INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS TENDENSI KONSUMEN BANTEN TRIWULAN II-2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN BANTEN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

jayapurakota.bps.go.id

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan

Transkripsi:

No. 40/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN MENINGKAT MENJADI TINGGI Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan, yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten. Pada tahun 2015, IPM Banten telah mencapai 70,27. Angka ini meningkat 0,38 poin atau tumbuh 0,55 persen dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 69,89. Dengan angka IPM sebesar 70,27, berarti status pembangunan manusia Banten meningkat dari Sedang menjadi Tinggi. Meningkatnya IPM Banten terjadi pada seluruh komponen pembentuk. Bayi yang baru lahir pada tahun 2015 memiliki peluang untuk hidup hingga 60,43 tahun, meningkat 0,30 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Peluang anak-anak usia 7 tahun untuk bersekolah juga meningkat dari 12,31 tahun menjadi 12,35 tahun. Sementara penduduk usia 25 tahun ke atas, secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,27 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun 2014. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 11,26 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat 111 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. 1. Perkembangan IPM Indonesia 2010-2015 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan, antara lain pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990, dengan metode penghitungannya direvisi pada tahun 2010 (IPM Metode Baru). BPS mengadopsi metodologi baru penghitungan IPM pada tahun 2014 dan melakukan backcasting hingga tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH), yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. 1

Pengetahuan diukur melalui indikator Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak umur 7 tahun di masa mendatang. Sementara Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata lamanya penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Adapun Standar hidup yang layak digambarkan oleh Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM sendiri dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia di suatu wilayah. Untuk melihat perkembangan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Banten selama periode 2010-2015, sesungguhnya secara konsisten selalu meningkat. Hanya saja, pertumbuhan atau kecepatannya sejak tahun 2013 terus mengalami perlambatan (Gambar 1). Selama periode tersebut, IPM Banten telah meningkat dari 67,54 menjadi 70,27, sedangkan kecepatannya melambat dari 1,01 persen menjadi 0,55 persen. Meskipun demikian, IPM Banten telah menunjukkan kemajuan yang cukup besar, karena status pembangunan manusianya meningkat dari Sedang (60<IPM<70) menjadi Tinggi (70 IPM<80). 72 1,01 1,02 1,2 70 1,0 0,79 68 0,8 66 0,61 0,55 0,6 64 0,4 62 0,2 60 67,54 68,22 68,92 69,47 69,89 70,27 2010 2011 2012 2013 2014 2015 IPM Pertumbuhan (persen) 0,0 2. Pencapaian Kapabilitas Pembangunan Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun (Tabel 1). 2

Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) tahun 68,50 68,68 68,86 69,04 69,13 69,43 Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 11,02 11,41 11,79 12,05 12,31 12,35 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tahun 7,92 7,95 8,06 8,17 8,19 8,27 Pengeluaran per kapita disesuaikan ribu rupiah 10.777 10.933 11.008 11.061 11.150 11.261 IPM - 67,54 68,22 68,92 69,47 69,89 70,27 2.A. Dimensi Panjang Umur dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat. Selama periode 2010 hingga 2015, Banten telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,93 tahun, yang setara dengan rata-rata pertumbuhan 0,27 persen per tahun. Bahkan, angka pertumbuhan tahun 2015 menjadi yang tertinggi selama periode tersebut. Angka Harapan Hidup Banten sendiri pada tahun 2015 ini mencapai 69,43 tahun atau sekitar 69 tahun 5 bulan. 72 0,6 70 0,43 0,5 68 0,4 66 0,26 0,26 0,26 0,3 64 0,13 0,2 62 60 68,50 68,68 68,86 69,04 69,13 69,43 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AHH Pertumbuhan (persen) 0,1 0,0 3

2.B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Ada keterkaitan antara kedua indikator ini, yakni peningkatan angka Harapan Lama Sekolah dalam jangka panjang akan menaikkan angka Rata-rata Lama Sekolah. 12,5 3,58 4,0 3,30 12,0 3,2 11,5 2,17 2,17 2,4 11,0 12,31 12,35 1,6 10,5 10,0 12,05 11,79 0,31 11,41 11,02 2010 2011 2012 2013 2014 2015 HLS Pertumbuhan (persen) 0,8 0,0 8,6 8,4 8,2 8,0 7,8 7,6 1,38 1,36 1,01 1,6 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 7,4 0,31 0,23 0,4 7,2 7,0 7,92 7,95 8,06 8,17 8,19 8,27 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RLS Pertumbuhan (persen) 0,2 0,0 4

Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah telah meningkat sebesar 1,33 tahun (Gambar 3). Meningkatnya Harapan Lama Sekolah juga menjadi sinyal bahwa memang ada perbaikan pada sistem pendidikan di Banten. Kondisi ini sekaligus menjadi penanda dari semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Sayangnya, angka pertumbuhan Harapan Lama Sekolah dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, inilah yang harus dicari jalan keluarnya. Betapapun juga, Harapan Lama Sekolah pada tahun 2015 telah mencapai 12,35 tahun. Artinya, bahwa anak-anak yang telah berusia 7 tahun pada tahun 2015, memiliki peluang untuk bersekolah hingga Semester I di perguruan tinggi, atau setidaknya menamatkan pendidikan hingga lulus SMA. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Banten pada tahun 2015 telah mencapai 8,27 tahun (Gambar 4). Artinya, secara rata-rata penduduk yang berusia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas IX (SMP kelas III). Selain itu, angka pertumbuhan Rata-rata Lama Sekolah yang selalu positif, menjadi penanda bahwa kualitas pendidikan penduduk Banten terus mengalami peningkatan. Bahkan dalam setahun terakhir ini, kualitas pendidikan penduduk Banten meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. 2.C. Dimensi Standar Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak, yang direpresentasikan oleh Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (harga konstan 2012). Pada tahun 2015 ini, Pengeluaran per Kapita Disesuaikan masyarakat Banten mencapai 11,26 juta per tahun, bertambah 484 ribu rupiah dibandingkan tahun 2010. Dengan demikian, Pengeluaran per Kapita Disesuaikan tersebut selama lima tahun terakhir ini rata-rata meningkat 0,88 persen per tahun. 11.300 11.200 1,45 1,6 1,4 11.100 1,00 1,2 11.000 10.900 0,69 0,80 1,0 0,8 10.800 10.700 10.600 10.500 0,48 10.777 10.933 11.008 11.061 11.150 11.261 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah) Pertumbuhan (persen) 0,6 0,4 0,2 0,0 5

2. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Peencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota pada tahun 2015 terlihat cukup bervariasi, dengan IPM tertinggi menjadi milik Kota Tangerang Selatan (79,38) dan terendah untuk Kabupaten Lebak (62,03). Kota Tangerang Selatan juga memiliki nilai tertinggi untuk setiap dimensi pemberntuknya, sedangkan nilai terendah diduduki secara bergantian oleh Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Kabupaten Tangerang. Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 63,51 tahun (Kabupaten Pandeglang) hingga 72,12 tahun (Kota Tangerang Selatan). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,89 tahun (Kabupaten Tangerang) hingga 13,61 tahun (Kota Tangerang Selatan), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 5,86 tahun (Kabupaten Lebak) hingga 11,57 tahun (Kota Tangerang Selatan). Adapun, pengeluaran per kapita disesuaikan di berkisar antara 7,73 juta rupiah per tahun (Kabupaten Pandeglang) hingga 14,59 juta rupiah per tahun (Kota Tangerang Selatan). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus Tinggi bertambah dari 4 kota pada tahun 2014, menjadi 5 kabupaten/kota pada tahun 2015. Kabupaten yang meningkat statusnya adalah Kabupaten Tangerang, yang angka IPM nya naik dari 69,57 menjadi 70,05. Rendah (<60) Sedang (60-70) Tinggi (70-80) Sangat Tinggi ( 80) 6

Peningkatan IPM Banten juga tercermin pada level Kabupaten/Kota. Selama setahun terakhir ini, IPM seluruh Kabupaten/Kota di Banten mengalami peningkatan. Tercatat, Kabupaten Pandeglang tumbuh 1,07 persen, sehingga menjadi daerah yang mengalami kemajuan pembangunan manusia paling cepat. Kemajuan ini didorong oleh cepatnya perbaikan pada dimensi umur panjang dan sehat serta standar hidup. Sementara yang paling lambat adalah Kota Tangerang Selatan, yang lebih banyak dipengaruhi oleh lambatnya perbaikan pada dimensi umur panjang dan sehat serta dimensi pengetahuan. Kabupaten/Kota AHH HLS RLS Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah) Capaian 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 IPM Pertumbuhan 2014-2015 (persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kabupaten Pandeglang 62,91 63,51 13,38 13,39 6,45 6,60 7.589 7.730 62,06 62,72 1,07 Kabupaten Lebak 65,88 66,28 11,88 11,90 5,84 5,86 7.977 8.111 61,64 62,03 0,64 Kabupaten Tangerang 68,98 69,28 11,65 11,89 8,20 8,22 11.666 11.727 69,57 70,05 0,69 Kabupaten Serang 63,09 63,59 12,35 12,36 6,69 6,90 9.886 10.004 63,97 64,61 1,00 Kota Tangerang 71,09 71,29 12,86 12,90 10,20 10,20 13.671 13.766 75,87 76,08 0,28 Kota Cilegon 65,85 66,15 13,07 13,10 9,66 9,67 12.057 12.127 71,57 71,81 0,35 Kota Serang 67,23 67,33 12,34 12,36 8,58 8,59 12.091 12.289 70,26 70,51 0,35 Kota Tangsel 72,11 72,12 13,58 13,61 11,56 11,57 14.361 14.588 79,17 79,38 0,26 IPM 69,13 69,43 12,31 12,35 8,19 8,27 11.150 11.261 69,89 70,27 0,55 3. Perbandingan Regional Pencapaian pembangunan manusia Banten selama setahun terakhir ini adalah yang terendah di Jawa. Kondisi yang demikian ditandai oleh kecepatan pertumbuhan IPM nya yang menempati urutan terbawah. Bahkan, kecepatannya juga lebih kecil dibandingkan rata-rata Nasional yang mencapai 0,94 persen. Betapun juga untuk di Jawa, baik angka dan peringkat IPM maupun status pencapaian manusia Banten, hanya kalah dari DKI Jakarta dan DI Yogyakarta (Tabel 3). 7

Provinsi AHH HLS RLS Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah) Nilai IPM Pertumbuhan (persen) Rangking IPM (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) DKI Jakarta 72,43 12,59 10,70 17.075 78,99 0,77 1 Banten 69,43 12,35 8,27 11.261 70,27 1,01 8 Jawa Barat 72,41 12,15 7,86 9.778 69,50 1,04 12 Jawa Tengah 73,96 12,38 7,03 9.930 69,49 1,02 13 DI Yogyakarta 74,68 15,03 9,00 12.684 77,59 1,19 2 Jawa Timur 70,68 12,66 7,14 10.383 68,95 0,55 18 Indonesia 70,78 12,55 7,84 10.150 69,55 0,94-8

CATATAN TEKNIS I. Sumber Data o o Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS) II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan Indeks Pengeluaran Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen Satuan Min Max Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0) Tahun 20 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 18 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352 Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok Sangat Tinggi : IPM 80 2. Kelompok Tinggi : 70 IPM < 80 3. Kelompok Sedang : 60 IPM < 70 4. Kelompok Rendah : IPM < 60 9

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si. Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 10