PENGARUH KUERSETIN TERHADAP AKTIVITAS SGOT-SGPT DAN GAMBARAN MAKROSKOPIS ORGAN HATI MENCIT YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI SARJANA FARMASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelainan hati dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar enzim dari

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

UJI HEPATOTOKSISITAS SENYAWA O-(4-NITROBENZOIL)PARASETAMOL PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MIMBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jejas hati imbas obat (drug-induced liver injury; DILI) atau biasa dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tembakau merupakan salah satu komuditas perkebunan dan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB 1 PENDAHULUAN. parasetamol diketahui sejak sekitar tahun peningkatan radikal oksigen, pembentukan radikal peroksinitrit, pelepasan enzim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

The Level of SGOT and SGPT after Consuming Putri Malu (Mimosa pudica, Linn) Leaves Boiled on Carbon Tetrachloride (CCl 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF TEH HIJAU KOMBUCHA PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

PENGARUH EKSTRAK Andrographis paniculata (SAMBILOTO) TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT PIRUVAT TRANSAMINASE (SGPT) TIKUS WISTAR YANG DIBERI PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

Transkripsi:

PENGARUH KUERSETIN TERHADAP AKTIVITAS SGOT-SGPT DAN GAMBARAN MAKROSKOPIS ORGAN HATI MENCIT YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh: YOLA PERMATA SARI NO. BP 0811012020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta nikmat-nya yang tak terhingga, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam berserta keluarga dan sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH KUERSETIN TERHADAP AKTIVITAS SGOT-SGPT DAN GAMBARAN MAKROSKOPIS ORGAN HATI MENCIT PUTIH YANG DIINDUKSI CCL4. Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dra. Hj. Roslinda Rasyid, M.Si, Apt dan Ibu Dra. Suhatri MS, Apt sebagai dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan pikiran untuk membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orangtua dan keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Pimpinan Fakultas dan segenap Civitas Akademika Fakultas Farmasi Universitas Andalas yang telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan selama penulis belajar di bangku kuliah.

4. Rekan mahasiswa Fakultas Farmasi Angkatan 2008 yang telah banyak memberikan inspirasi, masukan, serta semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh rekan-rekan serta analis di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Andalas Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dan masyarakat pada umumnya. Aamiin ya Robbalalamin Padang, Agustus 2012 Penulis

ABSTRAK Penelitian ini dirancang untuk menguji aktivitas hepatoprotektif kuersetin terhadap hepatotoksisitas mencit yang diinduksi karbon tetraklorida. Karbon tetraklorida diberikan 2,8mL/kgBB secara peroral dosis tunggal. Kuersetin diberikan secara peroral dengan dosis 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB selama 1 hari dan 5 hari. Aktivitas SGPT-SGOT serta gambaran makroskopis organ hati merupakan parameter yang dapat ditentukan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian kuersetin dosis 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB dapat menurunkan aktivitas SGPT-SGOT dan rasio berat organ hati relatif, serta memperbaiki warna dan penampilan organ hati mencit yang diinduksi CCl4. Efek meningkat dengan peningkatan dosis kuersetin dari 250mg/kgBB sampai 1000mg/kgBB dan durasi dari 1 hari sampai 5 hari. Tiap perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata ( p<0,05), kecuali rasio berat organ hati relatif tidak dipengaruhi secara signifikan oleh faktor lama pemberian kuersetin. Efek optimal diperlihatkan oleh dosis 1000mg/kgBB dan oleh lama pemberian 5 hari. Kata kunci : kuersetin,hepatoprotektor,antioksidan,aktivitas SGOT-SGPT, gambaran makroskopis hati

ABSTRACT The study was designed to asses the hepatoprotective activity of quercetin against carbon tetrachloride-induced hepatotoxicity in mice. Carbon tetrachloride was administered a single dose peroral (2,8mL/kgBW). Quercetin was administrated peroral 250mg/kgBW, 500mg/kgBW, dan 1000mg/kgBW for 1 day and 5 days. Activity of serum alanine aminotransferases, aspartate aminotransferase, and liver makroskopic performance were parameters which can be determined. The result demonstrate that pretreatment with quercetin 250mg/kgBW, 500mg/kgBW, dan 1000mg/kgBW decreased activity of serum alanine aminotransferases, aspartate aminotransferase, relative liver weight ratio and repair appearance of liver. The effect was increased by the dose range of 250 to 1000 mg/kgbw and by duration range of 1 to 5 days. Its effect was showed significantly ( p<0,05), except relative liver weight ratio was not influenced obsiously by duration factor. Optimal effect was showed by biggest dose and longest duration. Keyword : quercetin, hepatoprotector, antioxidants, SGOT, SGPT activity, the macroscopic picture of the heart

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR ISI viii DAFTAR LAMPIRAN x DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii I. PENDAHULUAN 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Kuersetin 5 2.2 Karbon Tetraklorida 9 2.3 Radikal Bebas dan Antioksidan 11 2.4 Hati 13 2.5 Enzim Glutamic Pyruvic Transaminase 26 2.6 Enzim Glutamat Oxaloacetat Transaminase 29 2.7 Warna dan Penampilan Organ Hati 31 III. PELAKSANAAN PENELITIAN 32 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 32 3.2 Alat dan Bahan 32 3.3 Cara Kerja 33 3.4 Analisis Data 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40 4.1 Hasil 40 4.2 Pembahasan 44

V. KESIMPULAN DAN SARAN 59 5.1 Kesimpulan 59 5.2 Saran 60 RUJUKAN 61 LAMPIRAN 64

LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Struktur Kuersetin dan Hubungan Struktur Kuersetin dengan Aktivitas Antioksidan 64 2. Foto Etiket Kuersetin 65 3. Tabel Perlakuan Hewan Coba 66 4. Skema Perlakuan Hewan Coba 67 5. Skema Kerja Pengukuran Aktivitas SGOT-SGPT 68 6. Reaksi Penentuan Aktivitas SGPT-SGOT 6 9 7. Isi Reagen Analisis SGOT-SGPT 70 8. Pembuatan Sediaan Kuersetin 71 9. Perhitungan Volume Administratif Obat Sediaan Kuersetin 72 10. Pembuatan Sediaan CCl4 dan Perhitungan Volume Administratif CCl4 73 11. Hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Aktivitas SGPT Mencit yang Diinduksi CCl4 74 12. Hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Aktivitas SGOT Mencit yang Diinduksi CCl4 75 13. Hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 76 14. Diagram Batang dan Diagram Garis hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Aktivitas SGPT Mencit yang Diinduksi CCl4 77 15. Diagram Batang dan Diagram Garis hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Aktivitas SGOT Mencit yang Diinduksi CCl4 78 16. Diagram Batang dan Garis hasil Penelitian Pengaruh Kuersetin terhadap Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 79 17. Hasil Perhitungan Statistik Aktivitas SGPT-SGOT dan Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit dengan Metoda ANOVA Dua Arah 80 18. Hasil Uji Duncan Aktivitas SGPT-SGOT dan Rasio Berat

Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 83 19. Foto Organ Hati Mencit Hari Kedua 86 20. Foto Organ Hati Mencit Hari Keenam 88

DAFTAR TABEL Tabel Halaman I. Perlakuan Hewan Coba 66 II. Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGPT Mencit yang Diinduksi CCl4 74 III. Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGOT Mencit yang Diinduksi CCl4 75 IV. Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin Terhadap Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 76 V. Hasil Perhitungan Statistik Aktivitas SGPT Mencit dengan Metoda ANOVA Dua Arah 80 VI. Hasil Perhitungan Statistik Aktivitas SGOT Mencit dengan Metoda ANOVA Dua Arah 81 VII. Hasil Perhitungan Statistik Rasio Berat Organ Hati Relatif dengan metoda ANOVA Dua Arah 82 VIII. Hasil Uji Duncan Aktivitas SGPT Mencit pada Faktor Dosis 83 IX. Hasil Uji Duncan Aktivitas SGOT Mencit pada Faktor Dosis 84 X. Hasil Uji Duncan Rasio Berat Organ Hati Relatif pada Faktor Dosis 85

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Struktur Kimia Kuersetin 5 2. Biosintesis Kuersetin 6 3. Prinsip Reaksi Transaminasi SGPT 27 4. Reaksi Penentuan Aktivitas SGPT 28 5. Prinsip Reaksi Transaminasi SGOT 29 6. Reaksi Penentuan Aktivitas SGOT 31 7. Struktur Kuersetin dengan Aktivitas Antioksidan 64 8. Etiket Kuersetin 65 9. Skema Perlakuan Hewan Coba 67 10. Skema Kerja Pengukuran Aktivitas SGOT-SGPT 68 11. Persamaan Reaksi dalam Penentuan Aktivitas SGPT 69 12. Persamaan Reaksi dalam Penentuan Aktivitas SGOT 69 13. Diagram Batang Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGPT Mencit yang Diinduksi CCl4 77 14. Diagram Garis Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGPT Mencit yang Diinduksi CCl4 77 15. Diagram Batang Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGOT Mencit yang Dinduksi CCl4 78 16. Diagram Garis Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Aktivitas SGOT Mencit yang Diinduksi CCl4 78

17. Diagram Batang Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 79 18. Diagram Garis Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Kuersetin terhadap Rasio Berat Organ Hati Relatif Mencit yang Diinduksi CCl4 79 19. Organ Hati Mencit Kelompok Kontrol Negatif Hari ke-2 86 20. Organ Hati Mencit Kelompok Kontrol Positif Hari ke-2 86 21. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 250mg/kgBB Hari ke-2 87 22. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 500mg/kgBB ke-2 87 23. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 1000mg/kgBB ke-2 87 24. Organ Hati Mencit Kelompok Kontrol Negatif Hari ke-6 88 25. Organ Hati Mencit Kelompok Kontrol Positif Hari ke-6 88 26. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 250mg/kgBB Hari ke-6 89 27. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 500mg/kgBB Hari ke-6 89 28. Organ Hati Mencit Kelompok Dosis 1000mg/kgBB Hari ke-6 89

I. PENDAHULUAN Lipid merupakan molekul yang paling rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan peroksidasi lipid yang merupakan proses penting dalam patogenesis cidera dan disfungsi hati (Leelaprakash, et al., 2011). Keberadaan alternatif hepatoprotektor saat ini masih terbatas. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian ini. Antioksidan merupakan substansi yang dapat mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan radikal bebas. Kekhawatiran terhadap efek samping senyawa sintetis menjadikan senyawa alami menjadi pilihan. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan. Flavonoid adalah fenolik alam yang memiliki aktivitas antioksidan dan hepatoprotektif. Salah satu flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat adalah kuersetin (Qureshi, et al., 2007). Kuersetin merupakan flavonoid kelompok flavonol. Kuersetin terdistribusi secara luas pada tumbuhan tingkat tinggi terutama pada bagian daun, kelopak bunga, kulit buah dan kulit kayu. Kuersetin banyak terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti teh, apel, asparagus, sayuran hijau, peer, bawang, dan lain-lain. Telah banyak penelitian yang mengkaji tentang aktivitas yang dimiliki kuersetin. Kuersetin telah diteliti memiliki aktivitas hepatoprotektif pada tikus yang diinduksi acrylonitrile (Salem, et al., 2011). Kuersetin dapat mencegah bahaya oksidasi sel, lipid, dan DNA oleh radikal bebas. Kuersetin mampu melindungi sel β pankreas dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Lapidot, et al., 2002). Kuersetin dapat mencegah arterosklerosis

dengan menghambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) dan platelet pada darah. Kuersetin dapat menghambat MCP-1 (Monocyte Chemoattractant Protein) yang merupakan molekul penting yang berperan pada tahap awal pembentukan plak atherosklerosis (Park, et al., 2006). Kuersetin juga diketahui dapat menghambat xantin atau xantin oksidase sehingga dapat digunakan dalam pengobatan asam urat (Park, et al., 2006). Aktivitas antioksidan kuersetin berkaitan erat dengan struktur kimianya. Kuersetin mempunyai gugus O-dihidroksi pada cincin B, gugus 4-oxo dalam konjugasi dengan alkena 2,3, dan gugus 3-, 5- hidroksi. Radikal bebas akan mengambil elektron kuersetin. Kuersetin menjadi kekurangan elektron sehingga terbentuk kuersetin radikal. Namun dengan banyaknya ikatan rangkap dan gugus hidroksi yang dimiliki kuersetin, akan meningkatkan jumlah resonansi dari struktur cincin kuersetin yaitu dengan adanya pendonoran elektron kepada cincin senyawa kuersetin. Hal ini akan menurunkan kereaktifan kuersetin radikal ( Flora, 2009). Selain memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, kuersetin juga memiliki kemampuan menghambat enzim sitokrom P-450, meningkatkan level glutation (Flora,2009), dan memiliki efek antiinflamasi (Park, et al., 2006). Struktur ikatan rangkap pada C-2 dan C-3 serta gugus hidroksi pada C-3 dinyatakan sebagai gugus yang potensial untuk antiinflamasi (Park, et al., 2006). Kuersetin juga diketahui memiliki potensi anti-kanker dan efek sitotoksik dalam berbagai jenis sel kanker seperti kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker rahim (Gates, et a.l, 2007). Ketika sel hati pecah, organel-organel sel akan keluar dari dalam sel hati ke sinusoid dan beberapa enzim yang terkandung di dalam sitoplasma dan organel-organel

tersebut akan larut di dalam sinusoid yang dialiri oleh darah. Bersama darah, enzimenzim terlarut tersebut kemudian dibawa keluar dari hati melalui vena hepatika, dan diteruskan ke vena kava dan jantung untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, jika sel hati mengalami nekrosis dapat segera dideteksi melalui peningkatan aktivitas enzim (Zimmerman, 1982). Enzim yang mengalami peningkatan seiring dengan kerusakan sel hati adalah Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) dan Glutamic Oksaloacetic Transaminase (GOT). Enzim GPT adalah enzim yang spesifik terdapat di dalam sitosol hepatosit (Corwin, 2000). Karbon tetraklorida lazim digunakan sebagai penginduksi hepatotoksik. Karbon tetraklorida dimetabolisme oleh enzim sitokrom P-450 akan menghasilkan radikal CCl3* dan Cl* yang reaktif. Radikal CCl3* akan mengikat makromolekul dan mengiduksi peroksidasi lipid membrane sel. Hal ini menyebabkan pembentukan lipid peroksida yang meghasilkan senyawa aldehid beracun yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati. Selain itu, radikal CCl3* dan Cl* juga dapat menyebabkan terganggunya proses penting sel seperti metabolisme lipid. Radikal CCl3* dapat bereaksi dengan oksigen membentuk spesies oksigen reaktif CCl3O2* yang kereaktifannya jauh lebih besar. Radikal CCl3O2* memulai reaksi berantai peroksidasi lipid yang menyerang dan menghancurkan asam lemak tidak jenuh khususnya yang terkait dengan fosfolipid. Hal ini mempengaruhi permeabilitas membran mitokondria, RE, dan membran plasma yang mengakibatkan hilangnya Ca 2+ sel sehingga homeostatisnya terganggu dan akan berkontribusi pada kerusakan sel selanjutnya (Baron, 1990).

Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian kuersetin sebagai hepatoprotektor. Karbon tetraklorida digunakan sebagai penginduksi kerusakan hati. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih betina. Kadar enzim SGPT-SGOT digunakan sebagai parameter yang dapat ditentukan. Gambaran makroskopis organ hati meliputi penentuan rasio berat organ hati relatif serta warna dan penampilan organ hati juga merupakan parameter yang dapat ditentukan. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kuersetin dapat menurunkan aktivitas SGOT-SGPT pada mencit yang diinduksi CCl4 dan mengetahui pengaruh kuersetin terhadap gambaran makroskopis organ hati mencit yang diinduksi CCl4, mengetahui apakah pemberian dosis dan lama pemberian yang lebih besar dapat memberikan efek yang lebih baik, serta memperoleh alternatif hepatoprotektor.