BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dari mesin pengupas biji kulit kopi ini dilakukan dengan. mempertimbangkanp beberapa metode seperti berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

BAB III. Metode Rancang Bangun

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LADASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa (2.1, Lit. 3)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korosi dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING

Mesin Pencacah Cengkeh

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

POROS dengan BEBAN PUNTIR

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Konsep Rancangan Rancangan dari mesin pengupas biji kulit kopi ini dilakukan dengan mempertimbangkanp beberapa metode seperti berikut : 1. Pemilihan pisau pengupas kulit biji kopi Pemilihan pisau pengupas kulit biji kopi yang terbaik adalah dilakukan dengan cara weighted rating method, yaitu : a. Membuat daftar penilaian kriteria fungsi dari alat b. Menentukan bobot dari kriteria tersebut c. Membuat daftar alternatife mesin d. Menghitung bobot rata-rata dari setiap kriteria yang ada e. Menghitung rara-rata rating/nilai untuk memproduksi seluruh nilai. 2. Ergonomi Pembuatan/perancangan mesin pengupas kulit biji kopi basah harus disesuaikan dengan tinggi dan jangkauan rata-rata orang Indonesia. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur beberapa orang dengan kriteria pengukuran yang telah ditentukan. Tujuannya adalah dengan ukuran

29 antropometri tersebut, maka akan mendapatkan ukuran dari mesin yang akan dibuat. Dari desain alat dengan ukuran demikian, maka akan tercipta suatu kombinasi yang paling serasi antara sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja agar pada saat pekerjaan berlangsung, pekerja tersebut merasa aman dan nyaman, meningkatkan performansi kerja serta meminimasi potensi kecelakaan kerja (Mustafa, 1992). Dibawah ini adalah ukuran antropometri rata-rata orang Indonesia: Tabel 2. Definisi ukuran antropometri rata-rata orang Indonesia No Ukuran antropometri Definisi 1 Ketinggian berdiri Jarak dari ujung kepala sampai bagian kaki posisi tegak 2 Ketinggian bahu Jarak dari bagian tertinggi bahu sampai telapak kaki pada posisi tegak 3 Ketinggian siku Jarak dari siku ke telapak kaki 4 Lebar bahu Jarak dari bagian terluar lengan kiri dan kanan 5 Panjang pangkal lengan Jarak dari ketiak sampai siku 6 Panjang lengan bagian Jarak dari siku sampai ujung jari bawah tengah 7 Tinggi jangkauan ke atas Jarak dari pegangan tangan pada posisi tegak sampai telapak kaki 8 Panjang lengan (jangkauan horizontal ke depan) Jarak dari dada tegak sampai ujung jari tengah 9 Panjang telapak tangan Jarak dari ujung jari tengah sampai pergelangan tangan

30 10 Lebar telapak tangan Jari terpinggir dari jari kelingking ke jempol 3. Mekanisme pengupasan Poros silinder pengupas biji kopi basah ini adalah memakai bahan karet dengan pisau pengupas terbuat dari plat berbahan baja yang disusun. Alasan pemakaian rol karet tersebut adalah untuk mendapatkan hasil dari biji kopi yang tidak pecah. Sudut yang akan dipakai adalalah 30 0,45 0 dan 60 0. Gambar 11. Mekanisme pengupasan Mekanisme pengupasan kulit adalah pada saat rol berputar dan biji kopi terhimpit diantara silinder karet dan mata pisau. Arah sudut mata pisau tersebut berlawanan arah dengan sudut silinder karet itu sendiri. B. Rancangan Pisau Dalam perancangan mesin pengupas kulit biji kopi basah ini, terdapat beberapa aspek yang harus yang harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut : 1. Pemilihan material komponen poros

31 Pada penelitian ini material yang digunakan pada poros silinder pengupas adalah baja karbon aisi 1045. Hal ini dilakukan karena poros tersebut adalah kompoenen yang paling dominan dalam perancangan mesin. Sifat mekanik dari baja karbon aisi 1045 sangat atraktif untuk berbagai aplikasi industri otomotif maupun bidang lain yang membutuhkan komponen dengan tingkat ketahanan aus yang tinggi. Adapun komposisi kimia dan sifat mekanik dari baja karbon aisi 1045 dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 seperti dibawah ini: Tabel 3. Komposisi kimia dari baja karbon aisi 1045 C (%) Mn (%) P(%) S(%) Fe(%) 0.42-0.50 0.60-0.90 <=0.040 <=0.050 98.51-98.99 Sumber : www.matweb.com Tabel 4. Sifat-sifat mekanik dari baja karbon aisi 1045 Sifat Mekanis Baja Karbon AISI 1045 (T C) Tegangan luluh ( ) 505 Mpa Tegangan batas ( ) 250. psi, 1725 Mpa Kekuatan tarik 585 Mpa Kekerasan 179 HB Modulus elastisitas (E) 205 Gpa Kerapatan massa ( ) 7.85 g/ Panas spesifik 0.116 BTU/lb F,0.486 J/g C Konduktifitas panas (K) 346 BTU/hr ft F,49.8 W/m k Sumber : www.matweb.com

32 2. Pemilihan penggerak mesin Untuk mendapatkan daya motor pada sebuah perancangan, maka harus diketahui torsi yang bekerja. Torsi dapat dihitung dengan cara mencari gaya yang bekerja, jari-jari silinder, massa dan gaya gravitasi. Hal pertama yang lebih penting dicari adalah massa dari benda yang akan digerakkan. Berikut adalah rumus-rumus yang akan dipakai untuk mendapatkan daya motor. a. Massa... (1) Dimana, ρ = densitas (kg/m 3 ) m = massa (kg) v = volume (m 3 )\ b. Selanjutnya mencari gaya normal : N = W = m.g... (2) Dimana : N = gaya normal (newton) m = massa beban (gr) g = gaya gravitasi (m/s 2 ) c. Untuk F/fs itu sendiri dapat dihitung : F/f S =... (3) Dimana : fs = gaya gesek statis = koefisien gesek statis N = gaya normal = faktor koreksi

33 d. Untuk torsi dapat di hitung dengan rumus : T = F x r... (4) Dimana : T = torsi pada silinder pengupas (Nm) F = gaya yang bekerja pada keliling silinder pengupas (N) r = jari-jari silinder pengupas (mm) e. Daya motor dapat dihitung dengan rumus : P... (5) Dimana : P = daya motor (watt) N = putaran silinder (rpm) T = torsi (Nm) 3. Perhitungan dimensi dan kekuatan poros serta pengujian kekuatan poros. Dalam pengupasan kulit biji kopi, daya yang dibutuhkan untuk mengupas tentulah sangat penting dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya. Dengan asumsi rpm silinder yang diberikan, maka dapat dihitung rpm dari girbox/gigi reduksi dan motor yang akan dipakai. Silinder karet ini sendiri memakai karet alam (natural rubber, NR) sebagai bahan baku pembuatannya. Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran. Umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai sehingga poros menerima beban puntir dan lentur. Dibawah ini adalah rumus untuk mendapakan diameter poros yang akan digunakan (Sularso. 1997).

34 a. Daya rencana P d fc. P... (6) Dengan : P d = daya rencana (watt) fc = faktor koreksi P = daya nominal output dari motor penggerak (watt) b. Momen rencana Pd T = 9,74.10 5 n... (7) 1 Dimana : T = momen rencana (kg.mm) n 1 = putaran motor penggerak (rpm) c. Tegangan lentur yang diizinkan : a B /( Sf ) 1 Sf 2... (8) Dimana : B = kekuatan tarik dari bahan poros(kg/mm 2 ) Sf 1 = faktor keamanan bahan S-C adalah 6 Sf 2 = faktor kemanan dengan baja beban 2 d. Diameter poros untuk beban puntir dan lentur : ds 5,1 a ( k m. M ) 2 ( Kt. T) 2 1/ 3... (9) Dimana : d s = diameter poros (mm)

35 = tegangan lentur yang diizinkan (kg/mm 3 ) k m = faktor koreksi lenturan k t = faktor koreksi puntiran M (momen lentur) = x lebar bearing e. Pemeriksaan sudut puntir = 548...(10) Dimana : Defleksi puntiran, maksimum 0,25 0 T = momen Puntir (kg.mm) L = panjang poros (mm ) G = modulus geser, (untuk baja G = 8,3. 10 3 kg/mm 2 ) ds = diameter Poros (mm) f. Perhitungan defleksi maksimum y = 3,23 x 10-4 F.L 2 1.L 2 2 / ds 4.L...(11) Dimana : F = massa (kg) ds = diameter poros (mm) L = panjang poros/jarak antara bantalan penumpu (mm) L1 & L2 = jarak ke titik beban (mm) g. Cara pengujian dengan solidwork simulation Adapun cara pengujian dengan simulation adalah sebagai berikut ini :

36 1. Desain gambar model komponen poros penggerak Desain gambar model dengan cara pembuatan part poros, part silinder pengupas dan piringan kemudian dilakukan assembly. Fungsi assembly itu sendiri yaitu perakitan/penyatu antara 1 part dengan part lainnya. 2. Pembebanan Model dimasukkan kedalam solidwork simulation dengan memberikan nilai gaya sebesar 202,05 N dari persamaan 3 pada silinder karet dan poros dengan arah gaya vertikal/kebawah kemudian memberikan nilai torsi sebesar 22,731 Nm dari persamaan 4 pada poros tersebut, kemudian pada titik pembebanan pada poros penggerak ditumpu oleh 2 buah bantalan pada ujung poros tersebut dengan panjang antar bantalan 490 mm dengan beban merata. Selanjutunya material poros menggunakan baja aisi 1045 untuk poros dan material silinder karet yaitu rubber. 3. Mesh dan run Fungsi dari mesh adalah untuk membuat objek menjadi tersusun dari poligon segitiga, jadi dari tiap sudutnya diliterasi guna mendapatkan nilai tertentu. Sedangkan fungsi run itu sendiri adalah untuk menjalankan program yang telah di mesh sehingga diperoleh nilai dari hasil simulasi yang dilakukan. Hasil dari mesh dan run pada pengujian diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

37 Gambar 12. Pengujian solidwork simulation C. Pemilihan Elemen Mesin Ada beberapa kriteria dalam pemilihan elemen mesin pada rancang bangun mesin pengupas kulit biji kopi, yaitu seperti berikut ini : a. Analisis sproket dan pulley pada gigi reduksi Dibawah ini menurut ( Sularso, 1997) rumus untuk menghitung rpm yang terjadi pada output gigi reduksi setelah dihubungkan dengan poros silinder karet melalui sproket yang dihubungkan oleh rantai. =...(12) Dimana : n 1 = putaran pulley pertama (rpm pulley silinder penggerak) n 2 = putaran pulley kedua (rpm gigi reduksi) z 1 = jumlah gigi sproket penggerak / gigi silinder (mata gigi) z 2 = jumlah gigi sproket digerakkan / gigi reduksi (mata gigi)

38 Pulley pada putaran input gigi reduksi dapat dihitung dengan rumus berikut ini, yaitu : =... (13) Dimana : n 1 = putaran pulley pertama (rpm gigi reduksi) n 2 = putaran pulley kedua (rpm motor) d 1 = diameter pulley penggerak / pulley gigi reduksi (mm) d 2 = diameter pulley yang digerakkan / pulley motor (mm) b. Sabuk V-Belt Dalam pemilihan sabuk, kecepatan sabuk, perbandingan transmisi dan panjang sabuk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 1. Kecepatan sabuk v =...(14) Dimana : v = kecepatan sabuk (m/s) d = diameter pulley motor (mm) n = putaran motor listrik (rpm) 2. Panjang sabuk L = 2.C + 2 (dp + Dp) + 1 (Dp - dp) 2 4. C... (15) Dengan : L = panjang sabuk (mm)

39 C = jarak sumbu poros (mm) dp = diameter pulley penggerak (mm) Dp = diameter pulley yang digerakkan (mm) c. Bearing / bantalan Bantalan yang digunakan dalam perancangan ini adalah bantalan gelinding jenis nodular graphite cast iron. Dibawah ini adalah rumus untuk perhitungan bantalan antara lain (Sularso, 2004) : 1. Besarnya beban radial yang bekerja : F r = 102.P v... (16) Dimana: v = kecepatan rantai P = daya yang dipakai 2. Untuk menghitung beban ekuivalen dinamis digunakan rumus : P = X.V. Fr + Fa.Y... (17) Dimana: Fr = beban radial (kg) Fa = beban aksial (kg) X = faktor beban radial Y = faktor beban aksial V = faktor rotasi, untuk cincin dalam berputar = 1

40 Untuk cincin luar = 1,2 3. Faktor kecepatan 1/3 33,3 fn...(18) n 4. Faktor umur C fh fn...(19) P 5. Umur bantalan Lh = 500 3 fh...(20) Dimana : C = beban nominal dinamis spesifik P = beban ekivalen dinamis Lh = umur bantalan N = putaran poros P = faktor kecepatan, untuk bantalan bola = 3 faktor kecepatan untuk bantalan roll = 10/3 6. Keandalan umur bantalan, jika mengambil 99 % : L n = a 1. a 2. a 3. L h... (21) Dimana : a 1 = faktor keandalan 99% a 2 = faktor bahan a 3 = faktor kerja

41 d. Sproket Rantai yang akan dipakai dapat dicari dengan rumus berikut ini: 1. Panjang rantai L p = + 2C p + [ ( ) ] 2... (22) Dimana : L p = panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah rantai z 1 z 2 C p = jumlah gigi sproket kecil = jumlah gigi sproket besar = jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa bilangan pecahan) = jarak bagi rantai (mm) 2. Kecepatan rantai dapat dihitung dari: v =. z 1. n 1 / 60.1000...(23) Dimana : v = kecepatan rantai (m/s 2 ) z 1 = jumlah gigi sproket kecil n 1 = putaran sproket kecil (rpm) 3. Beban yang bekerja pada 1 rantai F = 102 P d / v... (24) Dimana : P d = daya rencana v = kecepatan rantai (m/s 2 )

42 D. Bentuk Final Desain Dari Mesin Adapun desain alat pengupas kulit biji kopi basah adalah sebagai berikut ini: Keterangan gambar: 1. Cerobong 13.Dudukan bearing 2. Pulley 14. Rantai pemutar silinder 3. Rol pemutar 15. Penyetel pisau 4. Bearing 16. Baut pengunci pengarah kopi 5. V-belt 17. Baut pengunci 6. Pisau plat baja 18. Pulley 7. Silinder karet 19. Motor reduksi 8. Roda gigi 20.V-Belt 9. Engsel 21. Pulley pembuka box 10. Baut pengunci 22. Elektro motor box 11. Pisau penyetel 23. Cerobong keluar 12. Penyetel langkah pisau Gambar 13. Desain mesin Fabrikasi rancangan : 1. Membuat drawing 2. Pemotongan part sesuai dengan gambar blue print

43 3. Pembentukan silinder pengupas yang terdiri dari poros pejal, silinder karet dan piringan penyatu antara poros dan silinder. 4. Proses pembuatan box silinder yang terdiri dari : a. Box bagian bawah samping kanan dan kiri yang diberi lubang untuk poros dan penyenter baut. b. Box bagian atas samping kanan dan kiri c. Box bagian depan atas dan bawah yang diberi engsel d. Box bagian belakang bawah yang diberi lubang penyenter e. Box bagian belakang f. Penutup box 5. Pembentukan dudukan pisau dengan menggunakan bahan dari plat baja, yang terdiri dari : a. Plat baja sebagai pisau pengupas b. Plat dudukan penyetel dudukan pisau c. Kanal penyeaarah pisau 6. Pembentukan cerobong dan dudukan silinder penyeaarah biji kopi antara lain : a. Perakitan cerobong bagian samping kanan dan kiri serta depan dan belakang b. Pembentukan dudukan silinder penyeaarah bagian depan dan belakang c. Pembentukan dudukan silinder bagian samping dengan memberikan lubang untuk poros penyeearah dan lubang dudukan bearing 7. Proses pembentukan rol atas, meliputi : a. Poros

44 b. Silinder penyeaarah 8. Perakitan dudukan bagian bawah, meliputi : a. Proses perakitan kaki mesin b. Proses perakitan dudukan gigi reduksi dan elektro motor c. Pembentukan dan pengalasan cerobong bawah dengan kaki mesin agar kopi keluar dengan lancar. 9. Proses pendempulan dan pengamplasan 10. Proses pengecetan 11. Perakitan seluruh komponen mesin 12. Proses pengujian. E. Unjuk Kerja Mesin Pengupas Unjuk kerja mesin pengupas ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang diperoleh setelah mesin tersebut jadi, agar mesin menjadi siap pakai seperti pada cara-cara berikut ini : 1. Kualitas pengupasan Pengujian kualitas pengupasan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Menjalankan mesin tanpa beban dengan putaran 1400 rpm. b. Memasukkan biji kopi dengan kapasitas 10 Kg untuk percobaan awal. c. Melakukan pengamatan dengan melihat banyaknya biji kopi yang terkupas dengan baik.

45 d. Pengujian dilakukan dengan jarak pisau 5mm, 7mm dan 9mm dengan 1 kali pengujian setiap pisau dan variasi sudut 30 0,45 0 dan 60 0. 2. Pengamatan a. Kapasitas mesin Kapasitas mesin pengupas adalah kemampuan mesin mengolah bahan persatuan berdasarkan pengujian yang dinyatakan dengan kg/jam. b. Analisis ekonomi 1. Biaya Biaya operasi meliputi biaya tetap dan tidak tetap dengan asumsi investasi yang digunakan adalah kredit bank. Bunga bank Biaya tetap (BT) dihitung dengan persamaan: BT = D + I...(25) D = (P-S)/N I = (IRx(P+S) / 2 Jadi, biaya perjam dihitung sebagai berikut: BTJ = BT / jumlah jam pemakaian mesin pengupasan Dimana: BTJ = biaya perjam (Rp/jam) D I P = biaya penyusutan alat (Rp/th) = bunga Bank (RP/th) = harga beli alat (Rp)

46 S N IR = harga alat setelah N tahun (Rp) = umur alat (tahun) = suku bunga bank tahunan (desimal) Sedangkan biaya tidak tetap perjam: BTTJ = F + L + R...(26) Dimana : BTTJ = biaya tidak tetap perjam (Rp/jam) F L R = biaya listrik untuk menggerakkan motor (Rp/jam) = biaya tenaga kerja (Rp/jam) = biaya pemeliharaan dan perbaikan alat (Rp/jam) Secara matematis, biaya total tersebut oleh Kotler dan Amstrong (2001) dirumuskan sebagai berikut : TC/BPT = FC + VC...(27) Dimana : TC BPT FC VC = biaya total/total cost = biaya produksi total/total production cost = biaya tetap/fixed cost = biaya variabel/variable cost 2. Titik impas Dalam kondisi titik impas ketiga komponen tersebut diatas akan berlaku titik impas untuk unit sebagai berikut :

47 TC = FC + VC= FC + CX... (28) Jika TR = PX Maka TR = TC atau PX = FC + CX Perhitungan titik impas untuk nilai adalag sebagai berikut ini : BEP = Dimana : TC FC VC C TR P X = ongkos total untuk pembelian X produk = ongkos tetap = ongkos variabel untuk membuat X produk = ongkos variabel untuk membuat 1 produk = total pendapatan dari penjualan X buah produk = harga jual persatuan produk = volume produksi

48 F. Diagram Alir Penelitian Mulai Survey dan pengumpulan data Mesin Pengupas 1. Pemilihan pisau pengupas 2. Ergonomic dan antropometri 3. Pemilihan komponen elemen mesin 4. Pemilihan material Pemodelan Dengan Program Solidworks No Yes Desain Pengupas 1. Pemilihan penggerak mesin 2. Perhitungan dimensi dan kekuatan poros serta pengujian kekuatan poros a. Daya rencana b. Momen rencana c. Tegangan lentur yang diizinkan d. Diameter poros untuk beban puntir dan lentur e. Pemeriksaan sudut puntir f. Perhitungan defleksi maksimum 3. Pemilihan elemen mesin a. Gigi reduksi b. Sabuk V-belt c. Bearing/bantalan d. Rantai dan gigi A

49 A Fabrikasi Rancangan Unjuk Kerja Mesin Pengupas 1. Pengujian kualitas pengupasan 2. Pengamatan a. kapaitas mesin b. analisis ekonomi 1. biaya biaya 2. titik impas/break even point Analisis Hasil 1. Nilai ukuran mesin pengupas 2. Nilai hasil perhitungan desain pengupas 3. Pengujian dengan solidwork simulation 4. Pengamatan unjuk kerja mesin pengupas dan analisis ekonomi Kesimpulan Selesai Gambar 14. Diagram alir penelitian