SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1. oleh: Abdul Rahman Saleh 2

PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

KONDISI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA 1

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 45. Kiat-Kiat Memperoleh Angka Kredit Optimal

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

PENTINGNYA STANDARISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Aries Hamidah

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

LANGKAH LANGKAH PRAKTIS PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PUSTAKAWAN. Oleh : Ir. Rita Komalasari

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis 1

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

Seminar, Workshop & Munas FPPTI. Pendahuluan. Latar Belakang Pentingnya Sertifikasi Kesejahteraan Rakyat. Pertumbuhan ekonomi Daya Saing

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

Peningkatan profesionalisme pustakawan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENUGASAN TENAGA PENDIDIK (DOSEN)

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Pengalaman menjadi Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan IPB ( )

PENINGKATAN KINERJA TIM PENYUSUN UNSUR PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan.

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP

TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

AKTIVITAS PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Dalam kajian pengembangan SDM Perpustakaan IPB dengan menggunakan. analisis beban kerja, telah dilakukan beberapa tahap kegiatan, yaitu sebagai

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

No.1357, 2014 KEMENAG. Sekolah Tinggi. Agama Islam. Bengkalis. Organisasi. Tata Kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Amelia Nur Fauza, 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Institut Agama Islam Negeri. Walisongo. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

2013, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76 Tambahan Lembaran Neg

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

2017, No Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

S A L I N A N MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1, 2007 DEPARTEMEN AGAMA. Sekolah Tinggi. STAIN. Organisasi. Sorong

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Layanan Perpustakaan, membawahkan: 1. Sub Bidang Layanan Sirkulasi da

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

Transkripsi:

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2 PENDAHULUAN Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Fungsi utama dari perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan fasilitas untuk studi dan penelitian bagi sivitas akademika perguruan tinggi induknya. Suatu kenyataan bahwa pada umumnya pemanfaatan perpustakaan masih sangat rendah. Rendahnya pemanfaatan perpustakaan ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain jumlah dan kualitas SDM di perpustakaan. Dalam teori manajemen selalu dikatakan bahwa Sumberdaya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. Begitu juga di perpustakaan. Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan layanan perpustakaan di perguruan tinggi adalah sumberdaya manusia (manpower), tentu saja selain sumberdaya yang lain. Sumberdaya manusia di perpustakaan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi terbitan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud (1994) terdiri dari: (1) Pustakawan, tenaga administrasi dan tenaga kejuruan. Pustakawan sendiri terdiri dari Pustakawan (Pustakawan Ahli menurut SK Menpan 132/2002) dengan pendidikan kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan, atau yang sederajat, dengan tugas melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan dan Asisten Pustakawan 1 Disampaikan pada Pelatihan Angka Kredit dan Mutu Pustakawan, Institut Pertanian Bogor, tanggal 5 6 Oktober 2004 di Kampus IPB Darmaga, Bogor. 2 Mantan Kepala UPT Perpustakaan IPB periode 1993 2003. Saat ini sebagai pustakawan senior di Perpustakaan IPB.

(Pustakawan Terampil menurut SK Menpan 132/2002) dengan pendidikan tingkat akademi atau diploma dengan tugas melaksanakan tugas penunjang keprofesian dalam bidang perpustakaan; (2) Tenaga administrasi adalah tenaga dengan tugas melaksanakan kegiatan kepegawaian, kearsipan, keuangan, kerumahtanggaan, perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika, komputer, tata ruang dan lain-lain; dan (3) Tenaga kejuruan adalah tenaga fungsional lain dengan pendidikan kejuruan atau tingkat kesarjanaan dengan tugas melaksanakan pekerjaan keahlian pada berbagai bidang seperti pranata komputer, kearsipan, dan pandang dengar. Pengertian Pustakawan Menurut Keputusan Menpan nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 Pustakawan (pejabat fungsional pustakawan) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Pustakawan terdiri dari dua kelompok yaitu (1) Pustakawan terampil adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya diploma 2 perpustakaan dan informasi atau diploma bidang lain yang disetarakan, dan (2) Pustakawan tingkat ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendahrendahnya sarjana perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau sarjana bidang lain yang disetarakan. Kegiatan kepustakawanan diartikan sebagai kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan pustaka, pengolahan dan pengelolaan pustaka dan/atau sumber-sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik 2

dalam bentuk karya cetak, karya rekam, maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi. Kewajiban dan Hak Pustakawan Seperti disebutkan di atas bahwa seorang pustakawan mempunyai kewajiban melaksanakan kegiatan kepustakawanan dengan pekerjaan yang khas dan terdiri atas: Pengadaan pustaka, seperti menghimpun alat seleksi bahan pustaka, melakukan survey bahan pustaka, membuat dan menyusun file desiderata, melakukan pembelian, tukar-menukar dan hadiah, meregistrasi pustaka, menyiangi bahan koleksi, melakukan penyiangan dan lain-lain. Pengolahan dan pengelolaan pustaka, melakukan verifikasi data bibliografi, melakukan katalogisasi, melakukan klasifikasi, membuat kelengkapan bahan pustaka, menjajarkan koleksi di rak (shelving), merawat bahan pustaka, mengelola data bibliografi dan daftar tambahan koleksi, membuat klipping, mereproduksi bahan pustaka, dan lain-lain. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, seperti melakukan layanan sirkulasi, menyediakan bahan pustaka, membuat statistik layanan, melakukan layanan referensi (termasuk promosi dan bimbingan pemakai) dan layanan-layanan khas lainnya seperti layanan informasi teknis, layaanan multimedia, silang layan antar perpustakaan dan lain-lain. Pengembangan profesi, seperti membuat karya tulis/ karya ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi, menyusun pedoman perpustakaan, dokumentasi dan informasi, menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain dibidang perpustakaan, dokumetasi dan 3

informasi, menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasi, serta memberi konsultasi kepustakawanan. Pelaksanaan kewajiban tersebut akan diberikan kompensasi dalam bentuk angka kredit. Jika pustakawan mencapai angka kredit yang disyaratkan untuk naik jabatan, maka yang bersangkutan mempunyai hak untuk mengajukan kenaikan jabatan. Waktu yang diberikan untuk mencapai angka kredit tersebut adalah sekurang-kurangnya satu tahun dalam jabatan terakhir. Persyaratan angka kredit ini tentu saja harus dilengkapi dengan syarat-syarat lain seperti DP3 dan persyaratan administratif lainnya. Secara teori pustakawan dapat naik jabatan setiap tahun jika ia bisa memperoleh angka kredit yang dipersyaratkan, namun pada prakteknya pustakawan baru bisa naik jabatan setelah dua tahun. Hal ini karena proses untuk pengajuan angka kredit serta proses administrasi juga memerlukan waktu yang cukup lama. Hak lain yang diperoleh oleh pustakawan adalah mendapatkan tunjangan jabatan. Besarnya tunjangan tersebut terendah adalah Rp. 120.000,- (untuk pustakawan pelaksana) dan tertinggi Rp. 500.000,- (untuk pustakawan utama). Prospek Jabatan Fungsional Pustakawan Jabatan Fungsional Pustakawan disamping sebagai wadah pembinaan karier PNS yang melaksanakan tugas dibidang perpustakaan, diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan kinerja dan pengembangan profesionalisme pejabat fungsional Pustakawan. Sebagai suatu profesi, pejabat fungsional Pustakawan dituntut untuk meningkatkan keterampilan atau keahlian dibidang pengadaan, pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi pustaka, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan. Dengan peningkatan keterampilan atau keahlian pejabat fungsional Pustakawan maka Pustakawan dapat berfungsi 4

sebagai katalisator pendorong untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya pengguna jasa perpustakaan. Melalui pendidikan atau pelatihan fungsional pustakawan yang berkesinambungan, Pejabat Fungsional Pustakawan akan memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan pengetahuan masyarakat, khususnya masyarakat perguruan tinggi. Posisi Jabatan Pustaawan diantara Jabatan Fungsional Lainnya Jabatan Fungsional Pustakawan yang terdiri dari Pustakawan Tingkat Terampil dan Pustakawan Tingkat Ahli mempunyai posisi yang sama dengan jabatan fungsional lainnya, dalam mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan. Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang menggerakkan sumber daya lain agar perpustakaan berperan optimal di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Disamping itu untuk mendukung kelancaran tugas dan peningkatan pengetahuan pejabat fungsional lainnya, keberadaan Jabatan Pustakawan sangat diperlukan sebagai mitra kerja dalam melaksanakan tugas jabatan fungsional tersebut. Tanpa adanya dukungan Pejabat Fungsional Pustakawan, maka peningkatan pengetahuan dan pengembangan profesionalisme pejabat fungsional lainnya akan terhambat. Oleh karena itu Jabatan Fungsional Pustakawan merupakan jabatan fungsional yang tumbuh dan berkembang serta dibutuhkan oleh jabatan fungsional lainnya. Peran Pustakawan dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi Konsideran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1989 menegaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari bahan pustaka hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan, dan teknologi dan kebudayaan dalam rangka 5

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi dan liberalisasi informasi serta kemajuan teknologi informasi, perpustakaan perguruan tinggi perlu melakukan reformasi visi, misi dan strategi untuk menghadapinya. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menunjang kegiatan perguruan tinggi, perpustakaan harus didukung oleh sumberdaya yang memadai, dan secara integratif dapat diarahkan kepada pencapaian sasaran yang memungkinkan terlaksananya peran perpustakaan sebagai salah satu sarana pendorong uuntuk mencerdaskan mahasiswa, sebagai aset bangsa. Disamping perannya sebagai pengelola bahan pustaka dan pelayanan jasa pustaka, misi Pustakawan yang sangat strategis di dalam mencapai sasaran pembangunan adalah memotivasi mahasiswa dan dosen untuk memanfaatkan informasi yang ada di perpustakaan sebagai bekal didalam peningkatan produktivitas kerja, sehingga secara lebih luas Pustakawan berfungsi sebagai alat pemacu guna mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri. Oleh karena itu, peran pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi tinggi seyogyanya lebih diarahkan sebagai penggerak mahasiswa dan dosen agar kegiatan pemanfaatan perpustakaan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang digunakan sebagai sarana peningkatan kinerja. Menyimak peran strategis pustakawan didalam pembangunan seperti dikemukakan di atas, maka dituntut adanya peningkatan kualitas profesionalisme pustakawan agar dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan. 6

Namun di lain pihak, berdasarkan pengamatan subyektif dilapangan, masih terdapat indikasi kendala yang menghambat perkembangan kemajuan Jabatan Fungsional Pustakawan dan masyarakat pengguna jasa Pustakawan, antara lain: 1. Pustakawan merupakan profesi yang kurang diminati 2. Kualitas Pustakawan yang ada masih belum memadai seperti yang diharapkan. 3. Minat baca masyarakat yang masih rendah. Ketiga hal tersebut di atas merupakan kendala yang secara akumulatif menyebabkan rendahnya mutu dan fungsi perpustakaan di Indonesia. Untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut di atas serta sekaligus untuk menempatkan peran Pustakawan sesuai dengan proporsinya di dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, maka upaya untuk membebani mutu profesionalisme dan peran Pustakawan perlu tetap dilakukan secara berkesinambungan. Penutup Kualitas layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh beberapa sumberdaya seperti sumberdaya manusia (man), sumberdaya dana (money), sumberdaya peralatan atau infrastruktur (machine), peraturan dan metode (methode), sumberdaya bahan pustaka (materials), dan pemakai yang akan menggunakan layanan-layanan perpustakaan (markets). Dari 6 M tersebut SDM sering disebut yang pertama. Hal ini karena SDM-lah yang menggerakkan semua sumberdaya lainnya. Dengan demikian jika Perpustakaan IPB ingin meningkatkan kinerjanya, maka pembinaan SDM khususnya pustakawan di perpustakaan perlu mendapat prioritas, tentu saja tidak boleh melupakan sumberdaya yang lain. 7

Daftar Bacaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdikbud. (1994). Lokakarya Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia. Kuta, Bali, 5 8 September 1994. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdikbud. (1994). Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Edisi ke 2. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. (1995). Pelatihan Singkat tanpa Gelar Dalam Negeri. Komponen Pengantar. Bogor, Juli 1995. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 10 tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI. Saleh, A.R. dan Fahidin (1995). Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. 8