KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF MODA OLIVIA PADA SAAT TERJADI SPREAD-F

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERUBAHAN fmin TERHADAP BESARNYA FREKUENSI KERJA TERENDAH SIRKIT KOMUNIKASI RADIO HF

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

KEMUNCULAN LAPISAN E SEBAGAI SUMBER GANGGUAN TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF

KAJIAN AWAL EFISIENSI WAKTU SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) BERBASIS MANAJEMEN FREKUENSI

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT (ALE) NASIONAL

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN ALE (AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT) NASIONAL

KAJIAN STUDI KASUS PERISTIWA PENINGKATAN ABSORPSI LAPISAN D PADA TANGGAL 7 MARET 2012 TERHADAP FREKUENSI KERJA JARINGAN KOMUNIKASI ALE

PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK

OPTIMALISASI PENGAMATAN DATA UJI KOMUNIKASI RADIO DENGAN MEMANFAATKAN PERANGKAT LUNAK PrintKey 2000

PENGAMATAN KUAT SINYAL RADIO MENGGUNAKAN S METER LITE

PROGRAM APLIKASI MixW UNTUK KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF

LAPISAN E SPORADIS DI ATAS TANJUNGSARI

PERAN LAPISAN E IONOSFER DALAM KOMUNIKASI RADIO HF

UNTUK PENGAMATAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF SECARA

Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf

Manajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI COBA PAKET PROGRAM HamPAL UNTUK PENGIRIMAN DATA MENGGUNAKAN RADIO KOMUNIKASI HF

ANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF DAN RADIUS DAERAH BISU

RESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN IONOSONDA

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI SUDUT ELEVASI DAN ALOKASI FREKUENSI UNTUK PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO HF PADA DAERAH LINTANG RENDAH

STUD! PENGARUH SPREAD F TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI RADIO

KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI

NEAR REAL TIME SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PEMANTAU CUACA ANTARIKSA

VARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD F

KOMUNIKASI RADIO HIGH FREQUENCY JARAK DEKAT

DAMPAK PERUBAHAN INDEKS IONOSFER TERHADAP PERUBAHAN MAXIMUM USABLE FREQUENCY (IMPACT OF IONOSPHERIC INDEX CHANGES ON MAXIMUM USABLE FREQUENCY)

KAJIAN HASIL UJI PREDIKSI FREKUENSI HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO DI LINGKUNGAN KOHANUDNAS

IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN

POTENSI PEMANFAATAN SISTEM APRS UNTUK SARANA PENYEBARAN INFORMASI KONDISI CUACA ANTARIKSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPISAN E IONOSFER INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data

METODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Varuliantor Dear 1 dan Gatot Wikantho Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan. Diterima 8 Maret 2014; Disetujui 14 Juni 2014 ABSTRACT

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK MANAJEMEN FREKUENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN FREKUENSI DAN EVALUASI KANAL HF SEBAGAI LANGKAH ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN KONDISI LAPISAN IONOSFER

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

TELAAH PROPAGASI GELOMBANG RADIO DENGAN FREKUENSI 10,2 MHz DAN 15,8 MHz PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO BANDUNG WATUKOSEK DAN BANDUNG PONTIANAK

Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT

SISTEM PENGOLAH PREDIKSI PARAMETER KOMUNIKASI RADIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF Di LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Jiyo Peneliti Fisika Magnetosferik dan Ionosferik, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

Sistem Telekomunikasi

PENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T )

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

STUDI PUSTAKA PERUBAHAN KERAPATAN ELEKTRON LAPISAN D IONOSFER MENGGUNAKAN PENGAMATAN AMPLITUDO SINYAL VLF

Sinyal analog. Amplitudo : ukuran tinggi rendah tegangan Frekuensi : jumlah gelombang dalam 1 detik Phase : besar sudut dari sinyal analog

PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI HF TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA SELAMA AWAL SIKLUS MATAHARI MINIMUM 25

Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA

EFEK SINTILASI IONOSFER TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI SATELIT

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Dasar- dasar Penyiaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. broadband seperti high speed internet, digital video, audio broadcasting dan

ANALISIS KEJADIAN SPREAD F IONOSFER PADA GEMPA SOLOK 6 MARET 2007

PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)

ANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

Telekomunikasi: penyampaian informasi atau hubungan antara satu titik dengan titik yang lainnya yang berjarak jauh. Pengantar Telekomunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Markov untuk kanal HF Availability pada Link Malang-Surabaya

Dasar Sistem Transmisi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim

: Widi Pramudito NPM :

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat

Sub Sistem Pemancar Pada Sistem Pengukuran Kanal HF Pada Lintasan Merauke-Surabaya

Analisa Interferensi Akibat Transmisi di Sisi Bumi pada Link Orbcomm

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

Transmisi Data. Media Transmisi Sumber/ Tujuan

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika. diajukan oleh SUMI DANIATI

PEMANFAATAN DOSBox UNTUK MENDUKUNG SCALING DATA IONOSFER

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

LAPISAN E SPORADIS IONOSFER GLOBAL DARI TEKNIK GPS-RO

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Transkripsi:

KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF MODA OLIVIA PADA SAAT TERJADI SPREAD-F Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi Radio, LAPAN e-mail : varuliant@yahoo.com RINGKASAN Pada makalah ini dibahas tentang keberhasilan penerimaan isi informasi komunikasi data menggunakan moda Olivia saat terjadinya peristiwa Spread-F. Berdasarkan hasil uji komunikasi data yang dilakukan antara Bandung (6,90ºLS; 107,60ºBT) dengan Pameungpeuk (7,12ºLS;107,96ºBT) dengan frekuensi 7,2 MHz, 20 kejadian Spread-F menunjukan bahwa kegagalan penerimaan isi informasi sebesar 15% dengan tingkat kesalahan penerimaan data antara 15-34%. Sedangkan 85% dari hasil uji komunikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa peristiwa Spread-F tidak berdampak pada kesalahan penerimaan isi informasi. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi data menggunakan radio HF dengan moda Olivia cukup handal untuk digunakan saat terjadi Spread-F. Kata kunci: Moda Olivia, Spread-F, Komunikasi data 1 PENDAHULUAN Saat ini perkembangan teknologi komunikasi radio HF cukup maju. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya dari sisi perangkat, namun juga teknik pengolahan informasi yang digunakan. Pengembangan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan kemampuan dan keandalan perangkat. Salah satu bentuk pengembangan yang dilakukan dalam bidang teknologi komunikasi radio HF adalah pengembangan bentuk informasi yang digunakan. Bentuk informasi yang digunakan bukan lagi hanya berupa suara, namun juga dapat berupa data teks, citra, dan arsip komputer. Dengan menerapkan teknik pengolahan informasi yang berbeda dengan komunikasi radio konvensional, komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi data dan dianggap mampu mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi akibat adanya fenomena pada lapisan ionosfer. Salah satu fenomena pada lapisan ionosfer yang menjadi penyebab gangguan pada komunikasi radio HF adalah Spread- F. Kemunculan Spread-F mengakibatkan terjadinya fading (Rao, 1984). Fading pada komunikasi suara menggunakan radio, menyebabkan penerimaan isi informasi menjadi kurang jelas untuk dimengerti dan dipahami. Hal ini tentu saja dapat dinyatakan sebagai bentuk gangguan. Namun bagaimanakah dampak yang terjadi pada komunikasi data saat terjadinya Spread-F?. Dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana dampak penerimaan komunikasi data dengan menggunakan moda Olivia pada saat terjadinya Spread-F. Dengan diketahuinya dampak Spread-F terhadap kualitas komunikasi data dengan moda Olivia, maka dapat diperoleh informasi tentang keandalan dari komunikasi data tersebut. 2 SPREAD F DAN KOMUNIKASI DATA RADIO HF MODA OLIVIA 2.1 Spread-F Spread-F merupakan fenomena di lapisan ionosfer yang menjadi salah satu penyebab gangguan pada komunikasi radio HF. Peristiwa Spread-F terkait dengan pemantulan gelombang radio yang menyebar dan mengalami penundaan. Dengan adanya penyebaran dan penundaan pemantulan gelombang pada lapisan ionosfer, maka gelombang radio 6

Komunikasi Data Menggunakan Radio HF Moda Olivia...(Varuliantor Dear) yang diterima mengalami perbedaan fasa yang merupakan akumulasi dari penjumlahan gelombang yang dipancarkan oleh satu sumber yang sama (Rao, 1984). Pada komunikasi suara, fading berdampak pada ketidakstabilan besarnya amplitudo sinyal informasi yang diterima. Hal ini berdampak pada naik turunnya intensitas suara. Dengan naik turunnya intensitas suara maka informasi yang diterima sulit untuk dimengerti. Peristiwa terjadinya Spread-F merupakan fenomena ketidakteraturan pada lapisan F (F layer irregularity phenomena). Peristiwa terjadinya Spread-F di daerah lintang tengah dan rendah umumnya terjadi pada malam hari. Namun untuk daerah yang berada di daerah lintang tinggi, kemunculan Spread-F dapat juga terjadi pada siang hari (Mc Namara, 1991). Kemunculan Spread-F yang terjadi sebelum tengah malam disebut sebagai pre-midnigth sedangkan kemunculan Spread-F sesudah tengah malam dikenal dengan post-midnigth (Sastri, 1981). Identifikasi kejadian Spread-F menggunakan ionogram dilakukan dengan memperhatikan jejak pantulan gelombang radio yang terekam. Jejak gelombang radio yang menyebar, baik secara vertikal maupun horisontal (Gambar 2-1), dinyatakan sebagai peristiwa Spread-F. 2.2 Komunikasi Data Radio HF Moda Olivia Komunikasi data menggunakan radio HF merupakan salah satu pengembangan yang dilakukan guna mengoptimalkan perangkat radio pada band tersebut. Pengembangan ini dilakukan dengan cara memanfaatkan perangkat keras berupa komputer dan interface atau modem sederhana, serta perangkat lunak pengolah data yang dapat diperoleh secara gratis atau membayar (Nurmali et. al, 2007 ). Secara sederhana konsep yang digunakan dalam komunikasi data menggunakan radio adalah mengubah data digital menjadi suara dan sebaliknya (Gambar 2-2). Perubahan ini dimaksudkan agar data yang digunakan dapat dijadikan masukan maupun keluaran dari perangkat radio. Dalam proses pengiriman (transmit), informasi atau data digital yang berupa teks, citra, dan arsip komputer diubah kedalam bentuk suara dan digunakan sebagai sinyal masukan pada radio. Pengubahan data digital kedalam bentuk suara, dilakukan dengan menggunakan teknik peng-kode-an (coding/encoding) yang dikenal sebagai moda-moda pengolahan data digital. Moda-moda ini memiliki standar dan algoritma yang telah diketahui secara umum dan digunakan secara luas oleh masyarakat pengguna radio komunikasi. Selain itu, penggunaan setiap moda dikhususkan untuk mengolah bentuk-bentuk data tertentu. Sebagai contoh, moda BPSK dan MT63 hanya dapat digunakan untuk pengolahan data berupa teks. (a) (b) Gambar 2-1: Ionogram normal (a) dan kejadian Spread-F (b) 7

Proses Pengiriman Data Digital Suara/Nada Radio Proses Penerimaan Gambar 2-2: Konsep sederhana komunikasi data menggunakan radio Frekuensi Sinyal informasi Lebar Pita Gambar 2-3: Sinyal pengolahan data oleh moda Olivia dalam spektrum frekuensi (waterfall) Salah satu moda pengolahan data teks yang terbaru dan dinyatakan sebagai moda yang memiliki tingkat keandalan lebih baik dari moda sebelumnya adalah moda Olivia. Moda Olivia pertama kali dikembangkan oleh Pawel Jalocha pada akhir tahun 2003. Moda ini mampu menerima dan mengubah sinyal informasi yang diterima walaupun tingkat derau lingkungan (noise level) berada -10 sampai dengan -14 db (Robinson, ). Moda Olivia merupakan moda yang menerapkan pengolahan data dengan cara mengubah informasi kedalam sejumlah nada pada pita frekuensi suara dengan lebar pita tertentu. Pengaturan banyaknya jumlah nada (tone) dan lebar pita (bandwidth) yang dapat digunakan, dipilih sesuai dengan keinginan pengguna. Adapun pilihan dari moda Olivia yang umumnya digunakan adalah (lebar pita/jumlah nada): 125kHz/4, 250kHz/8, 500kHz/16, 1000kHz/32, dan 8 2000kHz/64. Pengaturan pemilihan lebar pita dan jumlah nada yang digunakan berkaitan erat dengan kecepatan pengiriman data yang dilakukan. Tampilan hasil pengolahan dan pengiriman data menggunakan moda Olivia dalam spektrum frekuensi yang dikenal sebagai jendela waterfall dapat dilihat pada Gambar 2-3. 3 DATA DAN METODOLOGI Untuk mengetahui dampak Spread- F yang terjadi pada komunikasi data dengan moda Olivia, maka metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa analisis korelasi statistik sederhana dari data hasil uji komunikasi dengan peristiwa terjadinya Spread-F pada waktu yang bersamaan. Dari data kejadian Spread-F yang diperoleh dengan menggunakan data

Komunikasi Data Menggunakan Radio HF Moda Olivia...(Varuliantor Dear) ionogram, dilakukan pengelompokan kejadian Spread-F dengan nilai parameter frekuensi pantul tertinggi (fxf) yang mencapai atau lebih dari 7,1 MHz. Dari sejumlah kejadian Spread-F yang diperoleh, hasil uji komunikasi data yang dilakukan pada saat yang bersamaan, digunakan sebagai bahan analisa berdasarkan jumlah karakter yang diterima dengan benar. Pengelompokan nilai fxf 7,1 MHz dilakukan berdasarkan perhitungan batas terendah nilai frekuensi pantul (fxf) lapisan ionosfer antara Bandung- Pamengpeuk untuk frekuensi 7,2 MHz dengan menggunakan metode secant (3-1, 3-2, 3-3). Perhitungan batas terendah nilai fxf untuk sirkit Bandung-Pamengpeuk adalah sebagai berikut: fxf fk 2 1 / 4 d ' h ' F h ' F 2 (3-1) 7,2 MHz fxf (3-2) 2 2 1 / 4(60 ) (200 ) 200 fxf 7,1 MHz (3-3) Dengan: fxf = Frekuensi pantul lapisan ionosfer fk = Frekuensi kerja = 7,2 MHz d = Jarak Pamengpeuk-Bandung = 60 km h F` = Ketinggian Lapisan F ionosfer = 200 km Secara rinci pelaksanaan metode ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti yang disajikan pada diagram alur pada Gambar 3-1. Tidak Data Ionogram Spread F dan fxf2 7,1 MHz? Data Uji Komunikasi STOP Ya Korelasi waktu uji komunikasi dengan data Spread F % Karakter diterima % Kesalahan karakter Gambar 3-1: Diagram alur langkah-langkah metode yang dilakukan Adapun data-data yang digunakan dalam makalah ini adalah : - Data ionogram SPD Tanjungsari (6,89ºLS;170,89ºBT) pada tanggal 24 November sampai dengan 10 Desember. - Data uji komunikasi radio HF moda Olivia antara Bandung (6,90ºLS; 107,60ºBT)- Pameungpeuk (7,12ºLS;107,96ºBT) pada hari yang sama, yakni tanggal 24 November sampai dengan 10 Desember dengan frekuensi kerja 7,2 MHz. Contoh isi data hasil uji komunikasi yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3-2. 9

Data yang diterima Data yang terkirim Data yang diterima Gambar 3-2: Contoh data uji komunikasi radio 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil yang diperoleh, Gambar 4-1a menunjukkan persentase jumlah karakter komunikasi data yang diterima saat terjadi Spread-F. Antara tanggal 24 Nopember s.d 10 Desember, kejadian Spread-F dengan frekuensi pantul tertinggi (fxf2) lebih atau sama dengan 7,1 MHz mencapai 29 kejadian. Sedangkan berdasarkan hasil uji komunikasi radio yang dilakukan, dari 29 kejadian Spread-F hanya 20 peristiwa yang dapat dianalisa. Hal ini dikarenakan pada tanggal 6 Desember uji komunikasi radio tidak dapat dilaksanakan akibat faktor cuaca yang tidak mendukung. Pada gambar 4-1b, terlihat bahwa dari 20 kejadian spread-f yang dapat dikorelasikan dengan data uji komunikasi radio, 85% data yang diterima tidak mengalami kesalahan isi informasi. Sedangkan sebanyak 15% dari komunikasi yang dilakukan menunjukkan kegagalan penerimaan isi informasi secara utuh. Dari 15% kegagalan penerimaan data secara utuh, terjadinya Spread-F yang ke-5, yakni pada tanggal 4 Desember pukul 21:03 WIB, menunjukan 34% karakter isi informasi tidak diterima dengan benar. Hanya 65,8 % isi informasi yang diterima dengan benar. Sedangkan pada tanggal 5 Desember, yakni terjadinya Spread-F yang ke-12 dan 13, isi katakter informasi yang diterima dengan benar mencapai 85%. 15% isi karakter lainnya tidak diterima atau salah. Keberhasilan penerimaan isi informasi secara utuh yang mencapai 85%, menunjukkan bahwa peristiwa Spread-F tidaklah terlalu mempengaruhi komunikasi data yang dilakukan. Kendatipun diperoleh 15% penerimaan data yang salah, namun jumlah karakter yang diterima dengan benar masih berada pada rentang 65,8% 85%. Dengan kondisi jumlah isi informasi yang diterima lebih dari 60%, selama isi informasi yang hilang merupakan beberapa huruf atau karakter dari suatu kalimat atau kata yang umum, maka isi informasi tersebut masih dapat dimengerti dan dipahami. 10

Komunikasi Data Menggunakan Radio HF Moda Olivia...(Varuliantor Dear) (a) 30 Nop 2 Des 4 Des 5 Des (b) 10 Des n = 20 Gambar 4-1: (a) Persentase penerimaan isi informasi uji komunikasi, dan (b) persentase keberhasilan komunikasi saat terjadinya Spread-F dengan fx 7MHz antara tanggal 24 November 10 Desember Secara umum keberhasilan penerimaan data pada moda Olivia disebabkan karena pengiriman data digital memiliki tahapan proses yang berbeda dengan pengiriman sinyal suara. Kestabilan besarnya sinyal masukan yang lebih baik dibandingkan dengan sinyal masukan berupa suara dari mikrofon sangat mempengaruhi kestabilan amplitudo gelombang pembawa. Pengubahan informasi menjadi sejumlah data yang berupa nadanada tunggal pada spektrum frekuensi suara memberikan pengaruh terhadap keberhasilan penerimaan. Selain itu, kemampuan pengolahan data yang lebih peka dan selektif dari sinyal yang diterima juga turut menunjang keberhasilan penerimaan informasi secara utuh. Komputer masih mampu mengenal sinyal informasi kendatipun terjadi gangguan seperti fading yang diakibatkan oleh peristiwa Spread-F. Hilangnya 40% karakter dari isi informasi, tentu saja akan menjadi permasalahan yang mendasar apabila bagian yang hilang merupakan karakter yang penting seperti nilai nominal suatu angka dalam laporan keuangan. Namun pada prakteknya, penggunaan komunikasi data menggunakan radio secara umum merupakan komunikasi dengan isi informasi berupa suatu kalimat laporan atau keterangan dan bukanlah informasi yang berupa data keuangan. Apabila beberapa karakter huruf dari kalimat yang dikirimkan tidak diterima dengan utuh, maka isi informasi tersebut masih dapat dimengerti oleh pihak penerima (Gambar 4-2). 11

Gambar 4-2: Hasil uji komunikasi data saat terjadi Spread-F pada tanggal 5 Desember Pukul 21:03 WIB 5 PENUTUP Pengaruh Spread-F terhadap isi informasi komunikasi data menggunakan radio komunikasi dengan moda Olivia tidaklah berdampak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil yang diperoleh. Dari 20 kejadian Spread-F, 85% komunikasi data yang dilakukan menunjukan keberhasilan penerimaan isi informasi secara utuh. Sedangkan 15% uji komunikasi yang dilakukan mengalami kegagalan penerimaan isi informasi secara utuh. Dari 15% kegagalan tersebut, besarnya isi informasi yang tidak diterima adalah antara 15 34 %. Berdasarkan hasil tersebut, maka komunikasi data menggunakan radio komunikasi dengan moda Olivia dapat dinyatakan sebagai moda komunikasi yang cukup handal untuk digunakan pada saat terjadinya peristiwa Spread-F. DAFTAR RUJUKAN McNamara, L. F., 1991. The Ionosphere, The Ionosphere: Communications, Surveillance, and Direction Finding, hal 17-38. Nurmali, D. Suhartini, S., 2007. Komunikasi Data Digital Menggunakan Gelombang Radio HF: Konsep Dasar Dan Implementasinya, Publikasi Ilmiah LAPAN, ISBN 978-979-1458-00-9, hal 127-135. Rao, P.S., Kesava, 1984. Effect of Spread-F Irreguralities On The Fading Of Radiowaves at Kakinada, http:// www.ias.ac.in/jarch/currsci/53/000 00584.pdf, download November. Robinson Gary L,, Oliva The magical mode, http://www. oliviamode. com/index.htm, download November. Sastri, J. Hanumath, 1981.Post Midningth Occurance of Equatorial Spread-F. 12