BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

PROBABILITY AND GENETIC EVENTS

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal : 3 : 3 : 1 1 : 3 : 3 : 9 1 : 1 : 1 : 1 3 : 3 : 1 : 9

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

Please prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about.

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Pola Hereditas. Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu. Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks. Gen Letal

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik

Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

BAB IV PEWARISAN SIFAT

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Simbol untuk suatu gen

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

Catatan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Sifat-Ciri (Traits)

12. Gamet yang dibentuk oleh genotip AaBb dimana gen A dan B berpautan adalah... A. AB, Ab, ab, ab B. AB, Ab C. AB, ab D. AB, ab E.

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

Problems of Hardy-Weinberg Principle

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.

Penerapan Prinsip Peluang Diskrit, Graf, dan Pohon dalam Bidang Pembiakan

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

MODUL MATA PELAJARAN IPA

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP ANATOMI, FISIOLOGI, DAN GENETIKA. : Memahami garis besar materi perkuliahan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D Credits

ALEL GANDA (GOLONGAN DARAH ABO)

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IPA dan mengetahui kualitas modul yang disusun. Fenomena kretinisme di Desa

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat

PELUANG DAN CHI SQUARE

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

APAKAH INI DITURUNKAN?

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biologi. Proses belajar biologi merupakan perwujudan dari interaksi subjek (anak

a. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)

ABSTRAK. : Pewarisan Sifat Autosomal, Variasi Genetik, Desa Subaya, Inbreeding

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta

GENETIKA DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II)

PENGUJIAN KESETIMBANGAN GENETIKA HARDY- WEINBERG DENGAN UJI CHI-SQUARE PEARSON DAN UJI EKSAK F

Transkripsi:

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

PENGANTAR Salah satu sifat ilmiah adalah terukur Dalam genetika transmisi atau genetika Mendel pengukuran berkaitan dengan perbandingan fenotip dan perbandingan genotip, Dalam cabang genetika kuantitatif pengukuran menggunakan parameter kuantitatif.

KEMUNGKINAN PEMBAHASAN tentang perbandingan genetik pasti akan BERHUBUNGAN dengan menghitung besarnya kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi atau akan muncul. Dalam genetika kemungkinan yang dihitung adalah kemungkinan memisah dan bergabungnya gamet, atau lebih spesifik memisah atau bergabungnya alel, hal ini berarti kemungkinan munculnya suatu fenotip atau genotip pada suatu individu.

APAKAH KEMUNGKINAN Kemungkinan adalah suatu istilah untuk menunjukkan ketidak pastian, artinya segala sesuatu yang tidak pasti terjadi dapat disebut mungkin akan terjadi walaupun mungkin juga tidak atau belum tentu terjadi. Kemungkinan seringkali juga disebut dengan nama lain seperti probabilitas, kebolehjadian, peluang, dan sebagainya. Harapan akan terjadinya suatu peristiwa, tidak sama untuk setiap peristiwa dan setiap waktu. Oleh karena itu besarnya kemungkinan suatu peristiwa yang berbeda dapat sama dapat pula berbeda.

DASAR DASAR TEORI KEMUNGKINAN Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang bebas Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang terkait

Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang diharapkan sama dengan perbandingan jumlah peristiwa tersebut dengan jumlah seluruh peristiwa. Formula matematiknya adalah: 7.1 Kx : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa x x + y : jumlah seluruh peristiwa yang mungkin terjadi (peristiwa x dan peristiwa y).

Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang bebas Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih secara bersamaan sama dengan hasil kali besarnya kemungkinan dari masing-masing peristiwa. Formula matematiknya adalah: 7.2 K(x dan y) : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa x dan y Kx : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa x Ky : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa y

Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang terkait Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling terkait (alternatif) sama dengan hasil penjumlahan besarnya kemungkinan dari masing-masing peristiwa. Formula matematiknya adalah: 7.3 K(x atau y) : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa x atau y Kx : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa x Ky : besarnya kemungkinan terjadinya peristiwa y

OPERASI BINOMIAL Banyak masalah dalam genetika melibatkan berbagai peristiwa atau fenotip dan kita harus menghitung besarnya kemungkinan peristiwa tersebut terjadi. Misalnya perkawinan dua orang bergenotip Aa, berapa kemungkinan anak pertama bergenotip AA dan anak kedua juga AA, atau anak pertama Aa dan anak kedua aa? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini kita menggunakan operasi binomial.

CARA OPERASI BINOMIAL 7.4 a dan b : besarnya kemungkinan dari suatu peristiwa n : banyaknya semua peristiwa

OPERASI MULTINOMIAL Sampai di sini hanya mempelajari penggunaan teori kemungkinan untuk dua alternatif atau dua pilihan. Kenyataannya dalam genetika ada kalanya kita harus memprediksi lebih dari dua alternatif. Permasalahan ini tidak dapat diselesaikan dengan operasi binomial HARUS dengan operasi multinomial

CARA OPERASI MULTINOMIAL Rumus sebagai berikut 7.5 n : jumlah seluruh keturunan (n! : n faktorial) w, x, dan y : jumlah keturunan dengan sifat (fenotip atau genotip) tertentu p, q, dan r : besarnya kemungkinan untuk sifat (fenotip atau genotip) tertentu

MENGHITUNG BESARNYA RESIKO GENETIK MENGHITUNG RESIKO BERDASAR PRINSIP MENDEL MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR PRINSIP MENDEL Kasus 1. Gen autosom: albino Sepasang suami istri memiliki seorang anak albino. Mereka berencana memiliki anak lagi. Pertanyaannya adalah berapa besar kemungkinan anak keduanya albino?

LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN Langkah 1. : Pertama yang harus kita kerjakan supaya mudah menganalisis dan menunjukkan gambarannya adalah kita gambar silsilah keluarga tersebut (Gambar 7.1).

LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN Langkah 2: Menyusun asumsi genetika untuk sifat tersebut. Asumsi 1. Albino disebabkan oleh alel tunggal resesif a pada autosom, maka individu fenotip albino akan bergenotip homozigot resesif (aa), dan individu normal bergenotip homozigot dominant (AA) atau heterozigot (Aa). Asumsi 2. Dalam kasus ini tidak ada mutasi, sehingga C memiliki fenotip tersebut karena mewarisi gen orang tuanya.

LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN Langkah 3: Berdasar asumsi di atas maka dapat dianggap bahwa A dan B bersifat heterozigot, karena mereka memiliki anak yang homozigot resesif aa, yaitu C. Bila A dan B keduanya bukan individu heterozigot (Aa), tidaklah mungkin memiliki anak bergenotip aa.

LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN Langkah 4: Karena A dan B heterozigot (Aa), maka kemungkinan memiliki anak berfenotip albino adalah sebesar ¼. Jadi kemungkinan anak kedua D berfenotip albino = 0,25. Perhatian Jawabannya akan berbeda bila kasusnya adalah: dua orang heterozigot untuk sifat albino menikah. Berapa kemungkinan memiliki dua anak yang semuanya berfenotip albino? Setiap anak yang dilahirkan memiliki kemungkinan terlahir albino ¼. Jadi bila dua anak bersifat albino kemungkinannya adalah ¼ x ¼ = 1/16. Anak pertama dan kedua adalah kejadian yang terpisah.

Kasus 2a. Gen terangkai kromosom X: hemofilia. Seorang lelaki penderita hemofilia B kawin dengan perempuan normal. Anak perempuan mereka kawin dengan lelaki normal, dan telah memiliki empat anak lelaki yang semuanya normal serta seorang anak perempuan normal. Pertanyaannya adalah berapa besar kemungkinannya cucu perempuan dari lelaki tersebut heterozigot atau carrier hemofilia.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 1. Sebagaimana kasus pertama mula-mula kita harus menyusun silsilah keluarga tersebut (Gambar 7.2). B adalah lelaki penderita hemofilia, sedang A adalah istrinya, seorang perempuan normal. I adalah individu yang ditanyakan genotipnya.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 2 Menyusun asumsi genetika untuk sifat tersebut. Asumsi 1. Hemofilia disebabkan oleh alel resesif h pada kromosom X. Berarti lelaki normal pasti memiliki alel normal, tetapi perempuan normal ada dua kemungkinan genotipnya yaitu HH atau Hh. Asumsi 2. Dalam kasus ini tidak ada mutasi, dan perkawinan terjadi sesuai dengan hukum Mendel.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 3 Berdasar asumsi di atas kita akan melakukan perhitungan-perhitungan berikut. C jelas carrier (heterozigot), karena dia mendapat alel h yang terkait kromosom X dari ayahnya yang telah diketahui penderita hemofilia. Dengan kondisi di atas maka C memiliki kemungkinan mewariskan alel h pada keturunannya sebesar ½.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 4 I seorang perempuan, karena itu dia memiliki dua kromosom X, satu diwarisi dari ayahnya yang jelas normal (H), sedang satu lagi dari ibunya yang mungkin membawa alel H, atau h. Dengan demikian kemungkinan I bersifat carrier adalah 0,5.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Kasus 2b. Gen terangkai kromosom X: hemofilia. Seorang lelaki normal B kawin dengan perempuan A yang diketahui pembawa (bukan penderita) gen hemofilia. Mereka memiliki dua anak lelaki dan satu anak perempuan. Kedua anak lelakinya adalah penderita hemofilia A, sedang anak perempuannya normal. Anak perempuan tersebut kawin dengan lelaki normal, dan telah memiliki empat anak lelaki dan seorang anak perempuan yang semuanya normal. Pertanyaannya adalah berapa besar kemungkinannya cucu perempuan dari lelaki tersebut heterozigot atau carrier hemofilia.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 1. Kembali kita harus menyusun silsilah keluarga tersebut. B adalah lelaki normal tersebut, sedang A adalah perempuan istrinya. M dan N adalah lelaki saudara kandung C. M dan N penderita hemofilia A. Individu I adalah individu yang ditanyakan genotipnya (Gambar 7.3).

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 2 Menyusun asumsi genetika untuk sifat tersebut. Asumsi 1. Dengan asumsi bahwa hemofilia disebabkan oleh alel resesif h pada kromosom X. Berarti lelaki normal pasti memiliki alel normal, tetapi perempuan normal ada dua kemungkinan genotip yaitu HH atau Hh. Asumsi 2. Dalam kasus ini tidak ada mutasi.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 3 Di sinilah kita menggunakan analisis Bayes. Pada dasarnya kita harus menghitung dengan segala kemungkinan yang ada, berapa besar sebenarnya kemungkinan C bersifat heterozigot. Ada beberapa jenis probabilitas yang akan kita hitung yaitu: prior probability, conditional probability, joint probability, dan posterior probability.

PRIOR PROBABILITY Berdasar hukum Mendel maka kemungkinan C bersifat heterozigot = ½. Kemungkinan berdasar Hukum Mendel ini adalah besarnya prior probabilirty.

CONDITIONAL PROBABILITY Kenyataan bahwa C memiliki empat anak lelaki normal menyebabkan kita bertanya benarkan C heterozigot Besarnya kemungkinan seorang perempuan heterozigot memiliki empat anak lelaki normal adalah sebesar (½)4 atau sama dengan 1/16. Sekali lagi kemungkinan seorang perempuan heterozigot untuk hemofilia dengan syarat empat anak lelakinya normal semua. Inilah yang disebut condiotional probability. Syarat ini dipenuhi oleh C, sehingga kemungkinan C heterozigot = 1/16. Di lain pihak bila C bukan carrier, besarnya kemungkinan memiliki empat anak lelaki normal adalah sebesar 1.

JOINT PROBABILITY Kemungkinan menurut hukum Mendel, yaitu kemungkinan heterozigot (Hh) ½, dan kemungkinan homozigot HH juga ½. Besar kemungkinan menurut hukum Mendel dan melihat kenyataan yang ada, yaitu memiliki empat anak lelaki normal. Jawabnya adalah ½ x 1/16 = 1/32. Inilah nilai yang disebut joint probability, bahwa C heterozigot dengan kenyataan memiliki empat anak lelaki normal. Di lain pihak besarnya kemungkinan bukan carrier adalah ½ x 1 = ½.

POSTERIOR PROBABILITY Berdasar kenyataan bahwa C memiliki empat anak normal maka kemungkinan dia heterozigot adalah 1/32, sedang kemungkinan C bukan carrier adalah ½. Menghitung probabilitas pada dasarnya adalah menghitung perbandingan. Perhatikan bahwa dalam kasus ini kemungkinan C heterozigot dan tidak heterozigot adalah 1/32 dibanding ½, atau 1 : 16. Dalam kasus ini berarti besarnya kemungkinan C heterozigot adalah 1/17 nilai ini berasal dari {1/(1+16)}. Inilah nilai porterior probability.

MENGHITUNG RESIKO BERDASAR ANALISIS BAYES Langkah 4: Sekarang saatnya kita menghitung besarnya kemungkinan I bersifat heterozigot. Besarnya I heterozigot sama dengan besarnya kemungkinan I mewarisi alel a dari ibunya yaitu C. Sesuai hukum Mendel maka besarnya kemungkinan ini adalah ½. Tetapi karena kemungkinan C bersifat heterozigot = 1/17, maka kemungkinan I bersifat heterozigot menjadi ½ x 1/17 = 1/34, atau sekitar 3%. Dengan menggunakan teorema Bayes untuk memodifikasi perhitungan berdasar hukum Mendel memberikan nilai resiko yang jauh lebih kecil.