ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISA KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DAN VARIETAS IR

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SINEI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

IV. METODE PENELITIAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

AGUS PRANOTO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

Volume 9 No. 1 April 2017

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 2 (1) : 107-113, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Revenue analysis and elegibility of farm paddy rice field in village of Sidondo 1 district of Sigi Biromaru Sub-Province of Sigi Putra Pratama Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu Email : junjunshuju@yahoo.co.id ABSTRACT This Research aim to to know earnings of rice field paddy farm in Village of Sidondo I District Of Sigi Biromaru Sub-Province of Sigi and elegibility of rice field paddy farm in Village of Sidondo I District Of Sigi Biromaru Sub-Province of Sigi. Responder which is used in this research equal to 30 people ( 12%) from population farmer of rice field paddy equal to 250 farmer. Earnings of rice field paddy farm in Village of Sidondo 1 District Of Sigi Biromaru Sub-Province of Sigi equal to Rp 6.635.012 / Ha. Result of analysis show Revenue Cost Ratio Paddy Rice field farm of obtained equal to 1,67 or R /C > 1. Thereby, rice field paddy farm in Village of Sidondo 1 competent to be laboured Key word: Earnings, Elegibility, Paddy Rice field ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi dan kelayakan usahatani padi sawah di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 30 orang (12%) dari populasi petani padi sawah sebesar 250 petani. Pendapatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebesar Rp 6.635.012/Ha. Hasil analisis menunjukkan Revenue of Cost Ratio usahatani Padi Sawah diperoleh sebesar 1,67 atau R/C > 1. Dengan demikian, usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 layak untuk diusahakan. Kata Kunci: Pendapatan, Kelayakan, Padi Sawah. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan memiliki potensi alam yang besar, tidak hanya dalam bidang kelautan tetapi juga dalam pengolahan pertanian. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan wilayah Indonesia yang memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan ini dilewati barisan pengunungan dunia. Sektor pertanian merupakan ujung tombak bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan tercapainya pembangunan nasional dalam mencukupi kebutuhan pangan. Keberhasilan pembangunan di sektor ini diharapkan dapat menjamin ketahanan pangan yang berakar pada keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan, dan budaya lokal (Kartasapoetra, 1998). Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, telah menunjukan kontribusi yang sangat signifikan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman, dan mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup 107

masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 204 juta dan terus bertambah 1,6 persen per tahun, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar, yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003). Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan salah satu sistem pembangunan yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Pembangunan pertanian dapat berjalan dengan adanya lima syarat pokok, namun percepatan pembangunan pertanian diperlukan dukungan faktor-faktor pelancar yang berhubungan dengan geraknya sumber daya manusia dan pendayagunaan sumber daya alam secara optimal agar mencapai produktivitas yang tinggi serta mencapai tujuan pembangunan secara jelas dan terfokus. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, adanya perangsang produksi bagi petani, dan tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu (Mosher, 1987). Pertanian sebagai salah satu pilar ekonomi negara, maka sektor pertanian khususnya yang ada di daerah-daerah yang memiliki potensi unggul untuk pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah terutama dari penduduk pedesaan yang masih di bawah garis kemiskinan. Menurut Tambunan (2003) bahwa bagian terbesar penduduk yang miskin adalah yang bekerja di sektor pertanian. Untuk itu, berbagai investasi dan kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor pertanian. Oleh sebab itu pembangunan irigasi, penyuluhan pertanian dan berbagai bentuk investasi dalam bentuk subsidi dan lainnya pada umumnya harus dilakukan oleh pemerintah. Hasil pertanian tanaman pangan serta perikanan merupakan komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan merupakan produk pertanian yang amat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Padi termasuk tanaman pangan tergolong tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah satu kali berproduksi akan mati, tanaman padi dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu : padi sawah dan padi ladang (BPS Sulawesi Tengah, 2012). Provinsi Sulawesi Tengah adalah salah satu daerah penghasil padi di Indonesia, dimana komoditi ini mempunyai peranan penting dalam perekonomian yang diarahkan untuk peningkatan hasil, mutu produksi dan peningkatan pendapatan masyarakat terutama petani. Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten penghasil padi sawah terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Tengah setelah Kabupaten Parigi Moutong. Faktor iklim yang mendukung serta potensi yang dimiliki daerah ini, maka masyarakat berusaha memanfaatkan potensi yang ada sebaik mungkin. Kabupaten Sigi memiliki sumberdaya lahan yang potensial bagi pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Menunjang kehidupan seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Sigi salah satunya adalah pada sektor pertanian. Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten penghasil beras di Sulawesi Tengah. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sigi cocok untuk bercocok tanam padi sawah. Kabupaten Banggai Kepulauan pada Tahun 2011 merupakan Kabupaten terendah luas panen, produksi dan produktivitas diantara Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Banggai, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso dan lainnya. Potensi yang ada untuk mengembangkan padi sawah masih cukup menjanjikan mengingat masih tersedia lahan untuk mengembangkan usahatani padi sawah. Kabupaten Sigi Kecamatan Sigi Biromaru salah satu desa penghasil padi sawah adalah Desa Sidondo 1. Hal ini disebabkan karena masyarakat di Desa Sidondo 1 telah mengenal dan menggunakan teknologi yang cukup memadai. Pendapatan petani didukung oleh tingkat kelayakan usahatani yang baik melalui besarnya rasio penerimaan terhadap biaya usahatani. Rasio kelayakan yang tinggi diharapkan mampu menaikkan tingkat 108

pendapatan petani padi sawah disuatu daerah. Oleh sebab itu, untuk mengetahui secara jelasnya permasalahan ini, maka diperlukan suatu penelitian mengenai pendapatan dan kelayakan usahatani padi sawah di Kecamatan Sigi Biromaru. Rumusan Masalah 1. Berapa besar pendapatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. 2. Apakah usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi layak untuk diusahakan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pendapatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi 2. Kelayakan usahatani padi sawah di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian sebagai berikut: 1.Bahan informasi bagi petani dalam usahatani padi sawah dalam upaya meningkatkan pendapatan agar memperoleh kelayakan usaha padi sawah. 2. Bahan pertimbangan literatur untuk para pembaca dan peneliti selanjutnya. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidondo1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Desa Sidondo 1 merupakan salah satu desa tertinggi luas panen dan produksi padi sawah di Kecamatan Sigi Biromaru seperti pada Tabel 4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2013. Penentuan Responden. Responden dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1. Penentuan responden dilakukan dengan metode Simple Random Sampling Method (Metode Acak Sederhana), dengan pertimbangan jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 30 orang (12%) dari populasi petani padi sawah sebesar 250 petani. Menurut Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel minimum dalam penelitian adalah 30 subjek. Teknik Pengumpulan Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder dan primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (Quiseonere), sedangkan data sekunder di peroleh dari berbagai sumber yakni berbagai instansi yang berkaitan dengan penelitian ini serta dari berbagai literatur. Analisis Data. Penelitian ini menggunakan dua jenis analisis yaitu : 1. Analisis Pendapatan Soekartawi (1995) menyatakan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC), dimana penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dan harga jual, sedangkan biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usahatani. Jadi rumus pendapatan dapat dituliskan sebagai berikut: π = TR - TC Keterangan: π = Pendapatan TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total Cost (Total Biaya) Dimana: TR = P.Q TC = FC+VC 2. Analisis Kelayakan Kelayakan usahatani adalah suatu ukuran untuk mengetahui usaha ini layak untuk diusahakan atau tidak layak. Disini dalam artian apakah dapat menghasilkan suatu manfaat atau tidak. Suatu usahatani yang akan dilaksanakan dinilai dapat memberikan keuntungan atau layak diterima jika dilakukan analisis kelayakan usaha, kelayakan usaha dapat diketahui dengan 109

pendekatan R/C. R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara total penerimaan (R) dan total biaya (C). Soekartawi (1995) lebih lanjut mengemukakan bahwa analisis Revenue Cost Ratio merupakan analisis yang melihat perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui layak atau tidak usahatani itu dilaksanakan, dengan rumus: a = R C Keterangan: a = Perbandingan antara Total Revenue dengan Total Cost R = Total Revenue (total penerimaan) C = Total Cost (total biaya) Apabila R/C = 1, berarti usahatani tidak untung tidak pula rugi atau impas, selanjutnya bila R/C < 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak diusahakan dan jika R/C > 1, maka usahatani tesebut layak untuk diusahakan (Soekartawi, 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Letak Geografis. Desa Sidondo 1 merupakan salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi dengan jarak tempuh 24 km dari ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, 20 km dari ibu Kota Kecamatan Sigi Biromaru dan 20 km dari ibu Kota Kabupaten Sigi. Untuk menuju ke Desa Sidondo 1 dapat ditempuh dengan menggunakan jalur darat. Desa Sidondo 1 secara administratif memiliki 5 dusun yakni dusun 1, dusun 2, dusun 3, dusun 4, dan dusun 5. Adapun batas-batas Desa Sidondo 1 adalah: 1. Sebelah Utara : Desa Sidondo IV 2. Sebelah Selatan : Desa Sidondo III 3. Sebelah Barat : Sungai Aliran (DAS Gumbasa) 4. Sebelah Timur : Hutan Desa Bakubakulu Kecamatan Palolo Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah. Analisis pendapatan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 selama satu kali musim panen, dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan. Penerimaan Usahatani. Penerimaan dalam penelitian ini merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual ditingkat petani. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata produksi padi sawah yang diperoleh petani responden selama satu kali musim panen adalah 1.700 Kg dengan harga jual ditingkat petani sebesar Rp 6.500/Kg sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh petani responden adalah sebesar Rp 11.048.700 /0,67 Ha atau Rp 16.490.597 /Ha. Biaya Usahatani. Dalam setiap kegiatan usahataninya seorang petani akan diperhadapkan pada masalah beban biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Adapun biaya dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed Cost) dan biaya variabel (variabel Cost). Biaya Tetap. Biaya tetap adalah biaya yang relatif jumlahnya walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, dengan kata lain besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang didapat. Dalam penelitian ini, biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani terdiri dari biaya pajak dan penyusutan alat. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah, diperoleh rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani responden adalah sebesar Rp 1.513.862 /0,67 Ha atau Rp 2.259.496 /Ha. Biaya Variabel. Biaya Variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani responden dalam penelitian ini adalah biaya benih, pupuk dan tenaga kerja. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah, diperoleh ratarata biaya variabel yang dikeluarkan oleh 110

petani responden adalah sebesar Rp 5.089.380/0,67 Ha atau Rp 7.596.090 /Ha. Biaya Total. Biaya total adalah penjumlahan dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Jadi Biaya Total yang dikeluarkan oleh petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 adalah sebesar Rp 6.603.242 /0,67 Ha atau Rp 9.855.585 /Ha. Pendapatan Usahatani. Analisis pendapatan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani responden usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun maka perlu diketahui terlebih dahulu besarnya tingkat penerimaan yang diperoleh serta biaya-biaya yang dikeluarkan dahulu besarnya tingkat penerimaan yang diperoleh serta biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melakukan suatu usahatani tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 menunjukkan bahwa ratarata luas lahan 0,67 Ha, rata-rata produksi 1.700 Kg/0,67 Ha atau setara dengan konversi 2.537,31 Kg/Ha dan harga jual Rp 6.500, jadi rata-rata penerimaan petani sebesar Rp 11.048.700/0,67 Ha atau Rp 16.490.597 /Ha. Sedangkan rata-rata biaya tetap sebesar Rp 1.513.862/0,67 Ha atau Rp 2.259.496/Ha dan total biaya variabel Rp 5.089.380/0,67 Ha atau Rp 7.596.090/Ha. Jadi rata-rata biaya total produksi sebesar Rp. 6.603.242/0,67Ha atau Rp 9.855.585/Ha. Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata setelah dilakukan penjumlahan antara rata-rata biaya total dan rata-rata penerimaan, dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 4.445.458/0,67 Ha atau Rp 6.635.012/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa Sidondo 1 telah dapat menghasilkan pendapatan dari kegiatan usahataninya. Tabel 1 : Rata-rata Aktual (0,67 Ha) dan Konversi/1 Ha Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan Petani Responden Padi Sawah di Desa Sidondo 1. No Uraian Nilai Aktual (Rp/0,67) Nilai Konversi (Rp/Ha) 1 Penerimaan Usahatani - Rata-rata Produksi (Kg) 1.700 2.537,31 - Harga Jual (Rp/Kg) 6.500 6.500 Rata-rata Penerimaan 11.048.700 16.490.597 2 Biaya Produksi 1. Total Biaya Tetap 1.513.862 2.259.496 a. Pajak Lahan 16.750 25.000 b. Penyusutan Alat 123.612 184.496 c. Sewa Lahan 737.000 1.100.000 d. Sewa Traktor 636.500 950.000 2. Total Biaya Variabel 5.089.380 7.596.090 a. Tenaga Kerja 4.182.000 6.241.791 b. Benih 191.400 285.672 c. Pupuk 481.647 718.876 d. Pestisida 234.333 349.751 Rata-rata Biaya Total 6.603.242 9.855.585 Rata-rata Pendapatan (2-1) 4.445.458 6.635.012 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2013. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah. Agar dapat mengetahui kelayakan pengembangan usahatani padi sawah digunakan analisis Revenue of Cost Ratio (R/C) yakni besarnya perbandingan penerimaan dan biaya total dengan menggunakan rumus Revenue of Cost Ratio (R/C), dengan rumus sebagai berikut: 111

Keterangan: a a = R C = Perbandingan antara Total Revenue dengan Total Cost R = (Total Revenue) penerimaan total, dinyatakan dalam satuan (Rp) C = (Total Cost) Biaya total, dinyatakan dalam satuan (Rp) Dengan Kriteria apabila: R/C > 1 = Usaha pengembangan Padi Sawah menguntungkan atau layak diusahakan R/C =1 = Usaha pengembangan Padi Sawah berada pada titik impas R/C < 1 = Usaha pengembangan Padi Sawah dalam keadaan rugi atau tidak layak diusahakan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat kelayakan usahatani Padi Sawah sebagai berikut: a = R C = 11.048.700 6.603.242 = 1,67 Penerimaan yang diterima oleh petani responden adalah Rp 11.048.700 dengan rata-rata biaya total sebesar Rp 6.603.242, sehingga diperoleh Revenue of Cost Ratio sebesar 1,67. Dengan demikian, usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 layak untuk diusahakan, sebab nilai rasio R/C > 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, pendapatan petani padi sawah untuk satu kali musim tanam di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebesar Rp 6.635.012/Ha. Hasil analisis menunjukkan Revenue of Cost Ratio usahatani Padi Sawah diperoleh sebesar 1,67. Dengan demikian, usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 layak untuk diusahakan, sebab nilai rasio R/C > 1. DAFTAR PUSTAKA Bambang, S. 1994, Analisis Laporan Keuangan, LP3ES-Jakarta Badan Pusat Statistik, 2011. Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012. BPS-Statistics Sulawesi Tengah Provincial Office, Palu. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sigi (2011). Cahyadi, S,. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Faizal, 2011. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Bawang Palu di Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala. Skripsi Universitas Tadulako, Palu (Tidak dipublikasikan) Fakultas Pertanian. Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management, MacMillan Publishing Company, New York Henry Simamora, 2002. Akutansi Biaya, UPP AMP YKPN, Jakarta. Ike Agustingsih, 2008. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Tomat di Desa Salodik Kecamatan Luwuk Timur Kabupaten Banggai. Skripsi Universitas Tadulako, Palu (Tidak dipublikasikan) Fakultas Pertanian. Kartasapoetra, 1998. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Bina Aksara, Jakarta. 112

Moh.Syarif Thamrin, 2009. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Kapiroe Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Skripsi Universitas Tadulako, Palu (Tidak dipublikasikan) Fakultas Pertanian. Mubyarto, 1997. Konsep Usahatani. Pustaka LP3ES Jakarta., 1994, Pengantar Ekonomi Pertanian, Pustaka LP3ES, Jakarta. Rosyidi, S. 1998. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Radja grafindo. Jakarta Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta., 1998. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press, Jakarta., 2002. Ilmu Usahatani, Jakarta., 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UGM. Suyatmo, 1994. Pengertian usahatani,http://www.pradipha.com/2011/11/ kegiatan-produksi.html. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013 Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi. Kanisius. Yogyakarta. Ekonisia. T. Suryana, A, 2003. Kapita Selekta evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan Edisi03/04. BPFC. Yogyakarta. Tambunan, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia : Beberapa Isu Penting. Jakarta :Ghalia Indonesia. 113