PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DUSUN DEMPOK UTARA DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK


GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

1 Universitas Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti STIKES Pemkab Jombang, Jln. Dr Sutomo no 75-77, Jombang 61410 *) email: kolifah0607@yahoo.com ABSTRAK Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Masalah kurang gizi disebabkan oleh berkurangnya jumlah konsumsi karena melemahnya daya beli masyarakat dan mutu gizi yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perilaku ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI terhadap status gizi pada bayi usia 7-12 bulan. Desain penelitian ini analitik observasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bayi usia 7-12 bulan pada bulan April 2014 sebanyak 136 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 102 bulan menggunakan proportional random sampling. Variabel independen penelitian ini adalah perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI dan Status Gizi Bayi usia 7-12 bulan dan dianalisis dengan uji statistic Maan Whitney. Hasil penelitan ada Pengaruh Perilaku Ibu dalam memberikan Makanan Pendamping ASI terhadap Status Gizi Bayi usia 7-12 bulan. Disimpulkan bahwa Perilaku Ibu dalam memberikan Makanan Pendamping ASI berpengaruh terhadap status gizi bayi usia 7-12 bulan. Diharapkan sebagai petugas kesehatan meningkatkan pengawasan dan ilmu pengetahuan ibu bayi untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi bagi anaknya sehingga angka gizi kurang dapat berkurang. Kata kunci : Perilaku Ibu, MP-ASI, Status Gizi Bayi PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi (Yulianti, 2012). Kecukupan gizi merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Usia 6-11 bulan merupakan periode Emas sekaligus kritis dalam proses tumbuh kembang bayi, baik fisik maupun kecerdasan karena pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat (Hayati, 2009). Masalah kurang gizi selain disebabkan oleh berkurangnya jumlah konsumsi karena melemahnya daya beli masyarakat dan mutu gizi yang rendah. Seorang ibu yang memiliki sikap yang kurang akan sangat berpengaruh terhadap status gizi balitanya dan akan sukar untuk memilih makanan yang bergizi untuk anaknya dan keluarganya. Dampak gizi tidak seimbang : dampak gizi lebih, dampak gizi kurang, dampak gizi buruk. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi kurang pada anak di usia balita membawa dampak pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan terganggu, hal ini disebabkan karena kurangnya produksi protein dan kurangnya energi yang diperoleh dari makanan dan sikap ibu sangat penting untuk mencegah terjadinya angka gizi kurang pada balita (Almatsier S, 2011). 25

ISSN 2460-4143 Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan Gangguan gizi akan mengakibatkan efek yang serius, seperti kegagalan pertumbuahn fisik, menurunnya IQ, menurunnya produktifitas, menurunnya daya tahan terhadap infeksi dan penyakit, serta meningkatkan resiko terjangkit penyakit, dan kematian. Masalah gizi dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya, dan politik. Pada tahun 2010 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%) (Depkes RI 2012). Sedangkan sejak tahun 2010 hingga tahun 2012 jumlah kasus gizi buruk di Jawa Timur terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 7.760 kasus meningkat menjadi 8.410 kasus pada tahun 2011, dan meningkat lagi menjadi 11.056 pada tahun 2012 (Profil Dinkes Jatim 2012). Depkes RI (2006) mengungkapkan, bahwa dari beberapa penelitian diketahui bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan makanan pendamping ASI tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian makanan pendamping ASI yang benar, sehingga berpengaruh terhadap pemberian makanan pendamping ASI (Rohmatika, 2011). gizi kurang 3,791, gizi buruk 462, gizi baik 61,350. Kecamatan Cukir Gizi lebih 103 (3,74%), gizi baik 2,783 (86,86%), gizi kurang 215 (7,82%), gizi buruk 43 (1,58%) (Dinkes Jombang 2013). Upaya yang dilakukan agar ibu mempunyai sikap yang baik tentang kebutuhan gizi terutama pada batita yang mengalami gizi kurang yaitu menyeimbangan masukan dan keluaran melalui pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik, peningkatan penggandaan pangan, peningkatan status ekonomi, pendidikan dan kesehatan, pemenuhan persediaan pangan, peningkatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). METODE PENELITIAN Metode penelitian analitik adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan ada. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah Cross-Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perilaku Ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI terhadap status gizi bayi usia 7-12 bulan di Desa Bandung Kecamatan Diwek kabupaten Jombang. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2012 dari 21 kecamatan di Kabupaten jombang terdapat 3 kecamatan yang terdaftar status gizi kurang, yaitu : Diwek 425, Plandaan 195, Tembelang 139. Kemudian diketahui balita dengan status gizi kurang ada di wilayah Kecamatan Diwek dengan 425 balita dengan status gizi kurang dari 6,396 balita yang ditimbang. Dari kecamatan Diwek terdapat 11 Kelurahan, terdapat 3 kelurahan yang terdaftar status gizi kurang, yaitu 1) Kelurahan Grogol 92, 2) kelurahan Ngudirejo 89, 3) kelurahan Kayangan 82 balita gizi kurang. Tahun 2013 seluruh kabupaten jombang, gizi lebih 934, Tabel 4.1 Data distribusi frekuensi responden Perilaku ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI pada bayi usia 7-12 bulan. No Perilaku Frekuensi Persentase 1 Positif 77 75,5 % 2 Negatif 25 24,5 % Jumlah 102 100% Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (75,5%) memiliki 26

perilaku positif dalam memberikan MP-ASI pada bayinya yaitu 77 responden. Tabel 4.2 Data distribusi frekuensi Status Gizi bayi usia 7-12 bulan. No Status Gizi Frekuensi Prosentase 1 Gizi Buruk 0 0 2 Gizi Kurang 26 25.50% 3 Gizi Baik 76 74.50% 4 Gizi Lebih 0 0 Total 102 100% Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar (74,5%) memiliki status Gizi Baik, yaitu 76 responden. Tabel 4.3 Tabulasi Silang Perilaku Ibu Dalam Memberikan Makanan Pendamping ASI pada Bayi Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Status Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi Buruk Kurang Baik Lebi Perilaku h Total F % F % F % f % Ʃ f % Positif 0 0 18 59 0 0 77 100 23, 4 Negatif 0 0 8 32 17 68 0 0 25 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden (76,6%) yang memiliki perilaku positif dalam memberikan makanan pendamping ASI mempunyai balita dengan status gizi baik. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari maupun tidak disadari (Wawan, 2011). Keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku ada 3 yaitu faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat. Faktor predisposisi adalah faktor yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem 76, 6 Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya, Faktor pemungkin adalah faktor yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya, Faktor penguat adalah faktor yang meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Sebelum seseorang mengahadapi perilaku harus lebih tahu dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarga. Seseorang mengetahui tentang kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui proses selanjutnya, diharapkan dapat melaksanakan apa yang diketahui atau disampaikan (Notoatmodjo, 2010). Semakin cukup umur seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak (Notoatmodjo, 2010). Umur mempengaruhi pengetahuan ibu, khususnya mengenai pengalaman ibu sehingga dengan perbedaan usia ibu berbeda pula pengalaman ibu (Hardjito, 2012). Menurut Hurlork (1999) yang dikutip Nursalam (2008) semakin cukup umur tingkat kematangan seseorang akan lebih matang juga dalam berfikir dan bekerja sehingga memungkinkan penerimaan informasi akan cukup baik. Hal ini sesuai dengan teori diatas. Dari hasil yang didapat, responden yang memiliki perilaku positif hampir seluruhnya berusia antara 20-35 tahun yang merupakan kelompok umur produktif dan matang sehingga sangat mempengaruhi tingkat kemantapan seseorang dalam menerima informasi yang didapatkan dan menafsirkan informasi tersebut dengan baik dan benar 27

ISSN 2460-4143 Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan kemudian diwujudkan dengan perilaku yang positif. Dengan kematangan tersebut seorang ibu akan lebih mudah menerima informasi serta menerapkan informasi yang ia peroleh. Sehingga seorang ibu dapat memberikan makanan pendamping ASI untuk bayi usia 7-12 bulan dengan benar. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang terhadap sesuatu yang baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang informasi yang dimiliki lebih luas dan lebih mudah dimengarti, termasuk informasi tentang bagaimana pemberian makanan pendamping ASI pada bayi. (Notoadmojo, 2012). Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin banyak pula informasi yang diperoleh (Hardjito, 2012). Newcomb yang dikutip Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2012). Pada kenyataan di lapangan menunjukan bahwa hasil penelitian Pengaruh Perilaku Ibu dalam memberikan MP-ASI terhadap Status Gizi pada Bayi usia 7-12 bulan menunjukkan ada pengatuh yang sangat signifikan antara perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI terhadap status gizi bayi usia 7-12 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, informasi yang didapat oleh ibu, sumber informasi yang didapat oleh ibu, pemberian MP-ASI pada usia bayi yang sesuai sehingga mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI terhadap status gizi bada bayi usia 7-12 bulan. PENUTUP Ada Pengaruh Perilaku Ibu dalam Memberikan Makanan Pendamping ASI Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 7-12 Bulan. Jurnal penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada tenaga kesehatan, melalui kegiatan pendidikan kesehatan. Jurnal harapannya dapat dipublikasikan melalui prossiding. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kurangnya gizi pada balita dapat disebabkan sikap ibu yang menjadi faktor dalam pemilihan makanan yang tidak benar. Pemilihan bahan makanan, tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman makanan ini dipengaruhi oleh tingkat sikap ibu tentang makanan dan gizinya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Arikunto, Suharsini. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : PT Rineka Cipta. Azwar, (2007). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Depkes RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita. 28

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika..(2011).Metodolog i Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Maryunani, Anik. (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media. Mukty, Abdul. (2005). Dasar-dasar Penyakit Paru. Surabaya: Universitas Airlangga Notoatmodjo Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika..(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Purwanto H. (2007). Perilaku Manusia. Jakarta: Gramedia. Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: EGC. Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika 29