Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin danvariasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

Oleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW

STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW. Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM:

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-399

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

BAB I PENDAHULUAN I.1

Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

TURBIN UAP. Penggunaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Studi Variasi Flowrate Refrigerant pada Sistem Organic Rankine Cycle dengan Fluida Kerja R-123

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA TURBIN UAP MENGGUNAKAN CFD FLUENT

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian.

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Maka persamaan energi,

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle Dwi Dharma Risqiawan, dan Ary Bachtiar Khrisna Putra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 E-mail: arybach@me.its.ac.id Abstrak - Sistem pembangkit listrik telah berinovasi pada saat ini untuk tetap memenuhi kebutuhan akan ketersediaan listrik salah satunya dengan Organic Rankine Cycle (ORC). Sistem ini terdiri dari empat komponen utama yaitu evaporator, turbin, kondensor, dan pompa. Fluida kerja dipompa ke evaporator untuk membangkitkan uap lalu digunakan menggerakkan turbin. Uap hasil ekspansi turbin dikondensasi dan dialirkan oleh pompa kembali ke evaporator. Sistem ini mampu memanfaatkan sumber energi yang memiliki temperatur dan tekanan rendah untuk membangkitkan uap fluida organik. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja turbin pada sistem ORC dengan memvariasikan tekanan masuk turbin dan pembebanan dengan menggunakan R-3 sebagai fluida kerja. Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan tekanan masuk turbin pada setiap variasi pembebanan generator.pengamatan dilakukan hanya pada turbin untuk mengetahui karakteristik turbin yang digunakan saat ini. Pengambilan data dilakukan dengan R-3 sebagai fluida kerja. Dari eksperimen didapatkan temperatur masuk dan keluar turbin,kecepatan putaran turbin dalam rpm, dan enthalpy dapat diketahui. Enthalpy digunakan untuk mengitung kerja yang dihasilkan turbin, efisiensi turbin dan efisiensi sudu turbin. Pada tekanan masuk turbin 8 bar dan beban Watt data dengan nilai terbaik didapatkan. Hasil perhitungan data didapatkan kerja yang dihasilkan turbin yang terbesar adalah,437 KW. Hasil lain yang dapat diketahui adalah efisiensi turbin tertinggi 88%. Efisiensi sudu turbin tertinggi yang terhitung adalah 4,9%. Kata Kunci R3,kerja turbin, efisiensi turbin,efisiensi sudu turbin variasi tekanan,variasi pembebanan. I. PENDAHULUAN ndonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya Ienergi. Sumber daya energi yang banyak digunakan selama ini adalah sumber daya fosil. Data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa cadangan sumber daya fosil Indonesia semakin berkurang sehingga kebijakan diversifikasi energi dilakukan untuk mengurangi ketergantungan dari sumber daya fosil. Diversifikasi energi dibutuhkan untuk mengatasi krisis energi. Salah satu bentuk dari diversifikasi energi adalah memanfaatkan panas bumi untuk menghasilkan listrik. Dengan letak georafis indonesia terletak di daerah lingkaran api (ring of fire) menjadikan negara Indonesia kaya akan sumber energi panas bumi. Namun dalam proses pelaksanaan eksplorasi panas bumi yang ada tidak seluruhnya panas bumi tersebut mampu dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Hal ini disebabkan oleh tekanan maupun temperatur yang dikeluarkan relatif rendah (3 bar dan < o C) dimana pada akhirnya uap tersebut dibuang begitu saja tanpa ada pemanfaatan. yang memiliki temperatur dan tekanan rendah untuk membangkitkan uap fluida. Organic Rankine Cycle (ORC) adalah salah satu inovasi teknologi untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi dimana mampu bekerja pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah. ORC sendiri merupakan modifikasi dari siklus pendahulunya yaitu siklus Rankine namun disini fluida kerja yang digunakan adalah fluida organik contohnya refrigerant untuk menghasilkan listrik. Sama halnya dengan siklus Rankine komponen utama dari ORC adalah turbin, kondensor, pompa, dan evaporator sebagai pengganti boiler. Salah satu alat konversi energi adalah turbin uap yang merubah energi potensial yang dimiliki oleh uap menjadi energi mekanik pada poros turbin. Sebelum dirubah menjadi energi mekanik terlebih dahulu energi potensial uap tersebut dirubah menjadi energi kinetik dalam nozel maupun sudu sudu gerak yang ada. Sehingga energi kinetik yang telah dirubah menjadi energi mekanik tersebut mampu memutar poros turbin, selanjutnya poros turbin tersebut dihubungkan dengan generator dengan beberapa elemen mesin sehingga mampu menghasilkan energi listrik. Untuk mengetahui kinerja yang digunakan perlu dilakukan pengujian terhadap turbin tersebut. Karakteristik turbin yang diuji akan berguna dalam peningkatan kinerja turbin tersebut. II. URAIAN PENELITIAN A. Turbin Uap Organic Turbin uap adalah pesawat dengan aliran tetap (steady-flow) machine, dimana uap melalui nosel diekspansikan kesudu-sudu turbin dengan penurunan tekanan yang drastis sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap energi kinetik uap keluar nosel diberikan pada sudu-sudu turbin.[] (a) (b) Gambar.(a) Diagramatika turbin impuls (b) nosel uap konvergen-divergen[]

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) (a) (b) (c) Gambar. (a) input dan output turbin (b) Garis perubahan T-s Turbin (c) Garis perubahan P-v Turbin[3] Proses konversi energi pada turbin berasal dari entalpi uap masuk seperti pada titik no. seperti pada Gambar. (a) di atas. Perubahan entalpi ditunjukkan lewat garis berwarna merah. Titik bernomor satu menunjukkan entalpi yang masuk menuju turbin, nilai entalpi ini relatif tinggi hal ini disebabkan peningkatan temperatur yang terjadi sebelumnya pada evaporator akan meningkatkan nilai entalpi. Entalpi masuk memiliki properties yang berguna bagi turbin yaitu tekanan yang tinggi, sebagaimana terlihat pada Gambar.(b) garis merah menunjukkan perubahan tekanan pada turbin mulai awal masuk no. sampai tekanan keluar no.. Tekanan pada akhirnya akan menurun seiring keluar turbin sebab, tekanan tersebut digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Akibat menurunnya properties yang dimiliki di sepanjang perjalanan turbin, maka nilai entalpi pada saat keluar turbin juga menurun seperti pada Gambar.(a).[3] B. Segitiga Kecepatan Uap Melalui Sudu Turbin Impuls Pertama kali uap diekspansikan keluar nosel dimana nantinya dihasilkan kecepatan uap (V a ) yang akan memasuki sudu gerak pada turbin. Setelah uap memasuki sudu gerak pada turbin dan ikut berputar sehingga memiliki kecepatan (V b ).Agar aliran uap yang keluar dari nosel mempunyai effisiensi dan bebas dari tumbukan maka harus memiliki perbandingan (V a ) dan (V b ) yang tertentu, dengan demikian bisa didapat sudut masuk dan sudut keluar uap dengan tepat. Hal ini dapat dilihat pada gambar segitiga kecepatan uap yang mealui sudu turbin impuls, Gambar3.[] Gambar 3. Segitiga kecepatan turbin impuls [] Dimana : V a dan V a : kecepatan absolut uap masuk dan keluar sudu V r dan V r : kecepatan relatif uap masuk dan keluar sudu V b : kecepatan keliling sudu gerak dan : sudut absolut uap masuk dan keluar sudu α α β β dan : sudut relatip uap masuk dan keluar sudu Sudut sudu α dan β harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kecepatan uap. Sudut α bebas dipilih namun untuk mendapat effisiensi yang besarsudut ini harus dibuat antara o 3 o namun yang biasa digunakan adalah o o. Sudut α yang besar dapat digunakan ketika dibutuhkan, biasanya penggunaanya pada turbin yang besar dengan tekanan rendah pada akhir tingkat turbin tersebut.[] Kondisi yang diinginkan pada penentuan segitiga kecepatan adalah besarnya V a sekecil mungkin, dan jika kondisi memungkinkan arah V a dapat tegak lurus dengan u. Hal ini berakibat pada energi pada sudu pengarah yang bisa dipindahkan untuk diubah ke energi mekanik menjadi lebih besar. Sedangkan energi sisanya bisa dialirkan ke dalam sudu pengarah tingkat selanjutnya dengan lancar tanpa tumbukan.[] C. Perhitungan Efisiensi Sudu Turbin Untuk mengevaluasi kinerja sudu yang bergerak maka dibutuhkan vector diagram kecepatannya yang ditunjukkan pada gambar. dibawah ini. Gambar4. Diagram kecepatan pada sudu impuls satu tingkat [4] V s = kecepatan absolut uap keluar nozzle V b = kecepatan keliling sudu V r = kecepatan relatif dari uap yang diamati pada sudu V r = kecepatan relatif uap meninggalkan sudu V s = kecepatan absolut keluar uap sudu θ = sudut nozzle φ = sudut masuk sudu γ = sudut keluar sudu δ = sudut keluar uap g = percepatan gravitasi dalam m /s Prinsip kerja turbin impuls didapatkan dari momentum impuls sesuai dengan hukum momentum maka didapatkan[4] F = m g s cos θ V s cos δ) () Kerja per satuan waktu (power) sama dengan gaya yang dihasilkan serta arak yang ditempuh sudu dalam satuan waktu atau hasil kecepatan dan gaya.[4] W = m V b (V g s cos θ V s cos δ) () Kerja dihasilkan semakin besar jika δ juga besar pada Gambar.4 Cos δ akan positif jika kurang dari 9 dan jika δ lebih dari 9 maka cos δ akan bernilai negatif.[4] Effisiensi sudu didefinisikan sebagai rasio kerja dari sudu, persamaannya sebagai berikut:[4] η sd = [ V b cos θ V b V s cos δ ] (3) V s V s V s Rumus diatas dapat didekati dengan memperhitungkan koefisien gesek sudu atau Kb yang berkisar antara,-,9 dengan semakin kecil nilainya maka semakin kasar pula permukaan dari sudu. V b /V s dianggap sebagai rasio percepatan( ρ) sehingga rumus pendekatan dengan hanya diketahui sudut θ (sudut α pada diagram kecepatan Gambar.4) adalah sebagai berikut:[4] η sd =.ρ ( cos α )(+Kb) x % (4) ρ Pada kondisi kecepatan sudu maksimum yang dianalogikan pada sudu 8 kecepatan relatif uap yang masuk sudu pada sumbu x positif adalah V s cos θ V b. Kecepatan relatif

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) 3 tersebut juga menadi kecepatan relative keluar sudu tetapi arah sumbu x negatif. Kecepatan absolut uap keluar sudu pada arah sumbu x positif adalah V s cos δ, sehingga V b - (V s cos θ Vb) = (V b - V cos θ). Persamaan kerjanya sebagai berikut:[4] W = m V g b (V s cos θ V b ) () Kecepatan sudu maksimum berarti adalah puncak kerja yang dapat dihasilkan dengan mendeferensialkan W terhadap V b sehingga persamaan menjadi[4] V b, Opt = V s cos θ (6) Sehingga kerja maksimum yang dihasilkan dengan mensubstitusikan persamaan 6 ke persamaan W max = m (V g s cos θ) m = V g b, opt (7) Effisiensi sudu maksimum didapat dengan membagi W max dengan energy masuk yang dinisialisasikan sebagi m V s/.g, maka η sd,max = (Cos θ ) x % (8) D. Tahapan Penelitian Fluida kerja R-3 yang diisikan pada tabung receiver dipompakan ke evaporator dengan tekanan tertentu. Fluida kerja yang telah bertekanan dipanaskan dalam evaporator. Kemudian fluida kerja berubah fasa menjadi uap. Uap yang terbentuk dialirkan menuju turbin. Uap di dalam turbin berekspansi dan memutar sudu turbin. Poros turbin yang dikopel dengan poros generator menggunakan belt ikut berputar dan generator menghasilkan listrik. Skema sistem Organic rankine cycleyang digunakan dapat di lihat pada Gambar. beban divariasikan watt,3 watt, watt dan 3 watt. Data yang didapatkan adalah tekanan keluar turbin dan kecepatan poros turbin dari masing-masing variasi tekanan masuk turbin. Temperatur masuk dan keluar turbin juga dapat diukur. Tabel properties R-3 digunakan untuk mendapatkan enthalpy sesaat sebelum dan sesaat setelah keluar turbin. Enthalpy dimanfaatkan untuk menghitung kerja yang dihasilkan oleh turbin. Selain itu, enthalpy juga digunakan untuk menghitung efisiensi turbin. Jumlah putaran setiap menit digunakan untuk menghitung kecepatan dari sudu yang kemudian digunakan untuk menghitung efisiensi sudu turbin. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kerja Turbin Fungsi Tekanan Masuk Turbin Data yang telah didapatkan dari hasil pengukuran tekanan masuk dan keluar turbin. Data temperatur dan keluar turbin juga dapat diukur untuk mencari entalpi yang selanjutnya dipergunakan untuk perhitungan kerja, efisiensi turbin dan juga efisiensi sudu turbin. Kerja Turbin (KW) 6 4 3 beban watt beban 3 watt beban watt Beban 3 watt Generator Gambar 6. Grafik kerja turbin fungsi tekanan masuk turbin Grafik di atas menunjukkan hubungan antara variasi tekanan masuk turbin dengan kerja yang dihasilkan oleh turbin. Trend grafik menunjukkan pada setiap kenaikan tekanan yang diikuti dengan kenaikan pembebanan generator kerja yang dihasilkan turbin juga semakin besar. Kenaikan kerja signifikan yang terjadi pada tekanan 8 bar dengan beban Watt dengan nilai kenaikan,8 KW. B. Kerja Turbin Fungsi Beban Generator 6 Gambar. Skema sistem Organic rankine cycle Eksperimen diawali dengan memastikan bahwa sistem sudah tidak mengalami kebocoran lagi. Fluida kerja R-3 dipanaskan dalam evaporator sampai menjadi uap, pengambilan data dilakukan setelah sistem dalam kondisi operasi tunak. Tekanan uap masuk turbin divariasikandari bar,6 bar,7bar,8 bar. Pada setiap tekanan uap masuk turbin Kerja Turbin (KW) 4 3 Tekanan masuk bar Gambar 7.Grafik kerja turbin fungsi beban generator

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) 4 Grafik di atas menunjukkan hubungan beban generator dengan kerja turbin yang dihasilkan. Trend grafik kerja turbin yang dihasilkan naik seiring kenaikan beban yang berkisar Watt sampai Watt. Setelah itu kerja yang dihasilkan turbin cenderung turun pada beban 3 Watt. Kecuali pada tekanan masuk 6 bar grafik kerja turbin cenderung terus naik pada setiap kenaikan beban generator. Kerja tertinggi yang dapat dihasilkan,4 KW pada tekanan 8 bar dan beban generator Watt. Kerja yang dihasilkan menurun jika pembebanan generator mencapai 3 Watt. Turbin dianalisa mengalami kerugian mengalami kerugian mekanika yang semakin besar pada beban 3 Watt sehingga kerja yang dihasilkan tidak dapat melebihi kerja turbin pada pembebanan Watt. Kerugian mekanika turbin dapat terjadi pada kerugian nosel, kerugian akibat friction pada sudu, kerugian akibat disc friction. C. Efisiensi Sudu Turbin Fungsi Tekanan Masuk Turbin Gambar9. Grafik efisiensi sudu fungsi beban generator Grafik hasil eksperimen menunjukkan tren grafik pada beban Watt hingga Watt mengalami kenaikan. Kenaikan paling signifikan terjadi pada beban 3 Watt yang dinaikkan menjadi beban Watt. Efisiensi maksimum sudu maksimum terjadi pada beban Watt dengan tekanan masuk turbin 8 bar dengan nilai 4,9%. Grafik cenderung turun pada beban 3 Watt kecuali pada tekanan 6 bar nilai efisiensi sudu turbin tetap mengalami kenaikan pada setiap kenaikan pembebanan generator dari Watt hingga 3 Watt. Peningkatan beban turbin setelah titik kritis akan mengakibatkan kecepatan sudu turbin kecepatan poros turbin menjadi lebih kecil sehingga mempengaruhi kecepatan poros turbin yang juga menjadi kecil. Sehingga rasio kecepatan menjadi lebih kecil dan efisiensi sudu turbin makin kecil. Effisiensi Sudu Turbin 4 4 3 3 beban watt beban 3 watt beban watt Beban 3 watt E. Efisiensi Turbin Fungsi Tekanan Masuk Turbin Effisiensi Turbin 9 8 7 6 4 3 beban watt beban 3 watt beban watt Beban 3 watt Gambar8. Grafik efisiensi sudu turbin fungsi tekanan masuk Grafik hasil eksperimen menunjukkan hubungan antara variasi tekanan masuk turbin. Tren grafik dengan beban Watt dan 3 Watt dari tekanan bar ke 6 bar mengalami kenaikan efisiensi sudu turbin yang signifikan dari 4 % ke 3 %. Tren grafik cenderung meningkat secara landai pada setiap kenaikan tekanan hingga tekanan 8 bar dan beban generator Watt yang mencapai niali efisiensi sudu maksimum yang dapat dicapai sistem ORC yang digunakan yaitu sebesar 4,9%. D. Efisiensi Sudu Turbin Fungsi Beban Generator Effisiensi Sudu Turbin 4 4 3 3 Tekanan masuk bar Gambar. Grafik efisiensi turbin fungsi tekanan masuk Grafik hasil eksperimen menunjukkan tren kenaikan grafik tekanan masuk turbin memicu kenaikan efisiensi turbin. Pada setiap kenaikan tekanan sampai 8 bar dengan beban Watt dan 3 Watt efisiensi turbin naik secara landai dengan nilai paling besar adalah 7%. Pada beban Watt grafik naik secara signifikan dari tekanan 7 bar ke tekanan 8 bar. Nilai maksimum efisiensi turbin terjadi pada tekanan 8 bar dengan beban Watt. Pada beban 3 Watt tren grafik naik dari tekanan sampai 6 bar kemudian nilai efisiensinya turun pada tekanan 7 bar dan naik lagi pada tekanan 8 bar tetapi efisiensinya tidak lebih besar dari beban Watt. Keadaan ini dikarenakan beban yang semakin berat membuat putaran poros turbin juga semakin pelan akibat kerugian mekanik yang semakin besar. Kerugian pada turbin uap di laboratorium pendingin ini dapat terjadi karena kerugian pada katup regulator, kerugian pada nosel, kerugian akibat gesekan sudu yang memiliki bahan kasar, kerugian disc friction, kerugian akibat recidual velocity. pada beban Watt juga telah mendekati titik kritis dari sistem ini sehingga tidak ada peningkatan efisiensi turbin lagi pada tekanan 8 bar dengan beban 3 Watt.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) F. Efisiensi Turbin Fungsi Beban Generator Effisiensi Turbin 9 8 7 6 Tekanan masuk bar 4 3 Gambar. Efisiensi turbin fungsi beban generator Tren grafik hasil eksperimen hubungan antara variasi beban generator terhadap efisiensi turbin mengalami kenaikan pada beban Watt hingga Watt yang diikuti kenaikan tekanan yang berkisar antara bar hingga 8 bar. Akan tetapi pada beban 3 Watt dengan tekanan 8 bar tren grafik mengalami penurunan. Nilai efisiensi tertinggi terjadi pada beban Watt dengan tekanan 8 bar yaitu sebesar 88%. Kerugian mekanika turbin pada bantalan poros turin yang berputar kurang lancar, kerugian pada nosel, kerugian akibat blade friction, kerugian disc friction pad beban 3 Watt yang semakin besar membuat putaran turbin semakin seret dan pelan sehingga efisiensi turbi menurun. dengan beban tetap maka effisiensi turbin akan semakin baik.. Performa turbin terbaik terjadi pada tekanan 8 bar dan pembebanan pada Watt dimana tekanan yang besar membuat efisiensi sudu turbin terbaik,kerja aktual yang. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Dwi Dharma Risqiawan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ary Bachtiar,ST,MT,Ph.D, selaku dosen pembimbing tugas akhir, yang telah membimbing dalam mata kuliah tugas akhir. V. DAFTAR PUSTAKA [] Pudjanarsa, Astu, Djati N., Mesin Konversi Energi, Penerbit Andi, Indonesia, 8. [] Severns, William H, M.S, Steam, Air, and Gas Power, John Wiley and Sons, INC.,New York,94. [3] Wardhana, Gagah,, Studi Numerik Dua Dimensi Pada Sudu Gerak Turbin Uap Organic Rankine Cycle (ORC) Dengan Variasi Sudut Nosel (α=,α= ), Jurusan Teknik Mesin-FTI ITS, Surabaya, Indonesia. [4] Elwakil, M.Mohamed, Power Plant Technology, The McGraw Hill book company,singapore,984. IV. KESIMPULAN Dari percobaan eksperimen yang dilakukan serta pembahasan terhadap data yang didapatkan, maka didapatkan hasil data karakteristik kerja turbin dan data hasil performansi turbin dengan adanya pengaruh variasi tekanan masuk turbin dan juga pembebanan pada generator. Perubahan tekanan masuk turbin dan perubahan beban pada generator mempengaruhi kerja turbin dalam siklus Rankine organik yaitu sebagai berikut :. Pembebanan Watt dan pada tekanan 8 bar menghasilkan daya aktual terbesar yaitu,43 KW.Semakin tinggi tekanan mengakibatkan suhu dan enthalpy semakin meningkat.. Semakin tinggi tekanan masuk turbin dengan beban tetap maka effisiensi sudu turbin akan semakin baik.efisiensi sudu terbaik adalah 4,9% pada beban Watt dan tekanan masuk turbin 8 bar.hal ini dikarenakan rasio kecepatan sudu dan kecepatan keluar nosel aktual semakin kecil. 3. Semakin tinggi pembebanan pada generator pada tekanan yang sama maka effisiensi sudu turbin akan semakin baik. Pembebanan Watt pada tekanan masuk turbin 8 Watt menghasilkan effisiensi tertinggi 4,9%. 4. Efisiensi turbin terbaik didapat pada beban Watt dengan tekanan masuk Turbin 8 barnilai efisiensinya adalah 88,8 %.Semakin tinggi tekanan masuk turbin