GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN PENGUNJUNG DI BANGSAL AR ROYAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PROGRAM KEMITRAAN TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL CUCI TANGAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Naskah Publikasi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN HAND HYGIENE DI BANGSAL AR ROYAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene

Evaluasi Pelaksanaan Five Momenths for Hand Hygiene dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EDUKASI MEDIA VIDEO TERHADAP PENINGKATAN KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN HAND HYGIENE DI KLINIK HEMODIALISIS

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare-Associated Infections (HAIs) atau biasa disebut infeksi

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal.

PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. 3.1 Kerangka penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EDUKASI MELALUI MEDIA SLIDE TERHADAP PENINGKATAN KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN HAND HYGIENE DI KLINIK

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEPATUHAN CUCI TANGAN PETUGAS KESEHATANDI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIKMEDAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN IMPLEMENTASI PROSEDUR CUCI TANGAN PERAWAT DI RSD. PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1. Pendahuluan. Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang. didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 21-31

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

NASKAH PUBLIKASI EFEKTIVITAS SIMULASI HAND HYGIENE PADA HANDOVER KEPERAWATAN DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN HAND HYGIENE PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN. kadang-kadang mengakibatkan kematian pada pasien dan kerugian keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

GAMBARAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL Karya Tulis Ilmiah

PELAKSANAAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANGAN ICU RUMAH SAKIT ST. ELISABETH MEDAN SKRIPSI. Oleh

DAHLIA DESSY WIDANINGRUM

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

JUDUL : Meningkatkan Prosentase Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Petugas RSKD Duren Sawit dari 29% Menjadi 100% dalam Waktu 6 Bulan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN MENGGUNAKAN HANDRUB

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penatalaksanaan perawatan luka post operasi pada saat ini masih belum

Transkripsi:

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN PENGUNJUNG DI BANGSAL AR ROYAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh Anend Karala 20110320049 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 1

2

3

Gambaran Pelaksanaan Cuci Tangan Pengunjung di Bangsal Ar Royan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Anend Karala 1, Novita Kurniasari 2 Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2015 INTISARI Pengunjung rumah sakit beresiko terkena Health Care Associated Infections (HAIs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan cuci tangan pengunjung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, mengidentifikasi 5 momen, 6 langkah dan durasi waktu dalam cuci tangan. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan metode cross sectional. Jumlah sampel yaitu 105 pengunjung dengan menggunakan teknik accidental sampling. Analisa data yang digunakan adalah data distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini didapatkan pelaksanaan 5 momen cuci tangan sebagian besar tidak melakukan cuci tangan yaitu pada momen apabila tangan kotor sebanyak 100 pengunjung. Pelaksanaan 6 langkah cuci tangan menggunakan air dan sabun yang tidak benar ada 28 pengunjung. Pelaksanaan prosedur 6 langkah cuci tangan menggunakan handrub yang tidak benar ada 49 pengunjung. Pelaksanaan durasi waktu cuci tangan menggunakan air dan sabun yang tidak tepat ada 28 pengunjung. Pelaksanaan waktu (durasi) cuci tangan menggunakan handrub yang tidak tepat ada 49 pengunjung. Pelaksanaan cuci tangan pengunjung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II masih tergolong belum sesuai dilihat dari 5 momen cuci tangan, 6 langkah cuci tangan dan durasi waktu cuci tangan. Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk TIM PKRS dan bagian manajemen pengelolaan RS, agar dapat meningkatkan pelaksaan cuci tangan pengunjung. Kata Kunci: Cuci Tangan, Pengunjung 4

Implementation Overview of Visitors Hand Hygiene at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Anend Karala 1, Novita Kurniasari 2 Student Research Project, School of Nursing, Medical and Health Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2015 ABSTRACT The hospital s visitors have high risk of HAIs. This research was to know how the RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II visitors in perfoming hand hygiene in 5 moments, 6 steps an in appropriate time. This study design was observational descriptive with cross sectional method. The total sample was 105 visitors using accidental sampling technique. Data analysis used was frequency distribution data. Results of this study, the implementation of the five moments of hand washing largely do not wash their hands at the moment when the hands are dirty as many as 100 visitors. Implementation of the 6 steps of hand washing with soap and water are not true there are 28 visitors. 6 step implementation procedure of hand washing using improper handrub no 49 visitors. Implementation of the duration of hand washing with soap and water are not appropriate there are 28 visitors. Implementation of time ( duration) of washing hands handrub improper use existing 49 visitors. Implementation of visitors hand hygiene at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II was is still considered not appropriate if viewed from five moments of hand hygiene, 6 steps of hand hygiene and the duration of hand hygiene. This research can be an advice to TIM PKRS team to increase visitors hand hygiene. Keywords: Hand hygiene, Visitors 5

PENDAHULUAN Masyarakat yang menerima 6% dan diantara 200 pasien ada 1 yang dirawat dan meninggal karena pelayanan kesehatan di rumah sakit, HAIs. 10 Di Indonesia sendiri terdapat tenaga kesehatan dan pengunjung rumah sakit beresiko terkena Health Care Associated Infections (HAIs). data dari 110 RSU pendidikan ditemukan angka kejadian HAIs cukup tinggi, sekitar 6-16% dengan HAIs adalah infeksi yang di dapat rata-rata 9,8%. 2 Sedangkan angka dari rumah sakit, baik dari perawatan atau datang untuk berkunjung ke normal HAIs tidak boleh lebih dari 1,5%. 3 rumah sakit. 2 HAIs muncul setelah HAIs bukan hanya merugikan 72 jam seseorang setelah berada di rumah sakit dan muncul gejala saat orang itu masih berada di rumah sakit ataupun setelah keluar dari rumah sakit. 14 Infeksi yang didapatkan dari pelayanan kesehatan menjadi penyebab utama kematian dan angka sakit. HAIs menyebabkan 1,4 juta kematian setiap saat di seluruh belahan dunia. Angka kejadian HAIs di negara maju cukup tinggi seperti di Amerika, case fatality rate HAIs 2- para pasien dan orang yang bekerja di rumah sakit tetapi juga merugikan pihak rumah sakit atau perusahaan dimana penderita infeksi ini bekerja atau singgah sementara. 1 HAIs menyebabkan pasien akan lebih lama dirawat di rumah sakit, mortalitas dan biaya pelayanan semakin meningkat dan semakin mempersulit pengobatan. 8 Rumah sakit menjadi tempat berinteraksinya antara pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan. 6

Pengunjung dihadapkan dengan resiko HAIs karena berkunjung kerumah sakit. Pengunjung dapat menjadi sumber HAIs di rumah sakit. Pengunjung yang bebas keluar masuk dan tidak teratur dapat menimbulkan HAIs. 8 Pengujung dan pasien yang mencuci tangan akan terlindungi dari bakteri yang ada pada tangan. Misalnya Staphylococcus Aureus, Pseudomonas Auregi dan organisme lainnya yang potensial menyebabkan infeksi pada pasien. Mencuci tangan tidak hanya melindungi pasien dari infeksi bakteri patogen yang dibawa oleh pengunjung, namun juga mikroorganisme dan mencegah infeksi. Apabila menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar, maka dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan angka kejadian HAIs. 4 Mencuci tangan tidak hanya melindungi pasien dari infeksi bakteri patogen yang dibawa oleh pengunjung, namun juga melindungi pengunjung dari infeksi bakteri patogen yang berasal dari pasien. Saat seluruh orang yang berada di rumah sakit mampu melaksanakan cuci tangan dengan baik dan benar maka akan terhindar dari HAIs. Diharapkan semua pelaku yang berada di rumah melindungi pengunjung dari infeksi sakit dapat melaksanakan sesuai bakteri patogen yang berasal dari pasien. Mencuci tangan saat ini bisa menjadi salah satu hal penting untuk dilakukan agar mengurangi penularan dengan yang disarankan untuk selalu mencuci tangan sesuai prosedur rumah sakit. 9 Pelaksanaan cuci tangan harus sesuai prosedur yang sesuai dengan 7

standar untuk mencegah perkembangbiakan di sela-sela jari. sudah menetapkan cuci tangan yang benar dan tepat, yaitu 6 langkah cuci tangan, 5 moment cuci tangan dan ketepatan durasi waktu yang dibutuhkan apabila menggunakan handrub dan handwash. 13 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 November 2014, pada pukul 08:00 sampai 10:30 di Bangsal Ar- Royan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, dari 10 pengunjung hanya 4 yang melakukan cuci tangan. Langkah cuci tangan pengunjung tidak sesuai dengan standar 6 langkah cuci tangan, 5 momen dan durasi waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan cuci tangan pengunjung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II sesuai dengan 5 momen cuci tangan, 6 langkah cuci tangan dan durasi waktu cuci tangan dari WHO. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Jumlah responden terdiri dari 105 pengunjung rumah sakit di bangsal Ar Royan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu pelaksanaan cuci tangan pengunjung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa checklist terdiri dari 5 momen cuci tangan, prosedur pelaksanaan 6 langkah cuci tangan menggunakan air dan sabun dengan 8

durasi waktu cuci tangan 40-60 detik dan prosedur pelaksanaan 6 langkah cuci tangan menggunakan handrub dengan durasi waktu cuci tangan 20-30 detik. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Peneliti memperhatikan prinsip-prinsip etik dalam penelitian. Prinsip tersebut adalah prinsip responden memiliki hak untuk memutuskan bersedia menjadi subyek atau tidak, tidak menyebarluaskan hasil penelitian dan menjaga kerahasiaan identitas responden. HASIL DAN PEMBAHASAN 100,0% 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% 73,3% 26,7% Moment 1 59,0% 41,0% 11,4% Keterangan Momen: 88,6% 1. Segera setelah tiba dirumah sakit 2. Sebelum dan sesudah kontak dengan rumah sakit 3. Sesudah dari kamar mandi 4. Setelah meninggalkan rumah sakit 5. Apabila tangan kotor 2. Pelaksanaan Prosedur 6 Langkah Cuci Tangan 72,4% 27,6% Diagram 2 Frekuensi Pelaksanaan 6 Langkah Cuci Tangan di Bangsal Ar Royan menggunakan Air dan Sabun pada Agustus 2015 (n=30) 6,7% Moment 2 Moment 3 95,2% 4,8% Moment Moment 4 5 A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Prosedur 5 Momen Hand Hygiene Diagram 1 Pelaksanaan 5 momen cuci tangan di Bangsal Ar Royan pada Agustus 2015 (n=105) 93,3% benar kurang benar 9

Diagram 3 Frekuensi Pelaksanaan 6 Langkah Cuci Tangan di Bangsal Ar Royan menggunakan handrub pada Agustus 2015 (n=75) Berdasarkan diagram 1 sebagian besar pengunjung tidak melakukan cuci tangan pada momen 65,3% 34,7% benar kurang benar pengunjung berada. Momen yang sebagian besar dilakukan pada momen 4 yaitu pengunjung yang cuci 3. Pelaksanaan Prosedur Waktu Cuci Tangan Diagram 4 Frekuensi Pelaksanaan Rentang waktu untuk prosedur Cuci Tangan di Bangsal Ar Royan menggunakan air dan sabun pada Agustus 2015 (n=3 6,7% benar tangan setelah meninggalkan rumah sakit terdapat 76 (72,4) dan 29 (27,6) tidak dilakukan. Dan sebagian besar tidak dilakukan pada momen 5 yaitu pengunjung yang cuci tangan apabila tangan kotor terdapat 5 (4,8%) dan tidak dilakukan 100 (95,2). 93,3% kurang benar Diagram 2 diatas diketahui Diagram 5 Frekuensi Pelaksanaan Rentang Waktu untuk Prosedur Cuci Tangan di Bangsal Ar Royan Menggunakan handrub pada Agustus 2015 (n=75) bahwa hasil dari 30 (100%) pelaksanaan cuci tangan 6 langkah menggunakan air dan sabun, 2 (6,7%) pelaksanaan cuci tangan dengan benar dan 28 (93,3%) pelaksanaan cuci 34,7% tepat tangan dilakukan dengan kurang 65,3% kurang tepat benar. Diagram 3 diatas menunjukkan hasil dari 75 (100%) 10

pelaksanaan cuci tangan menggunakan handrub, pelaksanaan cuci tangan benar 26 (34,7%) dan 49 (65,3%) dilakukan dengan kurang benar. Diagram 4 diatas diketahui bahwa dari 30 pelaksanaan rentang waktu cuci tangan menggunakan air dan sabun, 2 (6,7%) tepat dilakukan dengan rentang waktu yang digunakan yaitu <40 detik dan >60 detik dan 28 (93,3%) pelaksanaan yang kurang tepat dilakukan yaitu 40-60 detik. Pada diagram 5 menunjukkan bahwa dari 75 pelaksanaan rentang waktu cuci tangan menggunakan handrub, 49 (65,3) kurang tepat dilakukan dengan rentang waktu yang digunakan yaitu <20 detik dan >30 detik dan 26 (34,7) pelaksanaan yang tepat dilakukan yaitu 20-30 detik. Pembahasan Momen yang sebagian besar dilakukan pengunjung pada momen ke 4 yaitu setelah meninggalkan rumah sakit dan sebagian besar yang pengunjung tidak lakukan pada momen 5 yaitu saat tangan kotor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa momen yang paling banyak tidak dilakukan cuci tangan yaitu pada momen apabila tangan kotor. Berdasarkan analisis peneliti pada saat dilakukan observasi, sebagian besar pengunjung menganggap tangannya tidak kotor, sedangkan saat observasi dapat dilihat bahwa pengunjung berjabat tangan, memegang bed pasien, makan juga minum didalam ruang pasien tanpa cuci tangan sebelumnya ataupun setelahnya. Pengunjung sendiri tidak sadar bahwa tangannya telah kotor terkontaminasi sesuatu dari luar 11

ataupun karena aktivitas yang terjadi didalam ruangan pasien. Indikasi dilakukannya cuci tangan pada momen ini agar mikroorganisme tidak bertambah ataupun berpindah dari tangan maupun ke tempat lainnya melalui perantara. 11 Momen sebelum melakukan prosedur bersih/ steril didapatkan hasil bahwa perawat sebagian besar tidak melakukan HH saat berada pada momen ini. Berdasarkan analisis peneliti, perawat tidak melakukan HH pada momen ini mungkin perawat malas untuk bolak-balik melakukan HH karena jarak wastafel dan handrub yang jauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa momen setelah meninggalkan rumah sakit menunjukkan paling banyak dilakukan pengunjung karena saat berada pada momen tersebut pengunjung merasa kotor setelah masuk dari ruangan pasien ataupun bangsal. Hal ini menggambarkan tingkat kesadaran pengunjung yang cukup tinggi pada momen ini karena pengunjung sendiri merasa bahwa pada momen ini memiliki resiko tinggi untuk terjadinya HAIs. Indikasi dilakukan cuci tangan pada momen ini adalah karena setelah kontak didalam ruangan pasien, pengunjung juga akan melakukan aktivitas selanjutnya diluar rumah sakit, maka cuci tangan harus dilakukan untuk memutus rantai mikroorganisme yang dapat dibawa dari dalam ruangan pasien ataupun rumah sakit, juga untuk melindungi pengunjung sendiri dari perpindahan mikroorganisme dari pasien yang telah dikunjungi. 13 Cuci tangan harus memperhatikan area permukaan tangan yang akan di bersihkan. Cuci tangan biasanya dilakukan tidak 12

sesuai prosedur 6 langkah dapat menyebabkan beberapa bagian permukaan area yang belum bersih sehingga bakteri masih menempel pada area tertentu dan menyebabkan bertambahnya kuman ataupun bakteri diarea tersebut. Langkah yang paling jarang dilakukan pengunjung pada langkah ke 5 dan 6 nilainya baik pada ai dan sabun maupun dengan menggunakan handrub sama tingginya pada bagian yang tidak dilakukan. Langkah 5 yaitu jempol tangan digosok memutar dengan telapak tangan sebaliknya. Pada penelitian ini didapatkan hasil sebagian besar pengunjung yang tidak melakukan langkah ini dengan benar. Handrub lebih banyak digunakan pada cuci tangan ini. Jika langkah ini tidak dilakukan maka dapat menimbulkan resiko HAIs yang tinggi karena di jempol tangan banyak terdapat bakteri ataupun kuman (Lihat gambar 4.1). Ibu jari memang dilakukan terpisah agar dapat menurunkan resiko terjadinya HAIs. Langkah ke 6 yaitu jari menguncup gosok memutar pada telapak tangan satunyya dan sebaliknya. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengunjung banyak yang tidak melakukan langkah ini, baik dengan air sabun ataupun handrub. Berdasarkan analisis peneliti pengunjung tidak mengetahui langkah yang benar berkaitan dengan kurang pengetahuan dari pengunjung sendiri juga kurangnya fasilitas dari rumah sakit berupa poster dan himbauan yang seharusnya ditempel disetiap bagian ruangan. Pada langkah ini apabila terlewatkan, kuman akan tertinggal 13

didaerah kuku dan menjadi sarang mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi apabila tidak dibersihkan. Langkah ini harus dilakukan karena untuk mencegah berkumpulnya handrub. Waktu yang direkomendasikan WHO untuk air dan sabun 40-60 detik dan handrub 20-30 detik. Berdasakan analisis peneliti mikroba pada area kuku. 12 terlihat pada gambar 1 Gambar 4.1 Seperti kurang tepatnya durasi waktu cuci tangan dikarenakan langkah cuci tangan yang tidak tepat membuat pengaruh terhadap durasi waktu cuci tangan. Durasi waktu cuci tangan dibagi menjadi dua ya itu mengguunakan air dan sabun dengan durasi yang benarr 40-60 detik lalu untuk handrub 20-30 detik. 13 Pada penelitian ini didapatkan hasil pelaksanaan cuci tangan dengan durasi menggunakan air dan sabun dilakukan sangat kurang tepat. Berdasarkan hasil observasi peneliti, sebagian besar pelaksanaan durasi waktu dilakukan 10-30 detik menggunakan air dan sabun dan 10-15 detik dengan menggunakan Durasi waktu cuci tangan yang belum sesuai dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan dalam melakukan cuci tangan. 5 KESIMPULAN Pelaksanaan Cuci Tangan pengunjung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II masih tergolong belum sesuai, dapat 14

dilihat dari 5 momen cuci tangan, 6 langkah cuci tangan dan durasi waktu cuci tangan. SARAN Bagi instansi Rumah Sakit Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk TIM PKRS dan bagian manajemen pengelolaan RS, agar dapat meningkatkan pelaksanaan cuci tangan pengunjung, baik melalui pemenuhan fasilitas cuci tangan, dan yang paling penting adalah media berupa poster yang seharusnya ditempelkan dibagian dinding disamping wastafel maupun handrub juga menggencarkan kegiatan promotif dengan leaflet agar pengunjung dapat cuci tangan dengan benar. UCAPAN TERIMAKASIH 1. Novita Kurniasari, S.Kep., Ns., M. Kep selaku pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Ambar Relawati, S, Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang memberikan masukan demi kelancaran dalam proses penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial; Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI). (2007). Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Depkes RI. 3. Depkes RI & Perdalin. (2008). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya: Kesiapan Menghadapi Emerging Infectious Disease. Ed. 2. Jakarta. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia 4. Ernawati, E., Tri, A. R., Wiyanto, S. (2014). Penerapan Hand Hygiene Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Diakses 10 Februari 2015. Diakses pada 5 november 2014. http:// 15

jkb.ub.ac.id /index.php /jkb/ article/ view File /523/ 409. 5. Eviyanti. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Hand Hygiene Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene Pada Peserta Program Pendidikan Profesi Perawat. Karya Tulis Ilmiah. 6. Geffers, C& Gastmeier, P. (2011). Nosokomial Infections and Multidrug-resistant Organisms in Germany. Deutsches Arzteblatt International; 108(6): 87-93. Medicine Articles.. http:// www. Ncbi. nlm. nih. gov /pmc / arti cles / PMC3047718/. 7. Lanikawati, P. (2014). Kepatuhan Petugas Kesehatan Mencuci Tangan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Penambehan Senopati Bantul. Karya Tulis Ilmiah. 8. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 9. Saragih R., & Rumpea, N. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Jurnal kesehatan. Diakses 11 November 2014. http://uda.ac.id/jurnal/files/7.pdf. 10. Soedarmo, dkk. (2008). Buku Ajar, Infeksi dan Pediatri Tropis. Ed. 2. Jakarta: IDAI. 11. Houghty, G S. (2012). Rancangan Penerapan WHO Hand Hygiene Strategy. Nursing Current. Diakses pada 14 Juli 2015. http:// dspace. library. uph. edu :8080/ bitstream/ 123456789/2323 /2/ ncj- 01-02- 2013- rancangan_penerapan_who_hand.pdf. 12. World Health Organization. (2009). Hand Hygiene:Why, How & When?. Hopitaux Universitaires de Geneve (HUG). Diakses 21 November 2014. http://www.who.int/gpsc/5may/h and_hygiene_why_how_and_ When_Brochure.pdf. 13.. (2009). A Guide to the Implementation of the WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy. Diakses 3 Februari 2015. http: // whqli bdoc. who. int /hq /2009 /WHO_IER_PSP_2009. 02_eng. pdf. 14..(2011).HAIs Surveilance. http://www.who.int/bulletin/volu mes/89/10/11-088179/en/ 16