2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan adalah bagian penting dari salah satu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. menurut pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia menyebabkan perlunya dilakukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian HadoriYunus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan. Saat ini pembangunan. oleh pemerintah. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah bank di Indonesia perlu diperhatikan oleh pemerintah agar tidak merugikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan dalam memasuki era globalisasi, era pasar bebas dan persaingan usaha yang semakin luas, menuntut perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan dan mengembangkan strategi perusahaan, agar perusahaan dapat bertahan dalam mengembangkan eksistensi dan memperbaiki kinerjanya. Berbagai Strategi dapat ditempuh oleh industri perbankan agar dapat mempertahankan eksistensi dan menjaga kesehatan bank, salah satunya dengan melakukan Merger. Merger berkembang dari era 1970-an hingga saat ini sebagai salah satu kebijakan untuk menangani krisis perekonomian dunia yang didukung oleh faktor-faktor seperti: menyatunya sistem perekonomian regional dan perekonomian dunia, adanya ekspansi perusahaan-perusahaan berbagai negara. Merger tidak hanya muncul di perbankan negara-negara berkembang atau yang sedang mengalami krisis tetapi juga bermunculan di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Jerman maupun Jepang dengan tujuan ingin memperoleh keuntungan. Di Indonesia, merger diberlakukan demi diharapkan membentuk core banks dengan daya saing yang kuat dan mampu menggerakkan perekonomian nasional. Persaingan yang terjadi merupakan tantangan yang tidak bisa dihindarkan di segala bidang, termasuk di dunia perbankan. Suatu perusahaan memiliki cara yang paling tepat untuk mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan dalam memiliki tujuan untuk mendapatkan profit. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan harus memperbaiki kinerja keuangan perusahaan tersebut. kinerja keuangan merupakan gambaran prestasi perusahaan dalam bidang keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Kinerja keungan merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi keuangan bank. Oleh karena itu, pengukuran kinerja keuangan bank perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau kinerja keuangan bank, sebagai evaluasi kerja bank dan salah satu acuan untuk menentukan kebijakan untuk periode selanjutnya. di

2 Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dapat diketahui kinerja suatu bank. Kinerja merupakan salah satu alat pengontrol kelangsungan hidup suatu perusahaan. Kemudian dari hasil analisis terhadap kinerja suatu bank, hasilnya dapat dikategorikan apakah bank kinerjanya baik atau buruk. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank, dilakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan aspek yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu CAMEL Capital (Permodalan), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), dan Likuidity (Likuiditas). Aspek dari CAMEL berupa rasio-rasio yang terdapat pada laporan keuangan. Rasio tersebut merupakan indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu kinerja yang telah dicapai bank untuk suatu periode tertentu. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kasmir (2010:40) yang menyatakan bahwa dalam menentukan penilaian kondisi suatu bank dapat dilakukan dengan menggunakan analisis CAMEL. PT.Bank OCBC NISP (merger dengan Bank OCBC Indonesia) merupakan salah satu bank yang mengikuti program pemerintahan dalam rangka penyehatan perbankan melalui merger dengan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank dengan menggunakan ketentuan dari Banik Indonesia (BI). Standar CAR adalah 8%, standar NPL 5%, standar ROA 1,5%, dan standar LDR 85% - 110%. Berdasarkan laporan keuangan publikasi kinerja keuangan periode 2007-2010 sebelum melakukan merger, PT. Bank OCBC NISP mengalami penurunan kinerja keuangan, seperti terlihat pada Tabel 1.1. TABEL 1.1 KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM MERGER PERIODE 2007 2010 Bank OCBC NISP CAR NPL ROA ROE BOPO LDR 2007 6,73% 19,29% 1,37% 1,34 57,35% 54,76% 2008 7,22% 20,29% 0,47% 0,10 76,06% 44,16% 2009 6,88% 17,96% 1,39% 0,27 80,15% 42,76 %

3 2010 7,80% 30,18% -1,60% 1,26 90,50% 34,98 % Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2007-2010 Untuk lebih jelas mengenai kecenderungannya, dapat dilihat pada grafik berikut ini : 100 80 60 40 20 0-20 2007 2008 2009 2010 CAR NPL ROA ROE BOPO LDR GAMBAR 1.1 KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM MERGER PERIODE 2007 2010 Dapat dilihat pada Tabel 1.1 dari kinerja keuangan pada Bank OCBC NISP pada tahun 2010 ROA mengalami penurunan yaitu sebesar -1,60%. Jumlah rasio tersebut masih jauh dari standard yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 1,5%. Modal Bank OCBC NISP mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2010 modal yang diperoleh bank adalah sebesar 7,80% sedangakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 8%. Oleh karena itu bank memutuskan untuk melakukan penggabungan usaha. Keputusan untuk menggabungkan usaha diambil karena suatu alasan yang sangat kuat. Setiap perusahaan tentu mempunyai maksud tertentu yang ingin dicapainya. Alasan yang biasa digunakan untuk melakukan penggabungan adalah karena masalah kesehatan, masalah permodalan, masalah manajemen, masalah teknologi dan administrasi atau ingin menguasai pasar. Alasan PT.Bank OCBC

4 NISP melakukan merger adalah sesuai dengan yang diungkapkan oleh Presiden Direktur Bank NISP, Pramukti Surdaudaja sebagai berikut: Ada tiga alasan utama Bank OCBC NISP melakukan merger. Pertama, keinginan untuk menjadikan bank OCBC NISP salah satu bank nasional yang masuk dalam lima besar di Indonesia. Kedua, mengakomodasi agenda-agenda bank Indonesia dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API)untuk menangani masalah kesehatan,permodalan, dan manajemen. Ketiga, mengantisipasi regionalitasi dan globalisasi dunia perbankan. Dari pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa strategi merger diperlukan, terutama untuk meningkatkan daya saing, memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, mempertahankan ekstitensi, memperluas portofolio untuk mengurangi risiko bisnis, untuk memasuki pasar, dan memanfaatkan skala ekonomi. Merger akan semakin marak mengingat persaingan yang ketat, ekspansi bank besar dan tekanan dari Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan yang berencana mempercepat konsolidasi perbankan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bansal (2010) dengan jurnalnya yang berjudul the impact of mergers and acquisitions on corporate performance in India mengenai pentingnya merger bagi sektor perbankan, diperoleh hasil penelitian banyak kasus merger telah mampu menghasilkan sinergi finansial pada jangka panjang, dan biasanya hal tersebut dalam bentuk cash flow yang lebih tinggi. Kenaikan cash flow atas suatu merger dan akuisisi umumnya tidak berasal dari perolehan posisi monopoli dan pengurangan investasi, namun berasal dari penggunaan asset yang lebih produktif dalam menghasilkan pendapatan. Adapun penelitian yang dilakukan Setiawan (2012:255) mengenai pentingnya untuk memperoleh penambahan nilai kinerja keuangannya. Sehingga berdasarkan penelitian mengenai masalah merger dan pentingnya melakukan merger perlu dilihat hasil setelah merger dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kesehatan suatu perusahaan. Dilihat dari perspektif keuangan perusahaan dan manajemen strategi maka Kinerja keuangan sangat diperhatikan dalam meningkatkan kesehatan suatu perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari data keuangan yang

5 dipublikasikan. Pada tanggal 12 November 2014, Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Bank Indonesia mencatat empat bank yang melakukan merger pada periode 2014 dengan Total Asset yang telah diperoleh, terlihat pada Tabel 1.3. TABEL 1.2 TOTAL ASET BANK YANG MELAKUKAN MERGER PERIODE 2014 No. Nama Bank Total Aset 1. PT Bank DBS Indonesia 32,662,721 2. PT Bank Mizuho Indonesia 22,580,463 3. PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 22,260,460 4. PT Bank OCBC NISP 16,136,756 Sumber : http://www.bi.go.id Pada Tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa total Aset Bank OCBC NISP terendah sebesar 16,136,756. Bank OCBC NISP merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Bank OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran kreditnya segera setelah krisis. Bank OCBC NISP telah menetapkan program yang agresif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi informasi dan jaringan kantor. Program ini yang kemudian memicu kepindahan kantor pusat ke OCBC NISP Tower di pusat Jakarta, yang memungkinkan Bank OCBC NISP memiliki akses langsung ke pusat bisnis di Indonesia. Bank OCBC NISP saat ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan yang memiliki motivasi tinggi untuk melayani nasabah di 380 kantor yang meliputi 76 kota di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya saham OCBC di Bank NISP dan ditandai dengan berubahnya nama perusahaan dari PT Bank NISP Tbk menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk, OCBC telah menjadi pemegang saham pengendali di

6 kedua bank tersebut, yaitu PT Bank OCBC NISP Tbk dan PT Bank OCBC Indonesia. Oleh karena itu, PT Bank OCBC Indonesia meleburkan diri (merger) ke dalam PT Bank OCBC NISP Tbk yang efektif pada 1 Januari 2011. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam mengukur kinerja dibutuhkan suatu indikator dalam pengukuran kinerja bank yaitu CAMEL dan strategi dalam memperbaiki kinerja keuangan suatu bank adalah dengan melakukan merger dilihat dari laporan keuangan bank. Oleh karena itu yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan bank setelah melakukan merger rendah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, Merger merupakan strategi yang ditempuh oleh industri perbankan dalam mempertahankan eksistensi dan menjaga kesehatan bank. Formula Capital Adequacy, Asset Quality, Management, Earning Ability, dan Liquidity Sufficiency (CAMEL) dapat dipilih untuk menganalisis kinerja keuangan. (Kasmir :2010). Mengingat peran Merger yang sangat penting bagi roda perekonomian, maka perlu dilihat dari perspektif keuangan perusahaan dan manajemen strateginya kinerja keuangan sangat diperhatikan dalam meningkatkan kesehatan suatu perusahaan. Analisis kesehatan bank dan kinerja keuangan bank dapat dinilai dari lima aspek faktor, diantaranya kecukupan modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,dan likuiditas, atau yang biasa dikenal dengan Capital Adequacy, Asset Quality, Management, Earning Ability, dan Liquidity Sufficiency (CAMEL). (Kasmir :2010) Terjadinya permasalahan merger disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya kualitas SDM perbankan yang masih rendah, persaingan yang semakin luas, banyak jumlah bank sehingga margin keuntungan yang rendah, kesehatan dan kinerja keuangan yang menurun. Dalam penelitian Dita Awalia Afriani (2012) yang menganalisis kinerja keuangan bank sebelum dan setelah merger pada Bank Devisa Nasional yang dimerger oleh Lembaga Keuangan

7 Asing. Terdapat penurunan NIM antara sebelum dan setelah merger. Rasio NIM setelah Merger menurun. Namun penelitian yang dilakukan Eko Adi Widyanto (2012) pada Bank Mega Syariah terdapat perbedaan yang menunjukan hasil tingkat kinerja keuangan yang turun naik. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Bansal (2010) dengan jurnalnya yang berjudul the impact of mergers and acquisitions on corporate performance in India mengenai pentingnya merger bagi sektor perbankan, didapat hasil penelitian banyak kasus merger telah mampu menghasilkan sinergi finansial pada jangka panjang, dan meningkatkan cash flow yang lebih tinggi. Oleh karena itu cara mengukur kinerja merger menguntungkan atau tidak adalah dengan membandingkan laporan keuangan bank sebelum merger dengan laporan keuangan bank setelah merger dengan cara melihat dari segi tingkat kesehatan bank tersebut. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka masalah penelitian ini diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut: Perbankan merupakan salah satu perusahaan yang sering melakukan merger. Dari hasil penggabungan tersebut (merger) diharapkan akan menghasilkan sebuah bank yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi terutama dalam penggunaan asset dan modal maupun dalam pemanfaatan sumber daya manusia sehingga diharapkan dapat lebih efisien dalam menjalankan bisnis perbankan di Indonesia 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah ini adalah bagaimana kinerja keuangan Bank OCBC NISP yang diukur dengan menggunakan formula CAMEL. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Bank OCBC NISP yang diukur berdasarkan formula CAMEL. 1.5 Kegunaan Penelitian

8 Kegunaan penelitian dikelompokkan pada kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu : 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan referensi terhadap ilmu perbankan dan ilmu manajemen keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan, merger dan metode CAMEL. Selain itu, berguna juga sebagai tambahan wawasan peneliti lain yang akan mengkaji lebih dalam mengenai ilmu manajemen keuangan dan perbankan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan peningkatan pengetahuan penulis mengenai analisis arus kas khususnya kinerja keuangan bank dan merupakan media pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasi pada bank tempat diadakan penelitian. b. Bagi obyek yang diteliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan manajemen untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan bank tersebut terutama dalam penelitian posisi keuangan bank dengan menggunakan analisis laporan keuangan. c. Bagi pihak lain Menambah wawasan dan referensi yang tertarik dengan konsep sistem pengendalian manajemen sehingga dapat dijadikan bahan kajian dalam penelitian sejenis.

9