Teknologi Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknologi Komunikasi"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Teknologi Komunikasi Sistem Telekomunikasi Seluler Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Advertising & MK43020 Yani Pratomo, S.S, M.Si. Komunikasi Marketing Communication 12 Abstract Pokok bahasan ini merupakan sekilas-pandang tentang telekomunikasi seluler yang merupakan bagian penting dari sistem komunikasi nirkabel saat ini. Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan umum tentang teknologi komunikasi seluler, evolusi perkembangannya hingga saat ini dan ke masa depan, serta prinsip dasar hubungan telepon.

2 Teknologi Telekomunikasi Seluler Sejak pengiriman suara via kabel pertama kali diujikan oleh Alexander Graham Bell (1847), teknologi telepon telah berkembang pesat. Saat ini, teknologi telepon sebagai alat bantu komunikasi personal dan kelompok tidak lagi hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan percakapan, melainkan juga untuk pertukaran data, gambar diam, dan gambar bergerak. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa hubungan telepon adalah mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektromagnetik (via kabel) atau gelombang radio (via udara) dengan bantuan mikrofon, hingga akhirnya di tujuan dikembalikan ke gelombang suara dengan bantuan speaker. Seiring pemanfaatan telepon sebagai alat komunikasi data dan gambar, maka yang diubah bukan hanya gelombang suara, melainkan juga data digital dengan bantuan modem, sinar infra merah, hingga bluetooth. Saat terjadi komunikasi suara maupun data, maka dibutuhkan kanal-kanal sebagai saluran. Berhubungan dengan keberadaan kanal-kanal tersebut, maka teknologi komunikasi personal ini dapat dibagi atas: 1. Sistem komunikasi satu kanal searah (simplex), yaitu sistem komunikasi yang hanya bisa dilakukan satu arah, seperti halnya pager. Pesawat paging dalam sistem simplex ini hanya bisa digunakan untuk menerima pesan alphanumeric atau bunyi panggilan, tanpa diiringi kemampuan membalas pesan (kecuali pada sistem halfduplex). 2. Sistem komunikasi satu kanal dua arah bergantian (half-duplex), yaitu sistem komunikasi yang bisa dilakukan dua arah dalam satu kanal, tetapi dengan konsekuensi kanal hanya bisa digunakan secara bergantian. Handy-talkie (HT) merupakan contoh alat komunikasi half-duplex. Dua pengguna HT yang saling bercakap tidak bisa berbicara dalam waktu yang bersamaan, namun harus bergantian dengan menekan dan melepas tombol bicara (push to talk, release to listen). 2

3 3. Sistem komunikasi dua kanal dua arah (full-duplex), yaitu sistem komunikasi yang memungkinkan dua pihak berbicara di saat yang bersamaan pada kanal yang berbeda, yaitu kanal bicara dan kanal dengar. Telepon merupakan sistem komunikasi full-duplex. Kanal transmisi yang digunakan terbagi atas alokasi frekuensi maupun waktu. Dalam sistem komunikasi seluler, kanal transmisi yang digunakan bahkan terdiri atas empat macam kanal yang berbeda, yaitu kanal percakapan tuju (mengirim percakapan dari BTS ke ponsel), kanal percakapan balik (mengirim percakapan dari ponsel ke BTS), kanal kendali tuju (saluran kendali komunikasi bergerak dari BTS ke ponsel), dan kanal kendali balik (saluran kendali komunikasi bergerak dari ponsel ke BTS). Pada bahasan ini, kita membatasi diri pada perbincangan tentang komunikasi telepon seluler. Pembicaraan tentang pager dan HT terpaksa kita abaikan, mengingat teknologi keduanya saat ini memang tidak begitu hangat untuk diperbincangkan. Sedangkan pembicaraan mengenai telepon kabel (fix telephone) dan telepon nirkabel tetap (fixed cordless/wireless) juga kita lewatkan, karena keterbatasan waktu. Bagaimanapun, telepon seluler memang sangat populer dan paling menarik untuk dibicarakan saat ini. Pertumbuhan penggunaannya yang cepat, serta tahap-tahap evolusinya yang pesat perlu kita kenali bersama. Konsep Dasar Sistem Telekomunikasi Seluler Konsep seluler dikabarkan telah ada sejak tahun 1940-an atas proposal korporasi Bell di Amerika Serikat. Gagasan ini memperkenalkan model baru komunikasi bergerak -- yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya besar dengan antenna yang menjulang tinggi di daerah yang tinggi-- diubah menjadi pemancar berdaya kecil yang hanya melayani daerah-daerah yang kecil (sel-sel). Dengan demikian, kanal-kanal (frekuensi) yang sama dapat dipakai berulang-ulang di sel-sel tertentu pada jarak antarsel tertentu dengan interferensi yang dapat diabaikan. 3

4 Pemancar-pemancar berdaya kecil di tiap sel (site) dinamakan stasiun induk (base station) yang sering disebut juga BTS (Base Transceiver Station). Jalur frekuensi yang berulang-ulang akan membentuk heksagonal (segi enam) yang disebut cluster yang terdiri atas sejumlah BTS. Banyaknya BTS di tiap cluster sangat bergantung pada perkiraan tingkat kepadatan penggunaan di wilayah di mana cluster itu berada. Pesawat telepon yang dipakai oleh konsumen adalah pesawat telepon genggam (handphone/hp) yang dapat dipakai bergerak ke mana-mana dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan. Pesawat genggam yang kerap disebut ponsel (kependekan telepon seluler ) atau mobile station ini akan terhubung ke BTS terdekat dengan sinyal terkuat. Bila pengguna bergerak, maka hubungan akan berpindah ke BTS-BTS lainnya. Sentral penyakelaran pada sistem seluler disebut MSC (Mobile Switching Center) yang umumnya berada di kantor pusat perusahaan operator di sebuah kota. MSC ini akan terhubung dengan MSC-MSC di kota-kota lain, sambungan pada operator yang berbeda, sambungan telepon kabel (PSTN: Public Switched Telephone Network), ataupun Integrated Switched Digital Network (ISDN). MSC memungkinkan konsumen tidak hanya dapat berkomunikasi dengan konsumen di operator yang sama, melainkan dengan operator seluler lain, penjelajahan wilayah (roaming), berkomunikasi dengan konsumen sambungan tetap/kabel, hingga hubungan internasional. Pada MSC juga terdapat sistem pendataan pelanggan dan sistem tarif. Sebagai sebuah teknologi komunikasi nirkabel, maka seluler memanfaatkan gelombang radio di udara sebagai saluran (kanal). Untuk itu, diperlukan pemancar gelombang pendek yang terpasang pada tiap-tiap BTS. Transmisi ini kerap juga disebut minilink. Transmisi ini bekerjasama dengan sebuah mesin yang disusun dalam lemari/cabinet yang disebut RBS (Radio Base Station). RBS-RBS ini ada pada tiap-tiap BTS dan memiliki sambungan kabel ke menara pemancar untuk mencapai antenna. RBS- RBS umumnya akan terhubung ke MSC melalui jaringan fiber optic maupun coaxial cabel. Hingga saat ini, sistem selular telah berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setelah surutnya masa generasi pertama (G1) di tahun 1990-an, maka tiap 4

5 satu dasawarsa (sepuluh tahunan) seolah akan tumbuh generasi yang baru. Di awal an setelah G1, dunia diperkenalkan dengan Generasi Kedua (G2) yang dimulai dari benua Eropa, Amerika Serikat (AS), dan beberapa Negara maju lainnya. Kini di tahun 2000-an, telah muncul konsep Generasi Ketiga (G3). Selanjutnya di masa 2010-an, akan muncul lagi Generasi Keempat (G4). Boleh dibilang, masa merupakan sebuah lompatan besar dalam dunia teknologi komunikasi bergerak (mobile telecommunication). Evolusi Komunikasi Seluler Evolusi dipahami sebagai perubahan kearah kemajuan dengan pijakan kemampuan yang ada sebelumnya. Sejak dulu dimafhumi bahwa ada kecenderungan teknologi lama akan usang dan tidak laku lagi begitu teknologi baru datang dan disambut gegap-gempita oleh masyarakat dunia. Meski begitu, teknologi lama akan selalu dikenang, karena teknologi baru tak akan pernah ada tanpa pelajaran dari teknologi lama. Para inovator yang menemukan landasan teknologi pun akan selalu dikenang jasanya. Inilah prinsip evolusi dalam teknologi. Dalam teknologi komunikasi seluler, perkembangan evolusi dinamai Generasi (xg). Saat ini, kita disebut telah memasuki G3 atau 3G (three jee), meski pada kenyataannya mayoritas penduduk bumi masih merasa asing dengan 3G dan sehari-hari masih berkutat dengan 2G. Berikut ini akan coba diuraikan tahap-tahap generasi secara singkat: 1. Generasi Pertama (G) Ini merupakan awal dari teknologi seluler yang berkembang di tahun 1980-an. Modulasi yang digunakan adalah FM. BTS tunggal bertemu dengan mobile station tunggal dan diatur dalam sistem analog yang tidak efisien dan berlaju sangat rendah. Meski hampir secara keselurahan sistem ini adalah analog, namun penyaluran sinyal dari BTS ke MSC menggunakan sinyal-sinyal yang didigitalkan. Sinyal-sinyal kemudian bertumpuk di MSC dan disalurkan ke jaringan publik, seperti PSTN dan ISDN. Contoh teknologi di 5

6 masa ini adalah handphone AMPS (Advance Mobile Phone Sistem) yang berasal dari AS, TACS (Total Access Communication Sistem) dari Inggris, dan NAMTS (Nippon Advance Mobile Telephone Service) dari Jepang. Di Indonesia, AMPS dan TACS sempat dikenal. Namun, masa keduanya berlalu dengan kesan HP sebagai barang mewah, karena harganya mahal. Pengguna AMPS juga sempat dilanda heboh penyadapan serta pembajakan nomor. Jalur FM memang mudah disadap pembicaraannya. Nomor identitas HP dan indentitas pelanggan juga mudah dibajak dan digunakan orang lain yang tidak berhak. Generasi Pertama ini juga tidak mampu menghasilkan sistem yang global serta sulit bisa dipakai untuk penjelajahan (roaming). Meski begitu, sistem ini melahirkan International Sistem (IS), seperti IS-41 yang memungkinkan user untuk menjelajah tanpa harus lebih dahulu mendaftar ke tiap MSC. Hal ini sangat berguna untuk perkembangan ke generasi selanjutnya. 2. Generasi Kedua (2G) Generasi ini awalnya tidak secara sengaja dipersiapkan sebagai permulaan dari sistem komunikasi seluler bersifat global. Di awal 1990-an, muncul teknologi GSM (Groupe Speciale Mobile) di Eropa yang sebenarnya dipersiapkan secara regional. Untung saja, GSM dicoba di Asia dan Amerika Latin dengan sukses. Akhirnya, GSM mengubah diri menjadi Global System for Mobile Telecommunication seperti yang dikenal saat ini. Dengan modulasi digital, GSM jauh lebih efisien dan memliliki laju lebih tinggi dari generasi pertama. Beban MSC juga tidak terlalu berat dengan adanya pembagian ke dalam BSC (Base Station Controller) yang biasanya ditempatkan di level wilayah (residensial/kotamadya/kabupaten). Operator juga tidak perlu mengandalkan satu pabrikan sebagai vendor yang mensuplai peralatan BTS sekaligus MSC, karena peralatan GSM mulai diproduksi oleh banyak pabrikan. Artinya BSC dan MSC bisa berasal dari produsen yang berbeda-beda. Laju data di GSM bisa mencapai 300 bps hingga 9,6 kbps. GSM awalnya berada di pita frekuensi 900 Mhz, namun pada akhirnya muncul juga di 1800 MHz. Ponsel-nya pun bisa meng-cover kedua band tersebut 6

7 (dualband). Sinyal GSM dienkripsikan dan tidak bisa disadap atau dibajak seperti pada AMPS. Yang paling menarik minat masyarakat pada GSM adalah adanya layanan pesan alphanumeric yang disebut SMS (Short Message Service). Selain itu, GSM menggunakan sistem pendaftaran pemakai dengan sebuah kartu kecil yang disebut SIM (Subscriber Identity Module) yang bisa dilepas dan dipindahkan ke handset yang berbeda. GSM menimbulkan demam ponsel di masyarakat dunia dan benar-benar melahirkan istilah mobile communication for everyone. Di AS, muncul teknologi IS-95 yang lebih dikenal dengan nama CDMA (Code Division Multiple Access) yang merupakan pengembangan AMPS. CDMA juga tergolong 2G, namun menggunakan konsep pengkodean ganda pada kanal-kanal yang sama. Hal ini juga yang menimbulkan peningkatan efisiensi dibandingkan generasi sebelumnya. Di Indonesia, teknologi CDMA dikenal pada produk Telkom Flexi, Esia, Mobil-8, Indosat Star One, dan SMART dengan model seperti halnya fixed wireless dengan tarif lokal antar sesama CDMA dan fixed line. Meski begitu, GSM masih merajai pasar seluler di Indonesia melalui produk-produk PT Telekomunikasi Seluler (Halo, Simpati, As); PT Indosat (Mentari, Matrix, IM3); PT XL Axiata atau dulu dikenal dengan nama PT Excelcomindo Pratama (XL Bebas, XL Jempol, XL Pascabayar/Xplor); PT Natrindo Telepon Seluler (Axis); dan PT Hutchinson (3). GSM berevolusi menuju 3G dengan bantuan teknologi GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rate for GSM Evolution). GPRS dan EDGE sangat membantu operator dalam memperkenal komunikasi data bergerak dengan tetap berlandaskan pada infrastruktur GSM yang telah terbangun secara kuat. 3. Generasi Evolusi (2,5G dan 2,75G) Seperti telah disebutkan di penjelasan 2G, teknologi GPRS dan EDGE berperan sebagai wujud evolusi 2G menuju 3G. Oleh sebab itu, GPRS dan EDGE adalah jembatan menuju 3G. Dengan GPRS, operator GSM mulai bisa memperkenalkan penggunaan internet berbiaya murah tanpa kabel, baik layanan internet ponsel maupun perangkat 7

8 komputer dengan dukungan infra-red maupun bluetooth sebagai pengganti modem. GPRS memlilki laju data 160 kbps dalam keadaan diam, 64 kbps saat berjalan pelan, dan 9,6 kbps saat bergerak cepat. Sedangkan EDGE memungkinkan laju data hingga 384 kbps. Dengan GPRS dan EDGE didukung ponsel yang kompatibel, maka kita bisa berbicara sekaligus men-download data dari internet tanpa putus. Tarif download pun tidak didasarkan pada waktu koneksi, melainkan pada besar data yang diambil dalam satuan byte. Oleh sebab itu, GPRS dan EDGE memungkinkan user untuk selalu on-line tanpa perlu takut terkena biaya bila tidak melakukan downloading data. 4. Generasi Ketiga (3G) Inilah masanya komunikasi data bergerak (mobile data communication) tanpa hambatan. Di era ini, masyarakat bisa melakukan komunikasi percakapan, video, dan pengiriman data berbasis internet sekaligus. Kita bisa bercakap-cakap sambil melihat wajah lawan bicara kita di layar ponsel. Ponsel tidak lagi sekedar alat percakapan dan pengiriman pesan singkat, melainkan juga pengiriman data yang besar dengan laju hingga 2 Mbps dalam keadaan diam, 384 kpbs dalam keadaan berjalan, dan 144 kbps dalam keadaan berkendaraan. Ponsel pada 3G akan disebut PCS (Personal Communication Sistem). BTS yang dikenal di 2G akan disebut Node B yang didukung RBS 3000 family. Sedangkan BSC di era 3G dikenal dengan nama RNC (Radio Network Controller) yang penyalurannya lebih dulu melalui RXI (Radio Integration Sistem). Sejak awal, 3G dipersiapkan dengan sistem universal yang kompatibel di mana saja dan sejalan juga dengan jaringan kabel dan internet. Oleh sebab itu, International Telephone Union (ITU) sejak tahun 1992 telah mempersiapkan teknologi IMT2000 (International Mobile Telephone) yang dicanangkan siap pakai di tahun 2000, dengan laju data 2000 kbps, dan pita frekuensi 2000 Mhz. Sayangnya, rencana IMT2000 tidak berjalan mulus karena terhambat ketidaksepahaman di beberapa negara. Ini pula tampaknya yang menghambat penerapan 3G yang seharusnya sudah berjalan sejak tahun 2000 lalu. Pada akhirnya, tersisa dua teknologi besar yang berada di area 3G saat ini, yaitu 8

9 WCDMA (Wideband CDMA) yang berkembang dari Eropa dan CDMA2000MX yang dikembangkan di AS. Melihat asalnya, maka bisa diduga WCDMA merupakan evolusi dari GSM, sedangkan CDMA2000MX adalah pengembangan IS-95 atau CDMA dan CDMA2000 phase-1. WCDMA sendiri juga sebenarnya pengembangan dari CDMA yang memiliki band sempit (narrowband) dan dikembangkan ke dalam band yang lebar (wideband). Agar terkesan berbeda, maka WCDMA lebih dikenal dengan nama UMTS (Universal Mobile Telephone Sistem). Sistem ini telah dipakai juga di Jepang sejak tahun 1992 dan akan dikenalkan pada masyarakat Indonesia mulai pertengahan tahun 2006 dan mulai digunakan di tahun Dua operator yang pertama kali diberi hak lahan 3G melalui beauty contest adalah dua operator baru, yaitu PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) yang dimiliki oleh gabungan korporasi Lippo Telekom dan Maxis Telecom Malaysia (saat ini kepemilikannya beralih ke Saudi Telecom). Produk NTS meluncur di tahun 2008 di wilayah Jadebotabek dengan nama Axis. Dalam pembangunan infrastrukturnya di wilayah Jabodetabek, Banten, dan Sumatra, NTS menunjuk pabrikan Ericsson asal Swedia sebagai pembangun transmisi dan sistem radionya. Sedangkan pabrikan asal China, Huawei, membangun sebagian core sistem (MSC) dan jaringan di sebagian besar Jawa-Bali. Satu operator baru lainnya adalah CAC (Cyber Access Corporation) yang sebagian besar dimiliki Hutchinson Charoen Phokpan Telecommunication (HCPT). HCPT menunjuk Siemens (sekarang menjadi Nokia Siemens Networking) dalam pembangunan infrastruktur mereka. Produk mereka saat ini dikenal dengan nama Three. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian melakukan tender untuk menentukan sisa lahan 3G yang ada. Sisa jatah tersebut kemudian didapat oleh operator-operator lama yang sudah memiliki jaringan GSM ataupun CDMA di Indonesia, yaitu Telkomsel, Indosat, dan Exelcom. Untuk bisa berkomunikasi di sistem UMTS ini, para user tentunya harus memiliki handset berkemampuan 3G dari produsen-produsen yang boleh dipastikan sama dengan produsen-produsen handset 2G, seperti Sony Ericsson, Nokia, Siemens, Samsung, Motorola, dan beberapa merk lain dari China dan Korea. Untuk informasi lebih lanjut, 9

10 Anda bisa buka situs yang juga merupakan upaya sosialisasi UMTS tentang 3G pada masyarakat. 5. Generasi Keempat Berkecepatan Lebih Tinggi (3,5G) Ini merupakan peningkatan saja dari kecepatan 3G yang dikenal dengan nama High Speed Downlink/Uplink Packet Access atau disingkat HSDPA-HSUPA. HSDPA digunakan untuk komunikasi arah bawah atau pengunduhan (down link) dengan kecepatan 4,1 hingga 11 Mbps. Akan tetapi di lingkungan perumahan, kecepatan HSDPA berkisar pada 3,7 Mbps. Sedangkan dalam keadaan bergerak dengan kendaraan, kecepatan unduh-nya sekitar 1,2 Mbps. Untuk keperluan unggah (uplink) istilah yang digunakan adalah HSUPA dengan kecepatan hingga 5,76 Mbps. Operator 3G tinggal menambahkan beberapa perangkat keras untuk bisa melakukan pelayanan HSDPA-HSUPA. Penambahan investasi terbesar untuk mencapai HSDPA-HSUPA justru biasanya dalam perangkat lunak (software). 6. Generasi Keempat (4G) Sedikit kegagalan untuk menjadi 3G sebagai sistem yang universal penuh tampaknya akan terus diusahakan di generasi selanjtnya, yaitu 4G. Namun sisi paling menarik dari 4G adalah laju data yang semakin cepat dan besar, yaitu mencapai 20 Mbps untuk posisi diam atau 2 Mbps untuk kondisi bergerak cepat. Komunikasi nantinya akan berkonsep MAGIC, yaitu Mobile Multimedia Solution Available Anytime, Anywhere, to Anyone, but which has Global Mobility Support and Integrated Wireless Solution and Customized Personal Service. Layanan penting 4G nantinya diperkirakan memang layanan video yang bergerak secara penuh, termasuk pengiriman data besar seperti lampiran foto dan video lewat jalur bergerak. Video Streaming dan Video Call pun akan lebih mulus, tidak lagi berkesan putus-putus seperti yang masih terjadi pada 3G. Long Term Evolution (LTE) adalah nama yang saat ini mulai dikenal untuk menyebut 4G. Berita terbaru di akhir 2009 adalah terwujudnya jaringan LTE kepada publik pertama kali 10

11 di ibukota Swedia, Stockholm. Ericsson menjadi pembangun infrastruktur dan Telia Sonera sebagai perusahaan operator yang menyediakan layanan 4G pada masyarakat setempat. Di beberapa negara maju lainnya, LTE juga sudah diuji-coba-kan, seperti di Amerika Serikat dan Jepang (4G NTT DoCoMo). Daftar Pustaka Febrian, Jack (2004). Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika Simanjuntak, Tiur LH (2002). Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: PT Alumni Sunomo (2004). Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel. Jakarta: Grasindo Telkomsel (2006). Untukmu Indonesiaku. Jakarta: PT Telkomunikasi Seluler Wikipedia 11

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Seluler Adri Priadana ilkomadri.com Telepon Seluler Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data

Lebih terperinci

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi

Lebih terperinci

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Pengantar Teknologi Nirkabel: Telepon Selular (Ponsel) Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

Lebih terperinci

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication Modul ke: Teknologi Komunikasi INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO Fakultas Ilmu Komunikasi Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan kinerja atribut paling rendah. Merek Nexian dinilai memiliki harga beli dan biaya operasional dan perawatan yang paling murah. Berdasarkan analisis CA, merek Nokia identik dengan atribut biaya operasional

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Pengertian dan Macam Sinyal Internet Pengertian dan Macam Sinyal Internet Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan telepon selular di Indonesia diprediksikan mengalami peningkatan dengan jumlah yang cukup tajam. Hal ini merupakan dampak dari semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor pendapatan ekonomi di suatu negara. Bahkan menjadi tolak ukur maju tidaknya ekonomi suatu wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat dirasakan pengaruhnya adalah semakin mudahnya pemenuhan kebutuhan manusia dalam hal berkomunikasi.

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter PERKEMBANGAN 01 Teknologi untuk berkomunikasi sudah mengalami

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MAKALAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 1G DAN TEKNOLOGI 2G OLEH: KELOMPOK I AGUS RIZKI ANA INGIN HARAHAP AYU HASTUDI DEWI SUPMA BAMBANG HERDIANTO DWI PUTRI MENTARI ESTER LITA LIMBONG FAHRI MUHAZWAR HARDI VENTA

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : 10.12.4809 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan

Lebih terperinci

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia Company LOGO Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia Produk Telekomunikasi Seluler di Indonesia 3G / 3.5G (HSDPA) GSM Mobile CDMA Fixed Wireless CDMA Internet Mobile

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir setiap manusia membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar merupakan pencerminan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di negara ini, banyak muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian BTS 2G dan BTS 4G 2G adalah singkatan dari 2 nd Generation (Generasi ke-2), suatu istilah untuk standar teknologi telekomunikasi internasional yang punya tujuan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin banyak dan beragamnya produk - produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh setiap orang. Komunikasi adalah alat bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi bisa

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI Jaringan 2G & 3G Disusun oleh: - RIDLO PAMUJI 13111111/22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016 KATA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

Dalam subbab ini penulis memberikan beberapa SIMCARD GSM yang dipakai oleh penulis.

Dalam subbab ini penulis memberikan beberapa SIMCARD GSM yang dipakai oleh penulis. SIMCARD (KARTU HP) SIMCard (Kartu HP) merupakan chip yang berbentuk seperti kartu diletakkan di dalam handphone. SIMCard ini sering juga disebut dengan RUIM (Removable User Identity Module). Dengan kartu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Telkom Flexi Telkom Flexi atau yang dikenali sebagai Flexi adalah salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan KOMUNIKASI DATA SAHARI 1. Pendahuluan Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan Informasi bisa berupa suara percakapan (voice), musik (audio), gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari aspek teknologi, perkembangannya di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah perkembangan penggunaan

Lebih terperinci

Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894)

Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894) TELEPON SELULER Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894) Awalnya pada sistem telepon-radio, menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada bidang telkomunikasi, teknologi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan tersebut didorong

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini adalah era globalisasi dan modernisasi, hampir semua hal terkena oleh imbasnya, salah satu yang tesentuh oleh modernisasi adalah komunikasi. Seperti diketahui

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha telekomunikasi makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Telekomunikasi Indonesia yang pada awalnya berupa komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Semula komunikasi masyarakat hanya menggunakan

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diciptakannya telepon genggam, kemajuan teknologi komunikasi dalam satu dekade terakhir berkembang semakin pesat,. Telepon genggam yang semula hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai media penghubung menjadi semakin penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan telekomunikasi dapat

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah mendorong mobilitas masyarakat dan individu menjadi semakin dinamis. Teknologi komunikasi

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN HP

SEJARAH PERKEMBANGAN HP SEJARAH PERKEMBANGAN HP Nama Penulis khairunnisaislam@gmail.com Abstrak Ponsel yang pertama kali tercipta, tidak benar-benar seperti ponsel yang saat ini di kenal. Ponsel pada saat itu adalah radio dua

Lebih terperinci

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

1.2 Arsitektur Jaringan GSM 1. Konsep Dasar Teknologi Selular System selular adalah system yang canggih sebab system ini membagi suatu kawasan dalam beberapa sel kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon seluler (Ponsel) semakin marak dewasa ini. Bahkan anak SD tidak jarang yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri seluler begitu pesat setelah hadir UU No.36/1999 tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan telekomunikasi nasional. Bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS JUDUL : ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS NAMA JURUSAN, KAMPUS : JURUSAN MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu aspek manajemen yang paling penting dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 1. Pendahuluan

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 1. Pendahuluan KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM 1. Pendahuluan Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan Informasi bisa berupa suara percakapan (voice), musik (audio),

Lebih terperinci

Sejarah Telepon Genggam

Sejarah Telepon Genggam Sejarah Telepon Genggam Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut sebut penemu telepon genggam adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia semakin modern dan mudah. Hal tersebut berlaku juga dalam bidang telekomunikasi, teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi melalui UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia tingkat penjualan ponsel setiap tahun terus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia tingkat penjualan ponsel setiap tahun terus mengalami 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna telepon seluler (ponsel) di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan ponsel setiap tahun terus mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS Oleh DESRITAYANTI 0606003253 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Industrial Competitive Analysis Dosen: Drs Ahmad Jamli, MA Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Kelompok 2: Candra WP Dwi Joko PWA Eri Ardono S PT XL Axiata, Tbk Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Laporan Kerja Praktek Instalasi Pico Repeater Comba SP 2110 Sebagai Solusi Perbaikan Cakupan Sinyal Indoor PT. Picotel Nusantara Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja Praktek (S1) Disusun

Lebih terperinci

Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik)

Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik) Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik) Kelebihan Paling gampang dilakukan. Harga modem internal murah

Lebih terperinci

Mobile Enterprise Mobile Connectivity

Mobile Enterprise Mobile Connectivity Volume III No 25 - April 2005 Mobile Enterprise Mobile Connectivity Berbagai pilihan layanan komunikasi data bergerak kini telah tersedia untuk mendukung tren berkembangnya enterprise mobility. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis bergerak (nirkabel) di Indonesia pada dasarnya dibedakan atas jasa full mobility, yang seringkali disebut sebagai bisnis celullar, dan jasa limited

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS) dalam sistem seluler mobile, wilayah geografis besar operator tersegmentasi ke arreas mungkin lebih kecil, yang disebut sebagai sel. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap lingkunagan baik secara langsung

Lebih terperinci

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Short Message Service () Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih dikenal dengan sebutan merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) berdiri pada tanggal 30 Desember 1974 dengan misi untuk menjadi basis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan laju perkembangan teknologi informasi yang sangat atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan pasar dan persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Organisasi bisnis dan non-bisnis pun berlomba-lomba mencanangkannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi selular di Indonesia berkembang begitu pesat pada dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di abad ke 21 sekarang ini telah terjadi perubahan besar umat manusia di berbagai bidang kehidupan. Mobilitas masyarakat di berbagai lapisan usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

data dengan menggunakan konektivitas tersebut terbatas jangkauan area koneksinya, meskipun pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya.

data dengan menggunakan konektivitas tersebut terbatas jangkauan area koneksinya, meskipun pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perangkat mobile seperti telepon selular atau ponsel berkembang sangat pesat belakangan ini. Berbagai fitur baru ditambahkan pada ponsel, sehingga ponsel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi menuntut semua sektor bisnis harus memiliki strategi agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satunya dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Tugas utama pemerintah adalah melayani kebutuhan masyarakatnya melalui lembaga-lembaganya. Salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desember

I. PENDAHULUAN. Desember 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP & CARA KERJA

BAB II PRINSIP & CARA KERJA BAB II PRINSIP & CARA KERJA Secara fisik antara handphone GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang mencolok bahkan kalau dilihat sekilas keduanya serupa. Yang membedakan adalah kartu yang dipakai atau operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang awalnya hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh perusahaan milik negara mulai tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi atas infrastruktur telekomunikasi

Lebih terperinci

Pada saat ini terdapat empat penyelenggara telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa telepon tetap di Indonesia, yaitu

Pada saat ini terdapat empat penyelenggara telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa telepon tetap di Indonesia, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Umum Teknologi PSTN PSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau yang biasa disebut jaringan telepon tetap dengan

Lebih terperinci