Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada

dokumen-dokumen yang mirip
Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB II TEORI PENUNJANG

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.


PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

BAB II LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Universal Mobile Telecommunication System

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894)

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Kelompok 2: Ridwan Nur Hakim Kenya Astari.N Chandra Maulana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB II LANDASAN TEORI

Pengantar Teknologi Mobile 3

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

Global System for Mobile Communication ( GSM )

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB II GENERAL PACKET RADIO SYSTEM (GPRS)

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

BAB III ANALISIS MASALAH

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

Mengenal SMS (Short Message Service)

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan

Teknologi Komunikasi

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih

Bluetooth. Pertemuan III

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH 3G Third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Ada pu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI WIRELESS MENUJU TEKNOLOGI 4G

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000) Sistem Telekomunikasi Selular Abad 21

BAB III LANDASAN TEORI

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4]

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

Sejarah Telepon Genggam

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

EXECUTIVE SUMMARY TEKNOLOGI YANG ANDAL UNTUK MENGATASI RENDAHNYA PENETRASI PENGGUNAAN JASA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi yang digunakan pada sistem komunikasi bergerak.

Komunikasi nirkabel adalah sistem komunikasi yang dilakukan tanpa mengunakan media kabel Sistem komunikasinya dikelompokkan: simplex, half-duplex, dan full-duplex transmisinya menggunakan kanal atau saluran yang berlainan Kanal transmisi yang digunakan dapat terpisah dalam jarak tertentu baik secara frekuensi, atau pun dalam kawasan waktu

Alokasi frekuensi pada komunikasi radio panggil

menghubungkan pesawat genggamnya dengan pesawat induknya, saluran transmisinya melalui udara, dengan modulasi sinyal secara FM pesawat induknya dihubungkan ke jalur telepon kabel dengan nomor telepon yang telah ditetapkan oleh PSTN

Hubungan antar telepon nirkabel dengan PSTN

Setiap pemancar dirancang hanya untuk melayani daerah yang kecil saja, disebut sel kanal-kanal yang berupa frekuensi yang sama dapat digunakan secara berulang-ulang di selsel tertentu pada jarak antar sel tertentu pula Pemancar di setiap sel disebut stasiun induk (Base Station) Pesawat teleponnya dapat ditaruh di saku dapat dibawa ke mana-mana disebut pesawat bergerak mobile station, MS

Sistem seluler generasi pertama masih memakai teknologi analog, Advance Mobile Phone Sistem (AMPS) di Eropadengan banyak negara dan penduduknya sering bepergian melintas antar negara Sistem seluler generasi kedua di Eropa, Groupe Speciale Mobile (GSM), kini lebih dikenal dengan Global Sistem for Mobile Kemampuan GSM penggunaan modul identitas pelanggan yang disebut Subscriber Identity Module (SIM-card) Kemampuan kedua GSM adalah kerahasiaan di udara yang disediakan Setiap ponsel GSM diberi nomor identitas khusus yang disebut IMEI (International Mobile Equipment Identity)

kanal-kanal frekuensi transmsinya dapat digunakan berulang-ulang pada jarak antar sel tertentu Jatah frekuesi keseluruhan yang diberikan akan dihabiskan dengan cara dibagi-bagi dalam sekelompok sel yang disebut cluster Bentuk heksagonal untuk menggambarkan sebuah sel merupakan bentuk penyederhanaan model cakupan radio dari sebuah BTS

Peta perulangan frekuensi menggunakan kode berurut

dibutuhkan dua saluran atau kanal sekaligus yang disebut penduplekan Penduplekan dengan cara menggunakan frekuensi yang berbeda antara kanal terima dan kanal kirim disebut penduplekan divisi frekuensi atau FDD penduplekan lain adalah dalam kawasan waktu, yang disebut penduplekan divisi waktu atau disingkat dengan TDD

pada sistem komunikasi generasi pertama yang terutama dirancang untuk percakapan jaringan-jaringan nirkabel generasi kedua secara khusus sudah dirancang untuk dapat melakukan fungsi radio panggil, layanan data lainnya seperti faksimil, dan pesan singkat (SMS). Sistem komunikasi bergerak generasi ketiga menggunakan jaringan digital layanan terpadu berpita lebar (B-ISDN) untuk mengakses jaringanjaringan informasi, seperti: internet dan basis data publik maupun data pribadi. tahun 1992 ITU menetapkannya dengan nama IMT-2000

IMT-2000 memiliki tiga mode operasi,yakni code division multiple accesss atau CDMA, wide code division multiple accesss atau disingkat WCDMA dan time division multiple access atau TDMA Di Eropa generasi ketiga diberi nama UMTS (Universal Mobile Telecommunication Sistem) generasi keempat (G4) masih mengambil beberapa teknologi yang belum matang benar. Kunci di antaranya adalah antena BTS yang memilki karakter dandanan (array) adaptif

ponsel pengguna berkomunikasi dengan telepon lainya melalui subsistem yang disebut BSS (Base Station Subsystem) BSS ini merupakan pengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan sentral telepon GSM yang disebut MSC (Mobile Station Center) BSS mencakup BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controler). BSC merupakan pembantu MSC yang menangani ponsel yang akan berpindah kanal dari BTS satu ke BTS Hubungan antara MSC dengan sentral telepon kabel atau pun MSC lainnya, ditangani oleh subsitem yang disebut dengan Network Switching Subsystem (NSS).

Diagram blok arsitektur GSM

Home Location Register (HLR): basis data di MSC yang menyimpan informasi pelanggan dan informasi setiap pengguna yang berlokasi dan terdaftar dalam sistem GSM di kota MSC berada Visitor Location Register (VLR): basis data yang berfungsi menyimpan informasi pelanggan yang sifatnya sementara, dan IMSI setiap pelanggan yang menjelajah dan mengunjungi wilayah sebuah MSC Authentication Center (AUC): basis data yang benarbenar dilindungi oleh operator, dipakai untuk menangani otentikasi (identitas) dan kunci-kunci enkripsi (pengacakan bit-bit komunikasi untuk menghindari penyadapan telepon)

Subsistem GSM yang ketiga disebut: Operation Support Subsystem (OSS) Setiap OSS menangani satu atau beberapa pemeliharaan operasi atau Operation Maintenance Center (OMC) Menangani kerja /memelihara perangkat keras telekomunikasi dan operasi jaringan; Mengatur semua prosedur penghitungan biaya telekomunikasi (billing system); Mengatur semua ponsel yang berada dalam sistem.

pengguna komputer dapat terhubung ke LAN dengan mudah melalui media frekuensi radio (RF) ataupun sinar merah infra (IR) sebagian produk nirkabel yang berwilayah lokal beroperasi pada pita frekuensi tanpa lisensi 2,4 GHz, memiliki keterbatasan lebar pitanya hanya 80 MHz keterbatasan pada frekuensi 2,4 GHz menyebabkan badan pemberi lisensi frekuensi kemudian mengalokasikan spektrum frekuensi pada pita yang lebih tinggi lagi, yakni 5 GHz

Sistem nirkabel pita lebar (broadband) Kompleksitas hubungan suara dan data nirkabel

3G adalah merujuk pada komunikasi nirkabel generasi berikutnya, yang membawa nama dari sesuatu dari teknologi dengan piranti komunikasi bergerak. Tujuan dari 3G adalah untuk menyalurkan kemampuan kapabilitas kecepatan data yang lebih tinggi terhadap piranti komunikasi bergerak pada luasan secara geografi lebih luas. Kecepatan data di atas 2 Mega bits per detik akan memadai pada beberapa daerah. Di samping itu tujuan 3G adalah menjadikan piranti ini memiliki keseragaman dalam hal mobilitasnya, sehingga di manapun piranti itu di bawa tetap memberikan kualitas yang baik.

Perkembangan 3G di negara maju

Evolusi fitur 3G Diagram evolusi perkembangan menuju 3G

Teknologi komunikasi bergerak muncul pertama kali dengan sistem analog. Teknologi ini dikenal dengan sistem AMPS (Advanced Mobile Phone System). AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Pada sistem FDMA, pengguna dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan. Setiap pengguna menggunakan kanal sebesar 30 KHz

GSM (Global System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal tahun 1995, GSM menggunakan teknologi digital keunggulan menggunakan teknologi digital: kapasitas yang besar, sistem security yang lebih baik dan layanan yang lebih beragam. GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi 900 Mhz merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication Standard Institute) frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 Mhz.

Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier. Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan waktu.

Awalnya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps. Teknologi yang digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP (Wireless Application protocol) Kemudian diperkenalkan teknologi GPRS (General Packet Data Radio Services) pada tahun 2001 di Indonesia. Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan GPRS adalah sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20-30 kbps. GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile Multimedia Message) dan juga menikmati berita langusng dari Hand Phone secara real time. Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk akses internet yang lebih flexibel dimana saja dan kapan saja, kita dapat melakukannya asalkan masih ada sinyal GPRS.

Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System) Generasi kedua: digital, kecepatan rendahmenengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (highspeed), untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.

ITU-T mendefinisikan 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses : Sebesar 144 Kbps untuk kondisi bergerak cepat (mobile). Sebesar 384 Kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian). Sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik di suatu tempat. cabang dari pengembangan 3G, yaitu dari sisi GSM (Global System for Mobile Communication) yang dipelopori oleh 3G Partnership Project dan CDMA (Code Division Multiple Access) yang dipelopori oleh 3G Partnership Project 2 (3GPP2). Kedua teknologi tidak kompatibel dan sesungguhnya saling berkompetisi.

Negara Jepang dan Korea Selatan adalah contoh dimana layanan 3G berhasil. Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh beberapa faktor : dukungan pemerintah, kultur masyarakatnya, keragaman layanan konten. "2.5G" (Dan juga 2,75G) adalah teknologi seperti pelayanan data i-mode, telepon berkamera, pertukaran rangkaian data berkecepatan tinggi (High-Speed Circuit- Switched Data/HSCSD) dan General Packet Radio Service atau GPRS) diciptakan untuk menyediakan beberapa fungsi utama seperti jaringan 3G

3,5G adalah teknologi mobile broadband berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan hampir sepuluh kali lipat dari kecepatan teknologi 3G. Akses data melalui jaringan 3G hanya mampu menyediakan kecepatan maksimal 384 Kilobit per second (KBps), sedangkan teknologi HSDPA menawarkan akses dengan kecepatan maksimal hingga 3,6 Megabit per second (mbps). 3,5G berbasis HSPDA dikembangkan dari W- CDMA (Wideband CDMA) dan memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS).

Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP)

Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk berkomunikasi via internet-telepon Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Internet Network (IN) yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan diakses gratis dari internet.

Terdapat dua kandidat standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia standar WiMAx (Korea Selatan sejak 2006), dan standar Long Term Evolution (LTE) (Swedia sejak 2009). Di Indonesia, WiMAX pertama kali dikomersilakan oleh PT. FirstMedia dengan merek dagang Sitra WiMAX sejak juni 2010. Kemudian teknologi LTE dikomersilkan sejak november 2013 oleh PT. Internux dengan merek dagang Bolt 4G LTE.

Sitra WiMAX merupakan operator 4G pertama berbasis WiMAX yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di Indonesia pada bulan Juni 2010. Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD.

Telkomsel Selama konfrensi APEC (1 8 oktober 2013) di Bali, Telkomsel melakukan percobaan jaringan 4G LTE. Jaringan Telkomsel 4G LTE dioperasikan pada frekuensi 1800 MHz. Sebagai bagian dari program, simcard bermerek "simpati LTE Trial Edition" dijual di lokasi tersebut Bolt 4G LTE Bolt 4G LTE merupakan merek dagang dari PT. Internux yang menyediakan layanan LTE 4G sejak November 2013. Area layanan yang dijangkau untuk pertama kali adalah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dengan potensi pasar sekitar 30 juta orang. Teknologi yang diterapkan adalah Time Division Duplex (TDD-LTE) pada frekuensi 2300 MHz.

raksasa telekomunikasi asal Cina, Huawei Technologies, sedang mengembangkan teknologi komunikasi generasi kelima (5G) pada tahun 2020, teknologi 5G dapat menyediakan konektivitas masif bagi milyaran perangkat telekomunikasi. Teknologi tersebut memungkinkan orang-orang mendapatkan pengalaman jaringan optik layaknya pada koneksi nirkabel. teknologi 5G dapat menyediakan kecepatan hingga 10 GB per detik Samsung pernah mengumumkan telah berhasil menguji teknologi serupa yang diharapkan siap pada peluncuran komersialnya pada tahun 2020 mendatang.