BAB II PROSES BISNIS Untuk menggambarkan proses bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk., perlu dipahami ketentuan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat lain yang membutuhkannya. Untuk melaksanakan fungsinya, selain menyalurkan dana kedalam bentuk kredit yang menjadi sumber pendapatan utama, bank perlu membentuk cadangan-cadangan untuk mempertahankan likuiditas. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. menyalurkan dana yang telah berhasil dihimpun dari masyarakat dengan menerapkan pendekatan genangan dana (pool of funds approach) 11 yaitu menyalurkan/mengalokasikan dana tanpa memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya (Mario Yahya, Wawancara Pribadi, 7 November 2006). Sesuai dengan prinsip tersebut, proses bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. ditunjukkan pada Gambar 2.1. 2.1. Proses Bisnis Utama Secara lebih rinci proses bisnis utama PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. ditunjukkan pada Gambar 2.2. Untuk memahami proses tersebut, berikut diuraikan penjelasan proses secara bertahap: Tahap penghimpunan dan penyaluran dana selain dalam bentuk kredit: - Kelompok masyarakat yang memiliki dana lebih/nasabah surplus/kreditur menyimpan dananya di bank dengan membuka rekening Giro/Tabungan/Deposito melalui petugas Front Liner/Customer Service. - Penyetoran dana tunai untuk rekening yang dibuka dilakukan melalui Front Liner/Teller. - Penyetoran dana non tunai (cek/giro) dilakukan melalui Front Liner/Teller, namun untuk proses pencairannya harus mendapat persetujuan dari petugas Back Office. - Penyetoran dana melalui transfer dari bank lain, informasi adanya transfer untuk nomer rekening tertentu diterima oleh petugas Back Office. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55. 15
Visi & Misi Strategi Perusahaan Strategi Bisnis Strategi Fungsional Sumber Dana Giro (Demand Deposit) Proses Bisnis Utama Penyaluran Dana Cadangan Primer (Primary Reserve) Tabungan (Saving Deposit) Deposito (Time Deposit) Genangan Dana (Pool of Funds) Cadangan Sekunder (Secondary Reserve) Portfolio Kredit (Loan Portfolio) Portfolio Investasi (Investment Portfolio) Modal (Capital Funds) Aktiva Tetap (Fixed Assets) Proses Bisnis Pendukung Jasa-jasa Transaksi Sistem Informasi Administrasi & Keuangan Audit Kepatuhan Sumber Daya Manusia Gambar 2.1. Proses Bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. - Proses penarikan dana bagi nasabah yang telah memiliki nomer rekening berlaku sama, kecuali untuk rekening Deposito yang baru dapat dicairkan setelah jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan pada saat pembukaan rekening. - Pada setiap akhir hari kerja, Front Liner/Teller membuat laporan transaksi tunai dan Back Office membuat laporan transaksi non tunai untuk diserahkan kepada Operation Officer. - Pada setiap akhir hari kerja, dari dana yang terkumpul pada hari itu Operation Officer dengan disetujui oleh Kepala Cabang akan mengalokasikan cadangan primer berupa dana tunai/kas yang harus ada pada kantor bank tersebut untuk kebutuhan operasional hari selanjutnya dan setoran untuk Giro Wajib Minimum yang harus ada pada Bank Indonesia. - Kelebihan dana yang ada, dikirimkan ke Kantor Pusat. 16
Nasabah Surplus Setor/tarik Front Liner Pemrosesan setor /tarik tunai Pelaporan transaksi tunai Pemrosesan setor /tarik non tunai Back Office Menerima transfer /tarik dr. bank lain Pelaporan transaksi non tunai Setuju? Y T Operation Officer Pengalokasian cadangan primer (kas, giro pd. BI) Kepala Cabang Setuju? T Y Treasury Penempatan pd. giro bank lain ALCO Pengalokasian cadangan sekunder Pengalokasian portfolio investasi Nasabah Minus Pengajuan kredit Marketing Pemrosesan pengajuan kredit Penyusunan laporan analisa kredit Credit Appraisal & Analyst Penilaian jaminan kredit Credit Committee Review laporan analisa kredit Setuju? Y T Credit Legal Notaris Pelaksanaan perjanjian kredit Loan Processing Pencairan kredit Credit Administration Pengarsipan dokumen kredit Gambar 2.2. Diagram Proses Bisnis Utama PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. 17
- Bagian Treasury di Kantor Pusat akan mengatur pengalokasian dana dengan prioritas pertama adalah cadangan primer berupa giro pada bank lain yang merupakan bank korespondensi untuk memperlancar transaksi antar bank. - Pengalokasian dana selanjutnya adalah oleh ALCO (Assets and Liabilities Committee) di Kantor Pusat, untuk pembentukan cadangan sekunder berupa noncash liquid asset yaitu surat-surat berharga paling likuid yang dapat memberikan pendapatan pada bank yang setiap saat dapat dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada bank lain (Tabungan, Deposito), efek-efek jangka pendek, dan lain-lain. - Prioritas terakhir di dalam pengalokasian dana oleh ALCO di Kantor Pusat adalah pada portfolio investasi yang dapat berupa obligasi, saham, dan lain-lain yang bertujuan untuk memberikan tambahan pendapatan bank. Alokasi dana ke dalam kategori ini adalah dana sisa (residual fund), setelah penyaluran dana dalam bentuk kredit mencapai target yang direncanakan dalam anggaran tahunan bank. Tahap penyaluran dana dalam bentuk kredit: - Kelompok masyarakat yang membutuhkan dana/nasabah minus/debitur mengajukan permohonan kredit kepada bagian Marketing/Account Officer, dengan mengisi berbagai formulir standar dari bank dan melampirkan dokumen-dokumen yang disyaratkan. - Bagian Marketing/Account Officer akan memeriksa semua dokumen dan persyaratan yang harus dipenuhi serta melakukan wawancara dengan calon debitur untuk memperoleh informasi tambahan. - Setelah bagian Marketing/Account Officer melakukan penilaian jaminan kredit dan mendapat persetujuan dari Credit Appraisal & Analyst, Marketing/Account Officer akan menyusun analisis kredit berdasarkan manual yang sudah ditetapkan bank. - Laporan analisis kredit yang telah disetujui Kepala Cabang akan dikirimkan ke Kantor Pusat. - Credit Committee di Kantor Pusat akan melakukan review laporan analisis kredit. - Setelah permohonan kredit disetujui oleh Credit Committee di Kantor Pusat, proses akan dilanjutkan dengan pelaksanaan perjanjian kredit oleh Credit Legal dan Notaris Publik yang ditunjuk oleh bank. - Proses pencairan kredit akan dilakukan setelah perjanjian kredit ditanda-tangani oleh pihak bank dan debitur serta dicatat dihadapan Notaris Publik. 18
- Selanjutnya, seluruh dokumen kredit akan diarsipkan pada bagian Credit Administration di Kantor Pusat yang juga bertujuan untuk proses pelaksanaan pengawasan. 2.2. Proses Bisnis Pendukung PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. selain melaksanakan proses bisnis utama seperti yang telah diuraikan, juga menjalankan proses pendukung untuk mensinergikan dukungan bagian-bagian fungsionalnya. Sinergi antar proses bisnis pendukung akan mewujudkan proses bisnis utama yang optimal. Proses bisnis pendukung PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. ditunjukkan pada Gambar 2.1. yang dijelaskan sebagai berikut: 2.2.1. Jasa-jasa Transaksi Proses jasa transaksi di PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. sangat bervariasi tergantung dari jenisnya seperti: bank garansi, Letter of Credit, dan lain-lain seperti terdapat pada Lampiran 1. Saat ini jasa-jasa transaksi perbankan masih sebagai pendukung kegiatan usaha perseroan, mengingat bahwa fee-based income belum mencapai 15% interest-based income, dan perseroan terus melakukan upaya pengembangan melalui penambahan fitur-fitur jasa perbankan berbasis teknologi seperti: pembayaran berbagai tagihan secara on-line. 2.2.2. Sistem Informasi Menghadapi era persaingan global, perseroan menyadari bahwa kemampuan untuk memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai tulang punggung operasional bank memegang peranan kunci agar perseroan dapat tetap eksis. Proses-proses yang dilaksanakan di PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk., antara lain: - Pengembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat komunikasi untuk meningkatkan kinerja perseroan. - Penyediaan data yang cukup dan terkini serta didukung oleh manajemen sistem informasi yang memadai guna meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan oleh Direksi dan kualitas proses pengawasan oleh Dewan Komisaris. 2.2.3. Administrasi & Keuangan Proses administrasi dan keuangan memegang peranan sangat penting terkait dengan adanya ketentuan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank. Di PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. proses ini antara lain meliputi: 19
- Administrasi dan pembukuan bank, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. - Menyusun semua jenis laporan keuangan bank untuk keperluan pelaporan ke Bank Indonesia dan Bapepam. - Menangani kegiatan bidang umum bank, seperti pengelolaan gedung, kendaraan kantor, dan lain-lain. 2.2.4. Audit (Pengawasan) Sesuai regulasi yang berlaku, proses audit (pengawasan) dilaksanakan dalam 3 jenjang, yaitu: - Audit internal, dilaksanakan oleh unit intern yaitu Satuan Kerja Audit Internal. - Audit eksternal, dilaksanakan oleh akuntan publik yang penunjukkannya ditetapkan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham. - Audit Bank Indonesia (BI), dilakukan secara berkala maupun mendadak menurut pertimbangan BI. 2.2.5. Kepatuhan Fungsi ini berada dibawah Direktur Kepatuhan (Compliance Director), meliputi proses pengawasan untuk mewujudkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good Corporate Governance); pemantauan penerapan manajemen risiko; pengkinian pedoman kerja, sistem dan prosedur; serta pengelolaan dan alokasi penggunaan dana untuk pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa agar tidak terjadi pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan. 2.2.6. Sumber Daya Manusia Proses pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia di PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. dilaksanakan dengan mempertimbangkan rencana pengembangan usaha, produk, fasilitas dan teknologi baru. Menyadari bahwa kemampuan Sumber Daya Manusia sebagai intelectual capital perusahaan sangat menentukan dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat, perseroan juga melakukan persiapan untuk antisipasi kebutuhan jangka panjang. Selain tenaga terampil dan profesional, perseroan juga menekankan pada Sumber Daya Manusia yang memiliki integritas moral yang baik dan dapat dipercaya mengingat bahwa perbankan adalah bisnis yang mengandalkan kepercayaan, karena mayoritas dana yang dikelola adalah milik masyarakat. 20