PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III 2015

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI SEMESTER I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI SEMESTER I 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2015

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI SEMESTER I 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 SEBESAR 3,88 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013

Transkripsi:

No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013 Pada Triwulan I-2013, PDRB Bali mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,33 persen dibanding Triwulan IV-2012 (quarter to quarter/q-to-q). Kontraksi disebabkan karena berkontraksinya sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) sebesar 2,97 persen dan 0,27 persen. Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (year on year/y-on-y), PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 6,71 persen, yang didorong oleh seluruh sektor ekonomi. Sektor ekonomi yang dominan dan memiliki pertumbuhan tertinggi (economic drive) terjadi pada sektor konstruksi sebesar 21,10 persen. Besaran nominal PDRB Bali atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2013 mencapai Rp 22,50 trilyun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp 8,43 trilyun. Dari sisi penggunaan (demand side), dari Rp 22,50 trilyun PDRB yang tercipta selama Triwulan I 2013, sebesar Rp 12,53 trilyun atau 55,71 persen dibentuk oleh komponen konsumsi rumahtangga. Meskipun tumbuh negatif sebesar 0,33 persen dari triwulan sebelumnya, secara umum perekonomian Bali di selama Triwulan I tahun 2013 ini lebih baik dibandingkan kondisi perekonomian tahun lalu. Perekonomian Bali tumbuh 6,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2012. Struktur PDRB dari sisi penggunaan masih didominasi oleh konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, dan PMTDB yang masing-masing memberi kontribusi terhadap total PDRB sebesar 55,71 persen, 13,80 persen, dan 36,73 persen. Secara spasial kontribusi terbesar pembentuk perekonomian Bali Triwulan I - 2013 disumbang oleh Kabupaten Badung sebesar 25,16 persen dan Kota Denpasar sebesar 21,08 persen. Sumber pertumbuhan terbesar (Source of Growth) Triwulan I - 2013 (y-on-y) disumbang oleh Kota Denpasar sebesar 1,53 persen dan Kabupaten Badung sebesar 1,52 persen. 1. Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan I 2013 Pergerakan ekonomi Bali pada Triwulan I-2013 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) jika dibandingkan dengan triwulan IV 2012 yaitu sebesar 0,33 persen. Kontraksi disebabkan karena berkontraksinya sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) sebesar 2,97 persen dan 0,27 persen. Selain kedua sektor tersebut, sektor lainnya tetap tumbuh meski melambat. Kontraksi di sektor pertanian disebabkan karena penurunan nilai tambah dari subsektor tanaman bahan makanan sebesar 6,20 persen dan perikanan sebesar 2,85 persen. Pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) penurunan laju pertumbuhan yang terjadi dikarenakan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 1

menurunnya nilai tambah dari subsektor hotel sebesar 1,85 persen dan restoran sebesar 0,56 persen. Sebaliknya sektor-sektor lainnya tetap tumbuh walaupun mengalami perlambatan. Untuk sektor penggalian dan konstruksi tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 3,10 persen dan 3,05 persen. Kontraksi di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan disebabkan karena adanya penurunan produksi khususnya tanaman padi dan kedelai. Penurunan produksi disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi sebesar 23,23 persen walaupun terjadi peningkatan produktivitas dari 58,26 kw/ha menjadi 58,73 kw/ha. Penurunan luas panen tersebut menyebabkan terjadi penurunan produksi padi sebesar 16,36 persen. Penurunan luas panen juga terjadi pada tanaman kedelai yang turun cukup tajam mencapai 89,32 persen. Penurunan produksi dipengaruhi oleh alih fungsi lahan pertanian dan pengaruh cuaca yang kurang baik akibat adanya badai di awal tahun ini. Di sektor PHR, khususnya pada subsektor hotel dan restoran, penurunan disebabkan karena turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 5,07 persen. Penurunan subsektor ini juga dipengaruhi oleh penurunan pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang dan non bintang sebesar 7,54 persen dan 17,30 persen pada triwulan ini. Penurunan TPK terjadi hampir pada semua klasifikasi hotel bintang dan non bintang. Penurunan tertinggi terjadi pada bintang 2 (dua) mencapai 19,08 persen. Beberapa hal yang diduga mempengaruhi penurunan tingkat kunjungan wisman ke Bali adalah pembangunan infrastruktur mulai dari bandara, jalan tol dan underpass baru akan selesai pertengahan tahun sehingga belum akan beroperasi maksimal, selain itu masih berlangsungnya Krisis Eropa sehingga mempengaruhi kunjungan wisatawan yang berasal dari negara tersebut. Sejalan dengan pertumbuhan subsektor hotel, subsektor restoran juga mengalami penurunan pertumbuhan terkait dengan turunnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Berbeda dengan dua subsektor sebelumnya, pertumbuhan sektor PHR masih ditunjang oleh subsektor perdagangan, adanya hari raya besar keagamaan seperti Hari Raya Galungan, Hari Raya Nyepi, Imlek, Maulud Nabi, dan Wafatnya Isa Almasih telah mendorong aktivitas perdagangan terutama untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Pertumbuhan tertinggi pada Triwulan I 2013 terjadi di sektor penggalian dan konstruksi yang tumbuh sebesar 3,10 persen dan 3,05 persen. Pembangunan beberapa infrastruktur untuk menunjang pelaksanaan Konferensi APEC tahun 2013 yang direncanakan akan berlangsung di Bali telah mendorong pertumbuhan di sektor konstruksi dan sekaligus pula meningkatkan kebutuhan terhadap bahan bangunan khususnya bahan galian yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan sektor penggalian. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013

Tabel 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) Q to Q Y on Y Sumber pertbh-an Sumber pertbh-an Lapangan Usaha q-to-q y-on-y 2012 Triw. IV - 2012 2013 2012 2013 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Pertanian -0,13 0,89-2,97 0,65 2,14-0,54 0,40 2. Pertambangan dan Penggalian 7,06 3,76 3,10 9,85 16,46 0,02 0,12 3. Industri Pengolahan 0,01 2,62 0,20 3,60 8,02 0,02 0,79 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,25 2,21 2,99 8,64 9,85 0,05 0,15 5. Bangunan 4,92 6,06 3,05 13,23 21,10 0,14 0,90 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran -0,91 0,84-0,27 6,20 5,75-0,09 1,86 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,18-0,22 0,29 9,86 5,17 0,03 0,58 8. Keuangan 1,21 2,03 0,24 8,48 8,78 0,02 0,63 9. Jasa-jasa -2,06 3,13 0,13 8,63 8,93 0,02 1,28 PDRB -0,11 1,60-0,33 6,09 6,71-0,33 6,71 Perekonomian Bali pada triwulan I-2013 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,71 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan Triwulan I-2012 yaitu sebesar 6,09 persen. Ini memperlihatkan keadaan perekonomian saat ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan per sektor menunjukkan bahwa sektor konstruksi merupakan sektor yang tumbuh paling tinggi sebesar 21,10 persen. Seperti halnya pada pertumbuhan (q-to-q), pertumbuhan sektor konstruksi (y-on-y) dipengaruhi oleh investasi baik oleh pemerintah maupun swasta seiring masih berlangsungnya proyek-proyek infrastruktur di Bali. Peningkatan ini terlihat dari realisasi pengadaan semen di Bali yang meningkat sebesar 29,20 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor yang juga tumbuh tinggi pada triwulan ini adalah sektor penggalian. Sektor ini tumbuh sebesar 16,46 persen. Pertumbuhan sektor penggalian disebabkan karena pertumbuhan sektor konstruksi yang mendorong peningkatan kebutuhan akan material penunjang seperti bahan galian batu dan pasir. Sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 9,85 persen. Pertumbuhan yang terjadi didorong oleh pertumbuhan subsektor listrik sebesar 9,84 persen dan air bersih sebesar 9,87 persen. Pertumbuhan kedua subsektor tersebut disebabkan karena peningkatan konsumsi air bersih akibat adanya pengembangan wilayah dengan dibangunnya beberapa hotel dan kondotel terutama di wilayah Badung Selatan. Di sisi lain sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada Triwulan I - 2013 (y-on-y) cenderung melambat jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Triwulan ini, sektor PHR tumbuh sebesar 5,75 persen. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh tumbuhnya subsektor perdagangan sebesar 8,78 persen, subsektor hotel sebesar 2,83 persen, dan subsektor restoran sebesar 4,65 persen. Melambatnya pertumbuhan sektor PHR tidak lepas dari menurunnya tingkat hunian hotel yang terjadi sebesar 0,32 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 3

Sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 8,93 persen, sektor keuangan tumbuh 8,78 persen, sektor industri pengolahan juga tumbuh sebesar 8,02 persen. Pertumbuhan di sektor industri terutama disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor industri makanan dan minuman yang meningkat sebesar 12,06 persen. Adanya moment beberapa hari raya keagamaan pada triwulan ini selain mendorong tingkat pertumbuhan perdagangan makanan keperluan hari raya juga telah mendorong tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman. Sektor angkutan dan komunikasi juga tumbuh namun melambat sebesar 5,17 persen. Tumbuhnya sektor ini disebabkan karena kedua subsektor yang ada yaitu subsektor pengangkutan dan subsektor komunikasi tumbuh masing-masing 4,98 persen dan 6,02 persen. Pada subsektor pengangkutan, aktivitas angkutan laut tumbuh cukup tinggi sebesar 10,83 persen namun angkutan udara hanya mampu tumbuh sebesar 3,67 persen. Melambatnya pertumbuhan angkutan udara disebabkan karena menurunnya tingkat pengiriman barang sebesar 5,53 persen terutama jenis pos yang turun mencapai 27,95 persen. Pertumbuhan terendah (y-on-y) triwulan I - 2013 ini terjadi pada sektor pertanian yang hanya mampu tumbuh sebesar 2,14 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumya. Rendahnya pertumbuhan pada sektor pertanian ini terutama disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang memicu penurunan produksi produk pertanian dan bergesernya panen raya yang biasanya terjadi pada Triwulan I. Hal ini terlihat dari turunnya luas panen pada beberapa komoditas tanaman bahan makanan seperti padi yang mencapai 5,12 persen, jagung turun sebesar 8,83 persen, kedelai, dan kacang tanah turun masing-masing sebesar 38,24 dan 26,06 persen. Sementara itu, jika dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor terhadap total pertumbuhan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel. 1, secara q-to-q, ternyata sektor konstruksi merupakan sumber pertumbuhan (source of growth) yang paling dominan dan secara (y-on-y), sektor PHR masih tetap dominan. Jika dibandingkan Triwulan IV-2012 (q-to-q), sektor konstruksi menyumbang 0,14 persen, namun sebaliknya sektor pertanian dan PHR justru menjadi penyumbat dengan turun 0,54 dan 0,09 persen. Sedangkan jika dibandingkan Triwulan I-2012 (y-on-y), sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang 1,86 persen terhadap total pertumbuhan Triwulan I- 2013 sebesar 6,71 persen. 2. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Bila dilihat dari nilai absolutnya, perkembangan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku cenderung meningkat, namun menurut harga konstan cenderung terjadi penurunan. Berdasarkan harga berlaku (secara nominal), pada Triwulan I-2012 PDRB Bali baru mencapai Rp 19,77 trilyun. Setelah itu, angka PDRB Bali meningkat menjadi Rp 22,05 trilyun di Triwulan IV-2012. Tiga bulan kemudian (Trw I-2013), nilai PDRB Bali kembali meningkat dengan capaian sebesar Rp 22,50 trilyun. Pergerakan positif ekonomi secara nominal tidak serta merta diikuti oleh peningkatan secara riil (harga konstan), di mana PDRB riil Bali pada meningkat dari Rp 7,90 trilyun di Triwulan I-2012 menjadi Rp 8,46 trilyun di Triwulan IV-2012, dan kemudian turun menjadi Rp 8,43 trilyun di Triwulan I-2013. Secara nominal (harga berlaku), sektor perdagangan, hotel, dan restoran mendominasi PDRB Bali dengan nilai tambah sebesar Rp 6,71 trilyun pada Triwulan I-2013. Posisi kedua ditempati sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Rp 3,82 trilyun dan posisi ketiga ditempati sektor jasa dengan nilai tambah sebesar Rp 3,38 trilyun. Sementara itu, berdasarkan harga konstan (secara riil), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) dan sektor pertanian menempati posisi pertama dan kedua 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013

dengan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 2,71 trilyun dan Rp 1,50 trilyun. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa dengan nilai tambah sebesar Rp 1,23 trilyun. Selengkapnya dapat disimak pada Tabel. 2 berikut ini. Tabel 2 PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Trilyun rupiah) Lapangan Usaha Berlaku Konstan Trw IV - 2012 Trw I - 2013 Trw IV - 2012 Trw I - 2013 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 3,68 3,82 1,54 1,50 2. Pertambangan dan Penggalian 0,18 0,19 0,06 0,07 3. Industri Pengolahan 1,97 1,98 0,83 0,84 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,45 0,47 0,13 0,14 5. Bangunan 1,20 1,27 0,40 0,41 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,63 6,71 2,71 2,71 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,16 3,17 0,93 0,93 8. Keuangan 1,50 1,52 0,62 0,62 9. Jasa-jasa 3,29 3,38 1,23 1,23 PDRB 22,05 22,50 8,46 8,43 3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Struktur perekonomian Bali yang dilihat dari kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB ditopang oleh dua sektor ekonomi dominan, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertanian. Kedua sektor ini memberi kontribusi (share) masing-masing sebesar 29,81 persen dan 16,98 persen. Kontribusi sektor pertanian mengalami peningkatan dari 16,86 persen di Triwulan I-2012 menjadi 16,98 persen di Triwulan I-2013, demikian pula jika dibandingkan dengan Triwulan IV-2012 kontribusi sektor pertanian sedikit mengalami peningkatan. Untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kontribusi pada Triwulan I-2012 sebesar 30,46 persen, Triwulan IV- 2012 menurun menjadi 30,08 persen, dan akhirnya menurun kembali menjadi 29,81 persen pada Triwulan I-2013. Selain sektor pertanian, sektor-sektor yang meningkat kontribusinya jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya adalah sektor penggalian dari 0,80 persen menjadi 0,83 persen, sektor listrik, gas, dan air (LGA) dari 2,03 persen menjadi 2,08 persen, sektor konstruksi dari 5,43 persen menjadi 5,63 persen, dan sektor jasa dari 14,93 persen menjadi 15,03 persen. Sektor yang kontribusinya mengalami penurunan adalah sektor industri dari 8,94 persen menjadi 8,81 persen, sektor angkutan dari 14,33 persen menjadi 14,09 persen, dan sektor keuangan dari 6,79 persen menjadi 6,75 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 5

Tabel 3 Kontribusi Masing Masing Sektor Terhadap PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Lapangan Usaha 2012 2013 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 16,86 17,05 16,77 16,68 16,98 2. Pertambangan dan Penggalian 0,76 0,79 0,79 0,80 0,83 3. Industri Pengolahan 8,94 8,86 8,87 8,94 8,81 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,02 2,04 2,02 2,03 2,08 5. Bangunan 4,97 5,10 5,22 5,43 5,63 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 30,46 30,16 30,23 30,08 29,81 7. Pengangkutan dan Komunikasi 14,80 14,75 14,75 14,33 14,09 8. Keuangan 6,74 6,68 6,78 6,79 6,75 9. Jasa-jasa 14,46 14,56 14,57 14,93 15,03 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 4. PDRB Provinsi Bali Menurut Penggunaan Dari sisi penggunaan (demand side), dari Rp. 22,50 trilyun PDRB yang tercipta selama Triwulan I 2013, sebesar Rp 12,53 trilyun atau 55,71 persen dibentuk oleh komponen konsumsi rumahtangga. Sedangkan komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar Rp 0,20 trilyun (0,91%); konsumsi pemerintah Rp 3,10 trilyun (13,80%); pembentukan modal tetap domestik bruto atau investasi fisik sebesar Rp 8,26 trilyun (36,73%); perubahan stok/inventori Rp 0,08 trilyun (0,34%); serta ekspor - impor masing-masing sebesar Rp 24,19 trilyun (107,51%) dan Rp 26,26 trilyun (116,73%). Secara umum perekonomian Bali di selama Triwulan I tahun 2013 ini lebih baik dibandingkan kondisi perekonomian tahun lalu. Perekonomian Bali tumbuh 6,71 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Keyakinan akan membaiknya kondisi perekonomian di tahun tentu tidak terlepas dari rencana di gelarnya KTT APEC dan berbagai kegiatan berskala internasional lainnya. KTT APEC merupakan pertemuan bagi para "members ecomic", APEC yang berasal dari 21 negara di kawasan lingkar Pasifik. Perhelatan ini diperkirakan akan melibatkan sedikitnya 6.000 delegasi dan 2.000 wartawan dan dijadwalkan berlangsung selama tujuh hingga delapan hari. Bisa langsung dibayangkan pengaruhnya terhadap kunjungan wisman ke Bali. Tidak hanya itu, langkah persiapan penyelenggaraan KTT ini juga mampu menyedot investasi fisik berupa pembangunan infrastruktur dalam menunjang kegiatan tersebut seperti pengembangan Bandara Ngurah Rai, Pembangunan jalan di atas perairan, Underpass Dewa Ruci, dan pembangunan sarana akomodasi. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013

Tabel 4 Nilai PDRB Triwulan I-2012, Triwulan IV 2012, dan Triwulan I-2013 Menurut Komponen Penggunaan (Trilyun rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Komponen Penggunaan 2012 2013 2012 2013 Trw I Trw IV Trw I Trw I Trw IV Trw I ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 11,81 12,34 12,53 4,76 4,84 4,84 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,16 0,18 0,20 0,08 0,08 0,09 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,62 3,07 3,10 0,71 0,83 0,78 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 6,40 8,04 8,26 2,25 2,73 2,78 5. a.perubahan Inventori 0,07 0,08 0,08 0,02 0,02 0,02 b.diskrepansi Statistik -0,36-0,00 0,39-0,23-0,12 0,04 6. Ekspor 21,05 23,51 24,19 5,88 6,28 6,24 7. Impor 22,06 25,17 26,26 5,57 6,19 6,35 PDRB 19,69 22,05 22,50 7,90 8,46 8,43 Tingginya pertumbuhan investasi khususnya investasi fisik terlihat dari pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB), yang meningkat hingga 23,29 persen dibanding tahun lalu. Disamping komponen PMTDB, komponen penyusun PDRB lainnya juga turut mengalami peningkatan. Jika dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya (y-on-y), pengeluaran konsumsi rumahtangga tumbuh sebesar 1,74 persen; pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 18,03 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 9,05 persen; dan perubahan inventori tumbuh sebesar 3,36 persen. Sementara itu, ekspor dan impor masing-masing tumbuh sebesar 6,06 persen dan 14,05 persen. Tumbuhnya seluruh komponen penyusun PDRB ini menciptakan pertumbuhan secara keseluruhan sebesar 6,71 persen. Jika dilihat dari sumber-sumber pertumbuhannya, tumbuhnya perekonomian Bali dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya utamanya didorong oleh pertumbuhan komponen PMTDB dengan kontribusi terhadap total pertumbuhan sebesar 6,64 persen. Komponen lain yang juga menyumbang pertumbuhan cukup tinggi antara lain pengeluaran rumahtangga dan ekspor dengan source of growth masing-masing sebesar 1,05 persen dan 4,52 persen. Meskipun perekonomian tumbuh dibanding tahun sebelumnya, namun pertumbuhan ekonomi di awal tahun 2013 ini mengalami kontraksi dibanding triwulan IV tahun 2012. Dibanding triwulan sebelumnya (Triwulan IV 2012), perekonomian Bali pada triwulan ini tumbuh negatif sebesar 0,33 persen. Penurunan kinerja perekonomian di triwulan ini diakibatkan oleh turunnya pertumbuhan pada Komponen Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah, dan Ekspor. Konsumsi Rumahtangga mengalami kontraksi sebesar 0,02 persen. Penurunan ini terutama terjadi akibat penurunan pada konsumsi barang non makanan yang mengalami penurunan hingga 0,08 persen. Sementara Konsumsi Pemerintah dan Ekspor mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,12 persen dan 0,60 persen. Kinerja perekonomian di triwulan ini masih tertolong dengan tumbuhnya PMTDB dan konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba. Komponen PMTB tumbuh sebesar 1,84 persen, masih didorong oleh adanya investasi fisik terkait dengan perluasan Bandara Ngurah Rai, Under Pass Dewa Ruci, dan JDP, serta sisa proyek fisik lainnya yang bersifat multiyears. Di sisi lain, persiapan pemilihan Gubernur yang direncanakan pada pertengahan Mei 2013 turut mendorong pertumbuhan konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba, dengan pertumbuhan (q-to-q) sebesar 11,57 persen. Kedua komponen ini merupakan sumber pertumbuhan (source of growth) pada triwulan ini terhadap Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 7

triwulan sebelumnya, dengan kontribusi terhadap total pertumbuhan, masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,59 persen. Tabel 5 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Komponen Penggunaan (Persen) Komponen Penggunaan Trw I - 2012 terhadap Trw I - 2013 Trw IV 2012 terhadap Trw I - 2013 Sumber pertumbuhan y-on-y Sumber pertumbuhan q-to-q ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1,74-0,02 1,05-0,01 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 18,03 11,57 0,18 0,11 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,05-6,12 0,81-0,60 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 23,29 1,84 6,64 0,59 5. a.perubahan Inventori 3,36-3,65 0,01-0,01 b.diskrepansi Statistik -117,53-132,16 3,40 1,95 6. Ekspor 6,06-0,60 4,52-0,44 7. Impor 14,05 2,63 9,90 1,92 PDRB 6,71-0,33 6,71-0,33 Dari struktur perekonomian pada sisi penggunaan, perekonomian Bali masih dibentuk oleh komponen pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga, meskipun share-nya di triwulan ini menurun baik dibanding triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama tahun 2012. Pada triwulan I - 2013, Konsumsi Rumahtangga memberikan kontribusi sebesar 55,71 persen terhadap total PDRB. Kontribusi Konsumsi Rumahtangga ini menurun baik dibanding triwulan lalu yang tercatat sebesar 55,96 persen, maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan kontribusi sebesar 59,95 persen. Komponen penyusun PDRB yang juga memiliki kontribusi yang cukup besar adalah Konsumsi Pemerintah dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Kontribusi (Share) Konsumsi Pemerintah pada triwulan ini mencapai 13,80 persen. Kontribusi ini sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 13,93 persen. Sementara itu kontribusi PMTDB terus meningkat seiring dengan peningkatan investasi fisik seperti pembangunan jalan di atas perairan (JDP), perluasan bandara, dan pembuatan underpass simpang Dewa Ruci. Pada triwulan I ini, PMTDB memberi kontribusi terhadap total PDRB sebesar 36,73 persen, meningkat dibanding kontribusi triwulan lalu yang sebesar 36,47 persen. Di sisi lain, meskipun net ekspor masih negatif, share komponen ekspor tercatat sebesar 107,51 persen turun, lebih tinggi baik dibanding triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama tahun lalu dengan kontribusi masing-masing sebesar 106,64 persen dan 106,90 persen terhadap total PDRB yang tercipta. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013

Tabel 6 Distribusi Komponen PDRB Penggunaan Provinsi Bali Triwulan I-2012, Triwulan IV-2012, dan Triwulan I-2013 (Persen) Atas Dasar Harga Berlaku Komponen Penggunaan 2012 2013 Trw I Trw IV Trw I ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 59,95 55,96 55,71 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,83 0,81 0,91 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,31 13,93 13,80 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 32,49 36,47 36,73 5. a.perubahan Inventori 0,35 0,34 0,34 b.diskrepansi Statistik -1,82-0,01 1,74 6. Ekspor 106,90 106,64 107,51 7. Impor 112,01 114,13 116,73 PDRB 100,00 100,00 100,00 5. Profil Spasial Ekonomi Antar Kabupaten di Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2013 Secara spasial, struktur perekonomian di Bali masih didominasi oleh Wilayah Bali Selatan yaitu posisi pertama ditempati oleh Kabupaten Badung dan posisi kedua ditempati oleh Kota Denpasar dengan kontribusi masing-masing sebesar 25,31 persen dan 20,88 persen pada Triwulan I-2012 dan kemudian menjadi 25,16 persen untuk Kabupaten Badung dan 21,08 persen untuk Kota Denpasar pada Triwulan I-2013. Wilayah lain yang juga memberikan kontribusi yang cukup besar di luar kedua wilayah tersebut adalah Kabupaten Buleleng, Gianyar, dan Tabanan. Dilihat dari lokasi keberadaannya, selain Kabupaten Buleleng, kedua kabupaten tersebut masih merupakan wilayah Bali Selatan. Kondisi dapat dijadikan suatu indikator bahwa perekonomian Bali masih cenderung masih terpusat sehingga pembangunan yang mengutamakan pada pemerataan terhadap hasil-hasil pembangunan cenderung harus lebih diperhatikan. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan (Source of Growth) Triwulan I-2013 (y-on-y) perekonomian Bali yang tumbuh sebesar 6,71 persen, secara spasial disumbang terbesar oleh Kota Denpasar sebesar 1,53 persen dan Kabupaten Badung sebesar 1,52 persen. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kondisi perekonomian Bali sangat tergantung pada perekonomian kedua wilayah tersebut. Kontribusi Kota Denpasar tidak terlepas dari perannya sebagai ibukota Provinsi Bali merupakan pusat aktivitas perekonomian dan perdagangan, sedangkan untuk Kabupaten Badung disebabkan karena keberadaan sektor pariwisata yang memberikan share tertinggi kepada Perekonomian Bali sebagian besar berlokasi di Kabupaten Badung. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 9

Tabel 7 PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (Trilyun rupiah) Kabupaten/Kota PDRB ADHB PDRB ADHK I-2012 IV-2012 I-2013** I-2012 IV-2012 I-2013** 1. Jembrana 1,02 1,17 1,21 0,47 0,50 0,50 2. Tabanan 1,42 1,67 1,70 0,67 0,72 0,72 3. Badung 4,36 5,06 5,07 1,61 1,75 1,73 4. Gianyar 2,09 2,44 2,45 0,93 0,99 0,99 5. Klungkung 0,78 0,91 0,93 0,35 0,38 0,38 6. Bangli 0,66 0,77 0,79 0,30 0,32 0,31 7. Karangasem 1,18 1,32 1,35 0,50 0,53 0,53 8. Buleleng 2,12 2,35 2,39 0,94 1,01 1,01 9. Denpasar 3,60 4,17 4,24 1,58 1,69 1,69 Tabel 8 Kontribusi dan Sumber Pertumbuhan Wilayah Kabupaten/Kota Terhadap Pembentukan dan Pertumbuhan PDRB Bali (Persen) Kabupaten/Kota Kontribusi Triwulan Pertumbuhan I-2012 IV-2012 I-2013** q-to-q y-on-y c-to-c SoG (y-o-y) 1. Jembrana 5,92 5,90 6,01 0,43 6,25 6,25 0,40 2. Tabanan 8,26 8,39 8,43-0,93 7,00 7,00 0,63 3. Badung 25,31 25,46 25,16-1,33 6,99 6,99 1,52 4. Gianyar 12,12 12,28 12,18-0,37 6,47 6,47 0,81 5. Klungkung 4,50 4,58 4,60-0,78 6,85 6,85 0,33 6. Bangli 3,85 3,90 3,93-1,02 5,44 5,44 0,22 7. Karangasem 6,87 6,67 6,73-0,85 6,50 6,50 0,44 8. Buleleng 12,29 11,84 11,88-0,50 6,56 6,56 0,83 9. Denpasar 20,88 20,98 21,08-0,19 7,21 7,21 1,53 BALI 100.00 100,00 100,00-0,33 6,71 6,71 6,71 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013

Informasi lebih lanjut hubungi: Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id