal Aku, saya (eng)kau, kamu, Anda Ia, dia, beliau Jamak Kami, kita Kamu (semua), Anda (semua) kalian Mereka Dieksis Waktu Dieksis waktu berkaitan dengan waktu relatif penutur atau penulis dan mitra tutur atau pembaca. Dalam bahasa Indonesia, dieksis waktu dinyatakan dengan sekarang, tadi, dulu, nanti, hari ini, kemarin, besok, dll. Dalam bahasa Inggris, dieksis waktu didukung dalam verbanya, yaitu dalam tense. Dieksis Waktu (Contoh dalam Bahasa Inggris) 1.She works here (today). 2.She is working here (now). 3.She worked here (yesterday). 4.She will work here (tomorrow). Dieksis Waktu (Contoh dalam Bahasa Jepang) Ada pertanyaan? 1. 彼女は会社で働きます 2. 彼女は会社で働いています 3. 彼女は会社で働きました 4. 彼女は会社で働いていました 1. Present/Future Tense 2. Present Continous Tense 3. Past Tense 4. Past Continous Tense おわり 11