Demokrasi dalam Bingkal Digital ================================================= Oleh: Siska Sasmita

dokumen-dokumen yang mirip
negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

BAB V PENUTUP Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

E-Government: Strategi Meraba Gajah

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENEMPATKAN SKENARIO MASA DEPAN ANEUK DAN PEMUDA ATJEH TAHUN 2018 DALAM RUANG PUBLIK ACEH

NEW MEDIA & SOCIETY. Karakteristik dan Pengaruh New Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

Review Buku : Rozaqul Arif

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

RINGKASAN HASIL STUDI/KAJIAN PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVANEWS

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

I. PENDAHULUAN. langsung, kebebasan berekspresi secara terbuka, berasosiasi, sampai kebebasan

Modul 2: Internet untuk Demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang

REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

MEMPERKUAT PENGORGANISASIAN MASYARAKAT SIPIL UNTUK MEMPERCEPAT DEMONOPOLISASI DI POLITIK DAN EKONOMI

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

BAB V PENUTUP A. K esimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang baik dengan didukung oleh

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB V KESIMPULAN. Ramli melalui tiga cara, yakni: Pertama, Pemakaian simbol dan atribut identitas,

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

Marketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

PELAJAR, POLITIK, DAN PEMILU Oleh: Pan Mohamad Faiz

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

PROGRAM WARGA MADANI: PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEYNOTE ADDRESS PERAN HUMAS DALAM MEMPOSISIKAN CITRA PEMERINTAH DI ERA KETERBUKAAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

Demokrasi dalam Bingkal Digital ================================================= Oleh: Siska Sasmita ABSTRACT This article will discuss about democracy in digital framework. Transition in information technology and communications contribute to the existence of democracy in many countries. In developed countries, the virtual space becomes a new means of representing identity and participate in the political sphere. In addition to bridging the distance, the virtual space accommodate more voice and interests. Kata Kunci: Demokrasi, bingkal digital, teknologi informasi, political sphere I. PENDAHULUAN Konsolidasi kekuatan negara pada abad ke-18 dan ke-19 membantu perkembangan identitas rakyat sebagai subjek politik sebagai warga negara. Itu berarti bahwa orang-orang yang tunduk kepada otoritas sebuah negara secara perlahan menjadi sadar akan keanggotaan mereka dalam suatu masyarakat dan sadar akan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang bisa diberikan oleh keanggotaan semacam itu 1. Semenjak diperkenalkannya mesin cetak di Eropa pada per-tengahan abad ke-15, teknologi komunikasi yang menggunakan mesin telah memengaruhi pembentukan identitas politik 2. Perkembangan teknologi komunikasi yang kemudian diikuti dengan kemajuan dalam teknologi informasi memberikan warna baru 1 Held, David. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2 Anderson dalam Held, David. 2004. Ibid bagi kehidupan politik di berbagai negara. Teknologi informasi dan komunikasi menyediakan akses lebih luas terhadap informasi dan kemampuan warga negara dalam merefleksikan aspirasinya di luar lingkup individu. Masyarakat informasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi mulai bergerak membentuk ruangruang publik virtual sebagai sarana merepresentasikan kehendak dan menyatakan eksistensi mereka. Keberadaan teknologi-teknologi baru tersebut mengundang kita berpikir ulang mengenai demokrasi di era digital, yang akan dibahas dalam paparan berikut. II. PROSPEK DEMOKRASI DIGITAL Masyarakat di Amerika menjadi digital dengan lincah. Dunia analog memudar dan digantikan oleh dunia digital yang di didalamnya terdapat fungsi telepon, jaringan-jaringan komputer, dan televisi-televisi yang jumlahnya kian hari bertambah. Tentu Demokrasi dalam Bingkai Digital 159

saja peralatan-peralatan tersebut akan terus digunakan terutama untuk tujuan non-politik. Jajak pendapat di Amerika yang hasilnya dipublikasikan pada bulan Juni 1999 memperlihatkan bahwa publik memandang keberadaan televisi masih sebagai sarana hiburan 3. Namun kemudian memang datang tuntutan perubahan dari masyarakat agar televisi lebih merepresentasikan kepentingan publik. Dengan televisi dan radio sebagai media yang tersebar luas, dan dengan peran mereka yang menonjol dalam menginformasikan publik dalam keadaan yang baik maupun buruk, maka dampak potensialnya pada perbaikan perilaku dalam kehidupan politik tidak dapat diremehkan 4. Sesungguhnya keberadaan teknologi informasi dan komunikasi tidak semata berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur fisik yang memadai walaupun tak dapat disangkal bahwa infrastruktur tersebutlah yang menjadi salah satu prasyarat keberhasilan. Hal yang paling penting sebenarnya berkaitan dengan kemampuan teknologi untuk menjembatani jarak dan memperluas akses sehingga informasi tersedia dan dapat dimanfaatkan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Menurut Leggewie dan Bieber, kebebasan memperoleh atau memberikan informasi secara efektif lebih penting daripada potensi mendapatkan akses dalam proses politik digital 5. 3 Hasil penelitian Benton Foundation 1999 sebagaimana dikutip Wilhelm. 2003. Demokrasi di Era Digital Tantangan Kehidupan Politik di Ruang Cyber. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 4 Wilhelm, Anthony G. 2003. Ibid. 5 Leggewie, Claus dan Christoph Bieber. Demokrasi Interaktif. Komunikasi Politik melalui Online dan Proses- Proses Politik Digital. http://forum-politisi.org 160 Dari pendapat tersebut tersirat bahwa keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya merupakan perantara lintas batas dalam menyajikan dan mengakses informasi bagi publik. Poin pentingnya terletak pada kemampuan publik untuk memanfaatkan informasi yang tersedia bagi pembentukan opini mereka terhadap masalah-masalah publik yang kemudian akan memengaruhi pembentukan kebijakan publik. Keberadaan media dan teknologi dinilai sebagai pembaharuan atas demokrasi langsung ala Athena. Demokrasi Athena memerlukan suatu komitmen umum terhadap prinsip kebijakan kewarganegaraan: pengabdian kepada negara kota republik dan ketundukan kehidupan pribadi terhadap masalah-masalah publik dan kebaikan bersama. Ranah publik dan privat terjalin berkelindan. Rakyat (demos) terlibat dalam fungsi-fungsi legislatif dan pengadilan, sebab konsep kewarganegaraan Athena menuntut keikutsertaan mereka dalam fungsi-fungsi ini, dengan berpartisipasi langsung dalam masalahmasalah negara 6. Jika dikaitkan dengan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi maka perwujudan konsep kewarganegaaran sebagaimana yang dipersyaratkan demokrasi langsung ala Athena tampaknya akan tercipta dengan lebih baik. Melalui media teknologi yang tersedia warga negara akan dengan sangat mudah terlibat dan melibatkan diri dalam segala aspek yang menyangkut perikehidupan bersama. 6 Sama dengan catatan kaki no.1 hal 1 DEMOKRASI Vol. X No. 2 Th. 2011

III. DEMOKRASI ELEKTRONIK Konsep pendesainan ruang publik virtual demokrasi menyajikan bentuk nyata dari demokrasi elektronik sebagai penopang komunikasi politik. Berikut ini beberapa apikasinya dalam ranah partai politik menurut Leggewie dan Bieber: 1. Pusat partai virtual Istilah komunikasi partai melalui teknik digital mungkin sudah tidak asing lagi. Istilah ini meng-gambarkan penggunaan berbagai teknologi komunikasi online yang berbasis internet di dalam atau melalui organisasi partai. Di Jerman seperti yang kemudian diikuti Indonesia bermunculan website-website politik sebagai cerminan perkembangan demokrasi digital. Berikut ini jenjang yang biasanya dilalui partai dalam tahapan komunikasi politik digitalnya: Sumber: diolah dari Leggawie dan Bieber 2. Forum, chats dan peristiwaperistiwa melalui online Model aktivitas komunikasi yang khas tawaran (program) online untuk para pengguna telah mendorong terbentuknya kelompok penguna situs politik yang seringkali untuk jangka waktu lama mengadakan pembahasan politik dalam konstelasi personal yang berganti-ganti. Terbentuknya komunitas ini biasanya sejalan dengan tema-tema yang didiskusikan dalam website. 3. Organisasi partai digital Di bidang organisasi, partai internet di beberapa negara juga mulai berkembang sebagai lahan aksi yang kreatif. Ciri paling penting dari dari struktur ini adalah bentuk virtualnya yang melampaui konstruksi regional dan biasanya tidak lagi menuntut adanya proses formal menjadi anggota organisasi. 4. Kampanye online Internet telah menjadi arena komunikasi politik akhir-akhir ini. Jaringan komputer internal partai Demokrasi dalam Bingkai Digital 161

merupakan unsur strategis yang penting bagi terciptanya kampanye yang professional. 5. Online-protest Sebagai imbas dari kampanye via online yang dilakukan dari atas (oleh kandidat/ politisi), sejak pertengahan tahun 90-an di Jerman sebagai pelopor juga telah muncul kampanye dari bawah yang menjadikan in-ternet sebagai media yang menarik bagi komunikasi politik. Umumnya kampanye politik ini dalam bentuk aksi protes. Yang menjadi sasaran protes melalui internet adalah pelaku politik atau politisi secara kolektif. Dalam bentuk sederhana, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi peningkatan peran serta warga negara dalam kehidupan demokrasi dapat dilihat dalam kasus Amerika. Tingkat melek teknologi (eliteracy) yang tinggi dari masyarakatnya mendorong mereka untuk menggunakan fasilitas-fasilitas elektronik dalam menyampaikan pandangan dan memberikan dukungan bagi wakilnya melalui internet, telepon seluler, dan lainnya yang sejenis 7. Penyebaran informasi publik dinilai lebih bermanfaat dengan cara ini, begitupun pengumpulan opini masyarakat terhadap kebijakan publik tertentu. Model-model demokrasi elektronik yang sedang dan akan berkembang pada dasarnya penulis lihat sebagai bentuk kepedulian warga negara terhadap proses demokrasi. Ruang virtual yang tersedia merupakan sarana untuk menyatakan visi, ukuran ataupun persoalan demokrasi menurut versi masing-masing indvidu. Dialoglah yang kemudian menjadi jembatan integrasi untuk menumuhkan budaya demokrasi. Terobosan demokrasi yang disalurkan melalui sarana digital/ virtual sepertinya merupakan bentuk baru peningkatan kapasitas warga negara untuk mengembangkan dan meningkatkan gerakan sosial. Jika pada abad ke-17 dan ke-18 akar gerakan sosial Eropa dan Amerika hadir dalam bentuk revolusi rakyat terhadap pemerintahan raja yang otoriter sehingga sejumlah elit dan rakyat mepertanyakan klaim negara terhadap demokrasi maka seiring dengan perkembangan budaya literasi dan teknologi maka gerakan sosial untuk tujuan demokrasi dapat diakomodasi dalam konteks dan kapasitas lebih besar. Menurut Wilhelm (2003:244) beberapa perubahan bisa dilaksanakan dengan adil dan mudah yang secara potensial bisa mengurangi beberapa hambatan. Hubungan politik virtual diasumsikan bisa menguntungkan dari seni penyelesaian konflik. Gambar berikut akan memperlihatkan bagaimana proses ini mungkin terjadi: 7 Sebagaimana ditulis Halsted dalam www. voaindonesia.com 162 DEMOKRASI Vol. X No. 2 Th. 2011

Diagram Pertimbangan Pemecahan Permasalahan secara Online START ss Pengantar Peninjauan tentang proses Pengumpulan informasi Konferensi melalui Agenda multipartai jaringan (bagan web) Identifikasi isu-isu dan masalah Penyusunan informasi Menyusun fakta (sementara) Mempertemukan partaipartai dalam kesepakatan tentang daftar fakta-fakta dan isu Bobot isu Grafik batang yang disesuaikan Menyaring informasi/memonitor konvergensi isu-isu Peta penunjuk tekanan Menghasilkan pikiran-pikiran Bagan keputusan menggunakan grafik pembatas Resolusi/kesepakatan Text tunggal/draft yang sudah dikolaborasikan STOP Sumber: Wilhelm, 2003:246 Demokrasi dalam Bingkai Digital 163

Diagram di atas menggambarkan bagaimana proses pemecahan masalah mungkin terjadi, melalui presentasi informasi yang ditawarkan, berbagai pihak kemudian dapat menyetujui pendekatan yang menyeluruh atas sebuah isu yang terdaftar, dan juga menimbang serta menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan bantuan fasilitator. Dengan memfasilitasi debat dan diskusi, isu tersebut dikristalisasi dan diorganisir sehingga keputusan dan penyelesaian bisa dicapai melalui tahapan tersebut. Keputusan-keputusan yang diambil bukan satu-satunya hasil dari skema pemecahan konflik di atas. Para peserta idealnya menghormati dan memahami sudut pandang orang lain, dan bahkan mengubah pendapat mereka melalui argumentasi persuasif serta presentasi informasi yang sebelumnya mungkin tidak disadari oleh lawan bicara. Fasilitasi atau sikap yang moderat dari forum politik online sangat penting untuk membantu kesuksesan para pembuatan kebijakan. Dalam menjembatani, fasilitator yang memiliki kemampuan dan dipercaya sering diperlukan untuk mengendalikan forum dan membantu menciptakan ketertiban dari kekacauan potensial. Melalui penggunaan sumber daya perangkat lunak yang tersedia luas, seorang fasilitator mungkin mampu menstrukturkan suatu forum politik, misalnya saja dengan mengumpulkan sebanyak mungkin opsi atau pendapat masyarakat terhadap suatu isu sebelum dibawa dalam forum resmi yang mengakomodasi isu atau persoalan tertentu yan berkembang di masyarakat. Bentuk yang tersedia dari diagram di atas sesungguhnya memungkinkan kebebasan setiap individu untuk mengespresikan aspirasinya untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan kebijakan publik, yang berarti memfasilitasi mereka untuk berdiskusi dengan politisi. Intinya adalah demokrasi komunikatif yang dibingkai oleh kemudahan teknologi. IV. PENUTUP Upaya awal yang dilakukan untuk memperlihatkan komitmen dalam pemerintahan yang terbuka terhadap proses demokrasi diawali dengan pengenalan website oleh Gedung Putih pada musim gugur 1994, yang memungkinkan publik berpartisipasi dalam tur virtual di gedung Putih, disertai dengan gambar dan suara dari Presiden dan wakil Presiden Amerika Serikat. Berbicara tentang konsep demokrasi tak akan terlepas dari demokrasi Athena yang telah lama diambil para ahli sebagai sumber inspirasi fundamental bagi pemikiran politik modern. Walaupun banyak nilai-nilai demokrasi yang juga bersumber dari peradaban tua di Timur namun cita-cita politik Athena persamaan diantara warga negara, kebebasan, penghormatan terhadap hukum dan keadilan lah yang kemudian dijadikan titik tolak bagi keberhasilan demokrasi modern. Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi kemudian menjadi pemicu berkembangnya nilai-nilai demokrasi seperti yang diidealkan para pakar di atas. Kemudahan akses informasi dan kemampuan menjembatani 164 DEMOKRASI Vol. X No. 2 Th. 2011

jarak menjadikan gagasan seperti pertimbangan dan partisipasi dalam pembuatan keputusan menjadi mudah direalisasikan. Berbagai model demokrasi komunikatif yang didukung sarana virtual atau digital bermunculan dewasa ini, mulai dari web partai, kampanye online, hingga m-voting. Apapun bentuknya, demokrasi digital tersebut bermaksud menyediakan akses informasi dengan beragam rupa, menyediakan ruang publik yang menjadi prasyarat bagi sebuah tatanan demokrasi, dan interaksi memadai antara warga negara dengan pemerintah, maupun antarsesama warga negara. Walaupun kehadiran demokrasi digital seolah bisa mendeterminasi kelemahan cara demokrasi manual, bukan berarti model ini tanpa kekurangan sama sekali. Patut dipertimbangkan aplikasinya dalam masyarakat kelak. Apakah informasi yang tersedia di ruang maya benarbenar berkualitas dan dapat diakses tanpa kendala oleh setiap individu dimana dan kapan saja? Atau apakah ruang publik virtual yang dihadirkan oleh media digital justru akan menjadi potensi konflik baru? Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan demokrasi digital adalah aktor-aktor sosial dan budaya politik setempat. Penerapan teknologi informasi di satu sisi memungkinkan terjadinya perluasan partisipasi lewat komunikasi politik yang terjalin. Tetapi di sisi lain kesuksesan penerapannya juga bergantung pada kapasitas pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dan kemampuan negara untuk mengontrol keberadaan saluran demokrasi digital. Secara umum dapat dikatakan bahwa keberadaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan bentuk dinamis yang merespon budaya demokrasi di suatu negara. Oleh karena itu komitmen yang sungguhsungguh dari setiap elemen diperlukan untuk mendukung keberadaan demokrasi digital demi mewujudan tatanan kehidupan bernegara yang lebih demokratis. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim. ---. Demokrasi akan Kita Miliki Jika Kita Menggenggamnya. http://kedai_kebebasan.org. Bagun, Rikard dan Servas Pandun (Ed). 1997. Demokrasi dalam Tajuk. Jakarta:Institut Ecata bekerjasama dengan INPI Pact Diamod, Larry. 2003. Developing Democracy Toward Consolidation (terj). Yogyakarta:IRE Press. Halsted, Gil. 2003. Peran Internet dalam Demokrasi. www.voaindonesia.com Held, David. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Demokrasi dalam Bingkai Digital 165

Leggewie, Claus dan Christoph Bieber. Demokrasi Interaktif Komunikasi Politik melalui Online dan Proses-Proses Politik Digital. http://forumpolitisi.org Markoff, John. 2002. Gelombang Demokrasi Dunia Gerakan Sosial dan Perubahan Politik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Tsagarousianou, Roza. 2000. Electronic Democracy in Practice: One, Two, Three Countless Variants. http://document.irevues.inist.fr Wilhelm, Anthony G. 2003. Demokrasi di Era Digital Tantangan Kehidupan Politik di Ruang Cyber. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 166 DEMOKRASI Vol. X No. 2 Th. 2011