BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV PENUTUP. kualitatif dengan melakukan penyajian data dan analisis data, penulis

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh. 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. radio itu sendiri yaitu berupa penampilan program-program baru agar dapat. bersaing dengan stasiun radio yang lainnya.

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

BAB IV PROFIL RADIO LEONARD 774 AM SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa meraih rating share yang mencapai atau melebihi target.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kunci dari sukses tidaknya informasi dapat sampai ke masyarakat. Kehidupan

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

Saya lulusan salah satu SMA di Medan dan kemuadian saya sempat. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi penyiar berita di LPP TVRI Medan.

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH RADIO PTDI UNISA 205 DALAM MENYIARKAN SIARAN DAKWAH

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III PENYAJIAN DATA. dilapangan diklasifikasikan kepada manajemen siaran RRI Programa 2

HALLO KAMPUS. tanpa iklan dan ditayangkan secara Live dan taping melalui studio Cahaya

BAB IV KESIMPULAN. dibuat untuk mengapresiasi penayangan film AADC 2, content-content

BAB II PT. RADIO EKACITA SWARA BUANA (HARD ROCK FM BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan canggih membuat lahirnya berbagai cara komunikasi baru antar sesama manusia

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kabar, bahkan radio. Dan masing masing media mempunyai karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. ( TV.E ) PUSTEKKOM Depdiknas Jakarta selama kurang lebih satu bulan. praktek di Televisi Edukasi ( TV.E ) PUSTEKKOM Depdiknas Jakarta,

LAMPIRAN 1. GAMBAR. Gambar 1. Proses Produksi Program Safari Dakwah dengan MD Gambar 2. Lighting

BAB I PENDAHULUAN. Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN CATATAN PRODUKSI

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO BASS FM

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses pra produksi program variety show The New Eat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat modern media massa masih mendapati posisi penting

BAB V PENUTUP. 1. Program Dakwah Radio HIZ FM Surakarta. kajian keislaman yang disiarkan melalui siaran program acara radio HIZ

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. jaman dan juga merupakan kurikulum yang ada pada jenjang Diploma III, khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikenal sama sekali. Komunikasi disebut juga sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berlomba memberikan yang terbaik bagi masyarakat, masyarakat modern seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

PRODUKSI BERITA RADIO

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

Kalau di liat dari singkatannya MCR itu adalah Master Control Room, MCR itu ada salah satu unit

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

RUNNING TEXT Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd, M.Sn

BAB II PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KERJA SEBAGAI PROGRAM DIRECTOR DALAM PROGRAM ACARA JATENG PAGI DI RRI PRO 1 SEMARANG

BAB IV. PEMBAHASAN, IMPLEMENTASI dan CATATAN PRODUKSI

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimulai dari yang paling sederhana (komunikasi antar pribadi) hingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG 1.1. Analisis Proses Produksi Siaran Dakwah Kuliah Angkasa Sore Radio PTDI UNISA 205 Semarang a. Pra Produksi Program Kuliah Angkasa Sore Menurut Wibowo (1997: 39) pra produksi adalah suatu tahapan yang sangat penting sebab jika tahapan ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahapan pra produksi meliputi tiga bagian utama, yaitu: 1. Planning, dilakukan untuk menetukan waktu siaran, pengisi acara, SOP, biaya produksi, format acara dan target pendengar. 2. Collecting, adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana produksi, organisasi pelaksana produksi dan persiapan yang bersifat teknis. 3. Writing, adalah tahapan terakhir sebelum acara di produksi yaitu penulisan materi siar. Dalam memproduksi sebuah program acara kita tidak akan lepas dari yang namanya tahapan pra produksi, begitu juga dengan program Kuliah Angkasa Sore karena tahapan ini adalah tahapan yang sangat penting ketika kita akan membuat sebuah program acara. a. Planning Dalam perencanaannya program Kuliah Angkasa Sore meliputi: penentuan waktu siaran, pengisi acara, SOP dan biaya produksi. Waktu 92

93 siaran meliputi durasi, jam dan hari tayang. Dalam hal ini tim dari Kuliah Angkasa sore menentukan durasi selama 30 menit, tayang dari pukul 17.00-17.30 dari hari Senin-Minggu. Semua ini dilakukan atas berbagai pertimbangan, dari segi durasi selama 30 menit yaitu agar pendengar tidak cepat jenuh dengan program yang disiarkan, dari jam tayangnya mulai pukul 17.00-17.30, pada jam itu dianggap waktu yang tepat untuk orang-orang dari kalangan menengah kebawah mulai beristirahat melepas lelah setelah seharian bekerja keras dan acara ini dapat menemani pendengar dalam beristirahat, karena memang pendengar radio PTDI UNISA 205 adalah kalangan menengah kebawah. Pemilihan hari tayang mulai hari Senin- Minggu yaitu agar pendengar setiap hari selalu mendapatkan sentuhan rohani untuk semakin mempertebal keimanannya, dengan narasumber dan materi-materi yang berbeda tentunya. Pengisi acara, untuk pengisi acara dalam program Kuliah Angkasa Sore yaitu terdiri dari penyiar dan narasumber karena acaranya memiliki format talk show interaktif, yaitu narasumber menyampaikan materi dan penyiar memandu acara. Dalam program ini penyiar dan narasumber berasal dari lingkungan kampus, semua itu diharapkan agar dengan adanya acara ini program Kuliah Angkasa Sore dapat menelurkan bibit-bibit da i muda yang lebih kreatif dan imajinatif dalam berdakwah. SOP (Standart Operating Procedure) secara garis besar merupakan awalan yang harus diucapkan penyiar dalam mengawali tugasnya. Karena radio ini memiliki background siaran dakwah jadi berupa salam yaitu

94 assalamu alaikum wr. wb. Hal ini dilakukan untuk melihat profesionalisme pihak radio dalam melakukan pengudaraan siaran. Biaya Produksi, untuk biaya produksi dalam program Kuliah Angkasa Sore semuanya ditanggung oleh pihak yayasan, karena memang acara ini adalah acara yang digagas juga oleh pihak YBWSA (Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung) jadi khusus untuk acara ini tidak ada iklan. Format acara, dalam program Kuliah Angkasa Sore memiliki format acara talk show dengan konsep dialog interaktif. Talk show adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara (Masduki, 2004: 79). Dengan format talk show interaktif diharapkan pendengar dapat ikut berinteraksi langsung dengan narasumber melalui saluran telepon, supaya pendengar bisa bertanya langsung tentang materi yang disampaikan. Target pendengar, untuk target pendengarnya program Kuliah Angkasa Sore adalah kalangan menengah kebawah. Hal ini karena dari gelombangnya sendiri yang masih pada frekwensi AM, jadi target pendengarnya kebanyakan adalah masyarakat menengah kebawah yang masih menggunakan radio analog. b. Collecting Dalam Hal ini program Kuliah Angkasa Sore mempersiapkan sarana dan prasarana produksi yaitu sebuah studio siaran yang dilengkapi dengan mixer audio, player audio, speaker, turn table, earphone, mikrofon, komputer, monitor dan alat Komunikasi yang dapat berhubungan dengan operator room. Peralatan studio produksi memerlukan tatanan alat yang memiliki kemampuan mixing multitrack untuk merekam dan me-remix

95 musik original (Prayudha, 2004: 85). Hal ini dipersiapkan untuk menunjang agar ketika melakukan produksi siaran apalagi acara live acara bisa berjalan dengan baik dan lancar. Organisasi pelaksanaan produksi, dalam hal ini adalah tugas seorang produser yang harus memikirkan penyusunan organisasi pelaksanaan produksi, karena yang memiliki kewenangan dalam hal ini adalah seorang produser, inilah tugas berat seorang produser yaitu memilih orang-orang yang benar-benar bisa diandalkan agar dalam memproduksi suatu acara tidak ada kerugian waktu ataupun biaya. Set up and rehearseal, dalam tahapan ini sebelum acara dimulai tim produksi selalu melakukan persiapan yang bersifat teknis yaitu mengecek mixer, earphone, CPU dan peralatan lainnya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir agar tidak terjadi kesalahan yang bersifat teknis. c. Writing Penulisan naskah adalah proses penting yang tidak hanya dikuasai oleh penulis naskah, tetapi juga semua kru siaran (Masduki, 2004: 105). Penulisan materi siar dalam program Kuliah Angkasa Sore dari pihak radio melakukan improvisasi saja, hal itu dilakukan karena materi disiapkan sendiri oleh narasumber. Kenapa demikian, hal ini dilakukan oleh pihak radio agar narasumber lebih memahami materi yang akan disampaikan, karena acara ini live jadi sekaligus memberi ruang gerak kepada narasumber dalam mengembangkan materinya. Walaupun hal ini tidak sesuai dengan prosedur operasional standar penulisan naskah.

96 b. Pelaksanaan Produksi Kuliah Angkasa Sore Produksi adalah proses untuk mengeluarkan hasil atau penghasilan (Depdikbud, 2001: 896). Sesudah tahap perencanaan program selesai, untuk selanjutnya adalah tahap produksi. Dalam tahapan produksi atau pelaksanaan dalam dunia radio disebut dengan istilah on air, yaitu penayangan acara sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Menurut lokasi atau tempatnya, produksi siaran dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio. 2. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio. 3. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio (Subroto, 1994: 47). Proses siaran program acara Kuliah Angkasa Sore dilakukan secara langsung (live), jadi ketika penyiar atau narasumber berbicara, maka pendengar di rumah bisa mendengarkan suaranya saat itu juga. Jadi hasil produksi dapat langsung disiarkan kepada pendengar di rumah saat itu juga, tanpa melalui proses editing. Untuk lokasi atau tempatnya, produksi siaran Kuliah Angkasa Sore diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio radio PTDI UNISA 205 Semarang yang bertempat di Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang. Dari penjabaran di atas peneliti akan melakukan analisis dengan menggunakan metode deskritif kualitatif. Kenapa produksi acaranya dilakukan secara live di dalam studio dan kenapa formatnya talk show live. Hal itu dilakukan untuk mempermudah dalam memproduksi program acara

97 Kuliah Angkasa Sore, karena format acaranya yang bersifat talk show live, jadi acara harus dilaksanakan di dalam studio. Selain itu, karena acara Kuliah Angkasa Sore yang disiarkan setiap hari jadi untuk mempermudah dalam mempersiapkan produksinya harus dilaksanakan di dalam studio. Acara ini memiliki format talk show live karena, diharapkan dengan acara ini para pendengar bisa ikut berpartisipasi secara langsung dengan menggunakan saluran telepon. c. Pasca Produksi Kuliah Angkasa Sore Pasca produksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program selesai disiarkan kepada pendengar (Wibowo, 2007:42). Adapun jenjang evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Per Acara (dilakukan langsung seusai acara disiarkan, melibatkan penyiar, pengisi acara, operator dan pihak yang berhubungan dengan pembuatan program). 2. Per Divisi (Divisi musik atau berita, dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepala divisi, para pelaksana program divisi). 3. Antar Divisi (Evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan melibatkan seluruh pengelola radio). Adapun dalam melakukan evaluasi acara Kuliah Angkasa Sore selalu ada rapat kecil sesudah acara walaupun hanya 5 menit, hal itu dilakukan untuk melakukan koordinasi agar acara selanjutnya semakin baik. Sedangkan tim produksi radio PTDI UNISA ini selalu mengadakan evaluasi setiap satu bulan sekali, setiap hari Sabtu, baik pada awal bulan,

98 pertengahan bulan ataupun akhir bulan. Bukan hanya program Kuliah Angkasa Sore saja yang memerlukan evaluasi, tetapi semua program yang disiarkan di radio PTDI UNISA 205 Semarang. Secara keseluruhan proses evaluasi yang dilakukan tim produksi Kuliah Angkasa Sore di radio PTDI UNISA 205 Semarang sudah sesuai dengan Standar Operation Procedure (SOP) dan evaluasi juga sangat dibutuhkan dalam setiap program. Dengan adanya evaluasi ini berguna untuk kemajuan dari program-program yang ada atau yang disiarkan di radio PTDI UNISA 205 Semarang, agar dapat memperbaiki lagi kekurangan-kekurangan yang ada di dalam setiap program. 1.2. Kekurangan pada program Kuliah Angkasa Sore Dari data yang terkumpul di bab III dapat diketahui apa saja kekurangan yang terdapat dalam proses produksi siaran dakwah Kuliah Angkasa Sore di radio PTDI UNISA 205 Semarang, diantaranya yaitu: a. Struktur organisasi yang belum efektif. Khususnya dalam acara Kuliah Angkasa Sore masih banyak pula yang merangkap dua jabatan sekaligus seperti produser merangkap sebagai program director dan call taker dan juga untuk penulisan naskah materi siar yang seharusnya disiapkan oleh pihak radio tetapi dalam hal ini disiapkan sendiri oleh narasumber. b. Manajemen produksinya perlu disempurnakan, seperti pembuatan rundown harus memiliki bentuk yang baku sehingga perencanaan dalam pra produksi menjadi maksimal.

99 c. PTDI UNISA pendengarnya dari kalangan masyarakat menengah kebawah, karena siarannya yang masih pada frekwensi AM jadi pendengarnya masyarakat yang memiliki radio analog dan kebanyakan yang masih menggunakan radio analog adalah dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. 1.3. Alasan Radio PTDI UNISA 205 Masih Tetap Bertahan di Frekwensi AM Ada dua alasan mengapa radio PTDI UNISA 205 masih tetap bertahan di frekwensi AM, yaitu: a. Radio PTDI UNISA 205 pasarnya adalah masyarakat menengah ke bawah, jadi pihak radio masih bertahan di frekwensi AM karena frekwensi AM bisa menjangkau ke pelosok daerah. b. Kedepannya radio PTDI UNISA 205 juga akan menuju ke frekwensi FM hanya saja saat ini di gelombang FM sudah penuh, jadi harus menunggu ada stasiun radio FM yang kolap baru nanti PTDI UNISA 205 bisa masuk di frekwensi FM. Jadi saat ini radio PTDI UNISA 205 masih belum memiliki tempat di frekwensi FM, selain itu jika nanti radio PTDI UNISA 205 sudah memiliki tempat di frekwensi FM, PTDI UNISA 205 masih akan tetap juga mempertahankan siaran di AM, karena memang pasarnya adalah masyarakat menengah ke bawah. Itulah sebabnya mengapa sampai saat ini radio PTDI UNISA 205 masih tetap bertahan di Frekwensi AM.

100 1.4. Cara Mempertahankan Agar Frekwensi AM Tetap Memiliki Pendengar Setiap stasiun radio memiliki strategi masing-masing agar pendengar tidak lari ke stasiun radio yang lain. Apalagi di frekwensi AM yang saat ini mulai ditinggalkan pendengar karena kualitasnya yang kurang bagus. Inilah tantangan yang paling berat bagi kru radio PTDI UNISA 205 Semarang, yaitu memiliki pendengar yang selalu setia mendengarkan siaran-siaran di radio PTDI UNISA 205. Ada dua hal yang menjadi strategi radio PTDI UNISA 205 agar tetap memiliki pendengar, yairu: a. Radio PTDI UNISA 205 adalah radio yang berada di lingkungan kampus UNISSULA Semarang, kru memanfaatkan itu sebagai strategi yaitu dengan memasang pamflet radio PTDI UNISA 205 di mading-mading fakultas dan tempat-tempat strategis di wilayah kampus, contohnya di kantin. b. Setiap satu minggu sekali kru selalu mengadakan kegiatan yang sifatnya memasarkan acara-acara di radio PTDI UNISA 205 kepada masyarakat, dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa lebih mengetahui apa saja acara di radio PTDI UNISA 205 dan juga sekaligus untuk menjalin silaturrahmi antara kru dengan masyarakat. Itulah cara mempertahankan agar pendengar tetap selalu setia dengan radio PTDI UNISA 205 walaupun frekwensinya masih di AM. Diharapkan kedepannya masyarakat akan tetap selalu setia dengan program-program di radio PTDI UNISA 205 Semarang.