BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI BEKASI PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 47 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 23 UN2014 NOMOR 26

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 69 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.243, 2013 ARSIP NASIONAL. Peraturan Daerah. Penyelenggaraan Kearsipan. Materi Muatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JADWAL RETENSI ARSIP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2004 SERI C.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN STATISTIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (Satu) TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 35 TAHUN 2012

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA BUPATI MAJALENGKA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14 dan Pasal 30 Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Kearsipan di Kabupaten Majalengka, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Kearsipan di Kabupaten Majalengka. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674); 4. Undang-Undang 2

2 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 9. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5071); 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip (Lembaran Negara Republik Indonesia 1979 Nomor 51, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3151); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 194, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3912); 14. Peraturan Pemerintah 3

3 14. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke Dalam Mikro Film Atau Media Lainnya Dengan Legalisasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3913); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 8); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Kearsipan di Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 12). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA. BAB I.. 4

4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Majalengka. 3. Bupati adalah Bupati Majalengka. 4. Kantor Arsip Daerah yang selanjutnya disebut KAD adalah Organisasi Perangkat Daerah yang menangani kearsipan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka. 5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka. 6. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip. 7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN, atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan Yayasan, Organisasi massa, Organisasi Sosial atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lain. 8. Unit Kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas pokok, fungsi dan tanggungjawab dalam penyelenggaraan kearsipan. 9. Unit Pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya. 10. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 11. Arsip Statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau Lembaga Kearsipan. 12. Arsip Dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. 13. Arsip Aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus. 14. Arsip In aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 15. Nilai guna arsip adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip. 16. Retensi Arsip adalah penentuan jangka waktu simpan suatu arsip atau dasar nilai guna yang terkandung didalamnya. 17. Arsip Vital 5

5 17. Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbaharui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. 18. Arsip Terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan dan keselamatannya. 19. Arsip Umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga. 20. Arsiparis adalah seorang yang memiliki kompetensi dibidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas dan tanggungjawab melaksanakan kegiatan kearsipan. 21. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan hukum dan otorisasi legal serta keberadaan sarana bantu untuk mempermudah penemuan dan pemanfaatan arsip. 22. Lembaga Kearsipan adalah lembaga yang memiliki fungsi, tugas dan tanggungjawab dibidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan. 23. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggungjawab dibidang pengelolaan arsip dinamis. 24. Jadwal Retensi Arsip selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip. 25. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip in aktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada Lembaga Kearsipan. 26. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta sumberdaya lainnya. 27. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta penyusutan arsip. 28. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional. 29. Akuisisi arsip adalah proses penambahan khasanah arsip statis pada Lembaga Kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada Lembaga Kearsipan. 30. Daftar Pencarian Arsip yang selanjutnya disingkat DPA adalah daftar yang berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh Lembaga Kearsipan dan dicari oleh Lembaga Kearsipan serta diumumkan kepada publik. 31. Dokumen. 6

6 31. Dokumen perusahaan adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca atau didengar. BAB II RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Umum Pasal 2 Dalam Peraturan Bupati ini diatur penyelenggaraan Tata Kearsipan Pemerintah Daerah yang meliputi : a. Pengurusan surat; b. Pemberkasan arsip;dan c. Penyusutan arsip. Pasal 3 Arsip Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b terdiri dari : a. arsip dinamis, yang meliputi : 1. arsip dinamis aktif; 2. arsip dinamis in aktif. b. arsip statis. Bagian Kedua Penyelenggara Tata Kearsipan Pasal 4 (1) Penyelenggaraan Tata Kearsipan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Umum pada setiap OPD atau pejabat yang menangani urusan umum. (2) Kepala OPD bertanggungjawab dalam merencanakan, mengatur, mengendalikan pelaksanaan kegiatan Tata Kearsipan dan pengelolaan sumberdaya kearsipan pada OPD masing-masing. Pasal 5 (1) Penyelenggaraan Tata Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, menggunakan sarana dan peralatan kearsipan. (2) Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Kartu kendali untuk pengurusan surat; b. Pola klasifikasi untuk pemberkasan arsip; dan c. Jadwal retensi arsip untuk penyusutan arsip. (3) Peralatan 7

7 (3) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Lemari kartu kendali; b. Lemari arsip (filling cabinet); c. Rak arsip; d. Rak arsip bergerak (roll o pack); dan e. Meja sortir; Bagian Ketiga Pola Klasifikasi Arsip Pasal 6 (1) Pola klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b disusun berdasarkan klasifikasi bidang tugas: 000 Umum 100 Pemerintahan 200 Politik 300 Keamanan dan ketertiban 400 Kesejahteraan 500 Perekonomian 600 Pekerjaan umum dan ketenagakerjaan 700 Pengawasan 800 Kepegawaian 900 Keuangan (2) Klasifikasi pada masing-masing bidang tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambahan sesuai kebutuhan. (3) Penambahan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Jadwal Retensi Arsip Pasal 7 Jadwal Retensi Arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c memuat daftar yang sekurang-kurangnya meliputi : a. Jangka waktu penyimpanan atau retensi; b. Jenis arsip;dan c. Keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali atau dipermanenkan. BAB III PENGURUSAN SURAT Pasal 8 (1) Pengurusan surat dilakukan dengan menggunakan kartu kendali. (2) Kartu kendali 8

8 (2) Kartu kendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk : a. Pengurusan naskah dinas masuk; b. Pengurusan naskah dinas keluar; dan c. Penemuan kembali arsip. Pasal 9 (1) Pengurusan naskah dinas masuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) huruf a dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Umum atau pejabat yang menangani urusan umum. (2) Sekretaris/Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha menentukan klasifikasi naskah dinas penting dan naskah dinas biasa. (3) Kepala Sub Bagian Umum atau pejabat yang menangani urusan umum melalui Sekretaris/Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha menyampaikan naskah dinas yang membutuhkan kebijakan Kepala OPD kepada Kepala OPD. (4) Kepala OPD melalui Sekretaris/Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha mendisposisikan naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Kepala Sub Bagian Umum atau pejabat yang menangani urusan umum menyampaikan naskah dinas yang tidak membutuhkan kebijakan Kepala OPD kepada Sekretaris/Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha OPD. Pasal 10 (1) Pengurusan naskah dinas keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b dilakukan oleh Sekretaris/Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha OPD sebagai unit pengolah naskah dinas. (2) Naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang ditandatangani oleh Kepala OPD disampaikan kepada Kepala Sub Bagian Umum atau pejabat yang menangani urusan umum untuk mendapatkan penomoran. Pasal 11 (1) Penemuan kembali arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) huruf c, dilakukan melalui kartu kendali yang didalamnya tercantum : a. Indeks; b. Kode Klasifikasi; c. Nomor urut; dan d. Asal surat, tanggal dan nomor surat. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang teknis tata kearsipan pada OPD tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. BAB IV PEMBERKASAN Pasal 12 (1) Unit Kearsipan di OPD melakukan pemberkasan arsip. (2) Pemberkasan 9

9 (2) Pemberkasan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan sistem: a. Abjad a sampai dengan z sebagai indeks untuk menata pemberkasan arsip yang disusun secara berurut berdasarkan satuan organisasi dan/atau perorangan; b. Subjek atau masalah untuk menata pemberkasan arsip dengan menggunakan subjek atau pokok masalah; c. Geografi untuk menata pemberkasan arsip berdasarkan pada lokasi/wilayah; d. Nomor untuk menata pemberkasan arsip berdasarkan urutan angka/nomor; dan e. Kronologis untuk menata pemberkasan arsip berdasarkan urutan tanggal. (3) Pemberkasan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan : a. Folder/map; b. Guide/sekat; c. Indeks; d. Buku petunjuk; e. Kode klasifikasi; f. Kertas sampul; g. Box; dan h. Kartu picies. Pasal 13 (1) Folder/map sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf a memperlihatkan daftar masalah. (2) Guide/sekat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf b sebagai pembatas masalah. (3) Indeks sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf c kata tangkap yang dominan dalam surat. (4) Buku petunjuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf d sebagai inventaris masalah. (5) Kode klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf e sebagai petunjuk permasalahan. (6) Kertas sampul sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf f untuk keamanan dan kebersihan surat. (7) Box sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf g untuk menyimpan arsip in aktif. (8) Kartu picies sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3) huruf h dipakai untuk mengetahui jumlah kertas. BAB V 10

10 BAB V PENYUSUTAN Pasal 14 (1) OPD dan KAD melakukan penyusutan arsip. (2) Penyusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara : a. Pemindahan; b. Pemusnahan;dan c. Penyerahan. Pasal 15 (1) Pemindahan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf a dilakukan terhadap arsip in aktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan. (2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf b dilakukan terhadap arsip yang tidak memiliki nilai guna. (3) Penyerahan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf c dilakukan oleh OPD terhadap arsip yang retensinya 10 tahun atau lebih atau arsip-arsip yang retensinya kurang dari 10 tahun namun menurut jadwal retensi arsip harus di simpan permanen atau arsip yang berdasarkan penilaian harus diperpanjang penyimpanannya dan arsip statis kepada KAD. Pasal 16 (1) Tata cara pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2) dilaksanakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang penyusutan arsip tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini. BAB VI PENGELOLAAN ARSIP MEDIA BARU Pasal 17 (1) OPD dan KAD wajib melakukan pengelolaan arsip media baru. (2) Arsip media baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diantaranya berbentuk: a. Rekaman Suara (Audio); b. Rekaman Gambar (Visual); c. Kartografi dan Kearsitekturan; d. Film/Video (Audio Visual/Moving Image). (2) Ketentuan lebih lanjut tentang pengelolaan arsip media baru tercantum dalam Lampiran III Peraturan Bupati ini. BAB VII.. 11

11 BAB VII SISTEM KEARSIPAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Pasal 18 (1) OPD dan KAD wajib menjamin kemudahan, kecepatan dan ketepatan akses arsip bagi kepentingan pengguna arsip dengan menggunakan peralatan teknologi informatika yang dilaksanakan sesuai konfigurasi data center. (2) Dalam konfigurasi data center arsip dinamis, berlaku sistem akses arsip tertutup dan/atau terbuka. (3) Dalam konfigurasi data center arsip statis, berlaku sistem akses arsip terbuka. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang pengolahan dan layanan informasi arsip dengan menggunakan media komputer tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Bupati ini. Pasal 19 (1) Setiap instansi, badan dan/atau masyarakat yang memiliki arsip yang informasinya bernilai sejarah dan bernilai pertanggungjawaban secara nasional dan/atau daerah wajib menyerahkan arsip tersebut kepada KAD. (2) Tata cara penyerahan arsip dari instansi, badan dan/atau masyarakat kepada KAD diatur menurut peraturan perundang-undangan. Pasal 20 (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan arsip dalam bentuk forum kearsipan. (2) Tata cara pembentukan forum kearsipan diatur menurut peraturan perundang-undangan. BAB VIII PEMELIHARAAN, PENGAMANAN DAN PEMINJAMAN ARSIP Pasal 21 OPD dan KAD melakukan pemeliharaan, pengamanan dan peminjaman arsip. Pasal 22 (1) Peminjaman arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dapat dilakukan terhadap copy arsip in aktif atas permohonan tertulis dari pihak yang meminjam arsip. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang pemeliharaan dan perawatan arsip tercantum dalam Lampiran V Peraturan Bupati ini. BAB IX 12

12 BAB IX KERJA SAMA Pasal 23 (1) KAD dapat melalukan koordinasi dan kerjasama dengan Lembaga Kearsipan Swasta, antar Kabupaten/Kota, Provinsi dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). (2) Tata cara kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 (1) KAD melaksanakan pembinaan tata kearsipan pada OPD dan Desa/Kelurahan. (2) Kepala OPD wajib melaksanakan pembinaan kearsipan di lingkungan OPD masing-masing. (3) Pengawasan pelaksanaan tata kearsipan dilaksanakan oleh instansi fungsional pengawasan sesuai peraturan perundang-undangan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Majalengka Nomor 21 Tahun 2005 tentang Tata Kearsipan di Kabupaten Majalengka (Berita Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2005 Nomor 21) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 26 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Majalengka. Ditetapkan di Majalengka pada tanggal 22 Juli 2013 BUPATI MAJALENGKA, Cap/Ttd Diundangkan di Majalengka pada tanggal 22 Juli 2013 SUTRISNO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA, Cap/Ttd ADE RACHMAT ALI BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2013 NOMOR 7

13 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, SETDA KABUPATEN MAJALENGKA NASIR SALMUNI, SH NIP. 19581120 198603 1 009