Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I-1

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

Simulasi Kinerja Modulasi Pada Jaringan WiMAX Dengan Menggunakan Simulator OPNET Modeller 14.0

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

SKRIPSI. ANALISIS BIT ERROR RATE (BER) UNTUK MODULASI BPSK DAN QPSK PADA KINERJA JARINGAN WIMAX e

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengiriman Video Pada WiMAX Menggunakan Network Simulator dan Perangkat WiMAX PCR

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Sistem Telekomunikasi

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SCHEDULING PADA JARINGAN WIMAX DENGAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIMULASI DAN ANALISA SCHEDULING SERVICE CLASS PADA JARINGAN WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SIMULASI NETWORK REFERENCE MODEL PADA JARINGAN WIMAX

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH...

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS KUALITAS LAYANAN JARINGAN INTERNET PADA INSTITUTU INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:

BAB II DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori Teknologi Radio Over Fiber

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

ESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR

BAB I PENDAHULUAN. Masa yang akan datang teknologi komunikasi satelit akan bertambah

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Komunikasi dan Jaringan

Makalah Seminar Tugas Akhir

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS OLEH

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

ANALISIS QUALITY OF SERVICE

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

PERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX)

Praktikum Sistem Komunikasi

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING. Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Transkripsi:

Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler Muhammad Akmal #1, Nasaruddin *2, Ramzi Adriman #3 # Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, Indonesi 1 akmal.pati89@gmail.com Abstrak Dengan berkembang dan meluasnya berbagai teknologi jaringan nirkabel seperti worldwide interoperability for microwave access (WiMAX), jumlah pengguna perangkat bergerak internet terus bertambah. Untuk kestabilan jaringan WiMAX sangat tergantung pada kemampuan quality of service (QoS), pada saat koneksi dengan internet memerlukan bandwith yang memadai terutama pada layanan voice dan video. Quality of service untuk layanan voice dan video merupakan suatu permasalahan dalam komunikasi internet secara keseluruhan. Salah satu cara untuk menjaga kestabilan kualitas layanan yaitu menggunakan teknik modulasi, dimana teknik modulasi memungkinkan pengaturan pola sinyal modulasi yang tergantung pada kondisi signal to noise ratio (SNR). Pada penelitian ini membandingkan tipe modulasi yaitu QPSK, 16QAM dan 64QAM. Hasil pengujian didapatkan perbandingan nilai delay, throughput, Block error rate (BLER), signal to noise ratio (SNR) pada masing-masing modulasi tersebut. Kata Kunci Modulasi, Voice, Video, Wimax. I. PENDAHULUAN Berkembang dan meluasnya berbagai teknologi jaringan nirkabel seperti worldwide interoperability for microwave access (WiMAX), jumlah pengguna bergerak internet terus bertambah. Sebagian besar penggunaan internet saat ini menggunakan akses internet nirkabel dan perangkat bergerak. WiMax merupakan salah satu media transmisi dan teknologi pada jaringan komputer, khusunya wireless network, dengan kecepatan akses yang lebih tinggi dan jangkauan yang lebih luas [1]. Worldwide interoperability for microwave acces (WiMAX), yaitu salah satu teknologi akses nirkabel pita lebar broadband wireless access (BWA). WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang sangat tinggi dan jangkauan yang luas. Mengacu pada standar WiMAX yang dikeluarkan oleh institute of electrical and electronics engineering (IEEE) 802.16, umumnya masing-masing standar tersebut terus dikembangkan dengan varian-varian yang memiliki keunggulan pada penggunaan atau kondisi tertentu diantaranya standar 802.16, juga memiliki perkembangan varian 802.16a, 802.16rev.d-2004, dan 802.16e [2]. Kestabilan jaringan WiMAX sangat tergantung pada kemampuan quality of service (QoS), karena pada saat koneksi dengan internet memerlukan bandwith yang memadai dalam layanan voice dan video. Quality of service untuk layanan voice dan video merupakan suatu permasalahan dalam komunikasi internet secara keseluruhan. Salah satu cara untuk menjaga kestabilan kualitas layanan yaitu menggunakan teknik modulasi, dimana dengan teknik modulasi memungkinkan pengaturan pola sinyal modulasi yang tergantung pada kondisi signal to noise ratio (SNR). Bila kondisi kanal kurang baik maka dapat menurunkan ke level lebih rendah agar kestabilan tetap terjaga, dan bila kondisi kanal kualitas yang baik maka dapat menggunakan modulasi yang terbaik pula sehingga dapat memberikan dengan kapasitas yang lebih besar. Maka penelitian ini melakukan perancangan jaringan WiMaX untuk layanan voice dan video dengan penerapan modulasi QPSK, 16-QAM dan 64-QAM. II. LANDASAN TEORI A. WiMaX WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan jenis media transmisi dan teknologi akses internet Broadband (akses pita lebar). Hal ini memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan koneksi dengan sangat baik, proses transfer data dengan sangat cepat, WiMaX menjangkau lebih banyak ruang dibandingkan media transmisi lainnya (misalkan kabel jaringan, infra red, Bluetooth, dan WIFI). Untuk Data Link Layer (pada pemodelan layer di jaringan Komputer), WIMAX mendukung Connection Oriented. Hal ini berarti bahwa pengguna dapat dengan mudah menggunakan layanan multimedia, Multimedia real time, dan peningkatan kualitas layanan pada jaringan komputer QOS (Quality of service) [1]. WiMAX mempunyai empat komponen arsitekur, yaitu Base Station (BS), Subscirber Station (SS), Mobile Subscriber (MS) dan Relay Station (RS) [8]. Pada BS, node yang menghubungkan ke perangkat jaringan operator, dan juga dapat memelihara perangkat pelanggan beserta mengatur akses ke jaringan operator. Kebutuhan dari BS adalah infrastruktur yang memungkinkan komunikasi Vol.1 No.1 2012 1 @2012 kitektro

nirkabel, yaitu antenna, transceiver dan peralatan transmisi gelombang eloktromaknetik lainnya. BS juga bisa digunakan sebagai Master Relay-Base Station pada relay topologi multi-hop. Sedangkan Subscriber Station (SS) merupakan sebuah node nirkabel tetap. SS hanya dengan BS berkomunikasi, kecuali pengoperasiannya dengan multi-hop jaringan relay dan tersedia di kedua model yaitu outdoor dan indoor. Pada MS yaitu node wireless yang berkerja pada kecepatan kendaraan dan mendukung mode manajemen daya yang disempurnakan operasinya. Perangkat MS kebanyakan lebih kecil dari self-powered. B. Modulasi Untuk memungkinkan WiMAX dengan penggunaan modulasi adaptif. Dimana untuk mengatur pola sinyal modulasi yang bergantung pada kondisi Signal to noise ratio (SNR) radio link. Penggunaan modulasi adaptif dan coding digunakan oleh user yang berada dalam cakupan base station tersebut berdasarkan keadaan kondisi sinyal antara pengguna dan pemancar. Untuk menghadapi kondisi sinyal yang kurang baik, maka akan diterapkan teknik modulasi yang tahan terhadap gangguan dan coding rate yang lebih tinggi [15]. Sebaliknya untuk kondisi sinyal yang baik maka digunakan teknik modulasi yang mengandung informasi lebih banyak dan coding rate yang rendah. Teknik modulasi QPSK yang memiliki orde rendah mempunyai karakteristik lebih tahan gangguan tetapi kecepatan penyampaian informasi lebih lambat, karena sinyal yang dibentuk mengandung sedikit informasi. Untuk teknik modulasi 16QAM dan 64QAM yang mempunyai orde modulasi yang lebih tinggi. Penggunaan modulasi adaptif tergantung pada kondisi kanal. Kita dapat melihat perkiraan umum kondisi kanal yang dibutuhkan untuk teknik modulasi yang berbeda pada gambar 2.3. Gambar 1. Modulasi Adaptif dan coding [14] Untuk meningkatkan jangkauan maka bisa beralih kemodulasi yang lebih rendah, tetapi dapat memanfaatkan modulasi yang lebih tinggi seperti QAM untuk meningkatkan throughput. Selain itu, modulasi adaptif memungkinkan sistem untuk mengatasi fading dan gangguan lainya [14] Modulasi yang digunakan pada jaringan WiMAX yaitu BPSK, QPSK, 16 QAM dan 64 QAM. a. Binary Phase Shift Keying (BPSK) Merupakan perkembangan dari modulasi PSK (Phase Shift Keying), BPSK adalah bentuk modulasi sudut dimana outputnya memiliki dua kemungkinan dan direpresentasikan dengan dua fasa ( binary berarti 2 ) [16]. Fasa output yang satu mewakili logika 1 dan yang lain logika 0. Modulasi BPSK bentuk sinyal berupa sinyal digital. b. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Merupakan modulasi yang sama dengan BPSK, perbedaannya modulasi QPSK terdapat 4 (empat) level sinyal yang mempresentasikan 4 kode binary yaitu 00, 01, 11, 10. Level masing-masing sinyal disimbolkan pada perbedaan phasa sebesar 90 0 [6]. c. Quadrature Aplitude Modulation (QAM), merupakan teknik modulasi digital gabungan antara teknik modulasi phasa dengan modulasi amplitude. Jadi beberapa bit dibawa oleh sinyal carrier dalam bentuk perubahan phasa dan beberapa bit yang lainnya dalam bentuk perubahan amplitude. d. 16 QAM Merupakan aliran bit data yang dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 4 bit disebut kuabit, sehingga terdapat 24 atau 16 kombinasi. e. 64 QAM Merupakan teknik encoding M-er dengan M=64, dimana ada 64 keluaran yang mungkin dengan amplitude dan fasa yang berbeda. Data masukan biner dibagi menjadi 6 bit (2 6 = 64) atau disebut heksabit. Data masukan biner dibagai menjadi 6 kanal yaitu : Q, Q,Q I, I dan I laju bit pada masing-masing kanal besar 1/6 dari laju masukan. III RANCANGAN A. Parameter Kinerja Pengujian parameter quality of service dilakukan untuk mengetahui nilai Throughput, delay, BLER dan SNR ketika melakukan perubahan penggunaan modulasi pada jaringan WiMAX. Hal tersebut dilakukan untuk melihat pengaruh dari penggunaan layanan voice dengan perubahan modulasi yang digunakan yakni QPSK, 16 QAM dan 64 QAM. Dari hasil pengujian tersebut akan diketahui besaran quality of service pada jaringan WiMAX ketika melakukan perubahan modulasi dengan penerapan layanan voice menggunakan OPNET Modeler 14.5 educational. Adapun hasil dari pengujian dijelaskan sebagai berikut. 1) Delay Layanan Voice Delay merupakan waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Pada gambar 2 dapat kita lihat delay ketika terjadi komunikasi dengan bit rate 64 Kbps pada layanan voice. Vol.1 No.1 2012 2 @2012 kitektro

penerapan modulasi 64-QAM lebih tinggi dengan nilai ratarata 331.71 packets/second. Nilai rata-rata pada modulasi 16-QAM yakni 252.77 packets/second. Sedangkan nilai ratarata terendah terdapat pada penggunaan modulasi QPSK dengan nilai 185.45 packets/second. Gambar 2. Perbandingan Delay Layanan Voice 3) Block Error Rate (BLER) Layanan Voice Block Error Rate (BLER) atau probalitas block error merupakan nilai banyaknya block yang salah ketika sejumlah block ditransmisikan dari titik asal ke titik tujuan. Penggunaan modulasi yang berbebeda berpengaruh terhadap gangguan sinyal transmisi. Pada Gambar 4 merupakan perbandingan Block Error Rate yang dihasilkan dari simulasi pengiriman data pada jaringan WIMAX. Grafik Block Error Rate dengan penggunaan modulasi QPSK dengan nilai ratarata adalah 0.002164. Nilai rata-rata penggunaan modulasi QPSK yaitu 0.006093 ms yang di dapat dari hasil proses pengambilan data nilai rata-rata running simulasi selama 400 detik. Sedangkan untuk nilai rata-rata pada penggunaan modulasi 16-QAM yang dihasilkan yakni 0.005737 ms. Pada modulasi 64-QAM nilai rata-rata yang dihasilkan yakni 0.004171 ms. Dari hasil pengujian delay tertinggi terdapat pada penggunaan modulasi QPSK dibandingkan dengan orde yang lebih rendah. Dan delay paling rendah terdapat pada modulasi 64-QAM. 2) Throughput Layanan Voice Throughput merupakan kecepatan rata-rata data yang diterima dari sisi pengirim ke sisi penerima dalam selang waktu pengamatan tertentu. Penggunaan modulasi mempengaruhi jarak jangkauan antara pengirim dan penerima. Gambar 4. Perbandingan Blok Error Rate (BLER) Layanan Voice Penggunaan modulasi 16-QAM, terlihat nilai rata-rata yang dihasilkan yakni 0.0011213. Sedangkan pada penggunaan modulasi 64-QAM terlihat bahwa Block Error Rate nilai rata-rata yakni 0.0010895. Dari perbandingan Block Error Rate nilai rata-rata yang lebih besar terdapat pada penggunaan modulasi QPSK. Gambar 3. Perbandingan Throughput Layanan Voice Dari hasil pengujian dapat kita lihat grafik gambar 3 nilai rata-rata throughput menggunakan layanan voice 4) Signal Noise Ratio (SNR) Layanan Voice Signal Noise Ratio (SNR) merupakan perbandingan antara sinyal yang dikirim terhadap gangguan yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh redaman sinyal terhadap sinyal yang ditransmisikan. Signal Noise Ratio menunjukkan kuat daya sinyal dibandingkan dengan daya gangguan pada kanal. Penerapan modulasi pada jaringan WIMAX membuat perangkat mampu memilih jenis modulasi terhadap nilai SNR yang diterima. Pada gambar 5 merupakan hasil dari proses pengambilan data pada parameter choose individual DES statistics. Nilai Signal Noise Ratio terendah terdapat pada modulasi QPSK dengan Vol.1 No.1 2012 3 @2012 kitektro

nilai rata-rata 30.614 db. Modulasi 16-QAM dapat kita lihat nilai nilai rata-rata yang dihasil yakni 34.743 db. Sedangkan nilai tertinggi Signal Noise Ratio terdapat pada modulasi 64- QAM. Dimana dengan nilai rata-rata yang dihasilkan yaitu 36.330 db. Gambar 6. Perbandingan Delay Layanan Video Gambar 5. Perbandingan Signal Noise Ratio (SNR) Layanan Voice B. Layanan Video Video merupakan seperangkat teknologi yang memungkinkan dua pihak atau lebih dilokasi berbeda dan dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Pengujian selanjutnya hampir sama dengan pengujian sebelumnya. Perbedaannya pada penggunaan layanan. Penjelasan berikut ini merupakan penggunaan dari layanan video. Untuk melihat pengaruh dari Quality Of Service maka parameter-parameter yang di analisis yaitu Throughput, delay, Block Error Rate dan Signal to Noise Ratio untuk masing-masing scenario. Dari pengukuran yang dilakukan maka dapat diperoleh data-data parameter yang mempengaruhi pada layanan video. Adapun hasil dari pengujian dijelaskan sebagai berikut. 1) Delay Layanan Video Pada layananan video, delay dengan penggunaan modulasi dalam jaringan WIMAX dapat dilihat pada gambar 6. Dari grafik diatas terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap penggunaan modulasi yang berbeda. Nilai delay penerapan modulasi QPSK dengan nilai rata-rata 0.00698 ms, modulasi 16-QAM terdapat nilai rata-rata delay yakni 0.00602 ms, sedangkan penggunaan 64-QAM dengan nilai rata-rata 0.00346 ms, Untuk delay yang paling tinggi terdapat pada penggunaan modulasi QPSK yang disebabkan pengaruh pada penerapan modulasi. 2) Throughput Layanan Video Throughput merupakan suatu ukuran yang menyatakan berapa banyak bit sukses yang diterima di tujuan dibandingkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk dikirimkan bit-bit terebut. Layanan video penggunaan modulasi QPSK, throughput dengan nilai rata-rata yang dihasilkan yaitu 12.96 packets/second. Pada modulasi 16- QAM, nilai throughput yang dihasilkan menurun dengan nilai rata-rata 29.94 packets/second. Nilai throughput pada penerapan modulasi 64-QAM dengan nilai rata-rata 86.37 packets/second. Dari gambar 4.6 maka dapat disimpulkan penggunaan modulasi 64-QAM lebih tinggi dibandingkan kedua modulasi yang lain. Vol.1 No.1 2012 4 @2012 kitektro

Signal Noise Ratio (SNR) merupakan sinyal yang dikirim terhadap gangguan. Signal noise ratio digunakan untuk mengetahui pengaruh besarnya redaman sinyal terhadap sinyal yang dikirim. Berdasarkan simulasi yang dijalankan nilai Signal Noise Ratio (SNR) mempengaruhi penggunaan modulasi yang digunakan. Semakin tinggi nilai signal noise ratio maka semakin bagus kualitas jaringan tersebut. Pada gambar 9 menjelaskan grafik signal noise ratio penggunaan modulasi QSPK nilai rata-rata yakni 32.043 db. Untuk modulasi 16-QAM nilai rata-rata yaitu 38.506 db. Nilai signal noise ratio penggunaan modulasi 64- QAM dengan nilai rata-rata 40.303 db. Gambar 7. Perbandingan Throughput Layanan Video 3) Block Error Rate Layanan Video Block Error Rate (BLER) digunakan untuk mengetahui kualitas sinyal yang dikirimkan. Data yang diperoleh dari hasil simulasi pengiriman data pada jaringan WIMAX menggunakan 3 (tiga) jenis modulasi yang berbeda. Nilai BLER dapat mempengaruhi informasi yang diterima, semakin tinggi nilai BLER maka semakin jelek kualitas informasi yang diterima, jika nilai BLER rendah maka semakin baik kualitas informasi yang diterima. Perbandingan Block Error Rate untuk layanan video nilai Block Error Rate terendah terdapat pada penggunaan modulasi 64-QAM menghasilkan nilai rata-rata 0.0000080. Sedangkan nilai Block Error Rate penggunaan modulasi 16-QAM dengan nilai rata-rata 0.00012309. Nilai Block Error Rate tertinggi terdapat pada modulasi QPSK dengan nilai rata-rata 0.0002299. Pada gambar 8 grafik Block Error Rate penggunaan layanan video. Gambar 10. Perbanding an SNR Layanan Video Dari grafik diatas dapat kita lihat nilai rata-rata SNR tertinggi terdapat pada modulasi 64-QAM. Pada saat signal to noise ratio kurang baik maka diperlukan modulasi yang lebih rendah agar throughput terjaga, hal ini dikarenakan SNR kurang baik maka laju data akan berkurang sehingga modulasi yang rendah akan lebih memudahkan system dalam memecahkan persandian dari modulasi tersebut. Gambar 8. Perbandingan BLER Layanan Video SNR Layanan Video IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian penerapan modulasi pada jaringan WiMAX maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Nilai delay layanan voice tertinggi terdapat pada modulasi QPSK dengan nilai rata 0.006093 ms dibandingkan dengan modulasi lainnya. Pada penggunaan layanan video nilai tertinggi juga terdapat pada modulasi QPSK yakni 0.00698 ms. 2) Nilai throughput tertinggi pada layanan voice terdapat pada modulasi 64-QAM dengan nilai rata-rata yakni 331.71 packets/second. Untuk Throughput tertinggi pada layanan video pengunaan modulasi 64-QAM dengan nilai rata-rata 86.37 packets/second. Vol.1 No.1 2012 5 @2012 kitektro

3) Untuk hasil nilai block error rate pada layanan voice cenderung lebih tinggi pada penerapan modulasi QPSK dengan nilai rata-rata 0.002164. Block error rate tertinggi pada layanan video terdapat pada penerapan modulasi QPSK dengan nilai rata-rata 0.0002299. 4) Dan nilai tertinggi signal noise ratio menggunakan layanan voice terdapat pada penerapan modulasi 64- QAM dengan nilai rata-rata 36.330 db. Sedangkan signal noise ratio nilai rata-rata tertinggi terdapat pada penggunaan modulasi 64-QAM dengan nilai rata-rata yakni 40.303 db. REFERENSI [1] I P. A. E. Pratama, Handbook Jaringan Komputer (Teori dan Praktik Berbasiskan Open Source), Informatika, Bandung, Indonesia 2014. [2] W. G, Hantoro. G. D, Wimax Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) Kini dan Masa Depan, Informatika, Bandung, Indonesia, 2006. [3] Johan, Perbandingan Bit Rate antara OFDM-TDMA dengan OFDMA pada Teknologi WIMAX. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 2008 [4] A. Arif, H. Fitriawan, M. Komarudin Simulasi dan Analisa Scheduling Service Class pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler. Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan, vol. 1, no. 1, Januari. 2012 [5] C. Utomo, S. Sukiswo dan A.A Zahra, Evaluasi Kinerja Penjadwalan Modified Deficit Round Robin (MDRR), dan Round Robin (RR) Pada Jaringan WiMAX. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia, 2012 [6] I.D. Anshori, Anhar, Y. Rahayu. Simulasi Kinerja Modulasi pada Jaringan WiMAX dengan Menggunakan Simulator OPNET Modeller 14.0. Jom FTEKNIK Vol. 2 No. 2 Okt. 2015 [7] K. Lu, Y. Qian dan H.H Chen, A Secure and Service-Oriented Network Control Framework for WiMAX Networks. IEEE Communications Magazine, May 2007. [8] H. Kurniawan dan Reza Pulungan, Arsitektur, Keamanan dan Pasar WiMAX. Seminar Nasional Informatika, SEMNASIF, Vol. 1, No. 3, Jul 2011. [9] K. A. Hafiz. Penerapan Metode Quality of Service (QoS) pada jaringan Traffic yang padat, Tesis, Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia, 2009. [10] Yanto, Analisis Qos (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura), Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia, 2013 [11] I. Iskandar, A. Hidayat, Analisa Quality of Service (QoS) Jaringan Internet Kampus (Studi Kasus: UIN Suska Riau) Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015 [12] H. Y. Wibowo, H. Rante, A. S. KH. Implementasi Teknik Sound Effect Dan Voice Over Dalam Pembuatan Video Dokumenter Perlindungan Anak Di Kawasan Dolly. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia, 2011 [13] A. S Sethi dan V.Y. Hnatyshin, The Practical OPNET User Guide for Computer Network Simulation, CRC Press of Taylor & Francis Group, Francis, 2012 [14] Ho, Sam W., Adaptive modulation (QPSK, QAM). Intel Application Note, 2004. [15] D. Wahyudi, Wirawan., Evaluasi Kinerja Teknik Adaptive and Coding (AMC) pada Mobile WiMAX MIMO-OFDM. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia, 2011 [16] M. R Dwiyanto, M. Suryanegara, Analisa Voice Over WiMAX pada Jaringan IEEE 802.16e. Universitas Indonesia, Indonesia, 2013 [17] M. B. Prasetio, Studi Perancangan Jaringan WiMAX di Daerah Urban. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 2008 Vol.1 No.1 2012 6 @2012 kitektro