MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

Pesawat Polonia

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL TRANSPORTASI TERPADU PENGIRIMAN REMPAH-REMPAH DARI HILA (MALUKU TENGAH) MENUJU ROTTERDAM (BELANDA)

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Studi Kegiatan Transshipment Batubara

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur)

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

Tabel : Kegiatan Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya/ Activity Flow of Goods at Tanjung Perak Harbour Surabaya 2011( Ton )

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tumbuh pesatnya persaingan pada industri jasa kepelabuhanan.

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. membutuhkan eksistensi sistem transportasi laut sebagai penggerak pertumbuhan,

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( )

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

Kegiatan Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya/ Activity Flow of Goods at Tanjung Perak Harbour Surabaya 2010( Ton )

ANALISIS PENENTUAN RUTE PELAYARAN PETIKEMAS DOMESTIK BERBASIS PERMINTAAN

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Ke - 10

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

PRESENTASI TUGAS AKHIR EVALUASI LOKASI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

Analisis Dampak Pembangunan Pelabuhan Terhadap Biaya Transportasi : Studi Kasus Pelabuhan Teluk Prigi di Wilayah Jawa Timur

Biaya Operasional Tongkang. Bidang Studi Transportasi Laut Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

UNTUK DISTRIBUSI LNG DARI PULAU KALIMANTAN MENUJU PULAU JAWA MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FERRIZA ZAINURY

Kegiatan Impor Ekspor Menurut Jenis Trayek

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

ANALISIS DAMPAK PENGERUKAN ALUR PELAYARAN PADA DAYA SAING PELABUHAN, STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

Diskusi Kelompok Terfokus ke-2 (2 nd FGD Focussed Group Discussion) Subang, 2 November 2017

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA

TUGAS AKHIR Analisa Penentuan Alat Bongkar Muat Kapal dan Unitisasi Muatan untuk Meningkatkan Kinerja Operasional Kapal : Studi Kasus Cement Bag

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) Ivan Akhmad 1) dan Ahmad Rusdiansyah 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya 60264 e-mail: ivan.akhmad45@gmail.com 1 dan arusdianz@gmail.com 2 ABSTRAK Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan dengan aktifitas distribusi logistik nasional dan internasional yang cukup tinggi, berdasarkan data tersebut maka pihak pelabuhan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa. Seiring dengan berbagai upaya pengembangan yang telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan Tanjung Perak yaitu dengan penambahan kapasitas terpasang. Penambahan kapasitas terpasang ini dilakukan dengan membangun terminal baru yang berlokasi di Teluk Lamong. Dan diharapkan keberadaan terminal Teluk Lamong dapat mengurangi antrian kapal petikemas di pelabuhan Tanjung Priok sehingga kapal kapal tersebut bisa sandar dan melakukan bongkar muat di terminal Teluk Lamong dan dilanjutkan dengan moda kereta api untuk mengangkut petikemas tersebut dari Surabaya ke Jakarta. Seiring dengan alih rute yang semula ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menjadi ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (sandar dan bongkar&muat di terminal Teluk Lamong) maka akan ada perubahan biaya dari kegiatan operasional. Pada tesis ini akan dilakukan simulasi model perencanaan rute menggunakan metode optimasi penentuan rute, kemudian dilakukan perencanaan pengembangan pola operasi seiring dengan integrasi multi moda transportasi menggunakan jasa kereta api untuk memindahkan petikemas dari Surabaya ke Jakarta. Hasil yang diharapkan dari tesis ini adalah konsep penentuan pengambilan keputusan perencanaan sandaran kapal dengan memperhatikan waktu operasional sehingga dapat menurunkan biaya logistik yang dapat mengatasi penurunan harga barang import. Selain itu juga dengan pengalihan rute tersebut dapat memberikan keuntungan bagi terminal Teluk Lamong pada khusus nya dikarenakan sandar dan bongkar&muat kapal petikemas dilakukan di terminal Teluk Lamong Surabaya (yang semula di Tanjung Priok Jakarta). Kata kunci: Pengembangan Pelabuhan, Pengambilan Keputusan, Integrasi Multi Moda. PENDAHULUAN Latar Belakang Intermoda Transportasi merupakan salah satu metode pengiriman barang yang dapat dilakukan dengan mengaplikasikan sistem angkutan barang menggunakan petikemas. Dengan adanya petikemas dipastikan dapat mempermudah perpindahan barang-barang antar moda transportasi, dengan cara menyederhanakan bongkar-muat barang, sehingga dapat menekan biaya angkutan dan meningkatkan penggunaan kapasitas peralatan angkutan (Nasution, 2004). A-34-1

Sebagai salah satu bagian dari sektor transportasi laut, pelabuhan memiliki peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Salah satu peran pelabuhan yaitu sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik. Tanjung Perak merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia sekaligus memiliki peranan yang sangat signifikan dalam memperlancar sistem logistik nasional terutama di Kawasan Timur Indonesia. Berdasarkan data proyeksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sampai dengan 2029 tercatat adanya kenaikan arus barang di Pelabuhan Tanjung Perak dengan rata-rata sebesar 9% untuk petikemas, 13% untuk curah kering, 7% untuk curah cair dan 4% untuk general cargo dan tidak ada pertumbuhan negatif selama periode tersebut. Peningkatan arus kedepannya tentunya tidak akan mampu ditangani jika hanya dibebankan pada pelabuhan Tanjung Perak saja. Upaya yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah menambah kapasitas terpasang. Penambahan kapasitas terpasang ini dilakukan dengan membangun terminal baru yang berlokasi di Teluk Lamong. Diharapkan keberadaan terminal Teluk Lamong juga dapat mengurangi antrian kapal petikemas di pelabuhan Tanjung Priok dimana saat ini dapat dirasakan antrian petikemas di dalam Pelabuhan Tanjung Priok sendiri dapat mencapai 6 hari (Edi, 2014). Sehingga kapalkapal tersebut bisa sandar dan melakukan bongkar muat di terminal Teluk Lamong dan dilanjutkan dengan moda kereta api untuk mengangkut petikemas tersebut dari Surabaya ke Jakarta Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi model perencanaan rute menggunakan metode optimasi untuk penentuan rute, kemudian dilakukan perencanaan pengembangan pola operasi seiring dengan integrasi multi moda transportasi menggunakan jasa kereta api untuk memindahkan petikemas dari Surabaya ke Jakarta Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Membantu PT. Terminal Teluk Lamong untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan pelayaran akan ketersediaan tambatan. 2. Membuat model optimasi guna membantu perusahaan pelayaran dalam mementukan sandaran kapal terkait waktu tunggu di pelabuhan Tanjung Priok yang tinggi Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dan asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terminal yang menjadi fokus studi adalah terminal Teluk Lamong di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. 2. Dalam perhitungan biaya operasional kapal tidak sampai memperhitungkan kebutuhan bahan bakar selama berlayar. 3. Layanan kereta api di Teluk Lamong sudah ada. METODE Tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian berlangsung adalah : Pengumpulan data, pengolahan data, penghitungan biaya transportasi laut, perhitungan biaya integrasi multimoda, analisis sensitivitas, kesimpulan dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN A-34-2

Biaya Transportasi Laut Biaya transportasi laut atau selanjutnya disebut time charter equivalent (TCE). Secara sederhana pengertian adalah keuntungan yang didapat oleh penyewa kapal setelah pendapatan dikurangi dengan biaya operasional kapal selama satu kali berlayar atau turn round voyage (TRV) dan biaya sewa (charter hire), dirumuskan sebagai berikut: TCE = R ( T/C + VC + CHC) dimana: TCE = Time Charter Equivalent R = Revenue (pendapatan) T/C = Time Charter Hire (biaya sewa) VC = Voyage Cost (biaya pelayaran) CHC = Cargo Handling Cost (biaya bongkar muat) Ship Particular Dalam table dibawah ini akan menunjukkan detail kapal yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Alasan dipilihnya kapal ini karena kapal ini adalah kapal terbesar yang dimiliki oleh salah satu perusahaan pelayaran petikemas. Rute Name MV. Meratus Jayapura Built 1997 DWT 28352 Draft 10.1 LOA 205.85 Beam 27.4 Engine B+W 7L60MC Speed / Cons ME 12.5 K / 26.3 MT Intake 2045 Homogen 14 ton 2026 Reefer 200 Gear 4 x 40 Cellular yes Singapore Jakarta Turn round voyage (TRV) kapal ini selama 13.19 hari. Hal ini dikarenakan port stay di Jakarta yang panjang. Seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa port stay di Jakarta selama 5,7 hari. Dari perhitungan diatas diperoleh perhitungan TCE kapal untuk rute Singapore Jakarta adalah USD 10,989 per hari. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Jakarta membutuhkan waktu 11.45 hari. Rute Singapore Surabaya Turn round voyage (TRV) kapal ini selama 8.73 hari. Hal ini dikarenakan port stay di Surabaya yang pendek akibat tidak adanya waktu tunggu sandar di Terminal Teluk Lamong. Dari perhitungan diatas diperoleh perhitungan TCE kapal untuk rute Singapore Surabaya adalah USD 23,582 per hari. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Surabaya membutuhkan waktu 6.36 hari. A-34-3

Integrasi Dengan Layanan Kereta Api Pola operasi integrasi dengan layanan kereta api barang akan menambah biaya angkut. Biaya ini adalah biaya angkut petikemas dari Surabaya Jakarta. Adapun besaran biaya tersebut adalah Rp 500,000,- per TEUs. Dan biaya tersebut menjadi beban perusahaan pelayaran selaku pengirim barang. Sehingga pada perhitungan akhir, total kontribusi charter hire per hari sebesar USD 13,985 dimana awal sebelum petikemas di pindahkan ke Jakarta sebesar USD 23,582. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Jakarta membutuhkan waktu 8.36 hari Analisis Sensitivitas Permasalahan transportasi pada umumnya adalah, adanya barang / komoditi yang hendak dikirim dari sejumlah pelabuhan awal menuju ke sejumlah pelabuhan tujuan masingmasing dengan tingkat kebutuhan yang sudah diketahui masing-masing. Sehingga tujuan utama dari penyelesaian persoalan transportasi adalah untuk mendapatkan biaya transportasi yang serendah-rendahnya / mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Masalah transportasi tersebut dapat diterjemahkan dalam problem linear programming. Pada bahasan sebelumnya telah dilakukan perhitungan biaya transportasi laut untuk 2 pola operasi yaitu rute Singapore Jakarta dan Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang. Perhitungan tersebut berdasarkan pada asumsi yang telah dibuat. Namun pada kenyataanya, terdapat variable bebas dan dapat menentukan perhitungan biaya transportasi laut. 1. Kondisi 1 Pada 2 pola operasi yang sudah dilakukan perhitungan yaitu rute Singapore Jakarta dan Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang, ada selisih nilai kontribusi charter hire per hari. Hal ini dikarenakan waktu tunggu di Jakarta yang lebih tinggi daripada Surabaya. Pada kondisi 1, variable bebas yang ingin diketahui adalah berapa lama waktu tunggu di Jakarta yang pada akhirnya akan memberikan nilai kontribusi charter hire per hari yang sama dengan pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang yaitu sebesar USD 13,985. Untuk input dan variable bebas yang lain tidak dirubah dimana waktu pengiririman kereta api barang Surabaya Jakarta adalah 2 hari dan rate kereta api barang dari Surabaya Jakarta sebesar Rp 500,000,-. Maka diperoleh hasil waktu tunggu di Jakarta selama 4.1 hari untuk memperoleh kontribusi charter hire per hari yang sama dengan pola operasi integrasi dengan layanan kereta api barang. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Jakarta membutuhkan waktu 9.86 hari, masih lebih lama 1,5 hari daripada pola operasi integrasi dengan layanan kereta api barang. $15,000 Contribution per day (USD) $10,000 $5,000 $0 5.7 5.5 5 4.5 4.1 4 A-34-4

2. Kondisi 2 Jika pada perhitungan diatas, rate kereta api barang dari Surabaya Jakarta sebesar Rp 500,000,- dan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan petikemas dari Surabaya Jakarta selama 2 hari. Maka didapatkan kontribusi charter hire per hari sebesar USD 13,985. Pada kondisi 2, variable bebas yang ingin diketahui adalah berapa rate kereta api barang dari dari Surabaya Jakarta yang yang pada akhirnya akan memberikan nilai kontribusi charter hire per hari yang sama dengan pola operasi Singapore Jakarta sebesar USD 10,989. Kontribusi charter hire per hari Singapore Jakarta sebesar USD 10,989 dengan waktu tunggu di Jakarta selama 5.7 hari. Variable bebas waktu tunggu di Jakarta tidak dirubah. Hal ini untuk memberikan nilai yang setara atas rencana pengalihan rute emport import ke Surabaya. Maka diperoleh hasil agar nilai kontribusi charter hire per hari pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang maka rate kereta api termahal adalah Rp 742,000,-. Apabila rate kereta api barang melebihi nilai tersebut maka nilai kontribusi charter hire per hari yang didapat lebih kecil daripada rute Singapore Jakarta $20,000 Rate Kereta Api Barang $10,000 $0 ($10,000) ($20,000) 3. Kondisi 3 Pada perhitungan diatas, waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan petikemas dari Surabaya Jakarta adalah 2 hari sehingga nilai kontribusi charter hire per hari untuk pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang yaitu sebesar USD 13,985. Pada kondisi 3, waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan petikemas dari Surabaya Jakarta dirubah menjadi 1 hari. Maka diperoleh hasil bahwa semakin kecil waktu yang dibutuhkan maka semakin besar nilai kontribusi charter hire per hari nya. Sedangkan TRV kapal tidak berubah karena waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan petikemas dari Surabaya Jakarta tidak berhubungan dengan TRV kapal. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Surabaya membutuhkan waktu 7.36 hari. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas seperti pada kondisi 1. Dimana akan dicari berapa lama waktu tunggu di Jakarta yang pada akhirnya akan memberikan nilai kontribusi charter hire per hari yang sama dengan pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang (waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan petikemas dari Surabaya Jakarta adalah 1 hari) yaitu sebesar USD 15,576. Maka didapat lama waktu tunggu di Jakarta selama 3 hari untuk memperoleh kontribusi charter hire per hari yang sama dengan pola operasi integrasi dengan layanan kereta api barang. Sedangkan lama petikemas sampai tiba di Jakarta membutuhkan waktu 8.77 hari, masih lebih lama 1,4 hari daripada pola operasi integrasi dengan layanan kereta api barang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai kontribusi charter hire per hari sama untuk 2 pola operasi akan tetapi lama petikemas tiba di Jakarta berbeda. Masih lebih cepat dengan pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang daripada pola operasi Singapore Jakarta. A-34-5

$25,000 $20,000 $15,000 $10,000 $5,000 $0 Contribution per day (USD) 2 3 4 5 5.7 Pengalihan Arus Export Import Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa yang dipindahkan adalah pengalihan arus export import yang semula di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Ini berarti memindahkan muatan yang seharusnya menjadi milik Jakarta International Container Terminal (JICT) menjadi milik Terminal Teluk Lamong (TTL) Surabaya. Oleh karena itu pada bahasan ini akan dihitung berapa kapasitas yang dapat dipindahkan dari Jakarta International Container Terminal ke Terminal Teluk Lamong. Saat ini Jakarta International Container Terminal melayani 30 international shipping line dan 25 destinasi internasional. Berdasarkan data realisasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) pada lima tahun terakhir yaitu 2009 sampai dengan 2013 tercatat adanya kenaikan arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok dengan rata-rata sebesar 8% per tahun untuk petikemas di Jakarta International Container Terminal. Jika diproyeksikan sampai dengan tahun 2015, maka diperkirakan arus barang melalui petikemas di Jakarta International Container Terminal mencapai 2,6 juta TEUs. Berdasarkan buku yang di rilis oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berjudul Tanjung Priok Port Directory 2014, kapasitas terpasang Jakarta International Container Terminal sebesar 3 juta TEUs. Kapasitas terpasang Jakarta International Container Terminal saat ini telah mencapai titik maksimumnya yang dapat menurunkan produktivitas layanan karena adanya antrian kapal yang akan sandar. Antrian kapal petikemas di dalam Pelabuhan Tanjung Priok sendiri dapat mencapai 6 hari (Edi, 2014). Suatu terminal akan bekerja secara efektif jika total troughput-nya 80% dari kapasitas terpasang (Yudi, 2014). Jika sudah melebihi dari nilai tersebut maka kinerja terminal akan terganggu. Total Troughput = 80% * Kapasitas terpasang = 80% * 3 juta TEUs = 2,4 juta TEUs Dari perhitungan diatas maka troughput ideal Jakarta International Container Terminal sebesar 2,4 juta TEUs. Dari data diatas nilai 2,4 juta TEUs telah terlewati di tahun 2013 sedangkan proyeksi arus barang melalui petikemas di tahun 2015 sebesar 2,6 juta TEUs. Selisih Troughput = 2,6 juta TEUs 2,4 juta TEUs = 200 ribu TEUs A-34-6

Maka selisih 200 ribu TEUs per tahun inilah perkiraan jumlah muatan yang dapat dipindahkan ke Terminal Teluk Lamong demi kelancaran operasional Jakarta International Container Terminal. Atau setara dengan 200 kunjungan kapal (asumsi satu kali kunjungan kapal membawa muatan 2000 TEUs). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Arus export import Singapore Jakarta membutuhkan waktu 11.45 hari dengan kontribusi charter hire per hari sebesar USD 10,989. 2. Arus export import Singapore Surabaya membutuhkan waktu 6.36 hari dengan kontribusi charter hire per hari sebesar USD 23,582. 3. Pola operasi Singapore Surabaya Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang membutuhkan waktu 8.36 hari dengan kontribusi charter hire per hari sebesar USD 13,985. 4. Pada saat waktu tunggu kapal di Jakarta sebesar 4.1 hari maka alternative sandaran kapal adalah ke Surabaya. 5. Petikemas dari Surabaya akan dikirim ke Jakarta dengan layanan kereta api barang. Waktu yang dibutuhkan petikemas dari Singapore ke Jakarta dengan pola operasi ini sebesar 8.36 hari dimana itu lebih cepat 1.5 hari daripada kapal sandar di Jakarta dengan waktu tunggu 4.1 hari. 6. Dengan adanya pengalihan arus export import ke Surabaya, maka diperkirakan ada 200 ribu TEUs petikemas atau setara 200 kunjungan kapal ke Terminal Teluk Lamong Surabaya untuk melakukan bongkar muat. Saran Dari hasil observasi dan perhitungan yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah diperlukan studi lebih lanjut mengenai besaran tariff kereta api Surabaya - Jakarta untuk pola operasi Singapore Jakarta integrasi dengan layanan kereta api barang DAFTAR PUSTAKA A Kramadibarata, S. (2002). Perencanaan Pelabuhan. Bandung: ITB PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). (2012). Evaluasi Pelabuhan Tanjung Perak dan Pengembangannya Menuju World Class Port. Surabaya: PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). (2014). Tanjung Priok Port Directory 2014. Jakarta: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Stopford, M. (1997). Maritime Economics (2nd ed.). London: Routledge. Suyono.RP.Capt.(2001). SHIPPING Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. PPM. Jakarta. Triatmodjo, B. (2003). Pelabuhan. Yogyakarta: Betta Offset Wijnolst, N., & Wergeland, T. (1997). Shipping. Netherlands: Delft University Press. http://www.pp3.co.id http://www.priokport.co.id A-34-7