HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW. Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM:

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

LAMPIRAN. 122 Universraitas Sumatera Utara

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTGU DENGAN DAYA GENERATOR LISTRIK 80 MW DAN PUTARAN TURBIN 3000 RPM OLEH :

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

RANCANGAN TURBIN UAP PENGERAK GENERATOR LISTRIK (PLTU) DAYA TERPASANG 65 MW, PADA PUTARAN 3000 RPM

BAB III PEMBAHASAN MATERI. pengolahan kelapa sawit dengan menggunakan alat BPV (Back Pressure Vessel).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK IRIGASI PERTANIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

KAJIAN ULANG PERENCANAAN PIPA PESAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) WONOGIRI

2.4.1 Kapasitas dukung tiang pancang tunggal... 9

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan Penelitian... 2 1.5 Manfaat Penelitian... 3 1.6 Sistematika Penulisan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Prinsip Kerja Turbin Uap... 5 2.2 Klasifikasi Turbin Uap... 5 2.2.1 Jenis turbin menurut prinsip kerjanya... 6 x

2.2.1.1 Turbin Aksi... 6 2.2.1.2 Turbin Reaksi... 6 2.2.1.3 Perbedaan turbin aksi dan reaksi... 8 2.2.2 Jenis turbin menurut jumlah tingkatnya... 9 2.2.2.1 Turbin tunggal... 9 2.2.2.2 Turbin bertingkat... 9 2.2.3 Jenis turbin menurut penurunan tekanan dalam turbin... 9 2.2.3.1 Non-Condensing Turbine... 9 2.2.3.2 Condensing Turbine... 10 2.2.3.3 Extraction Condensing Turbine... 10 2.2.3.4 Admission Condensing Turbine... 11 2.2.3.5 Extraction Admission Condensing Turbine... 12 2.3 Komponen-komponen turbin uap... 12 BAB III LANDASAN TEORI... 21 3.1 Analisis secara termodinamika... 21 3.2 Ekspansi uap di dalam nosel... 23 3.3 Konstruksi nosel dan sudu pengarah... 24 3.4 Konstruksi rotor dan bantalan... 25 3.5 Rugi-rugi pada turbin uap... 26 3.5.1 Rugi-rugi internal... 27 3.5.1.1 Kerugian pada katup pengatur... 27 3.5.1.2 Kerugian pada nosel... 27 3.5.1.3 Kerugian kecepatan keluar... 27 3.5.1.4 Kerugian pada sudu gerak... 27 3.5.1.5 Kerugian pada gesekan cakram... 28 3.5.1.6 Kerugian akibat ruang bebas... 29 3.5.1.7 Kerugian akibat kebasahan uap... 29 xi

3.5.1.8 Kerugian pada saluran keluar... 29 3.5.2 Rugi-rugi eksternal... 30 3.5.1.1 Kerugian mekanik... 30 3.5.1.2 Kerugian akibat kebocoran uap... 30 3.6 Efisiensi turbin uap... 30 BAB IV PERANCANGAN... 33 4.1 Penentuan spesifikasi turbin yang akan dirancang... 33 4.2 Perhitungan termodinamika uap... 33 4.3 Perancangan nosel... 34 4.4 Perancangan sudu... 34 4.5 Perancangan poros... 35 4.6 Perancangan bantalan... 35 4.7 Perancangan rumah turbin... 36 4.8 Pendesainan turbin... 36 4.9 Diagram alir perancangan... 36 BAB V HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN... 38 5.1 Perhitungan secara termodinamika uap... 38 5.1.1 Data perancangan... 38 5.1.2 Perhitungan penurunan kalor... 38 5.1.3 Perhitungan massa aliran uap... 41 5.1.4 Perhitungan kecepatan uap... 41 5.1.5 Penentuan u/c1 optimum... 41 5.1.6 Perhitungan untuk tingkat pertama dan terakhir... 47 5.1.7 Distribusi penurunan kalor untuk tingkat reaksi... 50 5.1.8 Perhitungan kalor pada tingkat reaksi... 51 5.1.8.1 Sudu pengarah tingkat kedua... 51 xii

5.1.8.2 Sudu pengarah tingkat ketiga... 52 5.1.8.3 Sudu pengarah tingkat kesebelas... 54 5.1.8.4 Sudu gerak tingkat kedua... 57 5.1.8.5 Sudu gerak tingkat ketiga... 60 5.1.9 Tingkat kondensasi... 65 5.2 Perancangan nosel... 68 5.2.1 Pemilihan jenis nosel... 68 5.2.2 Penentuan dimensi nosel... 69 5.3 Perancangan sudu... 73 5.3.1 Rancangan sudu aksi... 73 5.3.1.1 Perhitungan sudu gerak... 73 5.3.2 Rancangan sudu reaksi... 75 5.3.2.1 Perhitungan sudu pengarah... 75 5.3.2.2 Perhitungan sudu gerak... 78 5.3.3 Desain sudu... 80 5.3.3.1 Perhitungan luasan penampang sudu... 80 5.3.3.2 Tegangan tarik pada bagian terlemah akibat gaya sentrifugal... 85 5.3.3.1 Tegangan lentur akibat tekanan uap... 89 5.3.4 Bahan sudu... 91 5.4 Perancangan Poros... 92 5.4.1 Torsi pada poros... 92 5.4.2 Diameter poros minimum... 93 5.4.3 Konstruksi poros... 94 5.4.4 Momen lengkung yang terjadi pada poros... 98 5.4.5 Dorongan aksial pada rotor... 100 5.4.6 Tegangan geser yang terjadi pada poros... 102 5.4.7 Defleksi puntir yang terjadi pada poros... 103 xiii

5.4.8 Defleksi lengkung pada poros... 104 5.4.8 Putaran kritis poros... 105 5.5 Perancangan Bantalan... 106 5.5.1 Perancangan bantalan luncur radial... 106 5.5.2 Perancangan bantalan luncur aksial... 110 5.6 Perancangan Rumah Turbin... 111 5.5.1 Dasar perancangan... 111 5.5.2 Perhitungan flens dan baut... 112 BAB VI PENUTUP... 115 6.1 Kesimpulan... 115 6.2 Saran... 116 DAFTAR PUSTAKA... 118 LAMPIRAN... 120 xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Turbin Aksi... 5 Gambar 2.2 Turbin Reaksi... 6 Gambar 2.3 Perbedaaan Turbin Aksi dan Turbin Reaksi... 7 Gambar 2.4 Non-Condensing Turbine... 8 Gambar 2.5 Condensing Turbine... 9 Gambar 2.6 Extraction Condensing Turbine... 10 Gambar 2.7 Admission Condensing Turbine... 10 Gambar 2.8 Komponen-komponen pada Turbin Uap... 11 Gambar 2.9 Rumah turbin... 12 Gambar 2.10 Rotor turbin... 13 Gambar 2.11 Bearing pedestal... 13 Gambar 2.12 Journal bearing... 14 Gambar 2.13 Radial bearing... 14 Gambar 2.14 Thrust bearing... 15 Gambar 2.15 Gland packing... 15 Gambar 2.16 Labyrinth ring... 16 Gambar 2.17 Sudu pengarah... 16 Gambar 2.18 Sudu gerak... 17 Gambar 2.19 Control valve (a) dan Stop Valve (b)... 18 Gambar 2.20 Main oil pump... 18 xv

Gambar 2.21 Reducing Gear... 19 Gambar 2.22 Coupling... 19 Gambar 3.1 Siklus Rankine... 21 Gambar 3.2 Diagram T-s Siklus Rankine... 21 Gambar 3.3 Penampang nosel pada sisi yang miring... 23 Gambar 3.4 Nosel Turbin Uap... 24 Gambar 3.5 Koefisien kecepatan Ψ untuk sudu gerak turbin impuls untuk berbagai panjang l dan profil sudu... 27 Gambar 3.6 Clearance pada sudu turbin... 28 Gambar 3.7 Efisiensi mekanis turbin... 29 Gambar 3.8 Efisiensi relatif efektif turbin... 30 Gambar 3.9 Efisiensi generator... 30 Gambar 3.10 Efisiensi turbin impuls dengan satu tingkat kecepatan sebagai fungsi u/c1 optimum... 31 Gambar 4.1 Diagram alir perancangan... 36 Gambar 5.1 Diagram Mollier dasar... 39 Gambar 5.2 Segitiga kecepatan untuk nilai u/c1 = 0,46... 45 Gambar 5.3 Grafik hubungan efisiensi dengan nilai u/c1... 46 Gambar 5.4 Diagram Mollier untuk penurunan kalor tiap tingkat... 49 Gambar 5.5 Segitiga kecepatan untuk tingkat impuls tingkat ke 8... 67 Gambar 5.6 Segitiga kecepatan untuk tingkat ke 9 tingkat ke 16... 68 Gambar 5.7 Segitiga kecepatan untuk tingkat ke 17,18... 68 Gambar 5.8 Penampang sudu impuls... 81 Gambar 5.9 Penampang sudu tingkat 2-10... 82 Gambar 5.10 Penampang sudu tingkat 11-18... 84 Gambar 5.11 Segmen akar sudu tingkat 1-10 dan 11-18 dengan ukurannya... 86 Gambar 5.12 Konstruksi poros... 95 xvi

Gambar 5.13 Cakram tipe konis... 97 Gambar 5.14 Gaya yang bekerja pada poros... 98 Gambar 5.15 Diagram momen lengkung pada poros... 100 Gambar 5.16 Kriteria beban untuk koefisien v... 107 Gambar 5.17 Kriteria beban untuk koefisien s... 107 Gambar 5.18 Flens dan baut pada turbin... 107 xvii

DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Perhitungan u/c1 optimum... 42 Tabel 5.2 Kondisi uap pada tiap tingkat reaksi turbin... 51 Tabel 5.3 Sudu pengarah... 57 Tabel 5.4 Sudu gerak... 65 Tabel 5.5 Perhitungan termodinamika uap tingkat nosel 6... 66 Tabel 5.6 Perhitungan termodinamika uap tingkat 7 13... 66 Tabel 5.7 Perhitungan termodinamika uap tingkat 14 18... 67 Tabel 5.8 Dimensi sudu pengarah... 78 Tabel 5.9 Dimensi sudu gerak... 80 Tabel 5.10 Perhitungan luas penampang sudu impuls... 82 Tabel 5.11 Perhitungan luas penampang sudu tingkat 2-10... 83 Tabel 5.12 Perhitungan luas penampang sudu tingkat 11-18... 84 Tabel 5.13 Hasil perhitungan perancangan sudu... 91 Tabel 5.14 Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan... 92 Tabel 5.15 Faktor koreksi beban kejut... 94 Tabel 5.16 Berat poros tiap bagian... 95 Tabel 5.17 Berat sudu tiap tingkat... 96 Tabel 5.18 Momen lengkung pada tiap titik... 100 Tabel 5.19 Dorongan aksial pada sudu gerak turbin... 101 Tabel 5.20 Dorongan aksial akibat perbedaan momentum uap... 102 Tabel 5.21 Defleksi puntir pada tiap titik... 103 Tabel 5.22 Defleksi lentur pada poros... 104 Tabel 5.23 Defleksi poros... 105 Tabel 5.24 Data hasil perancangan bantalan radial... 109 Tabel 5.25 Data hasil perancangan bantalan aksial... 111 xviii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Diagram Mollier... 120 Lampiran 2 Tabel A-4 Saturated Water Temperature Table... 121 Lampiran 3 Tabel A-5 Saturated Water Pressure Table... 123 Lampiran 4 Tabel A-6 Superheated Water... 125 Lampiran 5 Ruang bebas pada bantalan luncur... 129 Lampiran 6 Nilai desain bantalan radial... 129 Lampiran 7 Sifat-sifat bahan bantalan luncur... 130 Lampiran 8 Sifat-sifat bahan bantalan luncur aksial... 130 Lampiran 9 Tebal lapisan minyak minimum... 130 Lampiran 10 Karakteristik Baja Nikel Khrom Molibden JIS G 4103.. 131 Lampiran 11 Karakteristik Baja Khrom Molibden JIS G 4105... 132 Lampiran 12 Karakteristik Baja Khrom Molibden Tempa JIS G 3221 133 xix

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN 1. Huruf Latin a1 amin A Ar b0 = lebar nosel pada sisi keluar (cm) = lebar nosel pada bagian leher (cm) = ekuivalensi termal kerja (0,009805 kj/kg.m) = kerja yang dilakukan untuk melawan gesekan (kg.m/s) = lebar sudu (mm) c = kapasitas termal rata-rata minyak (kkal/kg o C) c1 c1t c1u c2 c2u cad Cb Cb d = kecepatan aktual uap pada sisi keluar nosel (m/s) = kecepatan teoritis uap pada sisi keluar nosel (m/s) = kecepatan mutlak radial uap pada sudu gerak (m/s) = kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak (m/s) = kecepatan radial uap pada sudu gerak (m/s) = kecepatan uap teoritis tingkat reaksi dikonversikan energi kinetik (m/s) = faktor pembebanan lentur = tegangan tarik sudu akibat gaya radial (kg) = diameter cakram (m) d = diameter rata-rata sudu gerak ds dp = diameter poros minimum (mm) = diameter poros (mm) E = modulus elastisitas baja (kg/mm 2 ) f = koefisien gesekan fc = faktor koreksi daya fmin = luas penampang minimum (m 2 ) fmax = luas penampang maximum (m 2 ) f min = luas penampang leher nosel (cm 2 ) fs = luas melingkar aliran uap (m 2 ) F0 = luas panampang akar sudu (mm 2 ) g = percepatan gravitasi (9,81 m/s) xx

G = modulus geser (kg/mm 2 ) G = massa alir uap melalui tingkat turbin (kg/s) Gb Gkebocoran h0 h01 h02 h 01 +h e pr h02+hw1 h1 h2a hc h b h b pr h e h gb hge,a hi = bobot sudu (kg) = massa aliran uap yang melalui ruang-ruang labirin (kg/s) = penurunan kalor teoritis (kj/kg) = penurunan kalor pada sudu pengarah (kkal/kg) = penurunan kalor pada sudu gerak (kkal/kg) = energi yang dimanfaatkan pada sudu pengarah (kkal/kg) = energi yang dimanfaatkan pada sudu gerak (kkal/kg) = entalpi tekanan uap masuk turbin (bar) = entalpi tekanan uap keluar turbin (bar) = kerugian akibat kecepatan keluar (kkal/kg) = kerugian pada sudu gerak (kkal/kg) = kerugian pada sudu gerak (kkal/kg) = carry-over loss (kkal/kg) = kerugian pada sudu pengarah (kkal/kg) = kerugian akibat gesekan dan ventilasi cakram (kkal/kg) = penurunan kalor aktual yang dimanfaatkan (kkal/kg) h kebasahan = kerugian akibat kebasahan uap (kkal/kg) h kebasahan = kerugian kebocoran melalui ruang bebas radial (kkal/kg) hn h u hwl i0 i1t = kerugian akibat gesekan uap di dalam nosel (kkal/kg) = penurunan kalor yang dimanfaatka (kj/kg) = kandungan kalor uap pada sisi masuk sudu gerak (kkal/kg) = kandungan kalor uap pada kondisi masuk (kkal/kg) = kandungan kalor uap pada kondisi keluar (kkal/kg) I = momen inersia poros (mm 4 ) J = momen inersia polar (mm 4 ) Kb Kt l = factor koreksi beban lentur = factor koerksi beban kejut = panjang nosel pada bagian divergen (cm) xxi

l1 " l 2 lmin M n ncr N i Nge,a p0 p2 p i p 2 Pa P a Pkr = tinggi sudu pengarah (mm) = tinggi sudu gerak (m) = tinggi penampang leher setiap nosel (cm) = momen lengkung terbesar pada poros (kg.mm) = putaran turbin (rpm) = putaran kritis (rpm) = daya yang dibangkitkan turbin (kw) = daya yang ditimbulkan akibat gesekan dan ventilasi cakram (kw) = tekanan awal uap masuk (bar) = tekanan keluar uap (bar) = tekanan uap sebelum dan sesudah sudu gerak (bar) = gaya yang terjadi akibat perbedaan tekanan (kg) = gaya yang terjadi akibat perubahan momentum uap (kg) = tekanan kritis (bar) Pµ = gaya yang searah dengan putaran 9kg) q0 Qr r1 r2 rrat SF1 SF1 t tn T u v o v01 v02 = pelumas yang dibutuhkan bantalan (liter/s) = ekuivalensi kalor kerja (kkal/s) = jari-jari hub (mm) = jari-jari luar cakram (m) = jari-jari titik berat terhadap sumbu poros (mm) = safety factor karena berat poros = safety factor karena pasak, poros bertingkat dan konsentrasi Tegangan = jarak antar sudu (mm) = jarak antar nosel (cm) = momen puntir/torsi (kg.mm) = kecepatan keliling (m/s) = volume spesifik uap sebelum masuk (m 3 /kg) = volume spesifik uap pada sudu pengarah (m 3 /kg) = volume spesifik uap pada sudu gerak (m 3 /kg) xxii

v1 Wc " x 2 ymax z zn = volume spesifik uap pada sisi keluar nosel (m 3 /kg) = berat cakram (kg) = perbandingan kecepatan uap pada sudu gerak = defleksi maksimum poros (mm) = jumlah sudu = jumlah nosel yang digunakan 2. Huruf Yunani α 1 = sudut nosel ( o ) α 2 = sudut keluar sudu gerak ( o ) β 1 = sudut relative uap masuk sudu gerak ( o ) β 2 = sudut relative uap keluar sudu gerak ( o ) σ = tegangan tarik pada sudu (kg/mm 2 ) σ B = kekuatan tarik bahan (kg/m 2 ) σ b = tegangan lentur akibat tekanan uap (kg/cm 2 ) δ = simpangan maksimum poros (mm/kg) δr = lebar ruang bebas (mm) η 0i η u = efisiensi internal relative turbin = efisiensi kecepatan cakram turbin φ = koefisien kecepatan pada nosel (0,91-0,98) θ = defleksi puntir ( o /m) ε = derajat pemasukan parsial Φ s Φ v = koefisien tahanan = koefisien bantalan ρ = massa jenis bahan sudu (kg/m 3 ) ρ = jari-jari kelengkungan sudu (mm) τ s = tegangan geser yang terjadi (kg/mm 2 ) τ s ijin = tegangan geser yang diijinkan (kg/mm 2 ) μ = viskositas pelumas (kg.s/cm 2 ) xxiii

ω = kecepatan sudut (rad/s) ω 1 ω 2 ω 2t ψ ρ = kecepatan relative uap pada sudu gerak (m/s) = kecepatan relative uap keluar pada sudu gerak (m/s) = kecepatan relative teoritis uap (m/s) = koefisien kecepatan = derajat reaksi γ = massa spesifik uap (kg/m 3 ) γ = berat spesifik minyak pelumas (kg/liter) xxiv