BAB V KESIMPULAN. Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENDAHULUAN. Perfilman di Jepang sudah dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB IV KESIMPULAN. penghitungan identifikasi setting, tokoh, dan aksi tokoh cerita Raden Kamandaka.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2002:30) bahwa teks sastra memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahan ajar

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 005 Kelurahan Sukabumi Utara Barat Periode Februari Maret 2009 ) yang telah

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

menyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB III Analisa Masalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah buku kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dengan hasilnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN UKDW. saat sekarang ini. Krisis ekonomi yang berkepanjangan ini membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MARAKNYA TAYANGAN HIPNOTIS SEBAGAI ACARA HIBURAN TERKAIT MENINGKATNYA ANIMO MENONTON TV DI KALANGAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

Memulai saluran dengan cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama pada penelitian ini memaparkan hal-hal mendasar berkenaan

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan globalisasi yang begitu pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Ada yang menceritakan pengalaman hidup orang lain dan bahkan ada

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Komik atau cerita bergambar adalah salah satu dari karya sastra prosa. Will

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat serial Super Sentai dapat bertahan selama 30 tahun lebih di Jepang. Dari analisis naratif yang penulis lakukan pada bab III penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Poin pengembangan cerita adalah kesinambungan antara satu episode dengan episode lainnya pada satu serial. Pada serial Super Sentai poin pengembangan cerita telah mengalami perubahan. Pada awalnya poin pengembangan cerita dianggap tidak terlalu penting sehingga penulis cerita lebih mementingkan pesan moral dan aksi yang akan ditonjolkan di dalam cerita. Namun dari serial yang penulis analisis, nampak adanya perubahan pada cara penulis cerita menyusun alur cerita. Penulis cerita mulai mempertimbangkan pengembangan cerita secara keseluruhan sehingga antara episode satu dengan episode lainnya terdapat kesinambungan. Dengan cara ini pemirsa dapat menikmati dan ingin terus mengikuti jalan cerita serial Super Sentai. Struktur cerita dapat juga diartikan sebagai susunan cerita pada sebuah cerita. Pada serial Super Sentai awalnya struktur episode antara satu episode dengan episode lainnya tidak mengalami perubahan dan cenderung bersifat statis. Namun dari serial yang penulis analisis terjadi perubahan dimana susunan cerita

pada satu episode dengan episode lainnya mulai berubah dan mulai bersifat dinamis. Hal ini terutama mulai muncul pada serial kedua yang penulis bahas. Sehingga pemirsa serial Super Sentai tidak mengalami rasa bosan karena susunan cerita yang sama setiap episodenya. Dunia cerita adalah setting dari sebuah cerita, dimana suatu cerita mengambil tempat. Pada dunia cerita Super Sentai pada awalnya tidak ada banyak perubahan yang terjadi pada dunia tempat cerita terjadi. Setting dunia pada awal dan akhir cerita tidak mengalami perubahan. Namun dari serial yang penulis analisis hal ini mulai berubah dengan adanya perubahan dunia cerita pada awal cerita dan akhir cerita. Hal ini terutama mulai muncul pada serial kedua yang penulis bahas. Dengan adanya perubahan antara awal dan akhir cerita ini menandakan adanya konsekuensi dari sebuah cerita. Hubungan sebab akibat ini juga yang mempengaruhi adanya poin pengembangan cerita pada sebuah serial secara keseluruhan. Fungsi dan pengembangan tokoh cerita dapat dilihat melalui tokoh-tokoh cerita yang berada dalam satu serial. Pada awalnya, tokoh cerita dalam serial Super Sentai tidak mengalami perubahan baik fungsi tokoh dalam cerita maupun pengembangan karakter dalam cerita. Hal ini berubah seiiring dengan berjalannya waktu dimana tokoh cerita dalam serial Super Sentai mulai memiliki perubahan fungsi dan pengembangan karakter. Pada awalnya hal ini hanya diterapkan pada satu atau dua karakter saja seperti yang terlihat pada serial pertama dan kedua yang penulis bahas. Namun pada serial ketiga dapat dilihat bahwa fungsi dan perubahan karakter tokoh cerita sudah diterapkan pada semua tokoh dalam cerita. 132

Pada analisis dengan menggunakan metode teori resepsi penulis mendapatkan bahwa serial Super Sentai di Jepang telah mendapatkan tanggapan yang baik. Dari tanggapan terhadap serial Super Sentai 2007 dapat disimpulkan bahwa pada pemirsa kelompok umur anak-anak menyukai serial Super Sentai dikarenakan kesukaan mereka terhadap tokoh di dalam cerita Super Sentai. Hal ini berkaitan dengan horizon sempit dari horizon harapan dimana pada diri anakanak serial ini ditinjau dari sudut pandang fiksi, dalam hal ini pemirsa belum dapat membedakan antara kenyataan dan fiksi. Sementara pada pemirsa kelompok umur diatas usia 21 tahun penulis mendapatkan bahwa pemirsa menyukai serial ini karena jalan ceritanya yang menarik untuk diikuti setiap episodenya. Hal ini menandakan bahwa pada kelompok umur dewasa pemirsa memandang serial ini dari horizon luas dan blank openess. Pemirsa pada kelompok umur diatas 21 tahun menyukai serial Super Sentai karena jalan cerita. Pemirsa menonton serial ini karena fakta-fakta yang berada di dalamnya dan juga tertarik akan bagianbagian dari cerita yang tidak ditentukan oleh penulis cerita sehingga pemirsa memiliki interpretasinya tersendiri. Selain memiliki jalan cerita yang menarik serial Super Sentai juga didukung oleh unit bisnis yang telah bertahan sejak lama di Jepang bahkan ke seluruh dunia. Dapat dilihat bahwa pada satu serial Super Sentai sudah terdapat lebih dari ratusan merchandise dari berbagai perusahaan di dalam berbagai kategori barang. Selain itu juga penjualan merchandise robot raksasa Super Sentai yang menjadi ciri khas dari serial ini yang terus meningkat dari tahun ke tahun baik dari segi jumlah barang maupun jenis barang yang diproduksi. 133

Serial Super Sentai tidak hanya meraih sukses di kalangan masyarakat Jepang saja. Hal ini berkaitan dengan serial Power Rangers yang diproduksi oleh perusahaan asal Amerika. Disiarkannya serial Power Rangers di Amerika membuat Bandai semakin memperluas pasar penjualan Super Sentai, tidak hanya di Jepang namun juga ke seluruh pelosok dunia. Pada saat ini pun di Amerika sudah dimulai berbagai upaya promosi terhadap serial Power Rangers ke enam belas, yang merupakan adaptasi dari serial Jyūken Sentai Geki Ranger, dengan judul Power Rangers Jungle Fury. Pada saat ini di Jepang sudah bermunculan berbagai promosi mengenai serial Super Sentai terbaru seperti terlihat pada gambar di bawah. Judul serial Super Sentai ke tiga puluh dua ini adalah 炎 神 戦 隊 ゴーオンジャー (Enjin Sentai Goonjyaa/ Pasukan Mesin Goonger) yang akan mulai ditayangkan pada tanggal 18 Februari 2008. Gambar 5.1 Enjin Sentai Goonger Super Sentai telah menjadi fenomena tersendiri di Jepang dengan serial yang telah bertahan selama tiga puluh tahun terakhir. Dengan dukungan baik dari segi cerita, apresiasi pemirsa, maupun merchandise yang dijual, serial ini dapat 134

terus bertahan dan menjadi satu-satunya serial dari genre sejenis yang dapat dibuat tanpa henti. 135