ANALISIS HUBUNGAN IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA RESMI STATISTIK

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI-PROVINSI DI INDONESIA (METODE KOINTEGRASI) OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KOTA MEDAN OLEH PRADISA ASPRIANTI PUTRI

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/ KOTA DI SUMATERA UTARA BERDASARKAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER SKRIPSI WIDYA REZA

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan


BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

: SUMATERA UTARA Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

LAMPIRAN. Lampiran 1 Jadwal dan Waktu Penelitian

ANALISIS STATISTIKA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH (STUDI KASUS: PROVINSI SUMATERA UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

,85 8,44 - Sumatera Utara ,01 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

ANALISIS KETIMPANGAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KRIMINALITAS DI PROPINSI SUMATERA UTARA

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNGAN IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Muhammad Garibaldi Paidi Hidayat Program Studi Ekonomi pembangunan, fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Sumatera Utara. ABSTRACT ANALYSIS OF RELATION HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) AND ECONOMIC GROWTH REGENCY/CITY IN PROVINCE OF NORTH SUMATERA The purpose of this research is to know term relation of human development index (HDI) and economic growth regency/city in north of sumatera province during the period 2004-2012. This research uses panel data, with method klassen typology to see benefit of regional, and cointegration test for to see long term relationship beetwen Human development index and growth of economic by using eviews programe 6. The result showed that by using klassen typology is 1 regency and 4 city for category quadrant I. meanwhile 8 regency and 1 city in quadrant II. And then 4 regency and 2 city category in quadrant III. And also 12 regency and 1 city category in quadrant 4. From result of cointegration test showed a long term equilibrium relationship beetween Human development index and economic growth. PENDAHULUAN Setiap bangsa dari negara yang merdeka dan berdaulat berkeinginan untuk hidup sejahtera dan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, penduduk negara tersebut dengan segala potensi yang tersedia melakukan upaya pembangunan ke arah yang lebih baik. Pada awalnya upaya pembangunan negara yang sedang berkembang diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita atau disebut juga dengan strategi pertumbuhan ekonomi. Dengan ditingkatkannya pendapatan perkapita, diharapkan masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi negara yang sedang berkembang dapat terpecahkan. Sejalan dengan berjalanannya waktu, disadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta dapat mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan (necessary), tetapi tidak mencukupi (sufficient) bagi proses pembangunan ( Esmara, Meier dalam Kuncoro, 2010 ). Untuk menyempurnakan tujuan pembangunan tersebut, munculah konsep pembangunan manusia. Menurut UNDP (1990) mengenai pembangunan manusia ialah suatu proses memperluas pilihan-pilihan penduduk (a process Enlarging people s choices). Ada tiga pilihan yang dianggap paling penting, yaitu panjang umur dan sehat (longevity), berpendidikan/berpengetahuan (knowledge), dan akses ke sumber daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak (living standard). Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis hubungan IPM dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk melihat keunggulan masing-masing daerah kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara dari tingkat pertumbuhan dan IPM, juga untuk mengetahui pola hubungan antara IPM dengan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, serta untuk mengetahui hubungan kointegrasi antara IPM dan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. 562

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pembangunan Manusia Menurut UNDP (1990) Pembangunan manusia ialah proses memperluas pilihan-pilihan penduduk (a process enlarging people s choices), dan tiga pilihan utama yang dianggap paling penting, yaitu diantaranya adalah panjang umur dan sehat (longevity), berpendidikan/berpengetahuan (knowledge), dan akses ke sumber daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak (living standard). Peluang hidup yang dimaksudkan ialah peluang hidup yang dihitung berdasarkan angka kehidupan ketika lahir, sementara pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lamanya bersekolah dan angka melek huruf penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sedangkan hidup yang layak yang dimaksudkan ialah diukur dengan pengeluaran per-kapita yang didasarkan oleh paritas daya beli (purchasing power parity) Tiga Komponen Utama dalam IPM Panjang Umur dan Sehat Dimana kesehatan dianggap penting dan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional. Kesehatan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: lingkungan, perilaku sehat, serta pelayanan kesehatan yang baik. Keadaan kesehatan masyarakat juga dapat diukur melalui angka kematian, status gizi, angka kesakitan, serta usia hidup seseorang. Untuk mewujudkan hal tersebut berbagai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain, seperti: penyuluhan kesehatan, penyediaan fasilitas kesehatan, misalnya: Puskesmas, klinik bersalin, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Berpendidikan/Berpengetahuan Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam hal ini, pendidikan mendukung pertumbuhan ekonomi. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk mencapai suatu target pekerjaan yang lebih layak dengan pendapatan yang dapat menunjang kehidupan kearah yang lebih sejahtera. Standar Hidup yang Layak Pengeluaran per kapita riil merupakan suatu ukuran pendapatan yang disesuaikan dengan paritas daya beli. Variabel ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan masyarakat dalam mengakses sumber daya ekonomi secara luas (daya beli). Variabel ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat untuk meningkatkan usia harapan hidup, serta memproleh pendidikan yang lebih baik. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat, apabila pengeluaran riil per kapita meningkat pula. Faktor Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yang terdiri dari faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi mencakup sumber alam atau tanah, akumulasi modal, organisasi, dan kemajuan tekhnologi, sedangkan faktor non ekonomi seperti sumberdaya manusia dan faktor politik dan administratif. Penelitian Terdahulu Ranis, et al (2004), dalam kajiannya mengeksplorasi hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia, mengidentifikasi dua rantai, antara pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia, dan sebailknya dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbagai hubungan di setiap rantai dieksplorasi, beserta tinjauan dari beberapa bahan empiris yang ada. Data yang digunakan adalah data lintas negara untuk periode 1970-1992. Hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan positif yang kuat di kedua arah dan bahwa pengeluaran publik untuk pelayanan sosial dan pendidikan perempuan menentukan kekuatan hubungan antara pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia, sementara tingkat investasi dan distribusi pendapatan berhubungan signifikan dalam menentukan kekuatan antara pembangunan manusia terhadap pertumbuhan 563

Muhammad Garibaldi Analisis Hubungan IPM Dan ekonomi. Kesimpulan dari Ranis et al menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan bertahan kecuali didahului atau disertai dengan perbaikan pembangunan manusia. Kerangka Konseptual Pada penulisan skripsi, penulisan menjelaskan variabel-variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk gambar kerangka konseptual dan variabel-variabel yang mempengaruhi variabelvariabel lain yang saling mempengaruhi variabel tersebut. Gambar di bawah ini terlihat adanya hubungan dua arah antara IPM dan pertumbuhan ekonomi. Tingkat Kesehatan (Harapan Hidup) Tingkat Pendidikan Manusia Indeks Pembangunan manusia Pertumbuhan ekonomi Standar Hidup Layak (Paritas Daya Beli) Analisis Kointegrasi Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: Terdapat hubungan kointegrasi antara IPM dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengkaji analisis indeks pembangunan manusia (IPM) dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara (Metode Kointegrasi) selama kurun waktu 2004-2012. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di 33 Kabupaten/Kota di provinsi Sumatera Utara. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data skunder yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, penelitian terdahulu, catatan-catatan, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder sendiri merupakan data yang telah tersedia dan juga telah diproses oleh pihak-pihak lain sebagai hasil atas penelitian terdahulu. Penelitian ini menggunakan jenis data panel, yaitu gabungan antara data time series (selama 9 tahun yakni 2004-2012) dan data cross section untuk 33 kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) berupa tingkat pertumbuhan ekonomi dan data indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten/Kota di provinsi-provinsi Sumatera Utara. 564

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No. Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan data panel. Model analisis yang digunakan untuk melihat pola hubungan pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten/Kota di provinsi Sumatera Utara digambarkan lewat scatter plot dan untuk melihat keunggulan suatu daerah digambarkan lewat Tipologi Klassen, sedangkan untuk meneliti hubungan keseimbangan jangka panjang adalah uji kointegrasi (Cointegration Test). Pengujian kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel dependen dengan variabel independennya terdapat hubungan atau keterkaitan sehingga digunakan sebagai estimasi jangka panjang. Tipologi Klassen Tipologi Klassen digunakan untuk mengidentifikasi sektor subsektor atau unggulan suatu daerah, dalam hal ini tipologi klassen dilakukan untuk membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu IPM dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan menentukan rata-rata IPM sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: 1. Daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang tinggi (kuadran I) 2. Daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, namun pembangunan manusianya rendah (kuadran II) 3. Daerah dengan pembagunan manusia tinggi namun pertumbuhan ekonominya rendah (kuadran III) 4. Daerah relatif tertinggal, baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan manusia (kuadran IV) Uji Akar Unit (Unit Roots Test) Untuk mengetahui apakah data panel yang digunakan stasioner atau tidak stasioner, salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah menggunakan uji akar unit (unit root test). Panel data merupakan gabungan antara data time series dan cross section, maka tahap uji stasioner juga perlu dilakukan. Ada perbedaan uji stasioner di data panel dengan uji stasioner di data time series, hal ini dikarenakan adanya pengaruh individual dan waktu. Ide dasar uji unit root dalam panel data adalah pengembangan dari uji unit root dalam data time series, yang dapat dijelaskan dalam model: Y i,t = ρ t y it + x it δ it + ε it... ( 1 ) i = 1,2,...,N (jumlah individu) t = 1,2,...,T (jumlah periode individu) Jika diasumsikan α = ρ-1 dengan lag P i dan bervariasi antar cross section, maka uji hipotesisnya : H 0 : α = 0 (mempunyai akar unit) H 1 : α < 0 (tidak mempunyai akar unit) Jika nilai ρ t = 1 maka dikatakan bahwa variabel random Y mempunyai akar unit (unit root). Jika data panel mempunyai akar unit maka dikatakan data tersebut bergerak secara random (random walk) dan data yang mempunyai sifat random walk dikatakan data tidak stasioner. Oleh karena itu jika kita melakukan regresi Y it pada lag Y it-1 dan mendapatkan nilai ρ t = 1 maka dikatakan tidak stasioner. Inilah ide dasar uji akar unit untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak. Formula uji unit root dengan dasar ADF adalah : Δ Y it = α Y it-1 + β tf ΔY it-f + X 1 it δ + ε it... ( 2 ) Jika diasumsikan α = ρ-1 dengan lag P i dan bervariasi antar cross section, maka uji hipotesisnya : H 0 : α = 0 (mempunyai akar unit) H 1 : α < 0 (tidak mempunyai akar unit) 565

Muhammad Garibaldi Analisis Hubungan IPM Dan Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritisnya. Jika nilai absolut statistik lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya, nilai absolut statistik lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner. Uji Kointegrasi (Cointegration Test) Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabel-variabel yang meskipun secara individual tidak stasioner, tetapi kombinasi linear antara variabel tersebut menjadi stasioner. Terdapat perbedaan metode dalam menguji kointegrasi data panel. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi adalah pengembangan dari uji kointegrasi di data time series, seperti metode Pedroni dan Koo (yang menggunakan dasar test kointegrasi Engle-Granger) dan Combined individual test (Fisher/Johansen). Adapun formula regresi untuk melakukan uji kointegrasi yaitu: Y it = α t + δ t + β 1t X 1it + β 2t X 2it +...+ β Mt X Mit + ε it... ( 3 ) Kemudian kita dapatkan residualnya : ε it = ρ it ε it-1 + u it... ( 4 ) Atau ε it = ρt ε it-1 + φ it Δε it-1 + u it... ( 5 ) Dari hasil estimasi nilai statistiknya, kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Nilai statistik diperoleh dari nilai ρ t. Jika nilai statistiknya lebih besar dari nilai kritisnya maka variabelvariabel yang diamati saling berkointegrasi atau mempunyai hubungan jangka panjang dan sebaliknya, maka variabel-variabel yang diamati tidak berkointegrasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia ini telah menjadi pembahasan utama dunia seiring dengan diterbitkannya Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) pertama kali oleh PBB di tahun 1990. Orientasi pembangunan sendiri telah bergeser dari pembangunan ekonomi yang fokus pada pertumbuhan pendapatan beralih menjadi pembangunan yang berorientasi kepada pembangunan manusia. IPM atau Human Development Index (HDI) adalah suatu pengukuran perbandingan harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup layak untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara termasuk kedalam kategori negara maju, negara berkembang, ataupun negara terkebelakang. Selain itu indeks ini juga nantinya menjadi parameter untuk melihat pengaruh kebijakan ekonomi suatu negara terhadap kualitas rakyatnya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kali ini akan dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi. Gambaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan pertumbuhan ekonomi dalam persen (%), tersaji pada tabel berikut Tabel 1.1 Nilai IPM dan Pertumbuhan Ekonomi 33 Kabupaten/kota di Sumatera Utara No Kabupaten/kota di provinsi sumut Ipm 2012 Pertumbuhan 2012 (%) 1 Nias 69,5 6,24 2 Mandailing Natal 71,4 6,41 3 Tapanuli Selatan 74,8 5,22 4 Tapanuli Tengah 72,0 6,35 5 Tapanuli Utara 75,3 5,95 6 Toba Samosir 77,2 5,52 7 Labuhan Batu 75,3 6,11 566

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No. No Kabupaten/kota di provinsi sumut Ipm 2012 Pertumbuhan 2012 (%) 8 Asahan 73,8 5,57 9 Simalungun 74,3 6,06 10 Dairi 73,9 5,44 11 Karo 76,2 6,34 12 Deli Serdang 76,2 6,06 13 Langkat 74,0 5,66 14 Nias Selatan 68,2 5,78 15 Humbang Hasundutan 72,8 5,99 16 Pakpak Bharat 72,0 6,02 17 Samosir 74,7 6,07 18 Serdang Bedagai 74,1 6,60 19 Batubara 72,7 4,37 20 Padang Lawas Utara 73,6 6,38 21 Padang Lawas 73,0 6,31 22 Labuhan Batu Selatan 74,9 6,33 23 Labuhan Batu Utara 74,9 6,38 24 Nias Utara 68,7 5,88 25 Nias Barat 67,6 4,93 26 Sibolga 75,7 5,34 27 Tanjung Balai 75,1 4,99 28 Pematang Siantar 78,3 5,77 29 Tebing Tinggi 77,3 6,75 30 Medan 78,3 7,63 31 Binjai 77,4 6,34 32 Padang Sidimpuan 76,0 6,23 33 Gunung Sitoli 72,6 6,28 Sumatera Utara 75,13 6,22 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2013 Klasifikasi Daerah Menurut Analisis Tipologi Klassen Tipologi Klassen digunakan untuk mengidentifikasi sektor subsektor atau unggulan suatu daerah, dalam hal ini tipologi klassen dilakukan untuk membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu IPM dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan menentukan rata-rata IPM sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: Daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang tinggi (kuadran I), daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, namun pembangunan manusianya rendah (kuadran II), daerah dengan pembagunan manusia tinggi namun pertumbuhan ekonominya rendah (kuadran III), dan daerah relatif tertinggal, baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan manusia (kuadran IV). Dalam Tipologi Klassen tiap daerah akan diklasifikasikan Daerah mana sajakah yang tergolong daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan Ipm yang tinggi, daerah yang hanya IPM nya tinggi namun pertumbuhan ekonomi rendah, dan daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, sementara IPM nya rendah, serta IPM maupun pertumbuhan ekonomi, kedua duanya sama rendah. Dengan pengklasifikasian maka akan terlihat jelas daerah Kabupaten/kota mana sajakah yang IPM nya tinggi, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan juga kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah, maupun IPM yang rendah. Berdasarkan gambar 2, maka tiap daerah dapat kita klasifikasikan kedalam 4 kuadran, seperti berikut ini: 567

Muhammad Garibaldi Analisis Hubungan IPM Dan IPM 80 78 76 74 72 III IV 19 27 6 26 3 10 28 31 29 12 11 32 5 7 22 17 23 9 13 18 8 20 15 21 33 16 4 2 30 I II 70 1 68 25 24 14 66 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertumbuhan Ekonomi Gambar 1.2 Klasifikasi Tipologi Klassen Keterangan : 1 = Nias 12 = Deli Serdang 23 = Labuhan Batu Utara 2 = Mandailing Natal 13 = Langkat 24 = Nias Utara 3 = Tapanuli Selatan 14 = Nias Selatan 25 = Nias Barat 4 = Tapanuli Tengah 15 = Humbang Hasundutan 26 = Sibolga 5 = Tapanuli Utara 16 = Pakpak Bharat 27 = Tanjung Balai 6 = Toba Samosir 17 = Samosir 28 = Pematang Siantar 7 = Labuhan Batu 18 = Serdang Bedagai 29 = Tebing Tinggi 8 = Asahan 19 = Batu Bara 30 = Medan 9 = Simalungun 20 = Padang Lawas Utara 31 = Binjai 10= Dairi 21 = Padang Lawas 32 = Padang Sidimpuan 11= Karo 22 = Labuhan Batu Selatan 33 = Gunung Sitoli Daerah yang terletak di Kuadran I, yaitu : Kabupaten Karo, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, Kota Binjai, dan Kota Padang Sidimpuan termasuk dalam kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang tinggi, dikarenakan masing-masing kabupaten/kota baik nilai IPM dan pertumbuhan ekonominya diatas nilai rata-rata, yaitu nilai rata-rata IPM sebesar 75,13 dan nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22. Daerah yang terletak di Kuadran II, yaitu: Kabupaten Nias, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, dan Kota Gunung Sitoli termasuk kedalam kategori kuadran II, yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi namun pembangunan manusianya rendah, dikarenakan nilai masing-masing 568

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No. kabupaten/kota memiliki nilai IPM yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lebih tinggi dari nilai rata-rata, yaitu nilai rata-rata IPM yang sebesar 75,13 dan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22. Daerah yang terletak di Kuadran III, yaitu: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kota Sibolga, dan Kota Pematang Siantar termasuk kedalam kuadran III, yaitu daerah dengan pembagunan manusia tinggi namun pertumbuhan ekonominya rendah, dikarenakan nilai masing-masing kabupaten/kota memiliki nilai IPM yang lebih tinggi dari nilai rata-rata, dan nilai pertumbuhan yang lebih kecil dari nilai rataratanya, yaitu nilai rata-rata IPM sebesar 75,13 dan nilai rata-rata pertumbuhan senilai 6,22. Daerah yang terletak di Kuadran IV, yaitu: Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Langkat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Tanjung Balai masuk dalam kategori kuadran IV, yaitu daerah relatif tertinggal, baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan manusia, dikarenakan nilai masing-masing kabupaten/kota untuk nilai IPM maupun pertumbuhan ekonominya di bawah nilai rata- rata, yaitu nilai rata-rata IPM yang sebesar 75,13 dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22. Hubungan Antara Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan antara indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi dalam hal ini diperlihatkan melalui scatter plot. Scatter plot fungsinya sebagai pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara dua variabel serta menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut apakah hubungannya positif, hubungannya negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali (Kho, 2013). Scatter plot atau scatter diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari titik-titik (point) dari nilai sepasang variabel (variabel x dan variabel y). Dari hasil scatter plot yang diproses dengan Microsoft Excel diperoleh nilai koefisien (r 2 = 0,078). Artinya hubungan yang terbentuk bersifat positif antara indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Semakin tinggi capaian pembangunan manusia, maka semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota provinsi Sumatera Utara. Atau dengan kata lain apabila nilai variabel indeks pembangunan manusia meningkat, maka akan meningkat pula variabel yang lain yaitu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya apabila nilai variabel indeks pembangunan manusia diturunkan, maka akan menurunkan nilai variabel pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, korelasi yang terbentuk antara kedua variabel tersebut berada pada tingkatan yang rendah, terlihat dari nilai koefisien korelasi yang kecil (mendekati 0), yaitu sebesar 0,078. Analisis Data Hasil Uji Akar Unit Dengan menggunakan Eviews, dilakukan uji akar unit (unit root test) untuk menguji apakah variabel pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) stasioner atau tidak. Data yang stasioner akan cenderung untuk menekan nilai rata-rata dan berfluktuasi di sekitar nilai rataratanya (Enders,1995). Dalam menganalisis data time series, uji kestasioneran data merupakan tahap yang sangat penting untuk melihat ada atau tidaknya akar unit (unit root) yang terdapat diantara variabel, sehingga hubungan diantara variabel menjadi valid. Begitu pula untuk data panel, dibutuhkan uji kestasioneran data, karena data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross section. Ide dasar uji akar unit dalam data panel merupakan pengembangan dari uji akar unit (unit root) dalam data time series. Untuk menentukan apakah data yang kita analisis telah stasioner atau tidak adalah dengan membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritisnya. Jika nilai absolut statistik lebih besar dari nilai kritisnya, maka datanya stasioner, apabila nilai absolut statistik lebih kecil dari nilai kritis, maka data tidak stasioner. 569

Muhammad Garibaldi Analisis Hubungan IPM Dan Tabel 1.2 Hasil Uji Akar Unit Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Method Statistic Prob.** ADF - Fisher Chi-square 223.898 0.0000 ADF - Choi Z-stat -10.4643 0.0000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 1.3 Hasil Uji Akar Unit Variabel Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Method Statistic Prob.** ADF - Fisher Chi-square 137.055 0.0000 ADF - Choi Z-stat -6.84986 0.0000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil dari uji akar unit untuk data panel terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 2 dan 3. Dari tabel hasil pengujian stasioneritas tersebut, ditunjukkan bahwa variabel indeks pembangunan manusia (IPM) memiliki koefesien sebesar 223.898 dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka null hypotesis yang menyatakan bahwa data tidak stasioner ditolak. Begitu juga dengan variabel PDRB yang memiliki koefesien sebesar 137.055 dengan probabilitas juga lebih kecil dari 0.05 maka null hypotesis juga ditolak, sehingga variabel Pertumbuhan ekonomi maupun IPM adalah stasioner, dengan kata lain tidak memiliki akar unit. Hasil Uji Kointegrasi Setelah diketahui bahwa baik variabel indeks pembangunan manusia (IPM), maupun pertumbuhan ekonomi (PDRB) keduanya stasioner, maka selanjutnya akan diuji apakah ada terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang antara kedua variabel tersebut. Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara indeks pembangunan manusia (IPM) dan Pertumbuhan ekonomi (PDRB). Adapun Metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi pada data time series seperti metode Pedroni dan Koo (yang menggunakan dasar test kointegrasi Engle-Granger) dan Combined Individual Test (Fisher/Johansen). Pedroni mengemukakan adanya tujuh bentuk statistik panel kointegrasi, terdiri dari 4 uji yang berbasis pada pooling untuk keseluruhan dimensi (within dimension) dan 3 uji yang berbasis pada pooling antar dimensi (beetwen dimension). Uji statistik pada within dimension didasarkan pada estimator dimana efektivitas koefisien autogressive pool antar perbedaan anggota terhadap uji akar unit residual estimasi, sedang uji statistik bagi kategori beetwen dimension didasarkan pada estimator dimana rata-rata koefisien estimasi secara individu pada setiap anggota. Pada kategori within dimension, 3 dari 4 bentuk uji menggunakan koreksi non-parametric yang dapat dilakukan dengan ADF-test. Tabel 1.4 Hasil Uji Kointegrasi Alternative hypothesis: common AR coefs. (within-dimension) Weighted Statistic Prob. Statistic Prob. Panel v-statistic 0.138573 0.4449 0.076407 0.4695 Panel rho-statistic 3.757598 0.9999 2.989025 0.9986 Panel PP-Statistic -2.519574 0.0059-5.275328 0.0000 Panel ADF-Statistic 1.188712 0.8827-1.820733 0.0343 570

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No. Alternative hypothesis: individual AR coefs. (between-dimension) Statistic Prob. Group rho-statistic 5.122211 1.0000 Group PP-Statistic -5.876085 0.0000 Group ADF-Statistic 0.084300 0.5336 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil pengujian panel kointegrasi dengan pendekatan non parametrics (tabel 4) yang menunjukkan bahwa Panel V-Statistic memiliki koefisien 0.138573 sedangkan Panel rho-statistic memiliki koefisien sebesar 3.757598. Selanjutnya koefisien kointegrasi dengan menggunakan Panel PP-Statistic sebesar -2.519574 dan koefisien Panel ADF-Statistic sebesar 1.188712. Probabilitas masing-masing metode pengujian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan berkointegrasi pada tingkat signifikansi 5% hanya pada Panel PP-Statistic. Hasil pengujian panel kointegrasi dengan pendekatan parametrics menunjukkan bahwa Group rho-statistic memiliki koefisien 5.122211. Sedangkan Group PP-Statistic memiliki koefisien kointegrasi sebesar -5.876085. Selanjutnya koefisien kointegrasi dengan menggunakan Group ADF- Statistic sebesar 0.084300. Probabilitas masing-masing metode pengujian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan berkointegrasi pada tingkat signifikansi 5% hanya pada Group PP-Statistic. Atau kita bisa simpulkan 2 panel dari total 7 panel pengujian menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi saling berkointegrasi, yaitu memiliki hubungan jangka panjang atau memiliki arah pergerakan yang sama. Hal ini dikarenakan dalam setiap periode jangka pendek, seluruh variabel cenderung saling menyesuaikan untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari analisis data yang sudah dilakukan, maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil scatter plot menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. 2. Dari Analisis metode Typology Klassen untuk 33 Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan adanya 1 kabupaten dan 4 kota yang tergabung dalam kuadran I, yaitu pertumbuhan ekonomi disertai pembangunan manusia yang tinggi pula. Sementara untuk kuadran II, terdapat 8 kabupaten dan 1 kota. Untuk kuadran III terdapat 4 kabupaten dan 2 kota. Sedangkan yang masuk kuadran IV, terdapat 12 kabupaten dan 1 kota. 3. Dari hasil uji kointegrasi menunjukkan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara IPM dan pertumbuhan ekonomi. 571

Muhammad Garibaldi Analisis Hubungan IPM Dan DAFTAR PUSTAKA Astri, Meylina, Sri I Nikensari, dan Harya Kuncara W. 2012. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.1 Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2013. Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 2012, Medan. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2013.Sumatera Utara dalam Angka 2013. Medan. Brata, Aloysius G. 2004. Analisis Hubungan Timbal Balik Antara Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Daerah Tingkat II di Indonesia. Yogyakarta: Lembaga Penelitian- Universitas Atma Jaya. Brata, Aloysius G. 2005. Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan Manusia, dan Kemiskinan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian-Universitas Atma Jaya. Daulay, Nur K. 2013 Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara,Tesis, tidak dipublikasikan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Hidayah, Nurul. 2014. Analisis Kausalitas Antara Hutang Pemerintah Dengan Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Skrips, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kuncoro, Mudarajad, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga, Jakarta. Mirza, Denni Sulistio. 2012 Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009, Economics Development Analysis Journal. Pratiwi, Eka. 2014. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-Provinsi di Indonesia (Metode Kointegrasi), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan. Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, USU Press, Medan. Ranis G. 2004. Human Development and Economic Growth. Center Discussion Paper No.887. Tambunan, Tulus, T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi, Jilid 1 (terjemahan), Eirlangga, Jakarta. UNDP.2013. Human Development Report 2013. UNDP. New York. Widhaningrat, Sisdjiatmo K. 2010. Dasar-Dasar Demografi, Angkatan Kerja, Salemba Empat dan Lembaga Demografi FE UI, Jakarta. Wiyono, Nur H. 1996. Membangun Manusia: Mengapa Begitu Berat? Warta Demografi tahun ke- 26, No 2, Lembaga Demografi FE UI, Jakarta. (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/05). 572