Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 0



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

Produk Domestik Bruto (PDB)

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS EKONOMI KOTA TOMOHON TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

ANALISIS DATA/INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAMPAR. Lapeti Sari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

Transkripsi:

Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 0

ABSTRAKSI Identifikasi Sektor Industri Unggulan di Kota Medan. Pembangunan daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah dalam kerangka kebijakan pembangunan sangat tergantung pada permasalahan dan karakteristik spesifik wilayah yang terkait.perbedaan tingkat pembangunan dapat dilihat dari adanya perbedan peranan sektoral yang mempengaruhi pembentukan PDRB di suatu wilayah.semakin besar peranan sektor ekonomi yang memiliki keunggulan baik secara alamiah maupun nonalamiah, maka semakin tinggi pertumbuhan PDRB wilayah tersebut.peranan dari setiap sektor dapat dilihat dari data PDRB pada setiap tahunnya.sektor yang dikatakan basis atau memiliki keunggulan tertentu, maka nilai tambah dari sektor tersebut akan lebih baik jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain dan juga jika dibandingkan dengan sektor tersebut dengan daerah lainnya. Sehingga sektor basis tersebut merupakan komoditas ekspor utama dari daerah tersebut. Oleh sebab itu setiap daerah harus dapat mengetahui sektor-sektor unggulan yang terdapat di darahnya. Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah mengidentifikasi sektorsektor dan sub-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan pada perekonomian di Kota Medan, mengetahui keterkaitan kegiatan (linkages activity) antar sektor unggulan tersebut dalam perkembangannya di kota Medan, mengestimasi dari variabel sektor unggulan yang yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan serta Merumuskan kebijakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam rangka pengembangan sektor-sektor unggulan tersebut. Data yang digunakan berasal dari data primer yang diperoleh dengan survei dan wawancara langsung kepada dinas-dinas terkait yang berhubungan dengan sektor-sektor unggulan di kota Medan dan para stakeholders lainnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga pengumpul data baik dari pemerintah dalam hal ini BPS (Biro Pusat Statistik ) Kota Medan, dan kantor Bank Indonesia Medan, dan Bappeda Kota Medan yang telah dipublikasikan. Analisa data menggunakan analisis LQ dan Regressi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kota Medan dari tahun 2002 sampai tahun 2011 sangat didominasi oleh 4 sektor yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, kemudian sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Selanjutnya Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta Industri Pengolahan dan Bangunan. Hasil perhitungan LQ, menunjukkan bahwa sektor dan sub-sub sektor untuk Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor dan subsub sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor dan sub-sub sekor Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor unggulan. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan, hanya beberapa sub sektornya yang merupakan sektor unggulan. Hasil estimasi pertumbuhan ekonomi kota Medan menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu produksi sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan sektor jasa memiliki pengaruh positif dan signifikan pada level 1% dan 5%. Kata Kunci : sektor industri unggulan Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan i

DAFTAR ISI ABSTRAKSI........................................................i DAFTAR ISI.......................................................ii DAFTAR GAMBAR................................................ iv DAFTAR TABEL................................................... vi BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................1 1.2 Dasar Hukum.............................................. 5 1.3 Rumusan Masalah.......................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian.......................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian.......................................... 6 BAB II : TINJAUAN LITERATUR DAN SUDI PUSTAKA 2.1 Teori Pendapatan Nasional................................... 9 2.1.1 Pengertian Konsep Pendapatan Nasional................. 9 2.1.2 Konsep Perrhitungan Pendapatan Nasional...............10 2.1.2.1 Pendekatan Pengeluaran.....................11 2.1.2.2 Pendekatan Pendapatan......................11 2.1.2.3 Pendekatan Produksi......................11 2.2 Teori Basis Ekonomi........................................13 2.2.1 Cara Memilih Kegiatan Ekonomi Basis dan Non Basis......15 2.2.1.1 Metode Langsung............................15 2.2.1.1 Metode Tidak Langsung.......................16 2.2.1.1 Metode Campuran...........................16. 2.3 Metode Location Quatient....................................16 2.4 Teori Basis Ekspor Richardson................................18 2.5 Model Permintaan Ekspor : Pendekatan Ekspor Basis............... 18 2.6 Penelitian Terdahulu........................................19 2.7 Hipotesa Penelitian........................................ 21 BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................ 22 3.2 Jenis dan Sumber Data...................................... 22 3.2.1 Jenis Data....................................... 22 3.2.1 Sumber Data.................................... 22 Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan ii

3.3 Teknik Pengambilan Data................................. 22 3.3.1 Data Primer...................................... 23 3.3.2 Data Sekunder..................................... 23 3.4 Model Analisa Data.................................... 23 3.4.1 Menghitung Nilai LQ.............................. 24 3.4.2 Persamaan Regressi................................ 24 3.5 Skedul Kerja Penelitian.................................. 26 BAB IV : GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN INDIKATOR EKONOMI 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Medan...................... 27 4.1.1 Kondisi Geografis............................... 27 4.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja........................ 28 4.2 Kondisi Ekonomi dan Economic Linkages.................... 33 4,2,1 Total Nilai PDRB Sektoral Kota Medan.............. 33 4.2.2 Kontribusi Sektor Unggulan dan Sub Sektornya dari PDRB Kota Medan................................... 36 BAB V : ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sektor dan Sub Sektor Unggulan di Kota Medan............... 45 5.1.1 Sektor Unggulan dan Kriteria Sektor Unggulan......... 45 5.2 Struktur Ekonomi Kota Medan............................. 46 5.3. Indeks LQ dan Perkembangannya di Kota Meda............... 49 5.4 Hasil Estimasi dari Model Pertumbuhan Ekonom.............. 54 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan........................................... 56 6.2 Saran................................................ 58 DAFTAR PUSTAKA Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 4-1 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan Pasca Otonomi Daerah Tahun 2002-2011...................................... 30 Gambar 4-2 Perkembangan tingkat Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2002-2011...................................................... 31 Gambar 4-3 Grafik Perkembangan Rasio Jumlah Angkatan Kerja terhadap Penduduk di Kota Medan Pasca Otonomi Daerah Tahun 2002-2011............ 32 Gambar 4-4 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja yang Bekerja Di Kota Medan Tahun 2002-2011...............................33 Gambar 4-5 Nilai dari PDRB kota Medan berdasarkan 9 Lapangan usaha tahun 2002-2011................................................. 35 Gambar 4-6 Perkembangan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan, Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011............................37 Gambar 4-7 Perkembangan Kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air bersih, Serta Sub- Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011..................38. Gambar 4-8 Perkembangan Kontribusi Sektor Bangunan dan Perdagangan, Hotel dan Restoran Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011..... 40 Gambar 4-9 Perkembangan Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011.............41 Gambar 4-10 Perkembangan Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011............................................42 Gambar 4-11 Perkembangan Kontribusi Sektor Jasa-jasa serta Sub-Sektor PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011.................................43 Gambar 5-1 Struktur PDRB Kota Medan Tahun 2002-2011....................47 Gambar 5-2 Perkembangan Indeks LQ Sektor Industri dan sub Sektornya PDRB Kota Medan...............................................51 Gambar 5-3 Perkembanagan Indeks LQ Sektor Listrik dan sub Sektornya PDRB Kota Medan............................................... 52 Gambar 5-4 Perkembanagan Indeks LQ Sektor Bangunan serta Perdagangan Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan iv

dan sub Sektornya PDRB Kota Medan.......................... 52 Gambar 5-5 Perkembanagan Indeks LQ Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Serta sub Sektornya PDRB Kota Medan..........................53 Gambar 5-6 Perkembanagan Indeks LQ Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Serta sub Sektornya PDRB Kota Medan................53 Gambar 5-7 Perkembanagan Indeks LQ Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Serta sub Sektornya PDRB Kota Medan.................54 Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan v

DAFTAR TABEL Tabel : 4-1 Jumlah Penduduk per- Kecamatan Menurut Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2012........................................... 29 Tabel 4-12 Perkembangan kontribusi (%) dari Sektor dan sub-sektor PDRB Kota Medan.....................................................44 Tabel 5-1 Perkembangan Indeks LQ untuk Sektor dan Sub Sektor PDRB Kota Medan.....................................................50 Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas ekonomi makro setelah krisis ekonomi merupakan agenda pemerintah yang menempati prioritas utama.melalui berbagai kebijakan konsolidasi baik dari sisi fiskal maupun moneter yang relatif terkoordinasi telah mampu menjaga stabilitas ekonomi makro ke arah yang lebih baik.gejolak eksternal terkait dengan krisis keuangan yang terjadi di AS sebagai dampak dari subprime mortgage dapat diantisipasi Pemerintah sehingga tidak terlalu menimbulkan gejolak internal yang begitu parah. Meskipun kinerja pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2009 mengalami perlambatan yaitu tumbuh 4,5 persen dari 6,0 persen di tahun 2008 akan tetapi hal ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan kinerja perekonomian beberapa negara tetangga yang rata-rata mengalami pertumbuhan minus. Persoalan yang dirasa masih membelenggu adalah terkait dengan proses akselerasi pertumbuhan ekonomi yang dirasa masih relatif moderat dibanding dengan negaranegara tetangga yang sebelumnya juga terkena krisis. Relatif moderatnya akselerasi pertumbuhan ekonomi diyakini terkait dengan relatif masih lesunya aktifitas sektor riil. Selain rendahnya penyaluran kredit ke sektor riil, berbagai faktor yang masih menghadang seperti teknologi yang relatif sudah mutlak, daya saing yang relatif rendah, dan high cost economy yang masih membelenggu telah menjadi kendala bergeraknya sektor riil khususnya sektor produksi yakni industri manufaktur dan perdagangan barang-barang. Relatif masih belum bergeraknya sektor riil cukup mengkhawatirkan bagi penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable). Hal ini juga terlihat dari masih relatif rendahnya kontribusi sumber-sumber pertumbuhan produktif, yakni investasi dan ekspor dalam pembentukan PDB. Pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir masih ditopang oleh konsumsi masyarakat.penajaman prioritas pengembangan sektor-sektor usaha yang unggul dalam arti mempunyai keterkaitan penggerakan (linkage) terhadap sektor lain yang cukup Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 1

tinggi perlu dilakukan oleh pemerintah. Pengetahuan mengenai sektor-sektor unggulan berdasarkan kriteria keterkaitan terhadap sektor lain sangatlah penting dalam hal ini untuk kemudian diupayakan langkah-langkah pengembangannya guna lebih menggerakkan sektor riil. Keberhasilan pembangunan Nasional tidak akan telepas dari peranan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi di daerah. Peran dari pembangunan daerah lebih ditujukan untuk peningkatan kualitas hidup dari masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi yang optimal, serta perluasan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dari output yang dikenal dengan istilah PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan atau PNB (Produk Nasional Bruto) tanpa memandang besar dari pertumbuhan penduduk, atau apakah telah terjadi perubahan dari struktur ekonomi atau tidak.karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator utama dalam keberhasilan dari pembangunan ekonomi, oleh karena itu pertumbuhan ekonomi harus berjalan secara terencana dan berdampingan serta tetap mengupayakan terciptaya pemerataan dalam kesempatan kerja dan hasil-hasil dari pembangunan ekonomi tersebut.dengan demikian suatu daerah yang kurang produktif dan tertinggal akan menjadi lebih produktif dan berkembang menjadi lebih baik lagi, sehingga secara langsung akan mempercepat proses pertumbuhan ekonomi tersebut (Djojohadikusumo;1994) Pembangunan daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah dalam kerangka kebijakan pembangunan sangat tergantung pada permasalahan dan karakteristik spesifik wilayah yang terkait.perbedaan tingkat pembangunan dapat dilihat dari adanya perbedaan peranan sektoral yang mempengaruhi pembentukan PDRB di suatu wilayah.secara hipotesis, dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan sektor ekonomi yang memiliki keunggulan baik secara alamiah maupun nonalamiah, maka semakin tinggi pertumbuhan PDRB wilayah tersebut.peranan dari setiap sektor dapat dilihat dari data PDRB pada setiap tahunnya. PDB dan PDRB memiliki 9 sektor ekonomi, dari kesembilan sektor itu ada beberapa sektor yang memiliki tingkat keunggulan (economic base) lebih baik Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 2

dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.sektor basis tersebut memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sektor-sektor lainya, sehingga melihat sektor-sektor yang memiliki keunggulan dan kelemahan di wilayahnya menjadi sangat penting. Bila suatu sektor dikatakan basis atau memiliki keunggulan tertentu, maka nilai tambah dari sektor tersebut akan lebih baik jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain dan juga jika dibandingkan dengan sektor tersebut dengan daerah lainnya. Sehingga sektor basis tersebut merupakan komoditas ekspor utama dari daerah tersebut. Ricardo dalam teorinya menyatakan bahwa sektor yang disebut basis merupakan sektor ekspor utama bagi daerah tersebut dan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut ( Tarigan, 2009, hal. 56). Namun sektor unggulan dapat juga didefinisikan sebagai sektor yang mampu menggerakkan roda perekonomian di suatu wilayah dalam meningkatkan aktivitas ekonomi dan mampu menggerakkan (economic driven) pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik dan berkesinambungan (suistanability). Pengertian sektor basis (unggulan) pada dasarnya harus dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, nasional maupun regional. Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul atau basis jika pada sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama di negara lain. Ricardo (1917) dalam Salvatore (2001) telah membuktikan bahwa apabila dua negara yang saling berdagang dan masing-masing negara melakukan spesialisasi produksi pada produk yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage), untuk kemudian akan mengekspor barang-barang tersebut ke negara yang memiliki kerugian komparatif (comparative disadvantage) terhadap barang tersebut, maka kedua negara akan meraih keuntungan dalam perdagangan internasinal yang sedang dijalani keduanya. Ternyata hal seperti ini juga berlaku dalam melihat keunggulan dari sektorsektor ekonomi pada suatu daerah atau kota, untuk mengembangkan perekonomiannya dari waktu ke waktu. Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 3

Dari 33 Kota dan Kabupaten di Sumatera Utara, maka kota Medan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi (engine of growth) Sumatera Utara di luar sektor primer (pertanian dan pertambangan). SAKERNAS (2012) menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB kota Medan pada tahun 2001 telah mencapai angka 4,60%, kemudian naik cukup tinggi pada tahun 2006 menjadi 7,76%, kemudian hanya turun sedikit pada tahun 2011 dibanding dengan tahun 2006 menjadi 7,69%. Tapi jika dilihat dari pertumbuhan tahunannya, selalu berada diatas angka pertumbuhan ekonomi nasional. Jadi rata-rata pertumbuhan ekonomi yang mampu dicapai oleh kota Medan dalam kurun waktu 12 tahun terakhir atau dari tahun 2000-2011 mencapai angka 6,68%, dimana angka ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,53%. Aktivitas perekonomian (economic activity) dikota Medan, akan menggerakkan juga kota-kota propinsi yang ada disekitar wilayah (neighborhood region) Sumatera Bahagian Utara (SUMBAGUT) yakni kota Padang, Pekan Baru, Banda Aceh dan Batam. Aktivitas ekonomi untuk sektor sekunder seperti industri pengolahan, konstruksi serta pelistrikan cukup besar memberi kontribusi yang dihasilakan dalam membentuk produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Medan. Selain itu sektor tersier dalam bentuk jasa, perdagangan, hotel dan restoran serta jasa lembaga keuangan maupun nonkeuangan yang turut memberi kontribusi yang lebih besar lagi dibanding dengan sektor sekunder dalam membentuk postur perekonomian (PDRB) kota Medan yang bercorak perekonomian kota (urban economic). Jadi pemerintah kota Medan dalam hal ini pembuat kebijakan harus berpihak pada fakta-fakta ekonomi yang telah menunjukkan sektor-sektor unggulan mana yang sangat potensial dari kegiatan perekonomian di kota Medan untuk tumbuh dan berkembang. Sebaiknya pemerintah kota Medan mulai mencoba untuk membuat kategori dari sektor-sektor yang diunggulkan tersebut. Kemudian melakukan seleksi dengan cara mengelompokkan, sektor apa yang cenderung lebih lama mengalami penurunan (decreasing return of economic), berarti akan lebih berkesinambungan (suistanabilty) aktivitasnya dibandingkan dengan sektor yang lebih cepat mengalami Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 4

penurunan produksinya. Berarti sektor unggulan yang cepat mengalami penurunan ini, cenderung akan bersifat lebih temporer dan musiman, karena bukan berbasis potensi lokal dari kota Medan sediri. Sedangkan yang lebih lama penurunanya justru memiliki dampak eksternal yang begitu kuat terhadap perekonomian kota Medan dan biasanya berbasis potensi lokal serta berbentuk ekonomi kreatif yang diusahakan dengan skala yang relatif kecil. 1.2. Dasar Hukum Adapun landasan hukum yang melatar belakangi kegiatan studi ini adalah : 1. Undang-undang No. 25 Tahun 2000, tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS). 2. Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang, Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penetapan IPTEK. 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2011, tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. 5. Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kota Medan Tahun 2013. 1.2. Rumusan Masalah Pada penelitian ini, analisis yang akan dilakukan adalah konsep industri dalam istilah ekonomi, jadi bukan industri pengolahan atau manufaktur saja. Industri merupakan kelompok usaha yang sejenis. misalnya industri perbankan, industri pengangkutan jalan raya, industri perhotelan dan lain sebagainya. Penelitian ini memfokuskan pada analisis perekonomian kota Medan,oleh karena itu maka peneliti akan menganalisis sektor industri unggulan dalam kerangka karakteristik Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 5

perekonomian kota (urban economics). Adapun rumusan dari permasalahan yang diambil dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Sektor-sektor dan sub-sektor ekonomi apa saja yang masuk kategori sektor unggulan dalam perkembangan ekonomi di Kota Medan? 2. Bagaimana keterkaitan kegiatan (linkages activity) antar sektor unggulan tersebut dalam perkembangannya di kota Medan? 3. Bagaimana sektor-sektor unggulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Medan? 4. Langkah-langkah kebijakan apa saja yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam rangka penegembangan sektor-sektor unggulan tersebut? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah: 1. Melakukan identifikasi untuk sektor-sektor dan sub-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan pada perekonomian di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui keterkaitan kegiatan (linkages activity) antar sektor unggulan tersebut dalam perkembangannya di kota Medan. 3. Melakukan estimasi dari variabel sektor unggulan yang yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 4. Merumuskan kebijakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam rangka penegembangan sektor-sektor unggulan tersebut 1.5. Manfaat Penelitian Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini berupa: 1. Menentukan sektor-sektor unggulan dan sub-sektornya secara ekonomi di kota Medanyang akan bermanfaat bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 6

2. Membuat referensi terbuka bagi para pemangku kepentingan dalam mengakses perkembangan sektoral khususnya sektor unggulan ekonomi kota Medan. 3. Memberikan saran berupa kebijakan yang faktual untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang berbasis produksi potensial lokal Kota Medan dalam rangka meningkatkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan. Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN STUDI PUSTAKA Banyak pustaka yang sudah membahas tentang penelitian dalam menentukan sektorsektor ekonomi yang diunggulkan disuatu daerah atau wilayah. Biasanya konsep ini menggunakan pendekatan penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pengeluaran yakni metode produksi netto. Dari metode akan terlihat nilai dari akumulasi barang dan jasa yang telah dihasilkan dalam bentuk satuan mata uang negara setempat. Selain nilai akumulasi dari produksi, pada metode ini bisa juga dilihat nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari setiap sektor ekonomi beserta sub-sektor nya dari waktu ke waktu. Data-data ekonomi sektoral ini, jika di Indonesia akan dihitung dan dipublikasikan oleh kantor BPS Indonesia sampai pada satuan yang terbawah yakni Kabupaten dan Kota. Sayangnya di Indonesia sampai saat ini baru dua metode yang bias dihitung dan dipublikasikan secara resmi yakni metode pengeluaran (expenditure method ) dengan metode produksi netto (nett product). Dengan menggunakan metode produksi netto inilah sektor-sektor ekonomi unggulan di suatu wilayah dapat dianalisis lebih lanjut, yang kemudian digunakan pula angka index dari location quotient.di Indonesia ada 9 sektor ekonomi formal yang dihitung berdasarkan dari produksi yang dihasilkan. Secara berturut-turut Bab II ini akan menjelaskan dari teori dasar (grand theory) yang digunakan, kemudian penekanan pada penggunaan teori dalam penganalisaan sektorsektor yang diunggulkan, kemudian beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dengan tema yang sama. Perlu digaris bawahi tentang definisi industri secara ekonomi, bahwa kumpulan dari aktivitas ekonomi produksi sejenis yang dilakukan oleh beberapa perusahaan disebut dengan industri, dalam Samuelson (2007;35). Maka dalam konteks definisi ini, kita akan mengenal namanya industri perbankan, industri lembaga keuangan bukan bank, industri perumahan (real estate) atau industri property dan lain sebagainya. Maka istilah industri yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri secara ekonomi, bukan industri pengolahan karena kontribusi dari sektor industri pengolahan jauh lebih kecil dari sektor Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 8

tersier, dan ini pada umumnya merupakan aktivitas ekonomi pada perkotaan (urban economics) yang sudah besar dan sudah menjadi kota metropolitan 2.1. Teori Pendapatan Nasional Setiap negara dapat mengumpulkan berbagai informasi mengenai perkembangan ekonomi melalui aktivitas-aktivitas ekonomi sektoral, baik yang sedang berjalan sampai dengan pencapaian hasil-hasilnya.sehingga secara kontinu dapat diperhatikan bagaimana pola perubahan-perubahan yang terjadi dalam perekonomian yang berlaku. Salah satu informasi yang sangat penting adalah data mengenai Produk Domestik Bruto/PDB (gross domestic product/gdp) atau Produk Nasional Bruto/PNB (gross national product/gnp), yaitu nilai dari barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di suatu negara/wilayah dalam suatu periode tertentu, dalam Sukirno, (2006;.33). Pendapatan nasional mula-mula dicoba dirumuskan oleh Boisgillebert di Perancis dan Petty di Inggris pada abad ke 17.Pandangan mereka tentang pendapatan nasional berkisar pada nilai uang, barang dan jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi. Hal ini sama dengan gagasan Adam Smith (1776) yang menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara tidak diukur dari banyaknya logam mulia yang dimilikinya, tetapi dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh masyarakat, Boediono(1998;48). Ada beberapa pendekatan mengenai pendapatan nasional (Sukirno, 2006, hal.34) yaitu : a. Produk Domestik Bruto atau PDB adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam suatu periode tertentu. b. Produk Nasional Bruto atau PNB adalah konsep yang mempunyai arti yang sama dengan PDB, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda, tergantung pada asal dari factor produksi yang menghasilkan barang dan jasa tersebut. 2.1.1. Pengetian Konsep Pendapatan Nasional Menurut Sukirno (2006,hal 35), terdapat dua pengertian pendapatan nasional yaitu : Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 9

a. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap Pendapatan nasional harga berlaku adalah : nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut hargaharga yang berlaku pada tahun tersebut. Pendapatan nasional harga tetap yaitu harga yang berlaku pada tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Biasanya nilai harga tetap selalu lebih kecil dari harga berlaku, karena ada faktor-faktor dari nilai inflasi. Semakin besar selisih antara harga berlaku dengan harga tetap (konstan), maka akan terlihat tinggi rendahnya inflasi dalam perekonomian di Negara tersebut. b. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor (input) Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua cara, harga pasar dan harga faktor. Dinilai menurut harga pasar apabila perhitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pemilik, sedangkan harga faktor apabila nilai barang tersebut tergantung kepada jumlah pendapatan dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. 2.1.2. Konsep Perhitungan Pendapatan Nasional Dalam perhitungan pendapatan nasional, secara teori dapat digunakan dengan 3 (tiga) cara: Pendekatan Pengeluaran (expenditure approach) Pendekatan Pendapatan (income approach) Pendekatan Produksi Netto (nett product approach) Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 10

2.1.2.1. Pendekatan Pengeluaran (expenditure approach) Metode ini akan menghitung seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi secara keseluruhan (aggregate), seperti konsumen, produsen, pemerintah dan lalulintas perdagangan luar negeri. Yang nilai dari produksinya dihitung berdasarkan satuan mata uang domestik. Adapun secara formulasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = GDP = AD = C + I + G + (X M) Dimana ; Y = Pendapatan nasional (national income) GDP = Total produksi dalam negeri (gross domestic product) AD C I G X M = Total Pengeluaran (aggregate demand) = Besarnya konsumsi dari masyarakat (consumption) = Besarnya nilai modal yang ditanamkan dalam perekonomian oleh para pengusaha (investment) = Besarnya penegluaran pemerintah dalam anggaran Negara (government spending/expenditure) = Besarnya nilai ekspor barang dan jasa ke luar negeri (export) = Besarnya nilai impor barang dan jasa dari luar negeri (import) Sedangkan untuk memperoleh nilai dari GNP, maka: GNP = GDP Net Income Factor from abroad (NIF) Artinya bahwa,nif ini adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri, kemudian dikurangi dengan pendapatan dari faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri. Setelah itu, untuk mendapatkan pendapatan nasional; Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 11

Maka; PN (NI) = GNP Depreciation Yang kemudian dapat dihitung pendapatn nasional yang bersih yakni NNI = NI Indirect Taxes Dimana; NNI NI = Pendapatan nasional yang bersih (nett national income) = Pendapatan nasional (national income) 2.1.2.2. Pendekatan Pendapatan (income approach) Pendekatan perhitungan ini menggunakan penjumlahan pendapatan yang berasal dari faktor-faktor produksi yang berperan besar dalam menghasilkan barang dan jasa, seperti tanah (land), bangunan (building), modal (capital) dan tenaga kerja (labor). Adapun yang masuk dalam pendapatan dari faktor produksi ini adalah; harga sewa tanah dan bangunan (rent), harga modal (interest rate), dan harga pekerja yakni tingkat upah (wage), termasuk didalamnya gaji para pekerja (salary). Metode ini sampai saat ini Indonesia belum dapat mengumpulkan dan mempublikasikannya secara luas.banyak permasalahan dan kendala yang selalu dihadapi, terutama data-data yang masih belum tersimpan dengan baik dan dapat dipercaya.ditambah lagi pemerintah Indonesia sampai saat ini belum dapat mengumpulkan data secara riil dari sisi pendapatan yang diterima oleh agen-agen ekonomi, sehingga unk tdata pendapatan akan selalu digunakan pendekatan pengeluaran. 2.1.2.3. Pendekatan Produksi Netto (net product approach) Pendekatan ini adalah pendekatan yang berbasis metode produksi untuk semua barang-barang- dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian di suatu negara dalam bentuk beberapa sektor ekonomi. Biasanya di Indonesia dihitung berdasarkan 9 (sembilan) sektor dan puluhan sub-sub sektor dari setiap sektor ekonomi yang dihitung, atau yang dikenal dengan nama lapangan usaha produksi, yang terdiri dari : Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 12

1. Pertanian dan tanaman pangan 2. Pertambangan dan galian 3. Industri pengolahan atau manufaktur 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, hotel dan restoran 7. Pengangkutan dan komunikasi 8. Jasa lembaga keuangan 9. Jasa-jasa lainnya (baik yang dihasilkan swasta maupun pemerintah) Seluruh produksi ini akan dihitung berdasarkan satuan mata uang lokal, jika di Indonesia akan menggunakan rupiah. Dari kesembilan sektor ini biasanya dalam istilah perekonomian, maka para ekonom akan dapat mengelompokkannya menjadi 2 (dua) kelompok utama, yang terdiri dari: 1) Sektor riil (real sector) atau sektor yang tradeable 2) Sektor keuangan (financial sector). Yang termasuk dalam sektor riil adalah semua sektor yang dihitung berdasarkan lapangan usaha dalam perhitungan PDB (ada 8 sektor) kecuali sektor jasa lembaga keuangan, baik yang dihasilkan oleh industri perbankan maupun yang berasal dari perusahaan bukan perbankan.sebahagian analisis ekonomi juga menggunakan pengelompokkan yang berbeda, yakni dalam 3 (tiga) bahagian besar yakni; 1) Sektor Primer ( pertanian dan pertambangan) 2) Sektor Sekunder (industri pengolahan, listrik, gas serta air bersih dan bangunan) 3) Sektor Tersier (perdagangan, pengangkutan, komunikasi dan jasa keuangan dan non keuangan) 2.2. Teori Basis Ekonomi Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor barang dan jasa yang Laporan Akhir Identifikasi Sektor Industri Unggulan Kota Medan 13