EFISIENSI PENANGKAPAN JARING INSANG LINGKAR DENGAN UKURAN MATA JARING DAN NILAI PENGERUTAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR NEGERI WAAI

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

UKURAN MATA DAN SHORTENING YANG SESUAI UNTUK JARING INSANG YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN TUAL

Erwin Tanjaya ABSTRAK

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

The Effect Of Shortening The Difference Catches Gill Net Fishing Gear By ABSTRACT

EFISIENSI JARING INSANG PERMUKAAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN LAYANG (Decapterus macarelus) DI TELUK KAYELI

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN HANGING RATIO

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

PEMANTAUN PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp) DI PERAIRAN PESISIR PULAU TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

3. METODE PENELITIAN

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

EVALUASI ASPEK SOSIAL KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN TUNA (THUNNUS SP) OLEH NELAYAN DESA YAINUELO KABUPATEN MALUKU TENGAH

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

I. PENDAHULUAN. Mata pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk

EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PURSE SEINE FISH CAPTURE IN THE LAMPULO COASTAL PORT, BANDA ACEH

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya laut baik hayati maupun non hayati, sehingga hal ini

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Pengumpulan Data

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

3. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Visi

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

KAJIAN KECEPATAN KAPAL PURSE SEINER DENGAN PERMODELAN OPERASIONAL TERHADAP HASIL TANGKAPAN YANG OPTIMAL

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan

3 METODOLOGI PENELITIAN

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

C E =... 8 FPI =... 9 P

MAKALAH ALAT TANGKAP DRIVE IN NETS

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Jaring Angkat

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat, Aceh

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

Pokok Bahasan: Chi Square Test

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

Engtangling Nets: TRAMMEL NET (GILTONG (Gillnet Berkantong)/Jaring Gondrong)

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

3 METODOLOGI PENELITIAN

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

3 METODOLOGI. Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

PSPK STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan. Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TRAWL : Fishing Methods. By. Ledhyane Ika H.

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

5 EVALUASI TEKNIS PERIKANAN GIOB

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN RUMPON DALAM OPERASI PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN MALUKU TENGGARA BENEDIKTUS JEUJANAN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah

Transkripsi:

EFISIENSI PENANGKAPAN JARING INSANG LINGKAR DENGAN UKURAN MATA JARING DAN NILAI PENGERUTAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR NEGERI WAAI Stylia Johannes 1, Hans Matakupan 2, Delly D Paulina Matrutty 2* 1 Mayor Sistem dan Permodelan Perikanan Tangkap, Sekolah Pascasarjana, IPB 2 Program Studi Pemanfataan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon. * e-mail: dellypaulin@yahoo.com ABSTRAK Efisiensi jaring insang ditentukan oleh beberapa faktor teknis di antaranya ialah ukuran mata jaring dan nilai pengerutan jaring. Seleksi ukuran mata jaring dan nilai pengerutan menjadi penting dalam penentuan konstruksi jaring insang lingkar, sehingga perlu mempertimbangkan ukuran tubuh ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Penentuan ukuran mata jaring secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap ketersediaan stok sumberdaya perikanan. Selain itu, gaya yang bekerja pada badan jaring dan teknik pengoperasiannya memberikan hubungan antara lamanya waktu operasi dengan hasil tangkap yang diperoleh. Efisiensi penangkapan selain berpengaruh terhadap pencapaian hasil tangkap yang optimal, dan secara tidak langsung memberi keuntungan penghematan waktu dan biaya operasi. Kata kunci: efisiensi penangkapan, shortening PENDAHULUAN Jaring insang (gill net) termasuk jaring insang lingkar (encircling gill net) adalah jenis alat tangkap ikan yang terdiri dari badan jaring (webbing) serta memiliki efisiensi dan selektifitas karena berbentuk empat persegi panjang dan cenderung memiliki ukuran mata jaring (mesh size) tertentu yang seragam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan penangkapan ikan dengan menngunakan alat tangkap jaring insang ialah spesifikasi alat (jenis bahan jaring, panjang dan tinggi jaring, pengkerutan jaring, ukuran mata jaring dan warna jaring), pengetahuan dan ketrampilan nelayan, pengetahuan akan musim, serta pengaruh oseanograf. Efisiensi gill net ditentukan oleh hanging ratio dan shortening (nilai pengerutan) pada tali pelampung dan tali pemberat, gaya apung (buoyancy) dan gaya tenggelam (sinking power) yang bekerja pada jaring. Hal itu memegang peranan penting dalam menentukan atau mempertahankan keberadaan jaring di kolom air pada saat operasi penangkapan berlangsung, karena mempengaruhi ketegangan pada setiap mata jaring, yang dengan sendirinya berpengaruh pada kemampuan jerat jaring. Selain itu kedua gaya vertikal yang bekerja yaitu gaya apung dan khususnya gaya tenggelam dapat menentukan laju tenggelamnya jaring hingga secara tidak langsung mempengaruhi lamanya waktu operasi (Noija 2003). 254

Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 2011 - ISBN: 978-602-98439-2-7 Jika semua faktor teknis dapat ditentukan secara tepat dan diupayakan dengan baik, maka operasi penangkapannya dapat dilakukan secara lebih efisien, sehingga keberhasilan penangkapan yang optimal dapat dicapai. Pencapaian yang optimal ini juga berpengaruh secara ekonomi bagi nelayan dan secara tidak langsung dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis ikan yang tertangkap dengan jaring insang lingkar di perairan pesisir negeri Waai, dan secara teknis untuk mengetahui hubungan nilai pengerutan jaring dan ukuran mata jaring terhadap hasil tangkapan jaring insang lingkar, serta mengetahui hubungan lama waktu operasi penangkapan dengan jumlah individu, berat, dan hasil tangkapan. Penelitian ini dapat menjadi bagian dari upaya untuk mengembangkan teknologi penangkapan ikan, dengan cara memperbaiki atau memilih konstruksi jaring insang lingkar yang sebaiknya dipergunakan oleh nelayan setempat. Selain itu, dapat menjadi acuan bagi kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, khususnya yang berkaitan dengan penentuan konstruksi jaring insang lingkar yang dipergunakan untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut khususnya di perairan kabupaten Maluku tengah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan September November 2008, dan lokasinya di perairan pesisir Negeri Waai, wilayah kecamatan Salahutu, kabupaten Maluku Tengah. Dalam penelitian ini digunakan 3 unit jaring insang lingkar (encircling gill net) sebagai satuan percobaan dengan ukuran mata jaring 1,5 inci, 1,75 inci, dan 2,0 inci. Tiap unitnya terdiri dari 2 piece jaring, masing-masing dengan nilai pengerutan (shortening) berbeda yakni 35% dan 65%. Untuk pengumpulan data, diggunakan metode sampling dengan melakukan percobaan penangkapan menggunakan tiga unit alat tangkap jaring insang lingkar yang dirangkai menjadi satu kesatuan. Percobaan penangkapan dilakukan sebanyak 25 kali pengulangan, pada lokasi yang diacak. Pada setiap pengulangan penangkapan, diukur lama waktu operasi sejak setting (penebaran jaring) hingga hauling (penarikan jaring), kemudian hasil tangkapan dipisahkan menurut ukuran mata jaring dan nilai pengerutannya. Pengukuran terhadap berat dan penghitungan jumlah individu ikan yang tertangkap, dilaksanakan sesampainya di darat. Selanjutnya, tiap jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh, dikoleksi dan diawetkan dengan menggunakan larutan formalin, untuk kemudian diidentifikasi di laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Setelah teridentifikasi, data jenis-jenis ikan yang tertangkap ditabulasi dan dilakukan verifikasi sesuai dengan ukuran mata jaring dan nilai pengerutan yang diberlakukan. Pengkajian terhadap komposisi jenis-jenis hasil tangkapan ini dilakukan dengan pendekatan statistik deskriptif, menggunakan bantuan komputer program Microsoft Office Excel 2007 untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisa dampak nilai pengerutan dan ukuran mata jaring terhadap hasil tangkapan dilakukan dengan menggunakan metode analisa statistika nonparametrik 255

Prosiding Seminar Nasional: bagi data enumerasi yakni Uji Khi-Kuadrat (Chi-square Test) menurut Steel dan Torrie (1995), dimana data disusun dalam bentuk tabel kontingensi berukuran b x k. Nilai b menunjukkan hasil tangkapan menurut nilai shortening dan k ialah hasil tangkapan menurut ukuran mata jaring. 2 b k ( Oij E 2 ij ) χ = i= 1 j= 1 Eij dimana: O ij = frekuensi pengamatan (observasi) pada baris ke-i dan kolom ke-j E ij = frekuensi yang diharapkan mengikuti hipotesis yang dirumuskan (frekuensi harapan ke-i dan kolom ke-j) p = notasi untuk banyaknya sifat yang diamati. Nilai-nilai E ij dihitung dengan menggunakan formula: BK i j Eij = T dimana: B i = total frekuensi pengamatan pada baris ke i dalam tabel kontingensi berukuran b x k (dalam hal ini berukuran 3 x 2). K j = total frekuensi pengamatan pada kolom ke-j. T = total seluruh frekuensi pengamatan. Nilai Khi-kuadrat (χ 2 ) yang diperoleh melalui rumus di atas akan menyebar mengikuti sebaran Khi-kuadrat dengan derajat bebas sama dengan (b 1)(k 1). Uji Khi-Kuadrat (Chi-square Test) dipakai untuk menjawab hipotesa Adanya hubungan antara ukuran mata jaring dan dampak nilai shortening terhadap hasil tangkapan dengan jaring insang lingkar. Analisa hubungan lama waktu operasi penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan dengan jaring insang lingkar menggunakan model percobaan yang dipilih mengikuti analisis regresi menurut Gasperz (1994) sebagai berikut: Y = β + β X i 0 1 dimana: Y i = hasil tangkapan (individu (ekor) ke-i atau berat (kg) ke-i) β 0 = koefisien konstanta untuk persamaan regresi β 1 = koefisien untuk peubah. X i = lama waktu operasi penangkapan (menit) ke-i Untuk penafsirannya, digunakan uji-f dengan rumus: JKReg F = JK ( ) S n 2 dimana: JK Reg = Jumlah kuadrat regresi; JK s = Jumlah kuadrat sisa; k = banyaknya variabel bebas dalam model; n = Ukuran sampel i Analisa regresi dilakukan dengan bantuan komputer, menggunakan Program Minitab Release 14 for Windows. 256

Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 2011 - ISBN: 978-602-98439-2-7 HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Hasil Tangkap Dari 25 kali percobaan penangkapan yang dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) karakteristik ukuran mata jaring insang lingkar dan nilai shortening yang berbeda, diperoleh sebanyak 1.014 individu ikan yang terdiri dari 55 jenis dengan total berat mencapai 69,513 kg. Dari 55 jenis ikan yang tertangkap dengan jaring insang lingkar ini, diketahui ada 32 jenis yang tertangkap pada mata jaring 1,5 inci. Sedangkan pada mata jaring 1,75 inci terdapat 43 jenis ikan, serta 35 jenis tertangkap pada mata jaring 2,0 inci. Jenis-jenis ikan yang tertangkap ini, terdiri dari ikan pelagis kecil dan ikan demersal. Kenyataan ini dapat terjadi karena tinggi jaring insang lingkar (encircling gill net) dioperasikan pada perairan dengan kedalaman yang dapat dijangkau oleh badan jaring (webbing) dari permukaan hingga dasar perairan. Pada kondisi ini, tali pemberat jaring insang lingkar (encircling gill net) yang dioperasikan benar-benar dapat menyentuh dasar perairan sehingga tidak memberi celah untuk ikan-ikan dapat meloloskan diri. Selain itu, diketahui pula bahwa tidak semua jenis ikan tertangkap pada ketiga ukuran mata jaring, melainkan hanya 19 jenis saja. 17 jenis ikan tertangkap pada dua ukuran mata jaring, dan 19 jenis lainnya tertangkap hanya pada satu ukuran mata jaring. Secara keseluruhan diketahui 10 jenis ikan yang dominan tertangkap ialah, ikan palala (selar sp) dengan total jumlah individu 286 ekor, saing-saing (Amblyglyphidodon curacao) 134 ekor, bubara (Caranx sexfasciatus) 55 ekor, salmaneti (Mulloidichthys vanicolensis) 53 ekor, lalosi (Pterocaesio tile) 48 ekor, kawalinya (Selar crumenopthalmus) 46 ekor, samandar totol (Siganus fuscescens) 37 ekor, kapas-kapas (Gerres kapas) 33 ekor, saku (Strongylura leiura) 27 ekor, dan sembilan (Plotosus lineatus) 27 ekor. Jenis ikan yang dominan tertangkap ini juga merupakan jenis ikan konsumsi dan bernilai ekonomis seperti di antaranya palala (Selar sp), bubara (Caranx sexfasciatus), salmaneti (Mulloidichthys vanicolensis), lalosi (Pterocaesio tile), dan kawalinya (Selar crumenopthalmus). Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan perbandingan jumlah individu (ekor) dan berat (kg) hasil tangkapan jaring insang lingkar dengan tiga karakteristik ukuran mata jaring dan dua nilai shortening berbeda. Pada ukuran mata jaring 1,75 inci dan 2,0 inci, hasil tangkapan terbaik diperoleh dari badan jaring (webbing) dengan nilai shortening 35% dengan perbandingan yang sama untuk jumlah individu maupun berat. Kondisi lainnya ditemukan pada mata jaring 1,5 inci, dimana hasil tangkapan terbaik diperoleh dari badan jaring dengan nilai shortening 65%. Mata jaring 1,75 inci memperoleh hasil tangkapan paling banyak dengan perbandingan jumlah individu dan berat yang sama. Sementara itu, jumlah individu hasil tangkap pada ukuran mata jaring 2,0 inci lebih sedikit dibandingkan pada ukuran mata jaring 1,5 inci tetapi total berat yang diperoleh lebih besar. Hal ini dikarenakan ikan-ikan yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,0 inci memang berukuran lebih besar sesuai luas bukaan mata jaring jika dibandingkan dengan ikan-ikan yang tertangkap pada mata jaring 1,5 inci sehingga meskipun jumlah 257

Prosiding Seminar Nasional: individu yang tertangkap lebih banyak tetapi total berat yang diperoleh pada mata jaring 1,5 inci tidak melebihi total berat hasil tangkap pada ukuran mata jaring 2,0 inci. Jumlah Indv. Hasil Tangkapan (ekor) 350 300 250 200 150 100 50 0 324 176 170 149 116 79 1,5 inch 1,75 inch 2,0 inch Ukuran Mata Jaring S = 35% S = 65% Gambar 1. Jumlah individu hasil tangkapan jaring insang lingkar pada ukuran mata jaring 1,5 inci, 1,75 inci, dan 2,0 inci dan nilai shortening 35% dan 65%. 30 Berat Hasil Tangkapan (kg) 25 20 15 10 5 6,298 7,631 24,282 12,307 13,18 5,815 S = 35% S = 65% 0 1,5 inch 1,75 inch 2,0 inch Ukuran Mata Jaring Gambar 2. Berat hasil tangkapan jaring insang lingkar pada ukuran mata jaring 1,5 inci, 1,75 inci, dan 2,0 inci dan nilai shortening 35% dan 65%. Sebagaimana dinyatakan oleh Firt (1960) bahwa, perolehan hasil tangkapan tergantung dari besar kecilnya ukuran mata jaring yang digunakan. Sementara Mori (1961) mengatakan bahwa terdapat suatu hubungan yang erat antara ukuran mata jaring yang digunakan dengan ukuran ikan yang tertangkap, dimana ada kecenderungan bahwa ukuran mata jaring tertentu hanya dapat menangkap ikanikan yang mempunyai ukuran panjang tertentu pula. Selain itu, Hamley (1975) juga 258

Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 2011 - ISBN: 978-602-98439-2-7 menambahkan bahwa tidak hanya ukuran panjang ikan tetapi juga lingkar tubuh maksimum dapat menggambarkan secara tepat bagaimana ukuran ikan itu sendiri mempengaruhi selektivitas jaring. Karenanya seleksi ukuran mata jaring dan nilai pengerutan menjadi penting dalam penentuan konstruksi jaring insang lingkar, dimana perlu mempertimbangkan ukuran tubuh ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Penentuan ukuran mata jaring secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap ketersediaan stock sumberdaya perikanan. Hubungan nilai pengerutan (shortening) dan ukuranmata jaring (mesh size) terhadap hasil tangkapan Hasil tangkapan yang diperoleh pada tiap ukuran mata jaring dengan nilai shortening tertentu yakni 35% dan 65%, dinyatakan pada Tabel 1 yang juga merupakan tabel kontingensi untuk melakukan uji khi-kuadrat (Chi-square test). Tabel 1. Hasil tangkapan jaring insang lingkar pada tiap ukuran mata jaring dan nilai shortening. Ukuran Mata Jaring (inci) indv (ekor) Hasil Tangkapan S = 35% S = 65% berat (g) indv (ekor) berat (g) indv (ekor) Jumlah berat (g) 1,50 116 6,298 149 7,631 265 13,929 1,75 324 24,282 176 12,307 500 36,589 2,00 170 13,18 79 5,815 249 18,995 Total 610 43,76 404 25,753 1014 69,513 Dari hasil analisa khi-kuadrat (chi-square test) yang dilakukan menurut jumlah individu, diperoleh χ 2 = 41,03 lebih besar dari χ 2 (0,05;2) = 5,99 dan χ 2 (0,01;2) = 9,21. Maka diputuskan menolak H 0 atau menerima H 1, yang berarti ada hubungan antara kombinasi ukuran mata jaring (mesh size) dan nilai pengerutan jaring (shortening) terhadap hasil tangkapan jaring insang lingkar (encircling gill net). Dengan kata lain, penentuan kombinasi ukuran mata jaring (mesh size) dan nilai shortening yang tepat, dapat mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang lingkar (encircling gill net). Sedangkan menurut berat tangkapan, analisa khi-kuadrat menunjukkan hasil yang berbeda dimana nilai χ 2 = 2,4 lebih kecil dari χ 2 (0,05;2)= 5,99 dan χ 2 (0,01;2)= 9,21. Maka diputuskan menerima H 0 atau menolak H 1, yang berarti tidak ada hubungan antara kombinasi ukuran mata jaring (mesh size) dan nilai pengerutan jaring (shortening) terhadap berat hasil tangkapan jaring insang lingkar (encircling gill net). 259

Prosiding Seminar Nasional: Hubungan Lama Waktu Operasi Penangkapan Dengan Hasil Tangkapan Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan adalah lamanya waktu pengoperasian alat tangkap. Lama waktu pengoperasian alat tangkap yang dimaksudkan di sini adalah waktu operasi penangkapan ikan yang diukur sejak setting alat dimana pemberat atau jangkar disalah satu ujung badan jaring dilepaskan kedasar perairan, hingga hauling dimana pemberat atau jangkar yang sama ditarik ke permukaan perairan. Penetapan lama waktu penangkapan ini didasarkan pada saat ikan diketahui telah tertangkap tanpa ada kemungkinan untuk dapat lolos dari jeratan atau lilitan jaring, yakni setelah dilakukan hauling. Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan adanya hubungan linear antara hasil tangkapan jaring insang lingkar baik jumlah individu maupun beratnya, yang meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu operasi penangkapan. Berdasarkan data lama waktu operasi penangkapan, dilakukan analisa regresi dan penafsirannya untuk mengetahui hubungan langsung antara lama waktu operasi penangkapan dengan hasil tangkapan jaring insang lingkar baik jumlah individu maupun berat. Individu Hasil Tangkapan (Ekor) 350 300 250 200 150 100 50 0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 Y = 309+ 0. 205X ( R = 63. 9%) 2 Lama Waktu Operasi Penangkapan (Menit) Gambar 3. Hubungan lama waktu operasi penangkapan (menit) dengan jumlah individu ikan hasil tangkapan dengan jaring insang lingkar (encircling gill net). Persamaan regresi yang mendeskripsikan hubungan antara jumlah hasil tangkapan (Y) dengn lama waktu operasi penangkapan (X) adalah Y= -309 + 0,205X, dengan R 2 sebesar 63,9% memperlihatkan adanya hubungan antara kedua peubah tersebut. Demikian pula uji ragam regresi (F) dengan peluang kepercayaan mendekati 100% juga membuktikan bahwa ada hubungan yang sangat berarti antara lamanya waktu operasi penangkapan dengan individu hasil tangkapan pada pengoperasian jaring insang lingkar (encircling gill net). Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkah laku renang ikan. Pada umumnya ikan permukaan mempunyai kecepatan renang yang tinggi baik kearah horisontal maupun vertikal, dan 260

Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 2011 - ISBN: 978-602-98439-2-7 cenderung berusaha meloloskan diri dari kurungan alat tangkap yang berbentuk melingkar ke arah yang lebih dalam. Sementara itu, persamaan regresi Y= -19,9 + 0,0133X, dengan R 2 sebesar 52,9% membuktikan bahwa pengaruh lama waktu operasi penangkapan ikan terhadap berat (kg) hasil tangkapan ikan dengan jaring insang lingkar (encircling gill net) hanya sebesar 52,9%. Y = 199. + 0. 0133X ( R = 52. 9%) 2 Gambar 4. Hubungan lama waktu operasi penangkapan dengan berat ikan hasil tangkap. KESIMPULAN Penelitian ini telah dapat memberikan beberapa informasi yang bisa digunakan oleh nelayan, akademisi dan penentu kebijakan dalam pembangunan perikanan. Dari kajian-kajian yang telah di bahas sesuai dengan tujuan penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut: 1. Ikan-ikan yang tertangkap pada percobaan penangkapan dengan jaring insang lingkar (encircling gill net) terdiri dari 55 jenis pelagis dan demersal, sebanyak 1.014 individu dengan berat total 69,513 kg. diketahui ada 32 jenis yang tertangkap pada mesh size 1,5 inci, 43 jenis pada mesh size 1,75 inci dan 35 jenis tertangkap pada mesh size 2,0 inci. Pada ketiga mesh size, tertangkap 19 jenis ikan, sementara 17 jenis ikan tertangkap pada dua mesh size serta 19 jenis lainnya tertangkap hanya pada satu mesh size. 2. Pada ukuran mata jaring 1,75 inci dan 2,0 inci, hasil tangkapan terbaik pada nilai shortening 35%, sementara pada ukuran mata jaring 1,5 inci, nilai shortening 65% yang lebih baik. 3. Uji khi-kuadrat (chi-square test) membuktikan bahwa ada hubungan antara kombinasi ukuran mata jaring (mesh size) dan nilai pengerutan jaring (shortening) terhadap hasil tangkapan jaring insang lingkar (encircling gill net), 261

Prosiding Seminar Nasional: dengan demikian penentuan kombinasi ukuran mata jaring (mesh size) dan nilai shortening yang tepat, dapat mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan. 4. Ada keterkaitan antara lama waktu operasi penangkapan ikan dengan hasil tangkapan jaring insang lingkar (encircling gill net). Demikian pula analisa ragam regresi membuktikan adanya hubungan yang berarti antara lama waktu operasi penangkapan dengan individu maupun berat hasil tangkapan jaring insang lingkar (encircling gill net). DAFTAR PUSTAKA Firth FE. 1960. Fishing Gear and Fisheries Methods and Marine Produce of Comerse. Publishing Coorporation. New York. Hamley TM. 1975. Review of Gillnets Selectivity. J Fish Res Bd Can 32. Mori I. 1961. Fish Finding Purse Seine and Trawling. Published by Arrangement with the FAO of the United Nations by Fishing New. Noija D. 2003. Efisiensi Teknis Pukat Cincin Dalam Kaitannya Dengan Keberhasilan Operasi Penangkapan Ikan Di Sekitar Perairan Desa Hukurila Kecamatan Baguala Ambon. [Tesis]. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: Gramedia Utama. 262