BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

METODOLOGI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai berikut :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Katalog BPS :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

Transkripsi:

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng dan 80 km dari ibu kota Provinsi Bali. Letak Desa Banjar pada ketinggian 12 m di atas permukaan laut dan bentang wilayah dari datar hingga berbukit. Desa Banjar terdiri atas enam dusun/banjar dinas yaitu: Banjar Sekar, Banjar Melanting, Banjar Munduk, Banjar Pegentengan, Banjar Ambengan, dan Banjar Perampas. Adapun batas-batas wilayah Desa Banjar adalah sebagai berikut. 1. Sebelah Utara : Laut Jawa 2. Sebelah Barat : Desa Tukad Mendaung, Kecamatan Banjar 3. Sebelah Selatan : Desa Banyuseri, Kecamatan Banjar 4. Sebelah Timur : Desa Dencarik, Kecamatan Banjar Desa Banjar memiliki hasil pertanian yang khusus dan cukup terkenal di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya yaitu buah anggur. 5.2 Luas Wilayah dan Tata Guna Tanah Luas wilayah Desa Banjar adalah 908 ha. Penggunaan lahan di desa Banjar dalam tahun 2008 sebagian besar berupa tegalan yaitu sebesar 368,55 ha (40,59%) dan digunakan untuk perkebunan sebesar 346 ha (38,11%). Tata guna tanah di Desa Banjar dapat dilihat pada Gambar 5.1. 59

60 Sumber Data: BPS (2009) Gambar 5.1 Tata Guna Tanah di Desa Banjar, Tahun 2008 Dari gambar 5.1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan yang ada di Desa Banjar merupakan lahan tegalan dan perkebunan. 5.3 Penduduk dan Lapangan Usaha Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik pada Kecamatan Banjar dalam angka 2009, bahwa jumlah penduduk desa Banjar sebanyak 2.764 KK atau 8.132 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki 3.953 orang dan penduduk perempuan sebanyak 4.179 orang. 5.3.1 Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.1 Menurut Ritongga, 2001 (dalam Andika, 2007) menyatakan bahwa usia produktif adalah usia 15 sd 64 tahun.

61 Tabel 5.1 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Banjar No Kelompok umur (th) Jenis kelamin L P L + P 1 < 15 719 18,14 734 16,28 1.453 17,15 2 15-64 3.023 76,28 3.521 78,09 6.544 77,24 3 >64 221 5,58 254 5,63 475 5,61 3.963 100.00 4.509 100 8.472 100 Sumber Data: BPS (2009) Berdasarkan Tabel 5.1 di atas maka dapat dilihat bahwa usia produktif (15 sd 64 tahun) merupakan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan jumlah penduduk diluar usia produktif. Diketahui bahwa jumlah penduduk pada usia produktif terbanyak yaitu 6.544 orang dan jumlah usia non produktif sebanyak 1.928 orang. Sehingga dependency ratio (besarnya ratio beban tanggungan) adalah 29 yang artinya setiap 100 penduduk yang berusia produktif harus menanggung 29 orang yang berada pada usia tidak produktif. 5.3.2 Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang dalam dunia kerja yang membuat seseorang mampu mendapat pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal penduduk Desa Banjar dapat dilihat pada Tabel 5.2.

62 Tabel 5.2 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Banjar Tahun 2008 No Tingkat pendidikan yang ditamatkan 1 Tidak sekolah 581 7,14 2 Belum tamat SD 2.188 26,91 3 Tamat SD 2.452 30,15 4 Tamat SLTP 1.146 14,09 5 Tamat SLTA 1.683 20,70 6 Tamat sarjana muda 15 0,18 7 Tamat sarjana 67 0,82 Sumber Data: BPS (2009) 8.132 100.00 Pada Tabel 5.2 menunjukan bahwa penduduk Desa Banjar memiliki jumlah penduduk dengan angka tertinggi tamat Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 30,15 %. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk di Desa Banjar relatif rendah. 5.3.3 Komposisi penduduk menurut mata pencaharian Indonesia merupakan negara agraris sehingga sebagian besar penduduk hidup di sektor pertanian. Demikian juga halnya dengan penduduk di Desa Banjar yang sebagian besar penduduk bekerja atau memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Berdasarkan Tabel 5.5. bahwa penduduk Desa Banjar yang bekerja di sektor pertanian merupakan angka tertinggi dibanding dengan jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian lainnya. Penduduk yang memiliki mata pencaharian di sektor petanian sebanyak 78,33 %, dapat dilihat pada Tabel 5.3.

63 Tabel 5.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Banjar No Mata pencaharian A Sektor pertanian 1 Tanaman pangan 4.316 69,69 2 Perkebunan rakyat 452 7,30 3 Peternakan 38 0,61 4 Perikanan 45 0,73 4.851 78,33 B Sektor non pertanian Perdagangan 629 10,16 Industri 94 1,52 Penggalian 6 0,10 Listrik dan air 1 0,02 Pengangkutan air 97 1,57 Perbankan 31 0,50 Pegawai negeri sipil 225 3,63 ABRI 16 0,26 Jasa 184 2,97 1.283 20,72 Pekerjaan lainnya 59 0,95 Total 6.193 100,00 Sumber Data: BPS (2009) Selajutnya masih dari Tabel 5.8 jumlah penduduk desa Banjar yang bekerja disektor perdagangan merupakan jumlah tertinggi dalam sektor non pertanian yaitu sebanyak 629 orang atau 10,16 %. Hal tersebut berati bahwa mata pencaharian penduduk desa Banjar tidak hanya terpaku pada sektor pertanian saja melainkan penduduk desa Banjar sudah mengembangkan dan berusaha meningkatkan pendapatannya melalui sektor non pertanian yaitu dalam hal usaha perdagangan.

64 5.4 Sarana dan Prasarana Pelayanan Fisik 5.4.1 Sarana tranportasi dan komunikasi Tranportasi dan komunikasi yang lancar merupakan faktor yang mendukung kelancaran dan perkembangan kegiatan pemasaran anggur di desa Banjar. Jalan aspal, jalan beton maupun jalan tanah merupakan sarana utuk trasportasi yang utama dan kondisi pada umumnya masih baik. Jalan asapal yang ada di Desa Banjar adalah sepanjang 9,09 km, jalan tanah 3,00 km dan jalan tanah 10,00 km (Anonim, 2009). Ketersediaan dan keterjangkauan angkutan jalan (kendaraan bermotor) sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas dan mobilisasi suatu usaha, adapun jumlah kendaraan bermotor yang ada di Desa Banjar kaitannya dengan proses produksi dan pemasaran anggur adalah sebanyak lima buah truk dan 10 buah mobil pickup (BPS, 2009). Prasarana lain yang dianggap bisa mendorong kelancaran aktifitas perekonomian, khususnya aktifitas pemasaran di suatu daerah meliputi jumlah pasar dan pertokoan yang ada di Desa Banjar. Adapun jumlah pasar yang ada di Desa Banjar satu buah, toko sebanyak 22 buah dan kios sebanyak 140 buah. Untuk menunjang kebutuhan pembiayaan ataupun permodalan yang dibutuhkan masyarakat tentunya diperlukan adanya lembaga keuangan. Berikut ditampilkan lembaga keuangan yang ada di wilayah Desa Banjar dapat dilihat pada Tabel 5.4.

65 Tabel 5.4 Sarana Lembaga Keuangan di Desa Banjar No Jenis lembaga Unit 1 Bank Pemerintah 1 2 LPD 1 3 Koperasi Non KUD 2 4 Sumber Data: BPS (2009) 5.5 Usahatani Anggur di Desa Banjar Anggur (Vitis) pertama kali mulai di budidayakan di Desa Banjar kira-kira pada akhir tahun 1970 sampai dengan awal tahun delapanpuluhan. Tanaman ini sangat cocok dibudidayakan di Desa Banjar karena sesuai dengan kondisi iklim di daerah ini. Jenis tanaman Anggur yang banyak diusahakan di Kecamatan Banjar adalah jenis Vitis vinivera yang sesuai dengan kondisi tanah yang sarang, berkerikil, cukup kapur, optimal pada ketinggian 0-300 mdpl dan mempunyai musim kering lebih dari tiga bulan (Setiadi, 1986). Minat petani di Desa Banjar tahun ketahun semakin meningkat, hal ini dikarenakan budidaya anggur sangat menguntungkan dan petani di Desa Banjar merupakan petani ulet, dengan pengetahuan berusahatani tinggi. Kebanyakan petani anggur di Desa Banjar sudah menguasai cara budidaya anggur dengan baik. Proses penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman maupun pemanenan rata-rata sudah dikuasai petani, hanya dalam hal penanganan pasca panen terutama pengolahan hasil petani kurang mengetahui karena petani memasarkan produknya sebagai buah segar. Dalam proses pemupukan para petani anggur di Desa Banjar sudah menerapkan pemupukan anorganik dan organik yang berjalan secara seimbang.

66 Pupuk organik yang diberikan berupa pupuk kandang, fermentasi air seni hewan dan sekam. Sedangkan pupuk anorganik yang diberikan berupa urea, TSP, dan KCl. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi proses pembersihan gulma, pemupukan, pemangkasan, penggunaan pestisida untuk mengatasi serangan hama dan penyakit. Komponen biaya yang paling besar pada usahatani anggur paling besar adalah dari komponen sarana produksi yaitu pupuk dan pestisida. Tanaman anggur mempunyai sifat yang khas yaitu akan berproduksi apabila dilakukan pemangkasan. Sifat yang demikian menyebabkan waktu produksinya dapat diatur sesuai dengan pilihan petani. Berdasarkan pengamatan di lapangan petani akan memutuskan untuk berproduksi apabila hasil yang diperoleh memberikan harapan keuntungan yang tinggi. Disamping itu petani juga mengetahui persisi sifat-sifat dari tanaman anggur yang berhubungan dengan tinggi rendahnya hasil. Petani mengetahui bahwa pemangkasan yang dilakukan pada musim kemarau akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pemangkasan yang dilakukan pada musim penghujan. Proses pemanenan anggur juga sangat berpengaruh kualitas anggur yang dihasilkan. Dari hasil pengamatan di Desa Banjar, untuk memperoleh anggur yang bermutu bagus, petani responden memetik anggur pada saat warna anggur sudah mulai berubah dari hijau menjadi ungu kebiruan dan ditutup oleh lapisan lilin yang mirip bedak tebal. Tekstur buah terasa kenyal dan mengeluarkan aroma yang khas. Hal ini biasanya tiga setengah bulan setelah pemangkasan. Adapun cara panennya adalah dengan memotong bagian pangkal tangkai dompolan.

67 5.6 Karakteristik Responden responden dalam penelitian ini terdiri atas 58 rumah tangga petani anggur, dari seluruh populasi yang berjumlah 140 rumah tangga petani anggur. Di samping petani dalam penelitian ini juga terdiri atas 31 pedagang perantara yang terdiri atas 12 orang tengkulak, delapan orang pengepul, dan 11 orang pedagang pengecer. Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah 89 responden. 5.6.1 Karakteristik petani responden Dalam sub bab ini diuraikan karakteristik petani responden, yang mencakup: umur, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga dan sistem penguasaan lahan. Pada umumnya umur dapat mempengaruhi kualitas kerja petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya, karena terdapat variasi kapasitas kerja pada setiap orang. Petani sebagai orang yang bekerja berdasarkan kemampuan fisik, maka dalam hal ini pengaruh umum akan semakin jelas terlihat. Petani dengan umur yang lebih muda akan mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Tabel 5.5 Distribusi Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Desa Banjar Kecamatan Banjar Tahun 2011 No Kategori umur (tahun) Keterangan 1 14 - - Tidak produktif 2 15-64 54 93,10 Produktif 3 65 4 6,90 Tidak produktif Total 58 100 Dilihat dari segi umur petani responden pada masing-masing kelompok umur yang terlihat pada pada Tabel 5.5 Sebagian besar petani responden yaitu 54

68 orang (93,10%) berada pada kelompok umur 15 sd 64 tahun, hal ini mencirikan bahwa petani dianggap sudah mampu baik fisik maupun mental dalam berusahatani setelah berumur 15 tahun, walaupun dari segi pengalaman masih kurang. Umur petani yang paling produktif dalam berusahatani adalah dibawah 40 tahun, sedangkan kebanyakan petani setelah berumur di atas 65 tahun akan melepaskan tanggung jawabnya dan lahannya akan diserahkan kepada anakanaknya. Selanjutnya dapat juga dilihat bahwa tidak ada satupun petani responden yang berumur di di bawah 15 tahun, sedangkan pada kelompok umur di atas 64 tahun terdapat empat orang atau 6,90 persen dari seluruh petani responden. Gambaran tingkat pendidikan penting artinya, karena hal ini akan mempengaruhi wawasan seseorang, yang kemudian pada gilirannya dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam kehidupannya. Dimana pendidikan merupakan salah satu modal dasar dalam meningkatkan produksi pertanian. Tabel 5.6 Distribusi Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikannnya di Desa Banjar Kecamatan Banjar Tahun 2011 No Tingkat pendidikan 1 2 3 4 5 Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Perguruan Tinggi 2 31 9 14 2 3,45 53,45 15,52 24,14 3,45 58 100 Dilihat dari tingkat pendidikan formal petani responden di Kecamatan Banjar sangatlah bervariasi, dimana sebagian besar petani responden (53,45%) berpendidikan tamat sekolah dasar. Ada dua orang petani atau 3,45 persen yang

69 tidak menamatkan SD. Sedangkan responden yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dari 58 responden hanya dua orang atau 3,45 persen. Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan yang pernah dienyam oleh petani responden maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani yang dilakukan, karena Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki, petani akan semakin intensif melakukan usahatani terhadap komoditas anggurnya. Ilmu pengetahuan juga dapat menambah keterampilan petani dalam mengolah kebunnya dan dapat lebih menyerap teknologi untuk mengolah hasil produksi, sehingga dalam mengambil keputusan petani sudah memperhitungkan keuntungan dan kerugian dalam usahataninya. anggota rumah tangga petani yang dijadikan responden sebanyak 184 orang yang terdiri atas 94 orang pria dan 84 orang wanita. Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa petani anggur di Desa Banjar sebagian besar mempunyai anggota keluarga 4-6 orang yaitu sebanyak 51 orang atau sebesar 87,93%. Sedangkan sisanya atau 12,17 persen anggota rumah tangganya 1-3 orang. Rata rata ukuran rumah tangga (family size) jumlah anggota rumah tangga petani responden di Desa Banjar relatif kecil yaitu 3,17 orang. Anggota keluarga petani yang ikut membantu kerja petani biasanya adalah istrinya saja, sedangkan anak-anak yang sudah dewasa biasanya sudah mempunyai pekerjaan lain diluar usahatani sebagai wiraswasta, pedagang, ataupun sebagai karyawan.

70 Tabel 5.7 Anggota Keluarga Responden No anggota keluarga (orang) 1. 3 7 12,07 2. 4 6 51 87,93 58 100,00 Distribusi Anggota Keluarga berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 5.8 Dari data distribusi anggota keluarga berdasarkan kelompok umur anggota keluarga sebagian besar berada pada usia produktif. Anggota keluarga yang masuk kategori tidak produktif umur 0-14 tahun adalah 21,20%. Umur keluarga tidak produktif diatas 64 tahun adalah 3,26 persen. Sisanya sebanyak 75,54% berada pada usia produktif. Angka ketergantungan (depedentsy ratio) pada keluarga petani anggur yang menjadi responden adalah 32,38%. No Tabel 5.8 Distribusi Anggota Rumah Tangga Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur Umur (tahun) 1 2 3 14 15-64 65 39 139 6 21,20 75,54 3,26 184 100

71 5.6.2 Status pemilikan dan luas lahan garapan Luas garapan usahatani mempunyai arti yang sangat penting karena berkaitan dengan besar kecilnya pendapatan yang diterima petani. Lahan garapan yang dimaksud adalah lahan yang diusahakan untuk budidaya komoditas Anggur, baik lahan milik maupun lahan sakapan. Semakin kecil luas lahan garapan usahatani ketergantungan petani terhadap pendapatan diluar usahataninya makin besar. Menurut Hernanto (1991) berdasarkan kepemilikan lahan petani digolongkan menjadi empat, yaitu: (1) golongan petani luas (lebih 2 ha); (2) golongan petani sedang (0,5 sd 2 ha); (3) golongan petani sempit (0,5 ha), dan (4) golongan buruh tani tidak bertanah. Secara umum sistem penguasaan lahan petani responden di Desa Banjar dibagi menjadi dua yaitu petani pemilik dan petani penyakap. Petani pemilik pada umumnya menggarap lahannnya dengan menggunakan tenaga upahan, dirinya sendiri dan tenaga buruh lainnya yang terkait dalam budidaya anggur. Untuk petani penggarap adalah petani yang ditugaskan oleh petani pemilik untuk mengerjakan lahannya dan pendapatan mereka tergantung pada kesepakatan antara petani pemilik dengan petani penggarap. Tabel 5.9 menyajikan distribusi responden berdasarkan status lahan garapannya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa petani anggur yang menjadi responden lahan garapannya dengan menyakap yaitu sebanyak 46 orang atau 79,3%. Sebanyak satu orang responden atau 1,72% mengusahakan lahan garapannya disamping milik sendiri dengan menyakap tanah milik orang lain, sisanya sebanyak 11 orang atau 18,97% mengusahakan lahan milik sendiri.

72 No Status lahan Tabel 5.9 Status Lahan Garapan Responden 1. Milik sendiri 11 18,97 2. Milik sendiri + nyakap 1 1,72 3. Nyakap 46 79,31 58 100,00 Secara umum petani anggur di Desa Banjar mengusahakan anggur dalam skala kecil yaitu dibawah 0,5 ha dan tidak mempunyai badan hukum. Rata-rata dari penggunaan lahan untuk usahatani anggur adalah 36 are. Tabel 5.10 Luas Lahan Garapan Responden No Luas lahan garapan (ha) 1. 0,50 ha 47 81,03 2. 0,51-1,00 ha 11 18,97 58 100,00 Dari 58 responden sebanyak 41 orang responden atau 81,03% luas lahan garapannya dibawah 0,50 ha. Sedangkan sisanya sebanyak 9 orang responden atau 18,97% luas garapannya antara 0,50 ha-1 ha. keseluruhan luas garapan dari 54 orang responden petani anggur adalah 2.088 are atau 20,88 ha dengan luas rata-rata lahan garapan per responden adalah 36 are atau 0,36 ha. 5.6.3 Karakteristik pedagang responden Pedagang responden yang menjadi obyek dalam penelitian ini dibatasi pada tengkulak (pedagang perantara I), pengepul (pedagang perantara II) dan pedagang pengecer. Karakteristik lembaga pemasaran dalam penelitian ini akan dilihat dari umur, pendidikan dan pengalaman berusaha.

73 Pada penelitian ini yang dimaksud tengkulak adalah pedagang perantara I yang membeli anggur hasil produksi dari petani dengan mencari sendiri produk yang dihasilkan oleh petani ke tempat petani kemudian dikumpulkan dan selanjutnya dijual ke pengepul (pedagang perantara II). Pengepul adalah pedagang yang membeli anggur dari tengkulak ataupun langsung ke petani, selanjutnya dijual kepada pedagang besar di Jawa, ke pabrik wine ataupun ke pedagang pengecer di pasar-pasar. Pengepul ini biasanya sudah mempunyai gudang. Fungsi pemasaran yang dilakukan selain pembelian dan penjualan, juga melakukan sortasi dan pengepakan. Pengepul, pedagang besar, dan pengecer ditinjau dari umurnya semuanya terdistribusi pada usia produktif yaitu berusia antara 35 sd 65 tahun dan mempunyai tingkat pendidikan SMA hingga sarjana. Dari segi pengalaman berusaha memiliki rentang waktu berusaha yang cukup lama yaitu antara 10 sd 28 tahun.