PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG BERBASIS KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG BERBASIS KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

PERAN TANAMAN BAHAN MAKANAN DALAM PEREKOMONIAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN) SKRIPSI

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKONOMI MAKANAN. commit to user. SKRIPSI persyaratan. Maret. Oleh : H

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2007 SEBESAR 132,77 PERSEN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tahun Bawang

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KAJIAN IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN PROVINSI LAMPUNG. Jamhari Hadipurwanta dan Bariot Hafif

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2007 SEBESAR 131,62 PERSEN

DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MEMPAWAH. Universitas Tanjungpura Pontianak.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Realisasi Keuangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN Nina Herninawati 1)

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

P E RA N A N S E KT OR P ER T A NI AN D A LAM P E NY E R APA N T E N A GA KE RJA D I KAB UP AT E N P A T I

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Transkripsi:

PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG BERBASIS KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN) Agustina Dwi Permatasari, Darsono, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email : gwita12@yahoo.com. Telp. 085729524740 Abstract : This study aims to identify the commodity classification of commodity food crops in Temanggung Regency based Tipology Klassen and formulate development strategies commodity food crops in Temanggung Regency based Tipology Klassen.The basic methods of this research using descriptive method. Retrieval methods using purposive study area, which was held in Temanggung Regency. Types of data used are primary data and secondary data. Result of reasearch shows that the classification of commodity for food crops is consists : (1) Prima commodities consists of corn, cassava, red onion, potato, cabbage, chili and red beans. (2) Potential commodities consists of rice and bananas. (3) Growing commodities consists of soy beans, long beans, garlic, green cabbage, durian, rambutan, guava and papaya. (4) Retarded commodities consists of sweet potatoes, peanuts and longan. Alternative development strategies of commodity food crops in Temanggung Regency based on Tipology Klassen consisted of (1) short term alternative development strategies (1-5 years) : optimize of prima commodities, (2) medium term alternative development strategy (5-10 years): strategies to increase the growing commodities become prima commodities, strategies to increase the potential commodities become prima commodities and strategies to increase the retarded commodities become growing commodities, (3) long term alternative development strategy (10-25 years) : strategies to increase the growing commodities become prima commodities. Keywords : classification, food crops, Tipology Klassen, development strategies, Kabupaten Temanggung Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode pengambilan daerah penelitian menggunakan metode purposive, yang dilaksanakan di Kabupaten Temanggung. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan terbagi menjadi : (1) Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, bawang merah, kentang, kobis, cabai, kacang merah; (2) Komoditi potensial yaitu padi dan pisang; (3) Komoditi berkembang terdiri dari kedelai, kacang panjang, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya; (4) Komoditi terbelakang terdiri dari ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen terdiri dari : (1) Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan komoditi prima, (2) Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) terdiri dari strategi untuk meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, strategi untuk meningkatkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan strategi untuk meningkatkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang (3) Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dengan meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima. Kata Kunci : klasifikasi, komoditi tanaman bahan makanan, Tipologi Klassen, strategi pengembangan, Kabupaten Temanggung

PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut (Arsyad, 2011). Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi karena sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di bidang tersebut. Pentingnya peranan ini menyebabkan kegiatan pembangunan ekonomi dititikberatkan pada sektor pertanian. Kabupaten Temanggung merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah dimana sektor perekonomiannya ditunjang oleh sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan keadaan geografis Kabupaten Temanggung dimana lebih dari 80% wilayahnya digunakan untuk kegiatan pertanian (BPS Kabupaten Temanggung, 2012). Sektor pertanian di Kabupaten Temanggung didukung oleh lima subsektor yang masingmasing memberikan kontribusi PDRB dengan nilai yang berbeda-beda. Peranan subsektor tanaman bahan makanan terhadap perekonomian di Kabupaten Temanggung ditunjukkan dengan menggunakan dua indikator yaitu kontribusi dan laju pertumbuhan dari subsektor tanaman bahan makanan itu sendiri. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa subsektor tanaman bahan makanan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung sedangkan berdasarkan Tabel 2 menunjukkan laju pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun 2008-2012. Besarnya laju pertumbuhan tersebut akan berpengaruh pada nilai PDRB. Secara keseluruhan subsektor tanaman bahan makanan memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 2,60%. Tabel 1. Nilai dan Distribusi Persentase PDRB Subsektor Pertanian ADHK 2007 Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah) Subsektor Pertanian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012* Tanaman Bahan 758.936,25 800.776,34 858.139,92 839.511,49 880.910,37 Makanan (66,29) (65,90) (68,13) (66,18) (66,07) Tanaman Perkebunan 159.475,06 171.429,76 159.781,20 165.095,70 175.401,99 (13,93) (14,11) (12,68) (13,02) (13,15) Peternakan 187.457,65 193.918,07 201.832,58 222.438,19 236.287,25 (16,37) (15,96) (16,02) (17,54) (17,72) Kehutanan 28.266,22 38.714,58 24.779,31 27.447,63 25.184,85 (2,47) (3,19) (1,97) (2,16) (1,89) Perikanan 12.762,47 14.397,29 15.439,35 16.815,55 17.762,41 (1,11) (1,18) (1,23) (1,33) (1,33) Total 1.144.921,96 1.215.108,93 1.259.635,45 1.268.497,84 1.333.355,75 (30,34) (30,94) (30,74) (29,58) (29,60) Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2012 Keterangan : ( ) dalam satuan % (*) angka sementara

Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian ADHK 2007 Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 (dalam Persen) Subsektor Pertanian Tahun Ratarata 2008 2009 2010 2011 2012* Tanaman Bahan Makanan -2,42 5,51 7,16-2,17 4,93 2,60 Tanaman Perkebunan -6,95 7,50-6,79 3,33 6,24 0,66 Peternakan 11,40 3,45 4,08 10,21 6,23 7,07 Kehutanan -3,45 36,96-35,99 10,77-8,24 0,01 Perikanan 20,43 12,81 7,24 8,91 5,63 11,00 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2012 Keterangan : (*) angka sementara Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor penyedia pangan utama, yang terdiri dari berbagai macam komoditi tanaman palawija, sayuran dan buahbuahan. Keberlangsungan berbagai komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung perlu untuk dijaga agar wilayah Kabupaten Temang-gung dapat tetap memenuhi kebutuhan konsumen lokal maupun konsumen luar daerah. Berdasarkan kontribusi dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan, maka perlu dikembangkan lebih lanjut dengan merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung, agar besarnya kontribusi dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan dapat meningkat di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen, serta (2) merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Temanggung, BAPPEDA Kabupaten Temanggung dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Metode Analisis Data Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan. Metode Tipologi Klassen membagi komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat klasifikasi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Penjelasan pengklasifikasian tersebut didasarkan pada besar kecilnya kontribusi antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan PDRB dan cepat lambatnya laju pertumbuhan antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan PDRB seperti yang tertuang dalam matrix Tipologi Klassen pada Tabel 3. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan. Perumusan strategi dilakukan berdasarkan klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan serta melihat dan memper-timbangkan kondisi wilayah di Kabupaten Temanggung. Kondisi wilayah diketahui melalui

Tabel 3. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Temanggung Laju Kontribusi Komoditi Kontribusi Besar Kontribusi Kecil Pertumbuhan Tanaman Bahan (Kontribusi Komoditi Tanaman Makanan Komoditi i (Kontribusi Komoditi i > Kontribusi Bahan Makanan PDRB ) < Kontribusi PDRB ) Tumbuh Cepat (Laju pertumbuhan komoditi i >Laju pertumbuhan PDRB ) Komoditi Prima Komoditi Berkembang Tumbuh Lambat (Laju pertumbuhan komoditi i <Laju pertumbuhan PDRB ) Komoditi Potensial Komoditi Terbelakang Sumber : Widodo, 2006 Tabel 4. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen di Kabupaten Temanggung Jangka Pendek (1-5th) Jangka Menengah (5-10th) Jangka Panjang (10-25th) komoditi prima komoditi berkembang menjadi komoditi prima komoditi berkembang menjadi komoditi prima komoditi potensial menjadi komoditi prima komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang Sumber : Widodo, 2006 wawancara mendalam dengan stakeholder Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Tabel 4, strategi pengembangan ditentukan berdasarkan tiga periode waktu yaitu jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun). HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Temanggung Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung dilakukan dengan mengunakan pendekatan Tipologi Klassen dengan cara membandingkan besarnya kontribusi komoditi tanaman bahan makanan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung terhadap kontribusi PDRB Provinsi Jawa Tengah serta membandingkan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil klasifikasi pada Tabel 5 dan matriks Tipologi Klassen pada Tabel 6 disimpulkan bahwa komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung terbagi menjadi empat yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, komoditi terbelakang. Komoditi prima di Kabupaten Temanggung meliputi jagung, ketela pohon, bawang merah, kobis, cabai dan kacang merah. Komoditi jagung memiliki hasil produksi tertinggi kedua setelah padi selama kurun waktu lima tahun.

Tabel 5. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Kontribusi Laju Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Kontribusi PDRB Pertumbuhan PDRB Bahan Makanan Komoditi Temanggung Komoditi Temanggung Komoditi Prima 1. Jagung 11,95 0,98 10,82 4,33 2. Ketela pohon 2,75 15,90 3. Bawang merah 2,04 112,69 4. Kentang 1,27 16,87 5. Kobis 1,50 54,97 6. Cabai 4,86 123,30 7. Kacang merah 2,26 18,76 Komoditi Berkembang 1. Kedelai 0,03 50,83 2. Kacang panjang 0,10 97,23 3. Bawang putih 0,52 100,44 4. Sawi 0,19 28,02 5. Durian 0,59 12,74 6. Rambutan 0,25 8,84 7. Jambu biji 0,17 15,26 8. Pepaya 0,24 7,21 Komoditi Potensial 1. Pisang 1,64-2,20 2. Padi 19,21-8,20 Komoditi Terbelakang 1. Ketela rambat 0,22-13,47 2. Klengkeng 0,66-1,02 3. Kacang tanah 0,52-21,29 Sumber : Analisis Data Sekunder Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Kontribusi Komoditi Kontribusi Besar Kontribusi Kecil Laju Tanaman Bahan (Kontribusi Komoditi i > (Kontribusi Komoditi i < Pertumbuhan Makanan Kontribusi PDRB ) Kontribusi PDRB ) Komoditi Prima Komoditi Berkembang Tumbuh Cepat (laju pertumbuhan komoditi i > laju pertumbuhan PDRB ) jagung, ketela pohon, bawang merah, kentang, kobis, cabai dan kacang merah kedelai, kacang panjang, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya Tumbuh Lambat (laju pertumbuhan komoditi i < laju pertumbuhan PDRB ) Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Jagung diminati masyarakat sebagai makanan pengganti nasi sehingga jagung banyak diusahakan oleh petani. Komoditi ketela pohon dapat tumbuh baik pada dataran rendah maupun tinggi sehingga memungkinkan budidaya ketela pohon di Komoditi Potensial padi dan pisang Komoditi Terbelakang ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung merupakan daerah dataran tinggi sehingga cocok untuk budidaya sayur-sayuran seperti kobis, bawang merah, kentang, cabai dan kacang merah. Komoditi berkembang terdiri

dari kedelai, kacang panjang, bawang putih, kentang, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya. Benih kedelai sulit didapatkan dan harga kedelai yang fluktuatif menyebabkan produksi kedelai tidak menentu. Pada komoditi bawang putih, adanya bawang putih impor mengakibatkan kerugian pada petani lokal. Komoditi kacang panjang dan sawi di Kabupaten Temanggung dibudidayakan secara tumpangsari. Durian, rambutan, jambu biji dan pepaya merupakan komoditi buahbuahan yang memiliki persentase kontribusi masing-masing sebesar 0,59%; 0,25%; 0,17% dan 0,24% dimana angka tersebut lebih kecil dari kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung yaitu sebesar 0,98%. Komoditi potensial meliputi padi dan pisang. Padi merupakan komoditi yang dominan di Kabupaten Temanggung. Kontribusi padi di Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama jika dibandingkan dengan komoditi lainnya, akan tetapi laju pertumbuhannya (-8,20%) lebih kecil dari laju pertumbuhan Kabupaten Temang-gung. Pengaruh dari ledakan hama tikus yang terjadi di Kabupaten Temanggung menyebabkan perkembangan yang fluktuatif pada produksi padi. Pisang merupakan komoditi yang memiliki jumlah produksi tertinggi diantara komoditi buah-buahan lainnya. Budidaya pisang dirasa petani mudah untuk dilakukan dan menghasilkan output tinggi. Komoditi terbelakang meliputi ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Ketela rambat kurang diminati oleh masyarakat sehingga tidak banyak petani yang megusahakannya. Komoditi kacang tanah diusahakan oleh petani secara tumpangsari. Komoditi klengkeng mengalami penurunan produksi setiap tahun. Biaya perawatan yang mahal menyebabkan petani beralih ke komoditi yang lebih menguntungkan. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Perumusan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dilakukan berdasarkan klasifikasi komoditi serta hasil wawancara mengenai komoditi tanaman bahan makanan dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dan ketua kelompok tani yang mengusahakan komoditi tanaman bahan makanan. Penentuan strategi didasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi terkait dengan komoditi tanaman bahan makanan sehingga strategi yang dirumuskan nantinya dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Temanggung khususnya pada pembangunan komoditi tanaman bahan makanan. Berdasarkan Tabel 7 dirumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dengan mengoptimalkan potensi komoditi tersebut melalui : pertama dengan pengembangan agroindustri komoditi jagung, ketela pohon dan cabai. Komoditi jagung, ketela pohon dan cabai merupakan komoditi dengan produksi tinggi di Kabupaten Temanggung. Jagung diolah menjadi makanan ringan seperti tortilla chips dan ketela pohon menjadi tepung mokaf,

Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen di Kabupaten Temanggung Jangka Pendek (1-5th) Jangka Menengah (5-10th) Jangka Panjang (10-25th) Komoditi Prima tetap menjadi Komoditi Prima a. Pengembangan agroindustri komoditi jagung, ketela pohon dan cabai b. Perbaikan mutu bibit kentang c. Pengoptimalan kegiatan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Prima a. Perluasan penggunaan bibit unggul durian b. Pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi c. Pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah d. Pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya e. Mempermudah akses petani dalam hal permodalan Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Prima a. Mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkatan produksi dan pengendalian mutu hasil pertanian. b. Mengembangkan pertanian organik c. Meningkatkan khususnya khususnya Komoditi Potensial menjadi Komoditi kualitas SDM komoditi bawang Prima petani merah, kobis, cabai a. Pengendalian hama dan penyakit dan kacang merah terpadu pada komoditi padi b. Intensifikasi budidaya tanaman pisang Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang a. Pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat b. Intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah c. Pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 sedangkan cabai dapat diolah menjadi cabai kering. Pengolahan pada komoditi ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan serta meningkatkan harga jual komoditi itu. Kedua adalah perbaikan mutu bibit kentang. Usahatani kentang terpusat di Kecamatan Kledung dan sebagian besar petani mengusahakan bibit kentang hingga menjadi benih kentang varietas Granola. Perbaikan mutu benih kentang dapat dilakukan melalui sertifikasi benih, sortasi bibit kentang, serta meningkatkan produksi benih kentang dengan ukuran S. Ketiga adalah pengoptimalan kegiatan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan khususnya pada komoditi bawang merah, kobis, cabai dan kacang merah. Produksi tinggi apabila tidak diimbangi dengan pemasaran yang luas akan menyebabkan harga komoditi rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan upaya perluasan pemasaran dengan cara mengikutsertakan komoditi ini pada pameran di STA Soropadan Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Selain itu, melalui STA ini petani dapat meningkatkan pengetahuannya dalam hal mengadopsi inovasi yang dipamerkan pada saat pameran diselenggarakan maupun saat kegiatan pelatihan. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam

jangka menengah (5-10 tahun) dilakukan dengan tiga alternatif, yaitu (1) Strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, (2) mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan (3) mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Pertama adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, melalui (1) perluasan penggunaan bibit unggul durian, (2) mempermudah akses petani dalam hal permodalan, (3) pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya, (4) pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah, dan (5) pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi. Perluasan penggunaan bibit unggul durian. Komoditi durian dapat tumbuh dengan baik di seluruh wilayah di Kabupaten Temanggung. Dengan perluasan penggunaan bibit unggul durian, karena durian varietas montong dan petruk merupakan durian yang digemari masyarakat, namun belum seluruh wilayah menggunakan varietas ini sedangkan durian memiliki prospek untuk dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi. Pengembangan kelompok tani dilakukan melalui pembinaan oleh penyuluh meliputi budidaya hingga pemasaran komoditi. Diharapkan petani dapat berkembang dan menyerap inovasi baru. Lembaga tani berupa koperasi tani juga perlu dikembangkan. Koperasi tani berperan dalam penyedia sarana produksi pertanian seperti benih, pestisida dan pupuk serta penyedia bantuan modal dan sarana pemasaran komoditi. Diharapkan melalui lembaga tani ini dapat menyejahterakan petani di Kabupaten Temanggung. Pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah. Benih kedelai unggul sulit diperoleh petani. Petani kedelai menanam kedelai menggunakan benih dari musim tanam sebelumnya. Diharapkan pemerintah melakukan kerjasama dengan petani dalam menyediakan benih kedelai dengan cara mengembangkan tempat penangkaran benih kedelai unggul di Kabupaten Temanggung sehingga memudahkan petani untuk menjangkau benih kedelai berkualitas. Pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya. Perlu diperhatikan pemeliharaan tanaman jambu biji, rambutan dan pepaya agar tidak mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Perlakuan seperti pemangkasan ranting yang tidak produktif, penyiangan, pemupukan dilakukan sesuai dengan kondisi tanaman. Pengendalian hama pada komoditi jambu biji dilakukan dengan pembrongsongan buah jambu biji dengan plastik. Pencegahan jamur komoditi rambutan pada musim hujan mulai tiba dapat disemprot dengan fungisida. Alat panen untuk pepaya perlu diperhatikan seperti menggunakan pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim hujan. Secara keseluruhan dosis penggunaan pestisida harus diperhatikan. Mempermudah akses petani dalam hal permodalan. Modal petani

dapat diperoleh salah satunya dengan menjadi anggota KUB (Kelompok Usaha Bersama). Melalui KUB petani memperoleh modal petani dengan syarat tetap aktif dalam kegiatan yang diseleng-garakan oleh pengurus KUB. Diharapkan pemerintah dapat membantu dalam pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di Kabupaten Temanggung dengan sasaran petani kecil. Kedua adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima, melalui pengendalian hama dan penyakit terpadu pada komoditi padi. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan menyebabkan hama penyerang tanaman padi menjadi resisten dan mematikan organisme yang bukan sasaran termasuk musuh alami hama. Hal ini menyebabkan ekosistem menjadi terganggu. Untuk mengatasinya dapat dikembangkan penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama padi agar ekosistem kembali seimbang. Pengaturan jarak tanam (sistem jajar legowo) akan mengurangi populasi hama seperti tikus dan wereng hijau. Penggunaan pupuk secara berimbang, pergiliran varietas padi juga dapat mengurangi ledakkan hama pada komoditi padi. Intensifikasi budidaya tanaman pisang juga merupakan strategi yang potensial menjadi komoditi prima. Penanaman dan perawatan budidaya pisang dirasa petani mudah untuk dilakukan namun petani masih belum menerapkan budidaya pisang dengan baik. Tanaman pisang pada umumnya ditanam tanpa memperhatikan jarak tanamnya. Pengaturan jarak tanam serta perawatan yang baik terhadap tanaman pisang harus dilakukan dengan tepat agar pertumbuhan tanaman pisang dapat optimal dan produksi pisang meningkat. Ketiga adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang, melalui (1) pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat, (2) intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah, dan (3) pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng. Pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat. Ketela rambat dirasa kurang menguntungkan bagi petani karena harganya murah dan kurang diminati oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan produksi di ketela rambat rendah. Untuk meningkatkan minat konsumen akan ketela rambat dapat dikembangkan pengolahan ketela rambat menjadi aneka makanan olahan bahan dasar ketela rambat seperti getuk, keripik, tepung ketela rambat dan lain-lain. Apabila minat konsumen atas makanan olahan bahan dasar ketela rambat meningkat maka diharapkan minat petani untuk membudidayakan ketela rambat juga ikut meningkat sehingga ketela rambat dapat memberikan kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung. Intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah. Sistem intensifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi komoditi kacang tanah. Kacang tanah di Kabupaten Temanggung dibudidayakan secara tumpangsari sehingga menghasilkan output rendah. Peningkatan produksi kacang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan benih unggul seperti varietas Bison dimana benih tersebut memiliki keunggulan tahan penyakit karat, toleran penaungan 25% sehingga cocok untuk tumpangsari dengan tanaman jagung atau ubikayu. Selain itu juga perlu diperhatikan dalam

panen kacang tanah, yaitu dengan mengusahakan tekstur tanah agar tetap gembur sehingga polong kacang tidak banyak yang tertinggal. Pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng. Sentra produksi klengkeng di Kabupaten Temanggung selama ini berada di Kecamatan Pringsurat khususnya ada di Desa Rejosari, Desa Ngipik, Desa Pingit, Desa Klepu dan Desa Pagergunung. Buah klengkeng lokal Temanggung adalah jenis klengkeng batu, buahnya kecil dan memiliki rasa manis. Keberadaan tanaman klengkeng batu dari tahun ke tahun terus berkurang karena secara ekonomi dianggap kurang menghasilkan. Tahun 2012 pemerintah melakukan program demplot pengembangan komoditi klengkeng di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan. Klengkeng yang diujicobakan adalah klengkeng itoh dimana klengkeng jenis ini lebih cepat berbuah. Diharapkan beberapa tahun kedepan klengkeng itoh sudah dapat berbuah dan dapat dinikmati hasilnya oleh petani dalam jangka panjang. Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dapat dilakukan dengan mengusahakan komoditi berkembang yang tadinya berasal dari komoditi terbelakang agar menjadi komoditi prima sehingga kontinuitas sebagai penyumbang PDRB Kabupaten Temanggung tetap terjaga. Adapun strategi yang dirumuskan adalah (1) mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkatan produksi dan (2) pengendalian mutu hasil pertanian, meningkatkan kualitas SDM petani, (3) mengembangkan pertanian organik. Mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkatan produksi dan pengendalian mutu hasil pertanian. Pengembangan varietas unggul terhadap kacang tanah, ketela rambat dan kelengkeng dapat dilakukan dengan penelitian oleh balai benih di Kabupaten Temanggung atau melakukan kerjasama dengan pihak swasta dari luar kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan varietas baru yang memiliki ketahanan tinggi terhadap hama penyakit serta kondisi iklim yang semakin fluktuatif. Ditemukannya varietas unggul tersebut kedepannya diharapkan dapat meningkatkan produksi yang nantinya ber-dampak pada peningkatan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi terbelakang di Kabupaten Temanggung. Mengembangkan pertanian organik. Petani selama ini menggunakan pupuk kimia demi meningkatkan produksi atas komodtiti yang diusahakannya. Ketergantungan penggunaan pupuk kimia menyebabkan menurunnya kesuburan tanah. Untuk mengembalikan kesuburan tanah di Kabupaten Temanggung perlu dikembangkan sistem pertanian organik. Sasaran utama dari sistem pertanian organik adalah untuk mengembalikan kesuburan dan produktifitas tanah sehingga diharapkan kondisi tanah tidak mengalami penurunan produktifitas pada masa mendatang. Meningkatkan kualitas SDM petani. Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Temanggung melalui program sekolah lapang pengolahan tanaman terpadu (SLPTT) dan pengolahan hama terpadu (SLPHT) serta melalui program FMA (Farmers Managed Extension Activites). Pada saat ini, yang menjadi sasaran program tersebut adalah petani hortikultura. Diharapkan dalam

jangka panjang sasaran dari program ini adalah petani komoditi kacang tanah, ketela rambat dan klengkeng. Pemerintah juga dapat mengadakan pelatihan mengenai pengolahan bahan dasar produk pertanian dengan sasaran kelompok wanita tani. Pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk memberdayakan petani ke dalam kegiatan pengolahan hasil produksi untuk meningkatkan pendapatan peta-ni khususnya petani ketela rambat dan kacang tanah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen diperoleh empat kategori yaitu (1) komoditi prima : jagung, ketela pohon, bawang merah, kobis, kentang, cabai dan kacang merah, (2) Komoditi berkembang : kedelai, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya, kacang panjang, (3) Komoditi potensial : padi dan pisang, (4) Komoditi terbelakang terdiri dari ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen meliputi (1) Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan komoditi prima, (2) Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) terdiri dari strategi untuk meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, strategi untuk meningkatkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan strategi untuk meningkatkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang (3) Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dengan meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah pada pengembangan peran lembaga tani yang berupa koperasi tani di Kabupaten Temanggung sebaiknya dilakukan dengan didampingi oleh pihak pemerintah. Selain itu pada kegiatan perluasan penggunaan bibit unggul komoditi durian sebaiknya dilakukan melalui peremajaan tanaman durian dengan bantuan dari pihak penyuluh di beberapa tempat yang belum menggunakan durian jenis montong ataupun petruk. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 2011. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. BPS Kabupaten Temanggung. 2012. Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Temanggung. BPS Kabupaten Temanggung. 2013. Kabupaten Temanggung dalam Angka (Temanggung in Figures) Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Temanggung. Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.