Laporan Kasus Hands-On (7/2008) Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai
Laporan Khusus Hands-On Insufisiensi Vena Kronik dan Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/cvi). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi. CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena. CVI disebabkan oleh: sindrom pascatrombosis varikosis, atau abnormalitas vaskular. Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka. Diagnosis inflamasi. bawah kiri. Terapi Ulkus vena tungkai bilateral dengan Sindrom pascatrombosis pada tungkai Obesitas. Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten. Riwayat dan perjalanan penyakit Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit). Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup. Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed Sorbact gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase
Hari ke-1 Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed Sorbact gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek. Hari ke-2 Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed Sorbact gel. Hari ke-3 Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA. Hari ke-4 Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn plus) dan sarana penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill ) Hari ke-7 Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien. Hari ke-11 Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.
Diagnosis Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia. Terapi Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft. Riwayat dan perjalanan penyakit Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya. Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA, irigasi antiseptik dengan larutan oktenidin, dan memakai Cutimed Sorbact swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari. Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan. Hari ke-1 Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi. Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed Sorbact swab dan Cutimed Sorbact absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek dimulai.
Hari ke-5 Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan. Hari ke-11 Cutimed Sorbact swab, yang diolesi dengan Cutimed gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione ) Hari ke-15 Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya. Hari ke-20 Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian. Penulis Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude ggmbh. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman. Keterangan Penandaan Luka Fase Penyembuhan Luka Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Kedalaman Luka Dangkal Dalam Keduanya Level Eksudasi Kering Rendah Sedang sampai Tinggi Catatan: Nama produk Cutisorb Sorbact diubah menjadi Cutimed Sorbact pada 2008. Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb Sorbact swab dan absorbent pads.
Cutimed Sorbact dressing pads 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 20 pack Cutimed Sorbact swab 72164-00 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm Cutimed Sorbact tupfers 72168-00 70 pack (14 x 5) Cutimed Sorbact ribbon gauze 72166-00 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 20 pack 10 pack Cutimed Sorbact gel 72611-00 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 10 pack 10 pack Cutimed Sorbact Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi Untuk informasi lebih lanjut, hubungi : PT BSN medical Indonesia German Centre, Suite 4340-4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 www.bsnmedical.com www.cutimed-sorbact.com