DETAIL ENGINEERING TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL PEKALONGAN. Badrus Zaman, Syafrudin, Diah Pratiwi *)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

PERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA GUNUNG PANGGUNG KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

PENERAPAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA TLEKUNG KOTA BATU

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB IV DISAIN DAN REKOMENDASI TPA SANITARY LANDFILL KABUPATEN KOTA

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran 1.3. Sistematika Penulisan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SANITARY LANDFILL STUDI KASUS : ZONA 4 TPA JATIWARINGIN, KABUPATEN TANGERANG

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Spesifikasi komposter rumah tangga individual dan komunal

STUDI PERENCANAAN TPA BULUMINUNG KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Potensi Produksi Gas Metana Dari Kegiatan Landfilling di TPA Muara Fajar, Pekanbaru

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PENELITIAN

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TPA KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Drainase Sistem Sungai Tenggang 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN I- 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

OP-014 STUDI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

PEDOMAN PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (METODA SANITARY LANDFILL) I. Pendahuluan

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERENCANAAN

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNIK OPERASIONAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JUWANA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

DESAIN PENGEMBANGAN LANDFILL ZONA 3, STUDI KASUS LANDFILL MANGGAR BALIKPAPAN

Tugas Akhir 2012 BAB IV METODOLOGI

STRATEGI REDUKSI SAMPAH UNTUK MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

RINTA ANGGRAINI

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KAWASAN JATIBARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. LATAR BELAKANG. a. Dasar Hukum

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Ketapang Pasir Padi (KM PKP s/d KM PKP ) Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kep.

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS TAHUN

Transkripsi:

DETAIL ENGINEERING TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL PEKALONGAN Badrus Zaman, Syafrudin, Diah Pratiwi *) Abstract Regional Final Disposal (Regional Landfill) Pekalongan is place a waste serves 3 surrounding areas. The three areas that served are Pekalongan City, Pekalongan Regency and Batang Regency. These areas are close enough so that Regional Landfill concept is suitable to be applied in these areas. This Regional landfill is planned to use the concept of sanitary landfills. Location of land to be used as Pekalongan Regional Landfill is located precisely at the border village of Sengare-Batursari, District Talun in the administrative area of Pekalongan. The results of this study is the design of a sanitary landfill with landfill leachate channeling system, gas ventilation equipment and various other supporting facilities, including weighbridge and procurement of required heavy equipment. Approxymately costs required to build the design is Rp. 88.137.990.883,56 Pendahuluan Sampah menjadi salah satu permasalahan besar di setiap negara. Timbulan sampah akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan populasi manusia serta semakin tinggi dan kompleksnya kegiatan manusia. Timbulan sampah yang semakin besar dari hari ke hari akan mengurangi ruang dan mengganggu aktivitas manusia sehingga menurunkan kualitas hidup manusia karena permasalahan timbulan sampah. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengelolaan sampah yang tepat baik secara manajemen maupun teknis. Metode yang umum digunakan dan diterapkan di Indonesia saat ini adalah metode landfill dengan cara mengumpulkan dan mengalihkan sampah pada suatu tempat atau daerah tertentu yang biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam pengelolaan sampah, sehingga keberadaan sangat diperlukan. Peningkatan berbagai aktivitas manusia menyebabkan makin berkembangnya suatu daerah, yang artinya kebutuhan lahan sebagai penunjang aktivitas manusia semakin tinggi. Fungsi lahan diberbagai daerah pun mulai banyak berubah. Hal ini berakibat sulitnya mendapatkan lahan TPA terutama di daerah perkotaan, karena terbatasnya lahan yang tersedia. Berbagai kondisi di atas terjadi di wilayah propinsi Jawa Tengah, sehingga memunculkan wacana di pemerintah propinsi Jawa Tengah mengenai diadakanya kerjasama antardaerah di Jawa Tengah terutama dalam pengelolaan persampahan. Dengan adanya kerjasama tersebut, daerahdaerah yang berada di Jawa Tengah dapat melaksanakan model pengelolaan sampah secara regional. Salah satu daerah yang mendapat perhatian dari pemerintah propinsi Jawa Tengah mengenai regionalisai pengelolaan persampahan ini adalah daerah kawasan Pekalongan. Kota dan Kabupaten yang terletak di sekitar kawasan Pekalongan antara lain adalah Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Masing- masing daerah ini mempunyai permasalahan dalam pengelolaan sampah. Sebagai contoh, TPA Degayu di kota Pekalongan yang pengelolaan sam-pahnya dilakukan secara open dumping umur pakai-nya sudah habis. Begitu juga dengan TPA Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan yang penggelolaan sampahnya dilakukan secara open dumping, umur pakainya akan habis pada tahun 2008. Tidak tersedianya lahan yang dapat digunakan untuk TPA yang baru di daerah Kota Pekalongan menambah permasalahan pengelolaan persampahan di kota tersebut. Sedangkan untuk kondisi TPA Randukuning di Kabupaten Batang, memang metode penggelolaan sampahnya sudah dilakukan secara controlled landfill, namun pada pelaksanaanya tidak berjalan dengan baik. Sistem pengelolaan TPA ini tidak direkomen-dasikan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Ke-mentrian Negara Lingkungan Hidup. Permasalahan yang dihadapi oleh ketiga daerah di atas mengarah pada suatu solusi yang sama yaitu perlunya dibuat TPA baru dengan metode pengelolaan sampah yang lebih baik dari sebelumnya. Mengingat letak dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang yang berdekatan, untuk menyelesaikan permasalahan persampahan dapat dilakukan dengan kerjasama antardaerah. Kerjasama ini didasarkan pada Undang-undang no 32 tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Nomor 120/1730/SJ tanggal 13 juli 2005, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia yang ditujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia menyebutkan mengenai kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik. Salah satu bentuk kerjasama yang ada dalam surat edaran tersebut adalah kerjasama dalam bentuk penanganan sampah secara terpadu. Hal ini dapat berupa pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah regional yang digunakan bersama, dan juga sistem *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Undip TEKNIK Vol. 29 No. 3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697 209

pengelolaan persampahan regional yang mencakup wilayah Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Selain itu, adanya TPA yang digunakan bersama juga berfungsi untuk meminimalkan jumlah TPA yang ada. TPA baru ini dirancang dengan metode pengelolaan sampah yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, yaitu dengan menerapkan metode Sanitary Landfill. Metodologi Perencanaan Dalam perencanaan desain Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Pekalongan dengan Metode Sanitary Landfill Studi Kasus Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang diperlukan suatu metodologi pelaksanaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya, sehingga diperoleh hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan pekerjaan. Tahapan perencanaan Desain Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Pekalongan meliputi : 1. Tahap persiapan Dalam tahap ini dilakukan persiapan peralatan yang akan digunakan dalam sampling timbulan sampah sampah, pengukuran topografi dan soil investigation. 2. Tahap survey dan pengumpulan data Survey yang dilakukan meliputi pengamatan langsung ke daerah perencanaan untuk memperoleh data-data primer dan ke instansi terkait untuk memperoleh data-data sekunder 3. Tahap analisa Tahap ini memaparkan tentang analisa yang dilakukan sebagai dasar perencanaan dan perancangan desain TPA 4. Tahap Perancangan Tahap ini meliputi perancangan desain TPA, operasional dan pemeliharaan TPA, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bagan alir metodologi perencanaan desain Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional dengan Metode Sanitary Landfill Studi Kasus Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang Tahapan dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Perencanaan Analisa Dan Pembahasan Dari hasil sampling timbulan sampah yang dilakukan di ketiga daerah regional Pekalongan diperoleh data timbulan sampah di Kota Pekalongan sebesar 2,82 L/org/hari (hasil sampling tahun 2006), Kabupaten Pekalongan sebesar 2,4 L/org/hari dan Kabupaten Batang sebesar 1,18 L/org/hari (hasil sampling tahun 2007). Timbulan sampah dari 3 daerah tersebut kemudian diproyeksikan selama 20 tahun perencanaan pelayanan sampai dengan tahun 2029. Dari hasil proyeksi timbulan sampah tersebut dapat dihitung total kebutuhan lahan sampai 2029 adalah sebesar 67,47 Ha dengan pengelolaaan sampah tanpa menggunakan konsep daur ulang dan komposting, sedangkan jika pada pengelolaan sampahnya diterapkan konsep daur ulang dan komposting, kebutuhan lahannya dapat berkurang menjadi 61,55 Ha. Desain TPA Regional Pekalongan ini dirancang dengan menggunakan konsep Sanitary Landfill. Desain TPA dirancang untuk masa operasi 20 tahun. Rancangan desain ini meliputi : 1 Perencanaan Tapak Rencana Lokasi Rencana lokasi Tempat Pembuangan Akhir Regional Pekalongan ini berada di wilayah administratif Kabupaten Pekalongan, tepatnya di perbatasan desa Sengare-Batursari Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan TEKNIK Vol. 29 No. 3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697 210

2 Pengkondisian Lahan Lahan TPA ini berada di daerah perbukitan, sehingga konturnya cukup curam, oleh karena itu sebelum dilakukan pembangunan terlebih dahulu dilakukan pengkondisian lahan, Pengkondisian lahan dilakukan dengan cara penataan lahan secara terasering. 3 Perencanaan Sarana dan Prasarana TPA Perencanaan ini meliputi perencanaan fasilitas umum, fasilitas penunjang, fasilitas perlindungan lingkungan dan fasilitas operasional. 4 Fasilitas Umum Papan Nama Papan nama berisi nama TPA, pengelola, jenis sampah dan waktu kerja. Papan nama dirancang dengan panjang 2 meter dan lebar 1,2 meter Perencanaan Jalan Operasional Untuk TPA Regional Pekalongan, lebar jalan yang dirancang sebesar 6 meter dengan bahu jalan sebesar 1,5 m. Perencanaan Saluran Drainase Perencanaan drainase terdiri dari saluran drainase keliling dan saluran drainase operasional. Dari perencanaan saluran drainase maka didapatkan hasil perhitungan dimensi saluran drainase primer, sekunder, dan tersier dengan lebar dan tinggi masing-masing sebesar 1,3 x 1,6 m; 0,7 x 0,85 m; 0,3 x 0,35 m. Perencanaan Pagar Keliling Pagar keliling direncanakan sepanjang 1300 m disebelah barat dan utara lahan TPA. Talud yang ada disebelah timur lahan dapat difungsikan juga sebagai pagar pembatas. 5 Fasilitas Penunjang Perencanaan Bangunan Kantor Bangunan kantor dirancang dengan ukuran panjang 7 m dan lebar 4 m, terdiri dari Ruang kepala TPA, rung staff dan dilengkapi kamar mandi. Perencanaan Pos Jaga dan Jembatan Timbang Pos jaga dan jembatan timbang direncanakan 1 set dan ditempatkan di pintu masuk area TPA. Perencanaan Garasi, Gudang, dan Workshop. Garasi, Gudang, dan Workshop pada perencanaan ini dirancang dalam 1 bangunan, dan dilengkapi musholla dan 2 kamar mandi. Perencanaan Sumur dan Reservoir Air bersih di TPA ini direncanakan diambil dari sumur artesis, dan dilingkapi dengan reservoir. Perencanaan Tempat Cuci Kendaraan Pada TPA Regional Pekalongan dirancang 1 tempat pencucian kendaraan. Tempat pencucian tersebut berkapasitas dua kendaraan. Fasilitas dari tempat cuci berupa peralatan semprot air. 6 Fasilitas Perlindungan Lingkungan Perancangan Lapisan Dasar Zona Zona timbunan dirancang dengan kedalaman 6 meter. Luas masing-masing zona timbunan disesuaikan dengan site lahan yang ada. Pada dinding dan dasar zona timbunan dibuat lapisan liner dengan ketebalan 50 cm dan untuk melindungi lapisan liner, diatasnya dibuat lapisan pasir setebal 30cm. Perancangan Saluran Lindi Pipa penyalur lindi dipasang setiap 12 meter. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC diameter 4 s/d 10 yang dilubangi di beberapa bagian. Panjang pipa menyesuaikan panjang zona timbunan. Untuk melindungi pipa lindi, pada bagian atasnya ditutup dengan batu pecah berdiameter 3-5 cm. Perencanaan Bangunan Pengolah Lindi Bangunan Pengolah Lindi ini terdiri dari 5 unit pengolahan. inlet 1 Keterangan 1. Bak Equalisai 2. Kolam Anaerobik 3. Kolam Fakultatif 4. Aerasi 5. Sedimentasi 2 3 4 5 Perancangan Pipa Gas Untuk menyalurkan gas methane digunakan saluran pipa vertikal. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC diameter 4 s/d 10 dan dilubangi di beberapa bagian. Untuk melindungi pipa gas, dipasang drum yang diisi dengan batu pecah berukuran 3 cm. Perancangan Penutupan Sel Penutupan timbunan harian dilakukan setiap operasi harian selesai dilakukan. Seluruh permukaan timbunan tertutup dapat mencegah adanya rembesan air. Tebal pelapisan dalam kondisi padat 15 cm. Persediaan tanah penutup diletakkan di lokasi yang tidak jauh dari zona timbunan. Penutupan timbunan antara dilakukan di bagian permukaan setiap akhir dari suatu fase pelaksanaan yang juga menjadi bagian dari bukit akhir. Tebal pelapisan dalam kondisi padat 30 cm. Penutupan ini harus membentuk kemiringan guna mencegah timbulnya genangan air. Penutupan timbunan akhir dilakukan setelah bukit timbunan akhir terbentuk. Tanah penutup akhir ini juga akan Sng TEKNIK Vol. 29 No. 3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697 211

berfungsi sebagai tempat dari akat tumbuhan penutup bukit. Perencanaan Zona Penyangga Zona Penyangga ini direncanakan disekeliling dan terutama dibagian utara lahan TPA. Perencanaan Sumur Uji Direncanakan ada 3 buah sumur uji yang masing-masing letaknya berada di dekat pos jaga, didekat lokasi penimbunan, dan setelah lokasi penimbunan. 7 Fasilitas Operasional Fasilitas operasional ini berupa perencanan alat berat yang akan digunakan untuk kegiatan operasional TPA. Direncanakan kebutuhan alat berat berupa Bulldozer, Wheelloader, dan Excavator masing-masing sebanyak 2 buah. 8 Perencanaan Zona Operasional Timbunan Direncanakan lahan TPA ini dibagi menjadi 9 zona timbunan. Luas total keseluruhan zona timbunan adalah sebesar 189.526,40 m 2 dengan ketinggian sampah sebesar 6 m sehingga didapatkan total kapasitas sampah sebesar 1.150.750,28 m 3.Untuk membuat zona timbunan sampah dilakukan penggalian pada site yang telah ditentukan. Total galian tanah adalah sebesar 1.810.539,89 m 3. 9 Perencanaan Pola Operasional Penimbunan Sampah Perencanaan Urutan Pemakaian Zona Timbunan Pemakaian urutan didasarkan pada kondisi site. Urutan pertama yaitu zona yang berada pada ketinggian paling atas dan seterusnya. Urutan pemakaian zona timbunan yaitu: a. Urutan pertama Zona 1 b. Urutan kedua Zona 2 c. Urutan ketiga Zona 3 d. Urutan keempat Zona 4 e. Urutan kelima Zona 5 f. Urutan keenam Zona 6 g. Urutan ketujuh Zona 7 h. Urutan kedelapan Zona 8 i. Urutan kesembilan Zona 9 Perencanaan Sel Harian Sel dirancang sesuai dengan sampah yang masuk ke TPA serta luas zona timbunan. Dalam perencanaan ini, tinggi sel dirancang sebesar 1,5 meter, lebar dan panjangnya disesuaikan dengan luas zona timbunan dengan kelandaian lerang adalah horizontal:vertikal = 3 : 1. Dimensi sel tiap-tiap zona berbeda karena ukuran serta volume sampah yang masuk juga berbeda. Rencana Suplay Tanah Penutup Kebutuhan tanah penutup diasumsikan 15% dari sampah yang masuk ke zona timbunan TPA. Tanah penutup ini diambil dari hasil galian timbunan sampah. Total kebutuhan tanah penutup adalah sebesar 172.612,52 m 3. 10 Perencanaan Penurunan Sampah Pada TPA Regional Pekalongan, untuk menurunkan sampah dari dump truck ke zona timbunan maka dirancang jalan non permanen berupa jalan tanah dipadatkan menuju ke dasar zona timbunan dengan kemiringan 20%. Jalan direncanakan dengan lebar 10 meter dan panjang 30 meter. Jalan ini dibuat ketika zona timbunan mulai dioperasikan. Selain berfungsi sebagai prasarana penurunan sampah, jalan ini juga berfungsi sebagai jalan alat berat untuk masuk ke dasar zona timbunan. Sebelum TPA Regional Pekalongan dioperasikan, maka diperlukan suatu standar operasi dan manajemen TPA sehingga TPA tersebut dapat beroperasi dengan baik. Perencanaan SOP dan manajemen TPA Regional Pekalongan meliputi : 1. Teknik operasional TPA 2. Pemeliharaan TPA 3. Pengawasan dan pengendalian TPA 4. Pemanfaatan lingkungan 5. Organisasi operasi dan kebutuhan personalia TPA Kesimpulan 1. Desain Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Pekalongan dengan menggunakan konsep Sanitary Landfill meliputi: a. Perecanaan Tapak Rencana Lokasi b. Pengkondisian Lahan c. Perencanaan Sarana dan Prasarana TPA d. Perencanaan Zona Timbunan e. Perencanaan Pola Penimbunan Sampah f. Perencanaan Penurunan Sampah 2. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana desain TPA Regional Pekalongan iadalah sebesar Rp. 88.222.666.354,63 Daftar Pustaka 3. Anonim. 1992. Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia. SK SNI S 04 1993 03. Bandung : Yayasan LPMB 4.. 1999. Petunjuk Teknis Perencanaan Pembuangan dan Pengelolaan Bidang ke PLP an Perkotaan dan Pedesaan. Ditjen Cipta Karya, Departemen PU 5. Bebassari, Sri. 2004. Teknologi Pengelolaan Sampah Perkotaan secara Terpadu Skala Regional menuju Pembangunan Daerah yang Berwawasan Lingkungan. Makalah Kajian Pengelolaan Sampah secara Terintegrasi : Implementasi dan Kesiapan Daerah dalam Pengelolaan Sampah Regional Lintas Kabupaten / Kota. Semarang : Program Studi Teknik Lingkungan Undip 6. Darmasetiawan, Martin. 2004. Perencanaan Tem pat Pembuangan Akhir (TPA). Jakarta : Ekamitra Engineering TEKNIK Vol. 29 No. 3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697 212

7. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2000. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permukiman 8. Dinas Pekerjaan Umum. 1990. SK SNI T-13-1990-F Tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. Bandung : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan 9. 1991. SK SNI T-1991-03 Tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Bandung : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan 10. Tchobanoglous, George, Theisen, Hilary, Vigil. 1993. Integrated Solid Waste Management. Singapura : Mc Graw Hill 11. Y Matsufudji, et all. 1992. Improvement Design for Sanitary Landfill. Makalah Seminar pada Future Strategy of Solid Waste Management in Indonesia., 17-19 November 1992. JICA Ministry of Public Works of Indonesia TEKNIK Vol. 29 No. 3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697 213