BAB III OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROFIL PERUSAHAAN

LINTASAN SEJARAH KOTA BANDUNG DAN PEMERINTAHANNYA

BAB III OBJEK PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Sejarah Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

Kondisi Pelayanan Perizinan Sebelum. Presentasi Seminar ICT For Good Governance Jakarta 6 Desember 2011 Sistem Kepuasan Konsumen BPPT Bandung

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

Sistem Kepuasan Konsumen Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

Motto: Senyum Perizinan Page 1

WALIKOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG,

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. diberdayakan, antara lain menyangkut Sumber Daya Air, Sumber Daya Alam dan

KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum... 1

1.1.2 Visi dan Misi Pemerintahan Kota Bandung VISI Terwujudnya kota Bandung yang nyaman, unggul dan sejahtera

BAB III OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk sekitar pertengahan

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

N O M O R T A H U N S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R PELAYANAN PERIZINAN T E R P A D U

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2013

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

REVISI RENCANA STRATEGIS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

Bab I P E N D A H U L U A N

BAB III OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk sekitar pertengahan

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo BPPT Kota Bandung Sumber: BPPT Kota Bandung (2014)

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

Melayani Dengan Sepenuh Hati

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Garut GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

1 BAB I PENDAHULUAN. Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), Izin

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

IMPLEMENTASI SAKIP 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

- 1 - PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

A. Tugas Pokok dan Fungsi / Tupoksi

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

GAMBARAN UMUM BPMPD KABUPATEN BINTAN. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Kabupaten Bintan berdasarkan Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis, setidaknya terdapat 3 (tiga) fungsi

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai aspek kehidupan

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 15 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Transkripsi:

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kota Bandung Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk sekitar pertengahan abad ke-17 masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wirangunangun, beliau memerintah Kabupaten Bandung hingga tahun 1961. Secara pasti tidak diketahui berapa lama Kota Bandung dibangun, akan tetapi kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendeles, melaiknkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh Bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A Wiranatakusuma II adalah pendiri (the founding father) Kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810. Awalnya, Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeh Kolot) kira-kira 11 kilometer kearah selatan dari pusat Kota Bandung sekarang. Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusuma II (1794-1829) yang dijuluki Dalem Kaum 1, kekuasaan di Nusantara beralih dari komponen ke pemerintahan Hindia Belanda, dengan gubernur jendral pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). 56

57 Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa Timur kira-kira 1000 km) untuk kelancaran tugasnya di Pulau Jawa. Pembangunan Jalan Raya Pos itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan Bupati daerah masing-masing. Jalan Raya Pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daerah Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Raya Sudirman Jalan Raya Asia Aprika Jalan Raya Ahmad Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan Jalan Raya Pos dan supaya pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor Bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota Kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawak (Tanjung Sari), mendekati Jalan Raya Pos. Daendels ternyata tidak mengetahui bahwa jauh sebelum surat itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahlan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat sungai Cikapundung, tepi selatan jalan raya pos yang sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang) alasan pemindahan ibukota itu anatara lain, Krapyak tidak strategis sebagai pusat ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan. Tahun 1808/awal 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan yang akan dijdika ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal

58 di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, kemudian selanjutnya ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan Sekarang). Tanggal 21 Februari 1906, pada masa pemerintahan R.A.A Martanegara (1893-1918). Kota Bandung sebagai ibukota Kabupaten Bandung, statusnya berubah menjadi Gemente (Kota Pradja), dengan pejabat Walikota pertama adalah tuan B. Coops. Sejak saat itulah Kota Bandung resmi terlepas dari pemerintaan Kabupaten Bandung sampai sekarang. 3.2 Gambaran Umum BPPT Kota Bandung 3.2.1 Visi BPPT Kota Bandung Sehubungan Unit Pelayanan Satu Atap Kota Bandung berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja yang baru telah bergabung (merger) dengan Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Bandung menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung, berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu pada 20 tahun mendatang, serta pengalihan aspirasi dan persepsi masyarakat yang masuk ke pemerintah Kota Bandung, maka Visi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah sebagai berikut terpercaya dan unggul dalam pelayanan perizinan dan investasi yang didukung oleh sumber daya aparatur yang kompeten menuju kota jasa yang bermartabat. Kata pelayanan satu pintu (one stop service) maksudnya adalah kegiatan penyelenggara perijinan dan non-perijinan, yang proses pengelolaannya mulai dari

59 tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat dengan menganut prinsip-prinsip kesederhanaan, transparansi, akuntabilitas, dan menjamin kepastian biaya, waktu serta kejelasan prosedur. Dengan konsep ini, dalam mengurus perijinan,pemohon cukup hanya dating ke satu tempat dan hanya bertemu dengan petugas (Front Office) sehingga dapat meminimalisir interaksi antar pemohon dengan petugas perijinan da menghindari pungutan-pungutan tidak resmi. Konsep pelayanan terpadu merupakan salah satu pengembangan bentuk pelayanan sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 sebagai implementasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait dengan peningkatan pelayanan. Adapun kata Bermartabat tersebut yang juga merupakan bagian dari visi Kota Bandung terdahulu sesuai dengan Perda No 6 tahun 2004, yaitu Kota Jasa yang BERMARTABAT, sangat relevan dengan untuk dijadikan visi BPPT Kota Bandung, yang menunjukan eksistensi masyarakat kota yang dijadikan teladan karena kebersihan, keamanan, kemakmuran, ketaatan, keadilan dan ketaqwaan adalah modal dasar dalam menarik investasi ke Kota Bandung. Kota Bandung menjadi tujuan investasi yang bermartabat adalah Kota yang menjadi tujuan utama para investor menanamkan modalnya di Kota Bandung yang memiliki harga diri, kehormataan, keadilan, dan harkat kemanusiaan.

60 3.2.2 Misi BPPT Kota Bandung Untuk mencapai visi diatas, maka misi yang di usulkan adalah: 1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional 2. Membentuk jejaring kerja melalui harmonisasi kerjasama dalam dan luar negeri untuk meningkatkan investasi 3. Meningkatkan sistem informasi manajemen pelayanan yang berbasis e- Government 4. Mewujudkan pelayanan yang optimal dan memuaskan melalui nilai budaya lokal, responsivitas, resnponsibilitas, akuntabilitas, tranparansi, dan kepastian hukum 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung perkembangan penanaman modal 3.2.3 Tugas BPPT Kota Bandung Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan terpadu perijinan. Untuk melaksanakan tugas pokok maka BPPT Kota Bandung memiliki fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu.

61 2. Pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu yang meliputi modal, perijinan usaha, pelayanan perijinan usaha, pelayanan perijinan non-usaha serta data dan sistem informasi. 3. Pelaksanaan teknis ketatausahaan badan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3.2.4 Jumlah Pegawai BPPT Kota Bandung Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung mempunyai jumlah aparatur sebanyak 168 orang. Adapun susunan berdasarkan tingkat golongan sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah BPPT Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Golongan No Golongan Jumlah 1. Ivb 2 2. Ivb 3 3. IIId 15 4. IIIc 15 5. IIIb 12 6. IIIa 31 7. Iid 15 8. Iic 10 9. Iib 1

62 10. Iia 18 11. IC 1 JUMLAH PNS 123 12 TKK 34 13 Magang 11 JUMLAH TOTAL 168 Sumber: Subag Umum dan Kepegawaian BPPT Kota Bandung Tahun 2010 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat sebagian besar aparatur Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung mayoritas merupakan pegawai dengan golongan III yaitu 73 orang, diikuti aparatur dengan golongan II yaitu 44 orang. Sedangkan aparatur yang masih statusnya sebagai tenaga kerja kontrak (TKK) dan Magang berjumlah 45 orang, serta aparatur dengan golongan IV berjumlah 5 orang. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa data tersebut memang telah menunjukan kesesuaian komposisi aparatur menurut tingkat golongan, yang diharapkan mampu memaksimalkan pelaksanaan implementasai kebijakan SIM-PTSP dalam meningkatkan pelayanan perijinan mendirikan bangunan di BPPT Kota Bandung. 3.2.5 Susunan Organisasi BPPT Kota Bandung Struktur organisasi merupakan yang mengatur tentang pembagian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing orang yang ada dalam organisasi, struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi publik, karena akan menjelaskan bagaimana kedudukan, tugas, dan fungsi dialokasikan dalam organisasi. Hal ini mempunyai dampak yang siginifikan terhadap

63 cara setiap individu melaksanakan tugasnya dalam organisasi, ketika arah dan strategi organisasi secara keseluruhan telah ditetapkan serta struktur organisasi telah dibentuk, maka hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana organisasi tersebut melakukan kegiatan atau menjalankannya tugas dan fungsinya, struktur organisasi merupakan suatu gambar yang menggambarkan tentang jenis atau tipe organisasi, pendepartemenan atau pembagian bidang-bidang, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan yang terkait, garis perintah dan tanggung jawab serta rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Pada awal tahun 2010 Terdapat perdampingan organisasi, yang didasari oleh Peraturan Mendagri No. 20, untuk mengurangi pejabat eselon IV demi efisiensi. Sehingga menghapus jabatan Kepala Sub-Bidang, termasuk Sub-Bidang Pengembangan Sistem IT. Posisi Bidang Data dan Informasi dihapuskan, sehingga tidak ada jabatan struktural untuk menangani IT, dan hanya terdapat koordinator IT (non jabatan) dibawah Subag Umum dan Kepegawaian dan hanya mempunyai kewenangan pemeliharaan TI, dan penyusunan dan penggunaan anggaran untuk TI.

64 Tabel 3.2 Struktur Organisasi BPPT Kota Bandung Koordinator IT Sumber : BPPT Kota Bandung Januari 2010 Dalam struktur BPPPT Kota Bandung seperti terlihat pd gambar 3.2 di atas, dimana organisasi ini dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Kemudian membawahi kelompok jabatan fungsional dan Kepala Bagian Tata Usaha. Kepala Bagian Tata Usaha membawahi tiga Sub-bagian yaitu, Subag Informasi dan Pengaduan, Subag Umum dan Kepegawain, Subag Keuangan dan Program. Ketiga Kubag tersebut posisinya sejajar dengan kelompok jabatan fungsional yang sama-sama bertanggung jawab kepada Kabag Tata Usaha. Subag Umum dan Kepagawaina secara langsung membawahi defisi IT yang dikepalai seorang Koordinator IT yang mana dalam penelitian ini merupakan objek penelitian.

65 Kemudian terdapat empat Bidang Perizinan yang terdiri dari Bidang Perizinan I, II, III, IV yang langsung berhadapan dengan masyarakat dalam proses pembuatan perizinan sebanyak 30 jeniz perizinan, keempat Bidang Perizinan tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Badan 3.2.6 Perizinan yang ada di BPPT Kota Bandung 1. Izin Lokasi 2. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) 3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ( Usaha dan perumahan > 100m2) 4. Izin Gangguan 5. Izin Tempat Usaha 6. Surat Izin Usaha Kepariwisataan (SIUK) 7. Izin Reklame 8. Izin Pemancangan tiang pancang JPO/Rek 9. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10. Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 11. Izin Usaha Industri (IUI) 12. Tanda Daftar Industri (TDI) 13. Tanda Daftar Gudang 14. Izin Pemakaian Tanah dan Bangunan Milik/Dikuasai Pemerintah Kota Bandung 15. Izin Trayek

66 16. Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan 17. Izin Pembuatan Jalan Masuk di Dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan, dan yang sejenisnya 18. Izin Wartel/Warnet 19. Izin (Baru): HP Kios, Wartel/Kios Phone 20. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi 21. Izin Pengelolaan tempat Parkir 22. Izin Penyelenggaraan Kursus Umum 23. Izin Jasa Titipan 24. Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran 25. Izin Pematangan Lahan/Tanah 26. Izin Pengeboran Air Bawah Tanah 27. Izin Pengambilan Air Bawah Tanah 28. Izin Eksploitasi Air Bawah tanah 29. Izin Penggalian Daerah Milik Jalan (DAMIJA) 30. Izin Pengambilan Air Permukaan 3.3 Gambaran Umum Sistem Informasi Boss di BPPT Kota Bandung 3.3.1 Tampilan Program Boss yang ada di BPPT Kota Bandung Teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi mencari layanan yang fleksibel, serba mudah, memuaskan dan efisien, teknologi

67 telematika khususnya teknologi informasi sudah menjadi tuntutan bagi dunia global. Untuk memfasilitasi tuntutan masyarakat modern, khususnya para masyarakat atau para calon investor yang ingin mengetahui tentang informasi perizinan, dapat datang langsung ke BPPT Kota Bandung dengan melihat tampilan berupa Mapinfo melalui Sistem informasi Boss, atau tanpa datang ke BPPT langsung pun masyarakat atau para calon investor yang akan membuat perizinan atau cuman pengen tau tentang perizinan apa saja yang ada di Kota Bandung, masyarakat atau para calon investor bisa langsung membuka web publik BPPT Kota Bandung yaitu bpptbandung.or.id atau bppt.com. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dalam memberikan informasi perizinan kepada masyarakat atau calon investor melalui sistem informasi Boss, maka aparatur akan memberikan arahan mengenai mekanisme sistem tersebut. Dengan demikian apabila masyarakat atau para calon investor ingin mendapatkan informasi tentang perizinan dengan jelas, maka dapat langsung datang ke bagian penyusunan program selanjutnya nanti akan diberikan penjelasan oleh aparatur tentang sistem informasi Boss di Kabupaten Bandung. Aplikasi ini menyediakan informasi, pendaftaran, pengaduan dan status pemprosesan yang berkaitan dengan perizinan. Dengan demikian, pengguna dari aplikasi ini adalah masyarakat umum yang ingin memperoleh informasi sebanyakbanyaknya tentang aplikasi penanaman modal, an dasar hokum pelayanan perizinan, prosedur dan persyaratan serta biaya perizinan.

68 Selanjutnya, melalui aplikasi ini juga masyarakat dapat mengajukan permohonan melalui pengisian formulir-formulir serta elektronik dan dapat memonitor status penyelesaian pemprosesannya serta dapat juga mengajukan pengaduan. Sistem disediakan untuk memberikan informasi kepada publik mengenai pelayanan perizianan yang diberikan oleh BPPT. Dengan demikian diharapkan dapat mendekatkan jarak antara masyarakaat, investor dan BPPT. Gambar 3.1 Tampilan Hal. Utama Sistem BOSS Sumber : BPPT Kota Bandung Tahun 2010

69 Gambar 3.1 merupakan tampilan Web publik BPPT Kota Bandung, disediakan untuk memberikan informasi kepada publik mengenai pelayanan perizinan yang diberikan oleh BPPT. Dengan demikian diharapkan dapat mendekatkan jarak antara masyarakat, investor dan BPPT. Portal BPPT ini juga memberikan informasi mengenai peluang investasi. Gambar 3.2 Tampilan Hal. Formulir Pembuatan Perijinan Sumber : BPPT Kota Bandung Tahun 2010 Gambar 3.2 di atas merupakan tampilan formulir pengajuan pembuatan perijinan yang ada dalam sistem Boss, disana para calon pembuat ijin dalam hal ini

70 perorangan atau kelompok serta badan usaha dapat mengisi biodata dan jenis perijinan yang mereka inginkan. 3.3.2 Cara Meng-Akses Web Publik BPPT Kota Bandung a. Gunakan browser mozila firefox atau internet explorer b. Ketik http://192.268.02/bppt untuk menggunakan internal BPPT Setelah diperoleh bandwidth yang memadai akses web publik BPPT dapat diakses melalui BPPT.or.id atau BPPT.com, tampilan layar akan menjadi sebagai berikut : Gambar 3.3 Tampilan Menu dalam Sistem Boss Sumber : BPPT tahun 2010

71 Gambar 3.3 mrupakan tampilan halaman utama sistem informasi Boss yang diakses melalui alamat web http www.bppt.or.id. Untuk meng-akses sistem informasi perizinan yang lebih detail dapat langsung ke tool informasi perizinan yang ada pada kolom menu. Dimana terdapat tampilan beberapa perizinan yang ada di Kota Bandung Gambar 3.4 Tampilan Hal. Informasi Perizinan dalam Sistem Boss Sumber : BPPT Tahun 2010 Gambar 3.4 merupakan tampilan halaman tentang informasi perizinan yang ada pada sistem Boss di BPPT Kota Bandung. Pada halaman ini, masyarakat yang

72 hendak akan membuat perizinan bisa melihat dulu informasi apa saja yang ada pada sistem Boss tersebut. Gambar 3.5 Tampilan Hal. Pengajuan Izin Online melalui Sistem Boss Sumber : BPPT Tahun 2010 Gambar 3.5 merupakan tampilan halaman pengajuan perizinan dengan menggunakan sistem Boss. Dengan mengarahkan kursor pada fitur pengajuan izin online, sistem akan menampilkan formulir pengajuan izin yang dapat diisi secara online. Setelah selesai klik kolom selesai, sistem akan memberikan nomor registrasi.