BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 40 tahun yang lalu, bangsa-bangsa di dunia, melalui Deklarasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metodekualitatif dan didahului oleh sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jendral Managamen Pendidikan Dasar dan Menengah, yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan masing-masing perbedaan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu sistem yang telah diatur dalam undang-undang. Tujuan pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Bagaimana? Apa? Mengapa?

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. tiap tahunnya, hal ini ditandai dengan prestasi anak bangsa yang sudah mampu

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Hani Widiyanty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak yang Spesial ini disebut juga sebagai Anak Berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran proses pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

1. PENDAHULUAN. Gambaran resiliensi dan kemampuan...dian Rahmawati, FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia telah mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa karena menjadi modal utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

KONSEP DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KTSP SLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat merasakan upaya pemerintah ini, dengan tidak memandang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. atas pendidikan. Unesco Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsi motorik, afektif maupun kognitifnya. Orang-orang yang fungsi. kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Gambaran peran guru..., Dewi Rahmawati, FPsi UI, PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semua individu berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

SUMIYATUN SDN Ketami 1 Kec. Pesantren Kota Kediri

DISERTASI. diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PROFIL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG. Juang Sunanto, dkk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 40 tahun yang lalu, bangsa-bangsa di dunia, melalui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, menegaskan bahwa: "Setiap orang memiliki hak untuk pendidikan". Pada tanggal 5-9 Maret 1990 di Jomtien, Thailand, 115 negara dan 150 organisasi saling bertemu dan mengadakan Konferensi Dunia membahas Education for All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS). Indonesia sendiri telah mengalami kemajuan di bidang pendidikan dasar dalam 20 tahun terakhir ini. Terbukti rasio bersih anak usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94 persen. Pendidikan untuk semua di Indonesia juga mencakup pendidikan bagi anak tunanetra. Landasan yuridis tingkat nasional bagi tunanetra terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen) Pasal 31 yaitu (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak tunanetra juga dibahas dalam pasal 5 ayat 2 bahwa warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat pasal 5 tertulis bahwasetiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Diketahui di sini bahwa anak tunanetra termasuk ke dalam penyandang cacat yang berhak

2 mendapatkan pendidikan termasuk pendidikan musik. Berlandaskan hal-hal tersebut di atas maka hasil dari penelitian ini bertujuan secara umum untuk turut memajukan pendidikan bagi penyandang cacat mata atau tunanetra. Tunanetra membutuhkan pelayanan yang sebanding dengan keterbatasan mereka. Indonesia sendiri memiliki potensi untuk melayani mereka dengan baik, hanya saja kurang dimaksimalkan. Salah satu bentuk pelayanan bagi tunanetra adalah melalui sekolah luar biasa, di mana pembelajaran seni termasuk di dalamnya. Sejalan dengan tujuan pendidikan untuk semua, maka dikembangkanlah model untuk pembelajaran seni oleh satu tim yang menelliti hal tersebut. Model ini sudah mulai dikembangkan dari sejak setahun lalu lewat penelitian Anissa (2010). Penelitiannya menemukan beberapa tantangan dalam pembelajaran musik. Beberapa di antaranya adalah ditemukannya siswa tunanetrayang memiliki kecacatan ganda sindrom ADHD dan asperger. Anissa (2010)menjelaskan dalam penelitiannya bahwa guru memberikan beberapa terapi mengingat siswanya yang menderita sindrom ADHD dan asperger. Sikap guru yang diamati adalah sabar, mengenalkan bentuk fisik dari alat musik, setelah itu menghubungkan antara bentuk fisik dengan suara yang dihasilkan oleh setiap organ dari alat musik dalam hal ini piano. Guru juga mengerti betul karakter muridnya sehingga dalam pembelajaran guru memakai strategi yang tidak berseberangan dengan sesuatu yang muridnya tidak sukai. Formatted: Font color: Sehubungan dengan pertanyaan dan usaha dari guru untuk berinteraksi, siswa merespon dengan baik, walaupun ada sedikit penolakan sehubungan dengan gangguan yang dialami oleh siswa secara psikologis. Siswa mempunyai kecenderungan untuk tidak menyukai beberapa hal seperti bau keringat, sehingga

3 guru sebisa mungkin menjaga agar tidak berkeringat sewaktu mengajar. Tantangan lain selain siswa berkecacatan ganda adalah pengajar yang bukan pada bidang yang dikuasainya dan juga guru yang tunanetra.ke tiga hal ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran seni belum berjalan sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan pembelajaran seni untuk siswa tunanetra. Penelitian ini juga merupakanrangkaian penelitian yang sama dengan penelitan sebelumnya, yaitu berfokus pada siswa tunanetra. Penelitian ini mengadaptasi model sinektik dalam pembelajaran seni musik dengan harapan melalui model pembelajaran ini siswa bukan hanya sekedar memainkan instrumen musik saja, tetapi bisa secara kreatif menciptakan sebuah karya. Model ini diharapkan dapat membantu mengembangkan kreativitas mereka. Model dalam penelitian ini mengadaptasi model sinektik dalam pembelajaran perkusi. Peneliti yang memiliki latar belakang sebagai pengajar dan praktisi drum (alat perkusi) memilih pembelajaran perkusi sebagai topik penelitian ini karena beberapa alasan, yaitu : I) Anak tunanetra tidak menggunakan motorik mereka seaktif anak normal karena keterbatasan mereka dalam penglihatan. Melalui pembelajaran drum, anak diajak untuk menggerakkan anggota gerak mereka yang umumnya jarang digunakan. Contohnya adalah memukul drum dengan stick yang menggunakan tenaga untuk menghasilkan suara yang keras. II)Untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka sebagai anak-anak tunanetra. Dalam hal ini ketika mereka satu per satu memainkan drum, mereka sedang melatih kepercayaan diri mereka. III) Perangkat pembelajaranprogram tahunantingkat SD, MI, dan SDLB, mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kelas 4 semester 2. Perangkat atau silabus ini berisi bahan ajar untuk siswa kelas 4

4 SDLB yaitu pembelajaran ritmik. Ritmik ini erat kaitannya dengan alat musik perkusi sehingga peneliti menemukan kecocokan antara silabus secara nasional dengan bahan ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu perkusi. Alasan lainnya adalah untuk memfasilitasi serta mengasah bakat peserta didik terutama yang menonjol di unsur ritmik. Pembelajaran perkusi juga dipilih karena dalam pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, tujuan pendidikan bukan hanya sisi pendengarannya saja yang menjadi terlatih tapi juga sisi afektifnya. Mereka diharapkan untuk dapat belajar untuk meredam emosi dan ego mereka. Dampak pembelajaran perkusi yang diharapkan bagi tunanetra adalah dapat menciptakan kemandirian Hal ini dapat diukur oleh beberapa hal yakni : a) tunanetra memiliki keterampilan, sehingga ia dapat memfungsikan keterampilan itu di kemudian hari, b) dengan dimilikinya keahlian keterampilan peserta akan mampu hidup ketidaktergantungan, baik secara sosial, politik maupun ekonomi kepada orang lain, karena dirinya akan mampu mengemban tugas hidup tanpa harus selalu meminta kebaikan orang lain. Peneliltian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri A Bandung yang merupakan sekolah tunanetra tertua di Indonesia. Sekolah ini didirikan pada tahun 1901 dengan nama Blinden Institute. SLBN A yang terletak di Jl. Pajajaran Nomor 50 Bandung ini berdekatan dengan gedung dan lapangan Olah Raga Pajajaran serta kantor Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI). Mata pelajaran yang ada di sekolah tersebut sama dengan sekolah umum, akan tetapi pendekatan pembelajarannya berbeda. Siswa SLB mempelajari ilmu ilmu pasti atau ilmu sosial juga pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK)

5 termasuk musik. Melalui pembelajaran musik diharapkan siswa memiliki keterampilan bermain musik dan adanya dampak penyerta, berupa interaksi sosial yang baik, sikap apresiasi terhadap musik, dan sikap kerja sama yang baik diantara peserta didik. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD kisaran usia 10-16 tahun. Karakteristik anak usia ini pada umumnya adalah pemikiran sudah mulai kritis dan menuntut yang logis tapi daya pengertian mereka masih terbatas karena kurangnya pengalaman hidup. Mulai ingin dianggap sudah besar serta bukan anak kecil lagi dan ingin dihargai oleh orang lain. Daya kreativitas mulai berkembang, dan suka bertanya, logis dan daya ingat baik adalah ciri dari anak-anak kelas 4 SD. Situasi para siswa subjek pada umumnya adalah beberapa anak sudah mempunyai pemikiran yang logis sehingga secara intelejensi mereka walaupun mempunyai kelemahan dalam penglihatan tetapi memiliki analisis dan mampu mengajukan pertanyaan yang kritis. Selain itu kecacatan mereka diasumsikan mempunyai pengaruh secara psikologis kepada emosi mereka. Mereka secara umum mengenal keteraturan, dapat diajak bekerja sama dan menyukai permainan dan hiburan. Anak tunanetra memiliki keterbatasan indera dibanding anak normal, dalam hal ini tentunya indera penglihatan adalah indera yang paling mengalami kelumpuhan. Walaupun sebenarnya ada anak yang mengalami low vision di mana penglihatan mereka sangat terbatas. Karena kecacatan mereka di indera penglihatan, maka mereka mengandalkan indera yang lain, salah satunya adalah indera pendengaran.

6 Dalam pembelajaran anak-anak tunanetra, akan sangat tepat bila menggunakan musik dan lagu sebagai salah satu terapi dalam perkembangannya. Musik tentunya sangat berhubungan dengan indera pendengaran. Mengingatindra yang lebihdigunakanmerekatentunyaadalahindrapendengaran dan perabaan, maka pembelajaran musik dinilai bisa terlaksana dengan efektif. Melalui pendengaran mereka bisa mendengar arah datangnya manusia, benda, atau makhluk hidup lainnya. Juga indra peraba, contohnya dalam membaca huruf braille, bahkan menotasikan not ke dalam huruf braille. Hal ini digunakan sebagai ganti aspek visual mereka yang minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Melihat latar belakang siswa seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pengembangan model selanjutnya dirumuskan untuk menerapkan model yang berorientasi kreativitas. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu : pertama, siswa mempunyai persepsi sendiri tentang pembelajaran perkusi dan musik.pembelajaran harus menggunakan pendekatan yang sesuai dengan keadaan anak-anak. Juga kecenderungan ketidaksabaran dari siswa mengingat pikiran mereka yang mulai kritis,perlu diikuti oleh kemampuan untuk mengendalikan dan menempatkan kekritisan secara positif. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahpenelitianadalah bagaimana model pembelajaranperkusibagisiswatunanetra. Penelitian ini merupakan bagian dari payung riset tentang model pembelajaran seni bagi siswa berkebutuhan khusus, yang merupakan adaptasi model pembelajaran sinektik. Skema umum dari

7 keterkaitan penelitian ini dengan model pembelajaran seni bagi SBK bisa digambarkan sebagai berikut: model pembelajaran seni bagi siswa berkebutuhan khusus model pemb seni bagi siswa berkebutuhan khusus di SLB model pemb seni bagi siswa berkeb utuhan khusus di sekolah inklusi model pembelajaran musik model pemb tari tuna rungu dan tunagrahita model pembelajaran perkusi bagi tuna netra Gambar 1.1 Skema penelitian Oleh karena itu maka penelitian ini difokuskan pada uji coba model tersebut dalam pembelajaran perkusi bagi siswa tunanetra. Untukmempermudah proses penelitianakandiajukanbeberapa pertanyaan penelitian, yaitu : 1. Bagaimanadesain model pembelajaranperkusipadasiswa tunanetra? 2. Bagaimana hasil aplikasi model pembelajaranperkusipadasiswaa tunanetra? 3. Bagaimana produk akhir model pembelajaran perkusibagisiswa tunanetra setelah validasi.?, English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States)

8 C. DEFINISI ISTILAH Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan seperti berikut. 1. Model Pembelajaran, Joyce& Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran 2. Model Sinektik Model yang mempertemukan berbagai macam istilah yang dapat dipahami siswa yang dikemudian dibandingkan satu sama lain lewat analogi-analogi untuk mendapatkan sebuah pemahaman baru atau untuk membuat pemahaman mendalam tentang suatu hal. (GordondanPoze, 1980:168) 3. Perkusi Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. (Blades, 1970) 4. Tunanetra Tunanetra menurut Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni, 2004) mempunyai definisi yaitumereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu, Indonesian (Indonesia) menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas)

9 D. TUJUAN PENELITIAN Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengujicobakan model pembelajaran perkusi yang dilakukan oleh peneliti. Secara spesifik, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian di atas yaitu: 1. Untukmengembangkan desain model pembelajaranperkusipadasiswa tunanetra. 2. Untuk mengetahui hasil aplikasi model pembelajaranperkusipadasiswa tunanetra. 3. Untuk merumuskan produkakhir model pembelajaranperkusibagisiswa tunanetrasetelahvalidasi. E. SIGNIFIKANSI DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti, siswa, guru, sekolah luar biasa dan sekolah inklusif, perguruan tinggi, serta pemerintah dan masyarakat. Peneliti akan dapat memahami pengembangan model pembelajaran musik untuk siswa tunanetra. Siswa tunanetra akan mendapatkan pembelajaran pendidikan seni yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan optimal mereka. Guru mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Luar Biasa dapat mendapatkan contoh-contoh sebagai bahan masukan bagi pembejalaran musik siswa tunanetra. Sekolah-sekolah luar biasa tunanetra akan mendapatkan model pendidikan seni yang sesuai dengan kekhususannya. Perguruan tinggi seni dan pendidikan khusus akan mendapatkan model pembelajaran musik, untuk membekali, English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States), English (United States) mahasiswanya dengan pengetahuan pendidikan seni bagi ABK. Instansi yang berperan dalam Pembinaan Sekolah Luar Biasa, seperti Bidang PLB Dinas

10 Provinsi dan Direktorat Pendidikan Luar Biasa Jakarta akan mendapatkan bahan pendidikan seni tari dan musik untuk dijadikan acuan dalam pengembangan pendidikan seni bagi siswa berkebutuhan khusus di Indonesia. Masyarakat luas akan terbantu pemahamannya tentang siswa tunanetra, sehingga akan terwujud saling menghargai dan menghormati individu yang berkebutuhan khusus. F. ASUMSI PENETILIAN Terdapat beberapa konsep dalam model yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu unsur-unsur musik. Model sinektik diasumsikan akan efektif bagi siswa untuk memahami konsep-konsep tersebut karena dengan bantuan analogi atau kiasan siswa dapat mengunakan imajinasi mereka untuk membantu mereka dalam menemukan unsur-unsur musik tersebut. Strategi yang dipilih oleh peneliti dalam model ini adalah pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something new). Hal ini berguna untuk membantusiswa tunanetra mencapai tujuan dari pembelajaran perkusi yaitu menciptakan karya perkusi yang adalah juga merupakan sesuatu yang baru. Peneliti mengasumsikan bahwa dengan dipilihnya strategi pembelajaran tersebut, maka siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran perkusi dengan baik. Kesimpulan peneliti dari asumsi-asumsi tersebut adalah produk yang dihasilkan melaluipenelitian ini yaitumodel pembelajaranperkusi bagi anak tunanetradapatteraplikasidenganbaik di lapangan.

11 I. SISTEMATIKA PENULISAN Judul : pengembangan pembelajaran drum pada anak tunanetra di SLBN A Bandung Pernyataan mengenai maksud penulisan karya ilmiah Nama dan kedudukan tim pembimbing Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah Kata pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB: I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang B. RumusanMasalah C. DefinisiIstilah D. TujuanPenelitian E. SignifikansidanManfaatPenelitian F. Asumsi G. SistematikaPenulisan color:, English (United States) color:, English (United States) color:, English (United States) color:, English (United States) color:, English (United States) color:, English (United States) color:, English (United States)

12 BAB II: KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan dan karakteristik model sinektik yang diujicobakan dalam penelitian ini. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Materi serta pendekatan individu yang dilakukan terhadap siswa. Penjelasan tentang kurikulum SBK bagi anak tunanetra. penjelasan tentang perkusi mulai dari definisi sampai jenisnya. Jenis drum mulai dari fisiknya, karakteristiknya sampai manfaatnya. color:, English (United States) BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan tentang metode kualitatifyang dipakai dalam penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan penelitian, bagaimana cara menelitinya, siapa yang menjadi subjek penelitian, tehnik-tehnik pengumpulan data (melalui color:, English (United States) observasi/observasi partisipasi, wawancara, studi dokumentasi, refleksi), penjelasan mengenai tehnik analisis data, cara-cara menulis laporan penelitian. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Model pembelajaran perkusi bagi siswa tunanetra Sub bab ini dibahas mengenai bagaimana pengembangan model pembelajaran perkusi meliputi konsep pembelajaran, strategi, evaluasi dan langkah-langkah color:, English (United States) color: color: pembelajaran. Tiap-tiap bagian dari model pembelajaran tersebut dirancang dan digambarkan bagaimana tahap-tahap pembuatannya mulai dari latar belakang yang mempengaruhinya sampai dengan menghasilkan sebuah rancangan model pembelajaran yang utuh.

13 B. Aplikasi Model Pembelajaran Perkusi Pada Siswa Tunanetra Sub bab ini berisi pelaporan selama penelitian bagaimana pengembangan model yang sudah dilakukan kemudian diaplikasikan dan bagaimana color: pembelajaran kemudian berkembang dan beberapa penyesuaian yang dilakukan untuk membuat model itu lebih cocok bagi siswa agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. C. HasilPenelitianberupa Model PembelajaranPerkusiPadaSiswaTunanetra Sub bab ini, peneliti membahas model yang merupakan hasil revisi setelah proses FGD atau setelah validasi. Dijelaskan tentang hasil dari FGD yang color:, English (United States) color: kemudian mempengaruhi produk dari penelitian ini. Model ini merupakan model final yang sudah bisa mencapai tujuan pembelajaran awal. Model ini juga sudah terlebih dahulu diujicobakan. Formatted: Indonesian (Indonesia) BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini terdapatkesimpulan mulai dari hasil pengembangan model, bagaimana pengembangan model tersebut diaplikasikan sampai kepada produk color:, English (United States) color: yang dihasilkan. Rekomendasi penelitian yang ditujukan kepada pengguna hasil penelitian ini atau penentu kebijakan dan sekolah atau perguruan tinggi untuk mendukung pembelajaran seni musik bagai siswa tunanetra. DaftarPustaka Lampiran RiwayatHidup color:, English (United States) color:, English (United States) color: color:, English (United States)