BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. yang mendasari penelitian dibidang pertumbuhan laba, yaitu Teori Stakeholder dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan. Keuangan Fiskal (Book Tax Differences)

BAB II TELAAH PUSTAKA. dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya tersebut. Timbulnya teori ini dikarenakan adanya pemisahan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut IAI (2007) dalam PSAK 23, penghasilan (income) berarti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES

MENYIKAPI PERBEDAAN LABA MENURUT PSAK DAN FISKAL : PERLUKAH DIBUAT PEMBUKUAN GANDA?

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

Tujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL PADA PT. SURYA CITRA MEDIA (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut pendapatan perusahaan adalah book tax differences. Booktax

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Dalam penelitian ini terdapat beberapa teori yang digunakan sebagai landasan yang mendasari penelitian dibidang pertumbuhan laba, yaitu Teori Stakeholder dan Teori Keagenan. 2.1.1 Teori Stakeholder Menurut Ghazali dan Chariri (2007) perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Stakeholder sendiri adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan seperti kreditor, pemerintahan, dan badan pembuat regulasi (regulator). Teori ini mengharapkan manajemen perusahaan melaporkan aktivitasaktivitas perusahaan kepada para stakeholder, yang berisi mengenai bagaimana dampak kegiatan atau aktivitas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan kepada stakeholder, jadi stakeholder mempunyai hak untuk mengetahui informasi yang disampaikan baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan meskipun nantinya mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut. Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggungjawab terhadap para pemilik (Shareholder) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser menjadi lebih luas 8

9 yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder), selanjutnya disebut tanggungjawab sosial (social responsibility). Fenomena seperti ini terjadi, karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi Informasi yang disampaikan terdapat di dalam pengaruh laba menurut akuntansi dan laba menurut fiskal baik berupa perbedaan temporer dan perbedaan permanen mengenai pertumbuhan laba perusahaan satu periode yang akan datang, boleh digunakan ataupun tidak digunakan oleh para stakeholder dalam pengambilan keputusan. (Nor Hadi,2011) Menurut Wibisono(2007) Stakeholders dibagi menjadi sebagai berikut: a. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain. b. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi

10 setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu. c. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. d. Proponents, opponents, dan uncommitted Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. e. Silent majority dan vokal minority Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).

11 2.1.2 Teori Keagenan Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi keuangan tetapi juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan keagenan, seperti jumlah waktu luang, kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub dan jam kerja yang fleksibel. Menurut Brigham dan Houston (2006), hubungan keagenan dapat timbul di antara : a) Pemegang saham dengan manajer. Masalah keagenan dapat timbul jika manajer menempatkan tujuan dan kesejahteraan mereka sendiri pada posisi yang lebih tinggi dari kepentingan pemegang saham. Tindakan manajer yang opoturnistik tersebut akan mempertinggi cost perusahaan dan mengurangi kemakmuran pemegang saham. b) Pemegang saham (melalui manajer) dengan kreditur. Kreditur memiliki klaim atas sebagian dari arus kas perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang. Mereka memiliki klaim atas aset perusahaan saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan, keputusan harus segera diambil untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu apakah akan melikuidasi perusahaan dengan menjual seluruh aset atau melakukan reorganisasi. Manajemen perlu segera bertindak dan khususnya manajer memilih mereorganisasi dengan tujuan mempertahankan pekerjaannya.

12 Keputusan manajer ini tentu saja berdampak pada pemegang saham atau kreditur atau kedua belah pihak tersebut. Kreditur pada umumnya menghendaki likuidasi perusahaan sehingga mereka dapat segera menarik dananya dengan cepat. Di lain pihak, manajemen menginginkan perusahaan tetap eksis sehingga mereka memilih mereorganisasi perusahaan. Pada saat bersamaan, pemegang saham kemungkinan mencoba mencari pengganti manajer lama yang mau dibayar lebih rendah meskipun proses tersebut membutuhkan waktu yang lama. 2.1.3 Informasi Akuntansi Menurut APB No. 4 dalam Harahap (2011), akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan mengenai suatu entitas ekonomi, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi. Pada umumnya, informasi yang diperlukan dalam rangka pengelolaan perusahaan adalah: 1. Informasi operasional (operating information) 2. Informasi akuntansi keuangan (financial accounting information) 3. Informasi akuntansi manajemen (management accounting information) 4. Informasi akuntansi pajak (tax accounting information) Akuntansi pajak merupakan salah satu informasi yang digunakan perusahaan dalam pengelolaan usahanya. Perbedaan laba menurut perusahaan dan laba menurut fiskal yang meliputi perbedaan temporer dan perbedaan permanen merupakan dalam

13 informasi akuntansi perpajakan, sehingga informasi tersebut harus diketahui oleh stakeholder meskipun para stakeholder nantinya tidak menggunakan informasi yang telah disampaikan manajemen tersebut didalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan yang baik. Gambar 2.1 dibawah ini merupakan hierarki lengkap dari macam macam informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi Informasi nonkuantitatif Informasi Kuantitatif Informasi Akuntansi Informasi Akuntansi Informasi Akuntansi Akuntansi Akuntansi Operasional Keuangan Manajemen Pajak Sumber: Zain: (2007) Gambar 2.1 Hireaki Informasi Akuntansi

14 2.1.4 Akuntansi perpajakan Akuntansi pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu pada peraturan dan perundang undangan perpajakan beserta aturan pelaksanaannya. Teori akuntansi pajak adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip yang diakui dalam ketentuan serta peraturan perpajakan. Sedangkan fungsi akuntansi pajak adalah mengelola data kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan. Laporan ini kelak akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan definisi pajak menurut Waluyo (2013) yang dikemukaan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut: 1. Prof. Dr. Rochmat Soemitro,S.H. Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 2. Prof. Dr. P.J.A Andriani Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, langsung ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai pengeluaran umum terkait dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

15 3. Prof. Dr. MJH. Smeets Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutng melalui norma-norma umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintahan. 2.1.5 Pertumbuhan Laba Pengertian laba menurut IAI (dikutip Ghozali & Chariri, 2007) yaitu kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Informasi laba memainkan peran penting dalam laporan keuangan, karena informasi laba digunakan para stakeholders sebagai dasar pengambilan keputusan, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi, dasar dalam perhitungan pajak, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan serta dasar dalam meramalkan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa depan. Belkaoui dalam Ghozali & Chariri (2007) menyebutkan bahwa laba memiliki lima karakteristik sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi. 2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.

16 3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Penyajian laba melalui laporan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Menurut Chariri dan Ghozali (2007) informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan sebagai: 1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian 2) Pengukur prestasi manajemen 3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara 5) Dasar kompensasi dan pembagian bonus 6) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 7) Dasar untuk kenaikan kemakmuran 8) Dasar pembagian dividen Pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan digunakan oleh para stakeholders sebagai informasi dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga

17 keputusan yang dihasilkan akan efektif dan efisien dalam melakukan aktivitasaktivitas perusahaan yang berdampak pada kepentingan stakeholder. Pertumbuhan laba didapatkan dengan cara mengurangkan laba bersih periode mendatang dengan laba bersih periode sekarang kemudian dibagi dengan laba besih periode sekarang. 2.1.6 Perbedaan Laba Menurut Akuntansi dan Laba Menurut Fiskal Perbedaan Laba Menurut Akuntansi dan Laba Menurut Fiskal atau disebut dengan Book-tax differences merupakan jumlah laba yang dihitung berdasarkan akuntansi dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan. Pada umumnya, perusahaan yang bergerak dibidang bisnis akan menyusun laporan keuangan untuk dua tujuan setiap tahunnya. Tujuan yang pertama ialah pelaporan keuangan sesuai dengan Generally Accepted Acounting Principles (GAAP) dan yang kedua yaitu sesuai dengan undang undang perpajakan untuk menentukan besarnya kewajiban pajak perusahaan yang harus dibayarkan ke pihak regulator dalam hal ini yaitu pemerintah. Menurut standar akuntansi keuangan, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan (Zain, 2007:120). Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca sedangkan informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi dan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan arus kas.

18 Sedangkan menurut ketentuan perundang undangan perpajakan pada dasarnya antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan rekognisi penghasilan dan biaya. Akan tetapi, Zain (2007:122) menjelaskan bahwa ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan tidak hanya sekedar instrument pentransfer sumber daya, akan tetapi sering kali digunakan untuk tujuan mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk investasi kesejahteraan dan lain lain yang terkadang dijadikan alasan untuk membenarkan penyimpangan dan prinsip akuntansi. Dalam penerapannya terdapat perbedaan prinsip atau perlakuan akuntansi dengan aturan perpajakan yang berlaku sehingga menyebabkan dua jenis penghasilan, yaitu laba akuntansi dan penghasilan kena pajak. Meskipun antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak disusun atas dasar akrual, akan tetapi hasil akhir dari perhitungan tersebut besarnya tidak sama (Hanlon, 2005). Besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan dapat dihitung berdasarkan penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak perusahaan diperoleh dari rekonsiliasi fiskal terhadap laba akuntansi. Rekonsiliasi fiskal merupakan penggabungan antara penyajian laporan keuangan laba rugi akuntansi dengan laba rugi fiskal guna memperhitungkan besarnya penghasilan kena pajak (Deviana, 2010). Penghasilan kena pajak dihitung berdasarkan laporan laba rugi akuntansi yang dikoreksi positif maupun negatif di dalam rekonsiliasi fiskal sesuai dengan ketentuan

19 pembukuan pajak menurut undang undang (Kiswara, 2009:62). Dengan demikian nampak bahwa terdapat perbedaan konsep pengakuan antara pendapatan dan biaya antara akuntansi dengan pajak. Tabel 2.1 Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Fiskal Masa Manfaat Harga Perolehan Akuntansi Komersial 1. Masa manfaat ditentukan asset berdaarkan taksiran umur ekonomis maupun umur teknis. 2. Ditelaah ulang secara periodik. 3. Nilai residu bisa diperhitungkan 1. Untuk pembelian menggunakan harga sesungguhnya. 2. Untuk pertukaran aset tidak sejenis menggunakan harga wajar. 3. Untuk pertukaran sejenis berdasarkan nilai buku asset yang dilepas. 4. Aktiva sumbangan berdasarkan harga pasar. Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal 1. Ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan 2. Nilai residu tidak diperhitungkan. 1. Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesungguhnya. 2. Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga pasar. 3. Untuk transaksi tukar menukar adalah berdasarkan harga pasar. 4. Dalam rangka likuidasi, Akuntansi Fiskal

20 5. peleburan, pemekaran, pemecahan atau penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Menteri Keuangan. Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi. Metode Penyusutan Sistem Penyusutan Saat dimulainya Penyusutan 1. Garis lurus 2. Jumlah angka tahun 3. Saldo menurun / menurun berganda 4. Metode jam jasa 5. Unit produksi 6. Anuitas 7. Sistem persediaan 8. WP dapat memilih salah satu metode yang dianggap sesuai asal diterapkan secara konsisten dan metode penyusutan harus ditelaah secara periodic Penyusutan secara individual kecuali untuk peralatan kecil, boleh secara golongan. 1. Saat perolehan 2. Saat penyelesaian 1. Untuk aktiva tetap bangunan adalah garis lurus 2. Untuk aktiva tetap bukan bangunan WP dapat memilih garis lurus atau saldo menurun ganda asal diterapkan secara taat asas. 1. Penyusutan individual 2. Penyusutan gabungan/grup 1. Saat perolehan 2. Dengan izin Menteri keuangan dapat dilakukan pada penyelesaian atau tahun mulai menghasilkan.

21 2.1.6.1 Beda Tetap (Permanent Differences) Beda tetap atau perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak dimasukkan dalam ukuran laba yang lain. Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi, maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya (Wijayanti, 2006). Misalnya bunga deposito diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai pendapatan dalam laba fiskal. Pos pos yang termasuk beda tetap: 1. Penghasilan bunga dari bank 2. Penghasilan deviden kecuali penghasilan deviden dari perseroan terbatas yang mempunyai saham di perseroan terbatas lain sebesar 25% atau lebih, penerimaan devidennya tidak termasuk objek pajak / tidak dikenakan pajak yang telah diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 4 (3). 3. Penghasilan dari hadiah undian 4. Keuntungan dari penjualan penyertaan saham di bursa efek 5. Penghasilan berupa sumbangan dari pihak yang mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan dan penguasaan 6. Biaya sumbangan/bantuan, selain biaya sumbangan untuk bencana alam yang dikategorikan sebagai bencana nasional. 7. Pemberian perusahaan kepada karyawan dalam bentuk natura dan kenikmatan tidak boleh dibebankan sebagai biaya untuk menghitung laba kena pajak (Pasal 9

22 ayat 1 huruf e). Kecuali pemberian perusahaan kepada dalam bentuk uang boleh dibebankan sebagai biaya untuk menghitung laba kena pajak. 8. Pph atas royalti yang ditanggung pemberi hasil 9. Biaya representatif yang tidak ada daftar normatifnya 10. Biaya denda dan bunga pajak 11. Hibah/warisan 12. Pengurang lainnya yang tidak diperbolehkan menurut fiskal (nondeductible expenses) sebagaimana telah diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 9 (1). 2.1.6.2 Beda Waktu (Temporary Differences) Perbedaan temporer atau beda waktu merupakan perbedaan waktu pengakuan penghasilan atau biaya antara pajak dan akuntansi sehingga mengakibatkan besarnya laba akuntansi lebih tinggi daripada laba pajak atau sebaliknya dalam suatu periode (Deviana, 2010). Perbedaan temporer muncul karena adanya perbedaan tujuan antara akuntansi dengan aturan pajak. Untuk tujuan pelaporan keuangan, pendapatan diakui ketika diperoleh dan biaya diakui pada saat terjadinya, atau accrual basic. Dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberikan kebebasan bagi manajemen untuk memilih prosedur akutansinya. Manajer dapat memilih salah satu diantara beberapa metoda akuntansi yang berbeda, misalnya dalam penentuan metoda depresiasi dan pengestimasian perioda depresiasi dan amortisasi, serta manajer bebas menggunakan

23 pertimbangannya untuk menentukan besarnya cadangan dana yang dapat mengurangi laba, misalnya penentuan cadangan piutang tidak tertagih, cadangan kompensasi, cadangan garansi, dan lain-lain (Mills dan Newberry dalam Wijayanti, 2006). Sedangkan untuk tujuan pajak, perusahaan hanya mengakui pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan pada perioda yang bersangkutan. Dengan kata lain, pendapatan dicatat ketika kas diterima, penangguhan pendapatan (unearned) tidak dimasukkan dalam laba fiskal, dan biaya diakui pada saat kas dikeluarkan, atau cash basic. Hal ini dikarenakan peraturan pajak tidak memperkenankan adanya pengestimasian dan pencadangan biaya yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak serta peraturan perpajakan tidak memberikan banyak keleluasaan bagi manajemen dalam menggunakan estimasi atau metode akuntansi dalam pelaporan pajak perusahaan. (Wijayanti, 2006). Perbedaan temporer juga akan menimbulkan pergeseran pengakuan penghasilan atau biaya ke tahun berikutnya atau ke tahun lain. Empat transaksi yang dapat menimbulkan beda waktu antara lain (Kiswara, 2009:128): a) Penghasilan yang masuk perhitungan pajak sesudah laba akuntansi : laba bruto penjualan angsuran, laba bruto kontrak jangka panjang, pendapatan dari investasi saham. Biaya atau rugi perhitungan pajak sesudah laba akuntansi: taksiran biaya garansi/jaminan produk, taksiran kerugian kontrak pembelian, persediaan barang, kerugian piutang dan investasi jangka pendek.

24 b) Pendapatan pajak sebelum laba akuntansi: sewa, bunga dan persekot. c) Biaya atau rugi pajak sebelum laba akuntansi: depresiasi dan biaya dalam masa konstruksi aktiva tetap (seperti pajak dan bunga). 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh perbedaan laba menurut akuntansi dan laba menurut fiskal terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: Jackson (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perbedaan permanen memiliki pengaruh negatif terhadap beban pajak sehingga akan mempengaruhi laba yang diperoleh, sedangkan perbedaan temporer memiliki pengaruh negatif terhadap petumbuhan pada laba sebelum pajak. Hanlon (2005) menemukan bahwa perusahaan dengan positive book-tax differences yang besar cenderung memiliki persistensi laba yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan small book-tax differences yang kecil, dan perusahaan dengan negative book-tax differences yang besar cenderung memiliki persistensi laba, akrual, dan arus kas yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan book-tax differences yang kecil. Di Indonesia, Wijayanti (2006) meneliti pengaruh book-tax differences terhadap persistensi laba, akrual, dan arus kas. Dengan menggunakan 40 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada rentang periode 2000-2004, menghasilkan kesimpulan bahwa book-tax differences

25 mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap persistensi laba akuntansi satu periode kedepan, dan perusahaan dengan book-tax differences yang tinggi signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan book-tax differences yang kecil. Saputro (2011) menunjukkan bahwa perbedaan temporer berpengaruh secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Perbedaan permanen tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Total book-tax differences berpengaruh secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan Lestari (2011) menunjukkan bahwa book-tax differences yang diproksi dengan perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba Berdasarkan uraian di atas, ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Jackson Book Tax Differences Variabel perbedaan permanen (2009) and Earning Growth independen: memiliki pengaruh beda tetap dan negatif terhadap beban beda waktu pajak, sedangkan perbedaan temporer Variabel memiliki pengaruh Dependen: negatif terhadap Pertumbuhan Laba Bersih petumbuhan pada laba sebelum pajak.

26 2. Hanlon (2005) The Persistence and Pricing of Earnings, Accrual and Cash Flows when Firm Have Large Book Tax Differences. Earning persistence, accrual, cash flow, deffered tax positive book tax differences yang besar cenderung memiliki persistensi laba yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan small book tax differences yang kecil, dan negative book tax differences yang besar cenderung memiliki persistensi laba, akrual, dan arus kas yang lebih rendah dibandingkan book tax differences yang kecil. 3 Wijayanti (2006) Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas Laba sebelum pajak masa depan, kumulatif return tidak normal masa depan, aliran kas operasi, laba akrual. Book-tax differences mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap persistensi laba akuntansi satu periode kedepan, dan perusahaan dengan book-tax differences yang tinggi signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan book-tax differences yang kecil. 4 Lestari (2011) Analisis Pengaruh Book-Tax Differences terhadap pertumbuhan laba Perbedaan Permanen, perbedaan termporer Book-Tax Differences yang diproksi dengan perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

27 pertumbuhan laba 5. Saputro (2011) Pengaruh Book-Tax Differences terhadap pertumbuhan laba Perbedaan temporer, perbedaan permanen dan total book-tax differences Perbedaan temporer berpengaruh secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Perbedaan permanen tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Total booktax differences berpengaruh secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. 2.3 Rerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2013:58) kerangka berfikir adalah sintesa dari berbagai teori dan hasil penelitian yang menunjukkan lingkup satu variabel atau lebih yang diteliti, perbandingan nilai satu variabel atau lebih pada sampel atau waktu hubungan yang berbeda, hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan pengaruh antar varabel pada sampel, yang berbeda dan bentuk hubungan structural. Informasi laba dibutuhkan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan mereka, seperti keputusan investasi.

28 Informasi laba juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba dimasa depan sehingga informasi laba sering digunakan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh perbedaan laba menurut perusahaan dan laba menurut fiskal terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini variabelvariabel yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu variabel dependen dalam hal ini pertumbuhan laba, variabel independen dalam hal ini adalah perbedaan temporer, dan perbedaan permanen. Serta variabel kontrol dalam hal ini adalah Return on Assets (ROA) serta ukuran perusahaan (SIZE). Dalam penelitian ini, pertumbuhan laba perusahaan diprediksi dengan informasi yang terdapat dalam perbedaan jumlah laba menurut perhitungan akuntansi dengan jumlah laba menurut perhitungan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku Perbedaan laba menurut akuntansi dan laba menurut fiskal timbul akibat adanya perbedaan pengakuan penghasilan/biaya, sehingga timbul perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan temporer timbul adanya perbedaan waktu pengakuan penghasilan/biaya menurut akuntansi dengan menurut perpajakan sehingga mengakibatkan besarnya laba akuntansi lebih tinggi daripada laba pajak atau sebaliknya dalam suatu periode (Deviana, 2010). Sedangkan perbedaan permanen merupakan penghasilan/biaya yang dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak dimasukkan dalam ukuran laba yang lain (wijayanti, 2006).

29 Return Of Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui ROA ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Ukuran perusahaan (SIZE) dapat memberikan efek noise di mana perusahaan dapat melakukan tax planning antara lain dengan cara investasi aktiva yang memberikan manfaat pajak secara efektif sehingga efek dari book-tax differences menjadi agak bias. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas maka dapat disajikan alur kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut Perbedaan Temporer H 1 Pertumbuhan Laba Perbedaan Permanen H 2 1. ROA 2. Ukuran Perusahaan Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian

30 2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2013:59) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian masalah yang didasarkan atas teori yang relevan. Dalam penelitian ini, pengelolaan perusahaan yang baik, informasi sangat diperlukan oleh stakeholder dalam setiap pengambilan karena informasi tersebut dapat memberikan gambaran dan memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan informasi. Informasi yang diperlukan antara lain informasi operasional, informasi akuntansi keuangan, informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi pajak. Informasi informasi diperlukan dalam memprediksi, menentukan dan mengukur tingkat pertumbuhan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perbedaan temporer disebabkan oleh perbedaan metode pembebanan yang digunakan oleh akuntansi komersial dan akuntansi fiskal dalam akhir tahun buku atau tahun pajak. Contoh perbedaan temporer yaitu penyusutan, dalam akuntansi komersial pembebanan biaya penyusutan dilakukan berdasarkan umur ekonomis suatu aset, tetapi dalam akuntansi perpajakan, pembebanan biaya penyusutan dilakukan berdasarkan golongan kelompok. Perbedaan temporer kena pajak tersebut akan menyimbulkan beban pajak tangguhan atau pendapatan pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan sedangkan pendapatan pajak tangguhan menimbulkan aset pajak tangguhan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan

31 Perbedaan permanen adalah perbedaan perlakuan terhadap penghasilan dan biaya dimana penghasilan dan biaya diakui oleh akuntansi komersial, tetapi tidak diakui oleh akuntansi perpajakan. Perbedaan permanen terdiri dari penghasilan yang telah dipotong PPh final, penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, pengeluaran yang termasuk dalam non deductible expense dan tidak termasuk dalam deductible expense. Contoh perbedaan permanen yaitu bunga deposito. Dalam akuntansi komersial, bunga deposito diakui sebagai penghasilan yang dapat menambah laba perusahaan, namun dalam akuntansi perpajakan, bunga deposito tidak diakui dan harus dikeluarkan dari perhitungan laba fiskal karena bersifat final. Hal ini akan menyebabkan semakin kecilnya laba fiskal sehingga akan berpengaruh pada beban pajak yang semakin kecil. Jika penghasilan sebelum pajak konstan, semakin kecil beban pajak yang dibayarkan maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin besar. Namun hal ini akan berkebalikan pada pengeluaran yang dalam akuntansi komersial akan mengurangi laba namun tidak mengurangi laba dalam akuntansi perpajakan. Contoh pengeluaran ini yaitu penghasilan atau imbalan dalam bentuk natura (beras, minyak, dll). Dalam akuntansi komersial, penghasilan atau imbalan dalam bentuk natura akan mengurangi laba, tetapi dalam akuntansi perpajakan penghasilan atau imbalan dalam bentuk natura tidak diakui dan harus dikeluarkan dari perhitungan laba fiskal karena termasuk dalam kelompok non deductible expense. Hal ini akan menyebabkan semakin besarnya laba fiskal sehingga akan

32 berpengaruh pada beban pajak yang semakin besar. Jika penghasilan sebelum pajak konstan, semakin besar beban pajak yang dibayarkan maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya beban pajak berbanding terbalik dengan laba bersih yang dihasilkan, oleh karena itu perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2: Perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan