POTENSI ARUS LAUT DAN KONVERSI DAYA LISTRIK SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN PALALAWAN DAN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
Beben Rachmat, Ai Yuningsih dan Prijantono Astjario. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung.

PENELITIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN TOYAPAKEH NUSA PENIDA BALI

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

POTENSI ARUS LAUT UNTUK PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN DI SELAT PANTAR, NUSA TENGGARA TIMUR. Ai Yuningsih

POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI DESA SABANGMAWANG, KABUPATEN NATUNA

STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA AHMAD HIMAWAN UMNA

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

KAJIAN POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK DI SELAT SUGI, KEPULAUAN RIAU

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERAIRAN SELAT ANTARA PULAU KANDANG BALAK DAN PULAU KANDANG LUNIK, SELAT SUNDA

ATLAS POTENSI ENERGI LAUT. Harkins Prabowo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

PEMODELAN DUA DIMENSI HIDRODINAMIKA UNTUK MENGESTIMASI POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI SELAT SUNDA, SELAT BALI DAN SELAT SAPE

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN TANJUNG MAS SEMARANG DALAM UPAYA PENCARIAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF

POTENSI ENERGI ARUS LAUT UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI KAWASAN PESISIR FLORES TIMUR, NTT

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI SELAT TOYAPAKEH, NUSA PENIDA, BALI

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DI PERARIAN SELAT LEMBEH, SULAWESI UTARA

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

STUDI POLA ARUS DAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERARIAN UJONG PANCU, ACEH BESAR

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

SIFAT FISIK OSEANOGRAFI PERAIRAN KEPULAUAN TAMBELAN DAN SEKITARNYA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PASANG SURUT

Kajian Potensi Arus Laut Sebagai Energi Pembangkit Listrik Di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

STUDI SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN HORIZONTAL AXIS TURBIN DENGAN METODE CFD

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

MENGENAL DIRECT READING ACOUSTIC DOPPLER CURRENT PROFILER. oleh. Edikusmanto, Bonita N. Ersan, Dharma Arief 1 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FIsika FLUIDA DINAMIK

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

PENENTUAN LOKASI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT SKALA KECIL DI PERAIRAN SELAT LIRUNG, TALAUD, SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

POTENSI ENERGI LAUT INDONESIA. Mira Yosi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Pengembangan Energi Arus Laut di Selat Madura

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

BAB II LANDASAN TEORI

Pembaharuan energi, memanfaatkan energi alam yang melimpah luas menjadi sebuah energi alternatif yang akan dipakai di masa mendatang.

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

ANALISA CFD DAN AKTUAL PERFORMA TURBINE BULB DENGAN HEAD 0,6 METER Gatot Eka Pramono 1

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

KARAKTERISTIK ARUS, SUHU DAN SALINITAS DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu beragamnya sumber energi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

MOTTO. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. (Ali bin Abi Thalib)

KAJIAN KOMPREHENSIF: PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT AIR LAUT (PLTPS)

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT UNTUK PEMANFAATAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF DI PERAIRAN SELAT GASPAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut di Balikpapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

POTENSI ARUS LAUT DAN KONVERSI DAYA LISTRIK SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN PALALAWAN DAN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU OCEAN CURRENT POTENCY AND ELECTRIC POWER CONVERSION AS A NEW RENEWABLE ENERGY IN INDRAGIRI HILIR AND PALALAWAN WATER, PROVINCE OF RIAU Beben Rachmat, Ediar Usman dan Dida Kusnida Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174 Diterima : 14-12-2011 Disetujui : 13-06-2012 ABSTRAK Kecepatan arus pada saat kondisi air surut di bagian utara daerah penelitian berkisar antara 1 1,5 m/s dan di selatan berkisar antara 0,1 0,5 m/s dengan arah menuju tenggara - selatan. Pada saat kondisi air pasang pada kedua daerah tersebut (bagian utara dan selatan) kecepatan arus berkisar antara 0,5 1,2 m/s dengan arah menuju barat daya - utara. Secara umum kecepatan arus dari utara ke selatan semakin berkurang kecepatannya, hal ini bisa dilihat dari perbedaan kecepatan arus di bagian utara dan selatan daerah penelitian pada kondisi air laut surut. Kondisi tersebut disebabkan oleh perbedaan morfologi bawah laut pada ke dua daerah tersebut. Di bagian utara, lebar lembah relatif lebih sempit (daerah selat) dengan morfologi membentuk alur bawah laut. Di bagian selatan merupakan daerah perairan terbuka, menyebabkan aliran air laut dan arus terdistribusi pada daerah yang lebih luas dan kecepatan arusnya makin berkurang. Potensi daya listrik untuk Turbin Kobold saat surut mencapai 60 65 kw, dan 20 kw saat pasang selama 13 jam, sedangkan saat neap tide maksimum mencapai 8 kw saat surut dan 4 kw saat pasang dengan waktu efektif selama 11 jam. Potensi daya listrik untuk Turbin Marine Current saat surut mencapai 3 3,2 kw dan 1 kw saat pasang dengan masa kerja selama 13 jam dalam sehari semalam, sedangkan saat neap tide maksimum mencapai 0,4 kw saat surut dan 0.2 kw saat pasang dengan waktu efektif selama 10 jam. Jenis turbin ini cukup optimal dan dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan listrik dengan potensi arus yang ada di perairan Pelalawan Indragiri Hilir. Kata kunci: kecepatan arus, energi, potensi daya listrik, turbin ABSTRACT Current speed during the low waters level in the northern part of survey area range between 1 to 1.5 m/s with southeast and south direction. During the high waters level (HWL) in the both areas range from 0.1 0.5 m/s with southwest and north direction. Generally, the current speed from the north to the south in the survey area is decrease, it can be seen from difference value of current speed at the northern and the southern of the survey area during the low waters level (LWS) condition. These condition caused by the difference of under sea morphology at bothside of areas. At the northern part of survey area, the wide of valley morphology is smaller (straits region) forming the submarine channel. At the southern part in an opening waters region, causing the sea current distributed in regions and the speed more decreasing. Electrical potency for Kobold Turbine during ebb tide reach 60-65 kw, and 20 kw during the flood as long as 13 hours, while during maximum neap tide reach 8 kw during the ebb and 4 kw during the flood with effective time as long as 11 hours. Electrical Potential for Marine Current Turbine during ebb reach 3 3.2 kw, and 1 kw during the flood as long as 13 hours, while during maximum neap tide reach 0.4 kw during the ebb and 0.2 kw during the flood with effective time as long as 10 hours. This kind of the turbine is optimum enough and can work well to produce the electricity with existing current potential in waters of Pelalawan Indragiri Hilir. Keywords: current speed, energy, electrical potency, turbine 69

PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan listrik nasional, secara umum masih bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil, masing-masing minyak bumi 51.66%, gas alam 28.57% dan sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 15.34% dan energi terbarukan 4.43% (Mukhtasor, 2011). Kondisi yang sama juga dialami oleh sebagian besar daerah-daerah yang berada di Indonesia, diantaranya adalah di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan, Provinsi Riau. Sebagian besar kebutuhan listriknya masih dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (http:\\www.pelalawankab.bps.go.id). Berdasarkan laporan PT. PLN, permintaan listrik terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan melonjaknya jumlah penduduk dan berkembangnya kegiatan sektor ekonomi di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan (http:\\www.pelalawankab.bps.go.id). Beberapa kegiatan industri yang berkembang di daerah ini adalah industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan industri pengolahan makanan yang bahan bakunya dari alam. Kondisi ini sangat menyulitkan PLN terutama pada daerahdaerah yang sulit dijangkau oleh listrik. seperti daerah pesisir dan pulau-pulau kecil yang bertebaran di kedua wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik pada daerah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mulai berkembang kondisi perekonomiannya. Salah satu solusi yang mungkin dapat membantu penyediaan listrik di kedua daerah tersebut diantaranya adalah dengan pengembangan energi laut (arus laut dan pasang surut) untuk tenaga listrik. Untuk dapat menggunakan energi laut sebagai pembangkit listrik diperlukan suatu penelitian atau pemetaan potensi energi laut yang lengkap dan bertahap. Penelitian dimulai dari inventarisasi potensi sumber daya energi laut, perhitungan potensi daya listrik yang dihasilkan dan studi kelayakan lokasi pembangkit listriknya. Tahap awal yang paling penting adalah mengetahui potensi energi kelautan yang ada saat ini, yaitu dengan cara melakukan penelitian dan pemetaan zonasi potensi energi alternatif kelautan pada lokasi-lokasi yang diperkirakan potensial. Dilihat dari posisi geografis dan sistem perairan regional daerah Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan termasuk kedalam sistem perairan Selat Malaka. Perairan Selat Malaka adalah merupakan salah satu perairan di wilayah Indonesia bagian barat yang mempunyai potensi arus laut cukup kuat (Hadi, 2006). Selain potensi arus, di beberapa tempat di sekitar perairan Selat Malaka mempunyai potensi pasang surut yang cukup potensial, yaitu dengan tunggang air pasang surut yang berkisar antara 4 5 meter. Dengan kondisi ini, di daerah Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan ada potensi yang dapat dikembangkan di sektor kelautan, yaitu dengan cara memanfaatkan dan mengembangkan potensi energi arus laut atau energi pasang surut. Pemanfaatan energi arus adalah yang paling memungkinkan dibandingkan dengan energi pasang surut, karena untuk pembangunan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) tidak dibutuhkan anggaran yang terlalu besar, lahan yang luas, teknologinya cukup sederhana dan sudah dikembangkan di Indonesia. Sedangkan untuk pembangkit listrik dari energi pasang surut, selain anggarannya yang sangat besar juga membutuhkan teknologi yang rumit dan lahan yang sangat luas. Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pemetaan zonasi potensi energi alternatif kelautan di perairan Pelalawan Indragiri Hilir ini lebih difokuskan pada penelitian potensi energi dari arus laut. Kebijakan pemanfaatan energi arus laut sebagai energi alternatif (Energi Baru Terbarukan) di Indonesia selain berdasarkan kondisi ril kebutuhan energi yang besar dan terbatasnya cadangan energi konvensional sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan industri berbahan baku energi konvensional. Pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan merupakan suatu kebijakan nasional dalam rangka menuju ketahanan energi masa depan. Pengukuran arus dilakukan pada beberapa lintasan di sekitar lokasi daerah penelitian dan pada kedalaman laut lebih besar dari 3 meter (Gambar 1). Lokasi pengukuran arus terletak di sepanjang pantai antara P.Durai sampai Tanjung Datuk pada kedalaman laut antara 5 15 meter. Di utara daerah penelitian, khususnya di selat antara daratan P. Sumatera dan P. Durai lokasi pengukuran dibuat lebih rapat dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal ini disebabkan di lokasi ini kecepatan arusnya relatif lebih besar dibandingkan lokasi lainnya. Pengukuran pasang surut ini dilakukan saat kondisi air pasang dan kondisi air surut pada posisi bulan neap tide (bulan setengah). Kecepatan arus pada posisi bulan neap tide adalah kecepatan arus minimal, sedangkan kecepatan arus terbesar 70

Gambar 1. Lokasi penelitian arus di perairan Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hilir, Provinsi Riau. terjadi pada saat posisi bulan spring tide (bulan penuh atau bulan mati). Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah memetakan dan menghitung potensi energi arus laut di wilayah sekitar perairan Pelalawan Indragiri Hilir yang dapat dikonversi menjadi energi listrik sebagai data awal dari studi kelayakan lokasi rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut. Lebih jauh kegiatan ini dilakukan untuk mendukung strategi penataan ruang dengan lebih menumbuhkembangkan pemanfaatan sumberdaya energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. DASAR TEORI DAN APLIKASI KONVERSI ARUS LAUT Arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai penggerak bagi sebuah rotor pembangkit listrik. Secara global, laut mempunyai sumber energi arus laut yang sangat besar yaitu sebesar 2,8 x 10 14 (280 triliun) Watt-jam (Duxbury dkk., 2000). Selain itu arus laut ini menarik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil dan dapat diprediksi. Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut ini dilakukan dengan mengadaptasi prinsip teknologi ekstraksi energi dari angin yang telah lebih dulu berkembang yaitu dengan mengubah energi kinetik dari arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Kapasitas daya yang dihasilkan dihitung dengan pendekatan 71

matematis yang memformulasikan daya yang dihasilkan dari suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus permukaan, dirumuskan sebagai berikut (Fraenkel, 1999, 2002) : Turbin Marine Current T-Files ITB Untuk mengetahui daya listrik yang dihasilkan dari konversi energi arus laut dengan menggunakan Marine Current Turbine T-Files (www.tfiles-indonesia.com/about) ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan: P= daya listri yang dihasilkan (watt) ρ= rapat massa air (kg/m³) A= luas penampang (m²) V= kecepatan (m/s) Luas permukaan turbin yang dimaksud adalah luas penampang turbin = tinggi turbin x diameter turbin, sehingga besarnya daya yang dihasilkan selain tergantung besarnya kecepatan arus juga akan sangat tergantung pada ukuran dan jenis turbin yang digunakan. Tidak semua potensi sumber daya yang terkandung dalam arus laut tersebut dapat dikonversi menjadi energi. Secara umum besarnya energi yang dapat diekstrak tergantung dari jenis dan karakteristik turbin itu sendiri seperti ukuran diameter turbin arus. Melalui perhitungan seperti di atas dan dengan pengaitan rumus dengan rumusan energi dan diterapkan pada 2 jenis konverter yang telah diuji coba di perairan Indonesia, yaitu Kobold dan Marine Current maka dapat diperkirakan potensi daya yang terbangkit pada suatu daerah. Turbin Kobold Estimasi daya listrik yang dihasilkan dari konversi energi arus laut dengan menggunakan turbin Kobold (Coiro dkk., 2005) ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut: Dimana : P = Daya Listrik yang dihasilkan (kw) ρ = Berat Jenis Air laut (1.025) V = Kecepatan Arus (m/sec) A = Luas Permukaan Blade (m 2 ) = 40 m 2 η = Koefisien untuk Turbin Kobold (%) = 50 % Mengacu pada rumus hubungan arus dan energi listrik yang dihasilkan pada persamaan di atas dapat dibuat sebuah grafik hubungan antara kecepatan arus dan output energi listrik yang dihasilkan (Gambar 2). Dimana : P = Daya listrik yang dihasilkan (watt) ρ = Massa jenis air (1.025 kg/m 3 ) A = Luas penampang turbin = Tinggi turbin x diameter turbin = 1,2 m 2 η = Efisiensi PMG (generator) (%) = 79,07 % Mengacu pada rumus hubungan arus dan energi listrik yang dihasilkan pada persamaan di atas dapat dibuat sebuah grafik hubungan antara kecepatan arus dan output energi listrik yang dihasilkan (Gambar 3). METODE PENELITIAN Pengukuran arus pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan peralatan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) Mobile dan perangkat lunak Winriver. Alat ini dapat mengukur arah dan kecepatan arus secara bergerak pada kolom air dengan berbagai kedalaman. Kedalaman kolom air ini terbagi menjadi beberapa lapisan kolom air. Pada pengukuran ini interval lapisan kolom air diset 2 meter dengan blanking area pada lapisan kolom air kesatu sebesar 2 meter dari sensor alat ADCP, sehingga data arus terekam mulai dari kedalaman 3 m sampai kedalaman tertentu dengan selang 2 meter. Prinsip kerja alat ADCP menggunakan efek Doppler dengan pemancaran bunyi pada frekuensi tertentu dan menerimanya kembali setelah dipantulkan. Bunyi ini dipantulkan sebagai akibat adanya pemantul bunyi berupa partikel kecil atau plankton. Pengukuran arus mobile dilakukan pada kondisi air berbeda, yaitu pada kondisi air pasang dan kondisi air surut. Pemilihan kondisi air ini dimaksudkan untuk mendapatkan variasi/ perubahan kecepatan arus dari kecepatan arus saat pasang dan surut. Lintasan pengukuran arus mobile bisa berbentuk zigzag atau searah garis pantai. 72

Gambar 2. Grafik hubungan kecepatan arus (m/det) dengan daya listrik yang dihasilkan turbin Kobold (kw). Gambar 3. Grafik hubungan kecepatan arus (m/det) dengan daya listrik yang dihasilkan Turbin Marine Current ITB (Watt). 73

HASIL PENELITIAN Hasil Pengukuran Arus Kegiatan pengukuran arus dilakukan pada 18 lintasan dengan interval waktu perekaman data arus setiap 5 detik, sehingga diperoleh kerapatan data yang cukup baik. Lokasi pengukuran arus tersebut di overlay dengan data kedalaman laut sehingga dapat menggambarkan hubungan antara lokasi pengukuran dan morfologi dasar laut (Gambar 4). Dengan bantuan perangkat lunak Winriver, data ini selanjutnya ditampilkan dalam bentuk penampang distribusi kecepatan arus secara vertikal untuk setiap lintasan pengukuran yang telah dipilih (Gambar 5, 6 dan 7). Berdasarkan gambaran tersebut di atas kecepatan arus di utara daerah penelitian berkisar antara 1 1,5 m/s pada saat kondisi air surut. Kecepatan arus ini berkurang saat kondisi air menjelang surut minimum menjadi sekitar 0,5 1,2 m/s. Sedangkan saat kondisi air pasang kecepatan arus berkisar antara 0,5 1,2 m/s. Saat kondisi surut arah arus menuju ke arah baratlaut, sedangkan saat pasang arah arus menuju ke arah tenggara. Secara umum kecepatan arus dari utara daerah penelitian ke arah selatan daerah penelitian semakin berkurang kecepatannya, hal ini bisa dilihat dari perbandingan data kecepatan arus pada kondisi air yang sama, yaitu pada kondisi air surut. Di selatan daerah penelitian kecepatan arusnya hanya berkisar antara 0,1 0,5 m/s relatif lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan arus di utara daerah penelitian. Besar kecilnya kecepatan arus Gambar 4. Peta kedalaman dasar laut dan lintasan pengukuran arus di perairan Kabupaten Pelalawan dan Ingragiri Hilir, Provinsi Riau (Rachmat dkk., 2011). 74

Gambar 5. Hasil pengukuran dan pengolahan data arus di bagian utara daerah penelitian pada saat kondisi air surut dengan arah lintasan timurlaut - baratdaya. 75

Gambar 6. Data arus di lokasi perairan dekat Kateman (bagian tengah daerah penelitian) pada saat kondisi air menjelang surut minimum dengan arah lintasan timurlaut - baratdaya. 76

Gambar 7. Data arus di lokasi perairan dekat Tanjung Datuk (daerah bagian selatan) pada saat kondisi air menjelang pasang dengan arah lintasan tenggara - baratlaut. 77

di daerah penelitian disebabkan oleh perbedaan lebar penampang perairan antara daerah di utara dan selatan daerah penelitian. Di bagian utara, lebar penampang perairan relatif lebih sempit (daerah selat) dengan morfologi dasar laut membentuk alur bawah laut berbentuk huruf V dibandingkan dengan selatan yang merupakan daerah perairan terbuka dan lebar. Bertambahnya lebar penampang perairan menyebabkan aliran air laut dan arus terdistribusi dan menyebar pada daerah yang lebih luas sehingga kecepatan arusnya makin berkurang. Estimasi Daya Listrik dengan Menggunakan Turbin Kobold dan Marine Current Estimasi potensi daya listrik yang dihasilkan Turbin Kobold dari potensi arus laut di perairan Pelalawan dan Indragiri Hilir adalah berkisar antara 10 65 kw (Gambar 8). Potensi daya listrik maksimum dihasilkan saat kondisi spring tide (bulan penuh atau bulan mati) dan potensi daya listrik minimum dihasilkan saat kondisi neap tide (bulan setengah penuh). Saat spring tide daya listrik yang dihasilkan berkisar antara 20 kw per-hari saat kondisi air pasang dan 60 65 kw per-hari saat kondisi air surut. Saat spring tide turbin ini dapat bekerja maksimal selama 13 jam per-hari. Sedangkan saat neap tide daya listrik yang dihasilkan berkisar antara 4 kw per-hari saat kondisi air pasang dan 8 kw per-hari saat kondisi air surut. Saat neap tide turbin ini dapat bekerja maksimal hanya 11 jam per-hari. Dengan melihat kapasitas Turbin Kobold yang mencapai kapasitas maksimal 300 kw jenis turbin ini tidak optimal dan tidak dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan listrik dengan potensi arus yang ada di perairan Pelalawan Indragiri Hilir. Estimasi potensi daya listrik yang dihasilkan dari Turbin Marine Current dari potensi arus di perairan Pelalawan dan Indragiri Hilir adalah berkisar antara 0,2 kw 3,5 kw. Potensi daya listrik maksimum dihasilkan saat kondisi spring tide (bulan penuh atau bulan mati) dan potensi daya listrik minimum dihasilkan saat kondisi neap tide (bulan setengah penuh). Saat spring tide daya listrik yang dihasilkan berkisar antara 1 kw saat kondisi air pasang dan 3,5 kw saat kondisi air surut (Gambar 9). Saat spring tide turbin ini dapat bekerja maksimal selama 13 jam per-hari. Sedangkan saat neap tide daya listrik yang dihasilkan berkisar antara 0,2 kw saat kondisi air pasang dan 0,4 kw saat kondisi air surut. Saat neap tide turbin ini dapat bekerja maksimal hanya 10 jam per hari. Gambar 8. Hubungan antara kecepatan arus dan daya listrik untuk turbin Kobold di perairan Pelalawan dan Indragiri Hilir. 78

Gambar 9. Hubungan antara kecepatan arus dan daya listrik untuk Turbin Marine Current di perairan Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hilir. Dengan melihat kapasitas Turbin Marine Current yang mencapai kapasitas maksimal 4 kw jenis turbin ini cukup optimal dan dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan listrik dengan potensi arus yang ada di perairan Pelalawan Indragiri Hilir. Berdasarkan kondisi perairan Palalawan dan Indragiri Hilir, turbin yang sesuai untuk pengembangan energi listrik adalah Turbin Marine Current. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan pengolahan data, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Potensi energi laut yang memungkinkan untuk dikembangkan di perairan Pelalawan Indragiri Hilir adalah energi dari arus laut. 2) Daerah yang potesial untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut adalah perairan yang terdapat di utara daerah telitian (selat antara daratan P. Sumatera dan P. Durai), makin ke arah selatan kecepatan arusnya makin menurun. 3) Kecepatan arus saat surut lebih besar dari pada saat pasang. 4) Berdasarkan prototipe turbin yang telah diuji coba di perairan Indonesia (turbin Kobold dan Marine Current), prototipe turbin Marine Current menghasilkan daya listrik yang lebih optimal dan dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan listrik dengan potensi arus yang ada di perairan Pelalawan Indragiri Hilir. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Subaktian Lubis, M.Sc, selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan atas kepercayaannya kepada penulis untuk membantu kegiatan penelitian energi arus di Prov. Riau. Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. H. Tengku Dahril, M.Sc., selaku Kepala Balitbang Provinsi Riau dan Prof. Dr. Usman M. Tang, MS., selaku Ketua Lembaga Penelitian Unri atas kepercayaan, bantuan dan kerjasamanya. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan satu tim, yaitu: Andrian Ibrahim, Wilman Darmawan dan Radiono, serta Ibrahim Suriawan dan Subhan (Balitbang Prov. Riau) atas bantuan dan kerjasamannya. ACUAN Coiro, D. P., De Marco A., Nicolisi F., Melone S., Montella F., 2005. Dynamic Behaviour of the Patented Kobold Tidal Current Turbine : Numerical and Experimental Aspects, Acta Polytechnica Vol. 45, No. 3, Czech Technical University, Praque. Duxbury, A.A. and Sverdrup, K.A., 2000. An Introduction to The World s Ocean,. McCraw- Hill, USA. Fraenkel, P.,1999. Power from Marine Currents, Marine Currents Turbines Ltd. 79

Fraenkel, P., 2002. Marine Currents. J Power and Energy Vol 216 A. Hadi, S., 2006. Studi dan Pemetaan Potensi Energi Bayu dan Arus Laut untuk Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan di Indonesia, ITB, Bandung. Mukhtasor, 2011. Strategi Pengembangan Energi Laut di Indonesia, Aseli, Jakarta. Rachmat, B., Usman, E., Ibrahim, A., Darmawan, W. dan Radiono, 2011. Penyelidikan dan Pemetaan Zonasi Potensi Energi Alternatif Kalautan di Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir dan Palalawan, Provinsi Riau. Kerjasama Badan Litbang Provinsi Riau - Lembaga Penelitian Universitas Riau. Lap. Intern Badan Litbang Provinsi Riau, Pekanbaru: 103 hal. http:\\www.pelalawankab.bps.go.id http:\\ www.tfiles-indonesia.com/about 80