BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BUPATI PAKPAK BHARAT

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS MANAJEMEN KREDIT GUNA MEMINIMALISIR KREDIT BERMASALAH (Studi pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Batu)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Majunya perekonomian suatu bangsa, menyebabkan pemanfaatan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

A. MEKANISME PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American. Institute of Certifield Public Accountant) yang dikutip Mardi (2011:59) adalah

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

UPAYA MANAGER PADA CREDIT UNION DALAM MENANGGULANGI KREDIT MACET. Evy Ratnasari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG

1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KREDIT (STUDI PADA KOPERASI MARSUDI MULYO)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penentu dalam pelaksanaan pembangunan. pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

BAB III HASIL PEMBAHASAN KERJA PRAKTEK. Lelang (KPKNL) yang dimulai sejak tanggal 4 Juli sampai dengan 5 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BPR CHARIS UTAMA JATIROGO TUBAN TUGAS AKHIR. Program pendidikan diploma III.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo Para calon penerima dana bergulir yang ingin mendapatkan fasilitas kredit dana bergulir dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo yang pengelolaan dana bergulir ditangani Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) atau Koperasi Rojokoyo Sembodo, harus mengajukan permohonan kredit kepada Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) atau Koperasi Rojokoyo Semodo. Para calon penerima dana bergulir tersebut sebelum memperoleh kredit harus melalui prosedurprosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh calon penerima dana bergulir yaitu: 1. Tahap permohonan dana bergulir Langkah pertama yang harus dilakukan calon penerima dana bergulir yang ingin mendapatkan fasilitas kredit dana bergulir Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA yaitu calon penerima dana bergulir datang ke Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan ke LKMA. Kemudian pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan 1

LKMA akan menjelaskan secara rinci tentang syarat-syarat yang, harus dipenuhi oleh calon penerima dana bergulir. Calon penerima dana bergulir yang sudah mendapatkan penjelasan dan setuju dengan syarat-syarat yang ditentukan pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA, maka calon penerima dana bergulir tersebut dipersilahkan mengisi formulir permohonan kredit dana bergulir yang telah disiapkan oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) yang sekarang sudah menjadi Koperasi Rojokoyo Sembodo (koperasi peternak kulon progo) yang mengelola dana bergulir. Syarat-syarat yang harus dipenuhi calon penerima dana bergulir untuk mendapatkan kredit dana bergulir, yaitu 1 : a. Kelompok tani yang aktif dan dinamis dan telah mendapatkan pengakuan dari instansi pengampu (kelompok tani yang telah teregristrasi). b. Mengajukan proposal permohonan pengembangan budidaya ternak kepada dinas terkait. c. Sanggup melaksanakan dan telah melaksanakan pengembangan budidaya ternak sesuai petunjuk teknis. d. Mengelola dan memanfaatkan bantuan dana bergulir untuk mengembangkan budidaya ternak. 1 Direktorat Budidaya Ternak, 2013, Panduan Pembinaan Kelompok Ternak, Jakarta, Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, hlm 20. 2

e. Meningkatkan kapasitas usaha dan kelembagaan kelompok tani melalui peningkatan populasi. f. Mau menerima saran/rekomendasi teknis kewirausahaan dan manajemen usaha dari petugas pendamping, penyuluh pertanian, perguruan tinggi, dan pihak yang berkompeten lainnya. g. Melakukan pencatatan dan melaporkan perkembangan usaha ternak pada dinas terkait. h. Bersedia mengikuti aturan dan bimbingan yang ditetapkan oleh tim teknis dengan surat pernyataan dan kesanggupan bermeterai. Persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh setiap calon penerima dana bergulir yang ingin mendapatkan, fasilitas kredit dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi salah satu atau semuanya, maka permohonan kredit yang diajukan calon penerima dana bergulir tidak akan diproses oleh pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo beserta LKMA, sebab persyaratan tersebut berkenaan dengan kepercayaan pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA terhadap pemohon kredit dana bergulir. 2. Tahap evaluasi dan analisis pemberian dana bergulir Setelah formulir permohonan kredit dana bergulir diisi dan dilengkapi semua persyaratan yang telah ditentukan pihak Dinas Kelautan, 3

Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA, maka pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA akan melakukan verivikasi dan analisis kredit termasuk riset lapangan. Verivikasi dan analisis kredit tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah kredit yang diajukan oleh calon penerima dana bergulir dapat dipenuhi atau tidak oleh pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA, serta untuk mengetahui kebenaran tentang bidang usaha ternak hewan calon penerima dana bergulir dan kelancaran usaha. Tahap ini dapat, dilakukan melalui pemeriksaan atau mengadakan kunjungan langsung ke tempat usaha atau rumah calon penerima dana bergulir yang mengajukan permohonan kredit. Selain itu, untuk mengetahui kelayakan usaha serta kemampuan calon penerima dana bergulir untuk mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, dapat dilihat melalui lima (5) kriteria atau yang terkenal dengan istilah The 5 of Credit Analysis yaitu character, capital, capasitty, collateral and condition of economy. 3. Tahap realisasi atau pencairan dana bergulir Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA apabila sudah merasa yakin dengan analisis yang dilakukannya atau sudah percaya akan kemampuan calon penerima dana bergulir untuk mengembalikan kredit yang diterimanya beserta segala kewajibannya, maka pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan 4

Kabupaten Kulon Progo dan LKMA akan mengabulkan permohonan kredit, baik seluruhnya atau sebagian. Tindak lanjut dari pengabulan permohonan kredit dana bergulir tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kredit oleh pihak LKMA dan calon penerima dana bergulir. Dana yang dikelola LKMA akan langsung ditransfer ke rekening kelompok tani, kelompok tani yang sudah mendapatkan dana akan dibagikan ke anggota kelompok tani untuk menjalankan usahanya. 4. Tahap pelunasan dana bergulir Tahap ini merupakan akhir dari prosedur yang harus dilalui oleh calon penerima dana bergulir yang menerima kredit. Setiap calon penerima dana bergulir yang memperoleh dana bergulir dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA harus mampu melunasi segala kewajibannya sesuai jangka waktu yang telah disepakati pada waktu penandatanganan perjanjian. Kewajiban pelunasan itu meliputi: a. Utang pokok b. Bunga kredit c. Biaya administrasi d. Denda administrasi (jika ada) 5. Tahap pengawasan dan pembinaan penerima dana bergulir 5

Pengawasan dan pembinaan kredit merupakan tindakan pihak Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA untuk mengamankan dana bergulir yang telah diberikan atau untuk mencegah kredit macet serta mengurangi risiko lebih besar yang timbul sebagai akibat adanya kredit macet. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui pemantauan rutin terhadap kondisi usaha penerima dana bergulir. B. Praktek Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo Dalam proses pelaksanaan pinjaman dana bergulir kegiatan bidang usaha ternak hewan melalui dana bergulir untuk mengembangkan kegiatan ekonomi kelompok tani khususnya bidang usaha ternak hewan, sangat besar dirasa manfaatnya dalam membantu kemajuan kehidupan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, namun program ini tidak selalu dapat berjalan dengan lancar dan baik. Pemberian Pinjaman Dana Bergulir 2012-2015 TAHUN BESARAN DANA JENIS HEWAN TERNAK DITUJUKAN 2012 600 JUTA SAPI 2 KELOMPOK TANI 2013 1,5 M SAPI 5 KELOMPOK TANI 2014 600 JUTA SAPI 2 KELOMPOK TANI 2015 600 JUTA SAPI 2 KELOMPOK TANI 600 JUTA KAMBING PE 4 KELOMPOK TANI 300 JUTA AYAM BURAS 2 KELOMPOK TANI 6

Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo Pada tahun 2012, pemberian pinjaman dana bergulir di Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dana yang digulirkan sebesar 600 juta untuk dua kelompok tani bidang usaha ternak sapi, pada tahun 2013 dana yang digulirkan sebesar 1,5 M untuk lima kelompok tani bidang usaha ternak sapi, pada tahun 2014 dana yang digulirkan sebesar 600 juta untuk dua kelompok tani bidang usaha ternak sapi, pada tahun 2015 dana yang digulirkan sebesar 600 juta untuk dua kelompok tani bidang usaha ternak sapi. Dalam pengembangan kambing PE (Peranakan Etawa) ada empat kelompok tani yang mendapatkan dana bergulir, setiap kelompok tani mendapatkan 150 juta, sedangkan dalam pengembangan ayam buras ada dua kelompok tani yang mendapatkan dana bergulir, setiap kelompok tani mendapatkan 150 juta. Dalam prakteknya jangka waktu pengembalian kredit dana bergulir tergantung dengan isi perjanjian yang telah disepakati, untuk pembibitan ayam maksimal satu tahun, pembibitan kambing maksimal tiga tahun, kalau sapi maksimal lima tahun. Angsuran pengembalian dananya bisa enam bulan sekali untuk ternak kecil (kambing) dan satu tahun sekali untuk ternak besar (sapi), sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Tetapi setiap tahun ada yang mengalami tunggakan dalam pengembalian pinjaman yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. Kredit bermasalah dikarenakan dalam pelaksanaanya baik disengaja maupun tidak 7

masyarakat penerima kredit (kelompok tani bidang usaha ternak hewan) melakukan wanprestasi sehingga pihak LKMA dan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo mengalami kesulitan untuk meminta angsuran pengembalian kredit. Ketidakmampuan debitur yang dalam pinjaman bergulir ini adalah Kelompok Tani Bidang Usaha Ternak Hewan dalam menyelesaikan dan mengembalikan pinjamannya dapat digolongkan sebagai wanprestasi. Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana seorang debitur (berutang) tidak memenuhi atau tidak melaksanakan prestasi sebagaimana telah ditetapkan dalam suatu perjanjian. 2 Kelompok tani bidang usaha ternak hewan di Kabupaten Kulon Progo wanprestasi yang disebabkan karena usaha debitur kurang lancar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu karena ternak hewan ada yang mati, tidak mendapatkan keuntungan yang cukup untuk mengembalikan pinjaman, terpakainya uang pinjaman untuk kebutuhan lain seperti untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan untuk kepentingan anak sekolah ataupun karena mentalitas (melarikan diri dari hutang) dan ada juga dana yang digelapkan oleh oknum pengurus kelompok tani. Berdasarkan pada perjanjian kredit dalam hal ini LKMA dan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo tidak menerapkan analisis terhadap penilaian agunan kepada seluruh penerima dana bergulir dalam hal ini kelompok tani bidang usaha ternak hewan yang telah 2 PNH Simanjutak., Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1999, hal. 139. 8

melakukan perjanjian kredit karena perjanjian kredit didasarkan atas kepercayaan dan pengenalan watak calon penerima dana bergulir. Oleh karena itulah mayoritas pengguna kredit ini terkait perjanjian tanpa agunan, hal ini lah yang menimbulkan terjadinya wanprestasi. Kenyataan kelemahan pinjaman lewat program pemerintah tanpa menggunakan jaminan/agunan membutuhkan pendampingan yang optimal, apalagi sasarannya adalah Kelompok Tani Bidang Usaha Ternak Hewan yang berisikan Rumah Tangga Miskin yang sebagian besar mempunyai tingkat SDM yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh isu/informasi yang tidak benar, sebagai contoh banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu negatif sehingga mereka berprinsip bahwa pinjaman lewat dana bergulir adalah dana hibah oleh pemerintah dan tidak perlu dikembalikan. Padahal dana bergulir dan dana hibah itu berbeda programnya. Pinjaman yang tidak dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan menyebabkan perguliran dana menjadi tidak lancar dan kelompok tani bidang usaha ternak hewan yang ingin meminjam harus menunggu untuk mendapatkan pinjaman. Hal ini yang menjadi kendala umum dalam proses pelaksanaan pemberian pinjaman dana bergulir sehingga pinjaman/kredit dana bergulir tersebut dikatakan sebagai pinjaman/kredit bermasalah. C. Tanggung Jawab Penerima Dana Dalam Perjanjian Pengelolaan Pemanfaatan Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo 9

Dalam praktek setelah kelompok tani mendapatkan dana bergulir ternyata tidak melakukan semua isi perjanjian. Adapun isi perjanjian yang tidak dilakukan adalah: 1. Tidak semua anggota kelompok tani melaksanakan petunjuk dan bimbingan teknis yang diberikan oleh petugas Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo. Kelompok tani yang tidak melaksanakan petunjuk dan bimbingan teknis tersebut mendapatkan surat peringatan dan pembinaan langsung dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA untuk selanjutnya harus melaksanakan petunjuk dan bimbingan yang telah disampaikan. 2. Ada kelompok tani yang tidak melaporkan perkembangan pemanfaatan dana bergulir secara periodik setiap tiga bulan. Kelompok tani yang tidak melaporkan perkembangan pemanfaatan dana bergulir secara periodik setiap tiga bulan mendapatkan surat peringatan dan pembinaan langsung dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo dan LKMA untuk kedepannya harus melaporkan perkembangan pemanfaatan dana bergulir secara periodik setiap tiga bulan. 3. Ada anggota kelompok tani yang tidak memanfaatkan dana bergulir sebagaimana mestinya (menggelapkan). Oknum anggota kelompok tani yang tidak memanfaatkan dana bergulir sebagaimana mestinya (menggelapkan) diproses secara hukum. 10

Ketentuan penyelesaian jika terjadi pinjaman/kredit bermasalah telah diatur dalam pedoman pelaksanaan pinjaman bergulir yakni sebagai berikut : Penyelesaian pinjaman/kredit bermasalah dapat diselesaikan melalui tiga pendekatan, yaitu : 1. Menagih Tunggakan Menagih tunggakan adalah upaya penyelesaian pinjaman bermasalah dengan melakukan kunjungan penagihan kepada peminjam yang menunggak. Tahapan penyelesaian pinjaman bermasalah dengan penagihan tunggakan ini adalah : a. Kegiatan Administrasi 1) Petugas LKMA wajib mengadministrasikan pinjaman secara tertib dan benar sehingga dengan mudah diketahui data penunggak dan besar tunggakannya. 2) Petugas LKMA wajib membuat daftar kelompok tani/anggota yang menunggak dan membuat rencana akhir penagihan. 3) Petugas LKMA kemudian membuat rencana kerja penagihan tunggakan kepada kelompok tani yang akan dilaksanakan setiap hari kerja dalam satu bulan. b. Kegaiatan Kunjungan Penagihan 11

1) Membuat skala prioritas kunjungan penagihan Skala prioritas kegiatan kunjungan didasarkan pada : a) Kelompok tani/anggota yang baru menunggak b) Kelompok tani/anggota yang pada kunjungan sebelumnya berjanji akan membayar c) Kelompok tani/anggota yang tunggakannya kecil dan ada kemungkinan membayar d) Kelompok tani/anggota yang tunggakannya cukup besar namun usahanya masih ada e) Kelompok tani/anggota yang tunggakannya cukup besar dan lokasi dekat dengan LKMA dan mudah dijangkau f) Kelompok tani/anggota yang tunggakannya cukup besar dan lokasi cukup jauh 2) Pelaksanaan Kunjungan Kunjungan kepada kelompok tani penunggak dilaksanakan petugas LKMA sendiri dan atau tim. 3) Mencatat Hasil Kunjungan 12

Petugas LKMA wajib mencatat hasil kunjungannya apakah kelompok tani penunggak membayar atau hanya berjanji akan membayar. 4) Mengunjungi Kembali Pada tanggal yang dijanjikan petugas LKMA wajib mengunjungi kembali kelompok tani penunggak untuk menagih janjinya. 5) Memberi Surat Peringatan Setelah kunjungan kedua dilakukan dan masih belum membuahkan hasil (masih berupa janji), maka kelompok tani penunggak diberi surat peringatan (SP) yang isinya agar penunggak menyelesaikan pembayarannya. SP I : diberikan bersamaan dengan kunjungan penagihan yang ketiga dengan cap merah. SP II : diberikan dua minggu setelah SP I diberikan dengan cap merah. SP III : diberikan dua minggu setelah SP II diberikan dengan cap merah. c. Penyelesaian Tunggakan Melalui Tim Khusus Penagihan Tunggakan 13

Penagihan tunggakan selain dilakukan sendiri oleh petugas LKMA dapat juga dilakukan dengan membentuk tim khusus penagihan tunggakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) LKMA bersama aparat penegak hukum (polisi) memebentuk tim penagihan tunggakan lalu membuat surat keputusannya yang masa tugas tim disesuaikan dengan besar kecilnya tunggakan dan permasalahan yang ada. Apabila dengan pembentukan tim dibutuhkan dana untuk mendukung kegaiatan maka perlu disebutkan besar dan sumber pembiayaannya. 2) Pembekalan tim oleh fasilitator 3) Penelusuran administratif kelompok tani penunggak 4) Pembuatan skala prioritas penagihan 5) Pembuatan jadwal investigasi dan penagihan 6) Tindak lanjut hasil investigasi dan penagihan dengan tim 7) Pelaporan hasil kegiatan investigasi dan penagihan tunggakan. 2. Penyelamatan Pinjaman Bermasalah Berdasarkan hasil kunjungan dijumpai peminjam yang bermasalah dan memerlukan penyelamatan maka perlu upaya penyelamatan pinjaman. 14

Penyelamatan dapat dilakukan apabila peminjam masih memiliki kemauan dan kemampuan untuk membayar angsuran pinjamannya. Tujuan penyelamatan pinjaman : a. Agar pinjaman dapat kembali b. Peminjam masih bisa terus memperoleh akses pinjaman ke LKMA c. Kinerja pinjaman bergulir LKMA sehat. Untuk itu penyelamatan pinjaman perlu pembatasan dengan ketentuan : a. Hanya bisa diberikan sekali saja kepada peminjam. b. Hanya diberikan kepada peminjam yang usahanya terganggu karena adanya kebijakan ekonomi makro/kebijakan pemerintah (misalnya karena krisis moneter). c. Peminjam yang bermasalah telah melakukan angsuran pinjaman minimal tiga kali namun untuk angsuran berikutnya peminjam mengalami kesulitan. d. Bagi peminjam yang telah memperoleh pinjaman berikutnya setelah penyelamatan, jika kemudian membayar angsuran dan pelunasannya secara tepat waktu, maka pinjaman berikutnya mengikuti ketentuan perguliran pinjaman secara reguler. 15

Upaya-upaya penyelesaian bila digambarkan teori berkaitan dengan penyelesaian kredit secara 3R, penyelamatan pinjaman dapat dilakukan dengan cara berupa : menjadwal ulang (rescheduling), mensyaratkan kembali (reconditioning), atau mengatur kembali (restructuring) pinjaman yang bersangkutan. a. Rescheduling Jika dikaitkan dengan hukum perjanjian kredit pada umumnya rescheduling adalah salah satu upaya hukum dengan melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pemabayaran kembali atau jangka waktu angsuran yang harus dilakukan oleh debitur, termasuk masa tenggang waktu (grace period) pemenuhan kredit, termasuk perubahan jadwal angsuran. Dalam pinjaman dana bergulir rescheduling atau penjadwalan kembali adalah suatu upaya penyelamatan pinjaman yang bermasalah dengan melakukan penjadwalan ulang terhadap pembayaran kembali sisa pinjaman yang masih ada. 1) Ada kondisi ekonomi makro yang mempengaruhi usaha pinjaman. 2) Peminjam masih menunjukan itikad baik untuk membayar kembali dibuktikan dengan telah melakukan pembayaran angsuran minimal 3 kali. 3) Usaha yang dibiayai dengan pinjaman dana bergulir masih ada. 16

4) Pengurus kelompok tani dan anggota lainnya meyetujui tindakan rescheduling ini. 5) Jumlah pinjaman baru sama dengan sisa pinjaman lama. 6) Jangka waktu pinjaman baru, maksimal sama dengan jangka waktu pinjaman yang dijadwal ulang. 7) Peminjam merasa kesulitan untuk memenuhi pembayaran kembali sesuai yang diperjanjikan. 8) LKMA telah melakukan pemeriksaan (investigasi) terhadap kondisi peminjam dan usahanya. 9) Putusan persetujuan rescheduling dilakukan oleh Ketua LKMA. b. Reconditioning Reconditioning atau persyaratan kembali adalah suatu upaya penyelematan pinjaman bermasalah dengan melakukan pengaturan kembali mengenai besar pinjaman tanpa merubah jangka waktu pinjaman yang tersisa. Persyaratan untuk melakukan reconditioning sama dengan persyaratan yang diperuntukan pinjaman rescheduling. c. Restructuring 17

Restructuring yaitu dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit, atau melakukan konvensi atas seluruh atau sebagian kredit yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan/atau reconditioning. Restructuring atau pengaturan kembali adalah suatu upaya penyelamatan pinjaman bermasalah dengan melakukan pengaturan kembali mengenai besar pinjaman dan jangka waktu pembayaran kembalinya. Persyaratan untuk melakukan restructuring sama dengan persyaratan untuk pinjaman rescheduling. 3. Menagih Melalui Jalur Hukum Penagihan pinjaman melalui jalur hukum bukan merupakan cara penagihan yang disarankan dalam program pinjaman dana bergulir ini dengan pertimbangan diantaranya : a. Tidak ada agunan b. Biaya terlalu mahal, prosesnya cukup panjang dan memakan waktu dan harus didukung dengan bukti-bukti yang cukup. Tetapi dalam perjanjian pinjaman disebutkan bahwa apabila terjadi selisih paham intern kelompok tani maupun terhadap LKMA, apabila tidak menemukan jalan keluar yang dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat maka diselesaikan dengan jalur hukum. Penyelesainnya 18

wanprestasi dapat dilakukan oleh LKMA dengan menempuh upaya hukum dengan melakukan sita umum atas seluruh harta kekayaan anggota kelompok tani. Sesuai dengan pernyataan pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwa segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Makna yang terkandung dalam pasal ini ialah bahwa semua harta benda debitur (maksudnya adalah kelompok tani khususnya anggota kelompok tani) baik bergerak maupun benda tetap baik benda yang sudah ada maupun yang akan datang menjadi jaminan bagi seluruh perutangan anggota-anggota kelompok. LKMA dapat melakukan penilaian terhadap nilai ekonomi seluruh harta maupun barang-barang berharga milik anggota kelompok tani yang wanprestasi sebagai pelunasan dari sisa prestasinya yang belum terpenuhi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Suwito SH selaku ketua LKMA/ Koperasi Rojokoyo Sembodo di Kabupaten Kulon Progo, pada pelaksanaanya pemberian pinjaman/kredit dana bergulir yang bermasalah di Kabupaten Kulon Progo secara umum diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mufakat yang melibatkan pihak LKMA dan termasuk kelompok tani yang mempunyai pinjaman bermasalah untuk membicarakan langkah apa yang harus diambil dan bagaimana sebaiknya penyelamatan pinjaman yang bermasalah agar tetap digulirkan kepada masyarakat lain, cara penyelesaian yang dilakukan kepada kelompok tani 19

yang menunggak dengan cara mendatangi pihak kelompok tani yang mengalami kredit bermasalah dan mengingatkan untuk membayar pengembalian pinjaman tetapi sampai sekarang belum ada pembayaran. Hal yang dilakukan tidak berkesesuainan dengan pembahasan di atas mengenai aturan dalam pedoman pelaksanaan pinjaman bergulir mengenai ketentuan dalam penyelesaian kredit bermasalah, yang mana disebutkan dalam hal menagih tunggakan bahwa apabila setelah kunjungan kedua dilakukan dan masih belum membuahkan hasil (masih berupa janji untuk membayar) maka kepada kelompok tani penunggak diberi surat peringatan (SP) yang isinya agar penunggak menyelesaikan pembayarannya. Oleh karena itu, permasalahan kredit bermasalah yang terjadi masih belum dapat diselesaikan dan pihak kelompok tani belum melakukan pengembalian pinjaman yang menunggak. Seperti yang dijelaskan dalam pembahasan diatas mengenai upaya penyelamatan pinjaman bermasalah, bila dikaitkan dengan teori berkaitan dengan penyelesaian kredit secara 3R yaitu penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring) maka LKMA di Kabupaten Kulon Progo walaupun secara tidak langsung LKMA telah melakukan perubahan penjadwalan pembayaran atau memberikan perpanjangan waktu untuk pemenuhan kredit. Menagih melalui jalur hukum bukan penyelesaian yang diutamakan walaupun dalam surat pernyataan Kelompok tani disebutkan 20

apabila terjadi selisih faham intern kelompok maupun terhadap LKMA, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, namun jika tidak menemukan jalan keluar maka akan diselesaikan melalui jalur hukum. Pinjaman dana bergulir dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo yang dikelola oleh LKMA yang diperuntukan untuk kelompok tani sebagian ada yang digelapkan oleh oknum anggota kelompok tani yang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab adanya kredit macet dana bergulir. Penggelapan dana bergulir merupakan tindak pidana, maka dari pada itu Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo beserta LKMA membawa kasus ini ke ranah hukum. Pelaku penggelapan dana bergulir (oknum anggota kelompok tani) setelah melalui proses hukum dan sudah mendapatkan putusan pengadilan yang berkuatan hukum tetap akhirnya masuk penjara selama satu tahun dan harus membayar denda sebesar Rp.50.000.000,- hal ini berdasarkan Putusan No. 08/Pid.Sus/2011/P.Tpkor.Yk. 21