LAMPIRAN LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA. Data Kontrol: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Tinggal bersama siapa saja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

LAMPIRAN Pedoman Wawancara

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif (Setiadi, 2013). Deskripsi peristiwa dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2016 PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek. perolehan identitas subjek? dengan orang tua kamu? (ayah dan ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

2

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

perkawinan yang buruk dimana apabila antara suami istri tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

LATAR BELAKANG. Ideal: Realita:

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN. 1. Data Kontrol Nama : Usia : Status : Pekerjaan : Suku : Agama :

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

JanjiNya. Mungkin bukan hari ini. atau esok, tapi Dia. tak pernah lupa atau. ingkar janji padamu. karena Ia selalu. menunggu waktu yang

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB 3 METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran Kemandirian..., Maya Puspaning Tyas, FPSI UI, 2008

Reliabilitas alat ukur kuesioner self esteem adalah 0,714 artinya reliabilitas tinggi.

Lampiran 1 - KISI-KISI ALAT UKUR. No. Item + - Aspek Sub Aspek Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

Bandung, Agustus Peneliti. Universitas Kristen Maranatha

PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PREKOGNISI. MUHAMMAD ARI WIBOWO Program Sarjana, Universitas Gunadarma ABSTRAK

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Proses pembelajaran

UJI VALIDITAS DUKUNGAN WALI KELAS. Koefisien Validitas

KUESIONER ORIENTASI MASA DEPAN DALAM BIDANG PERNIKAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I A. Latar Belakang Masalah dewasa muda Tugas tugas pergembangannya Wanita Kebutuhan intimacy workaholic

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB III METODE PENELITIAN. komunitas, atau bahkan suatu bangsa (Poerwandari 2011). tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB III METODE STUDI KASUS. secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN I KUESIONER DATA PENUNJANG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

Transkripsi:

LAMPIRAN LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA Data Kontrol: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Tinggal bersama siapa saja Gambaran Kehidupan Subjek Kehidupan/ kegiatan partisipan Identitas dan pekerjaan orang tua Dimensi I: Kemandirian Emosional 1. Melakukan de-idealisasi (de-idealized) terhadap orang tua 1. Pandangan partisipan terhadap orang tua 2. Pandangan partisipan terhadap orang tua ketika SMP 3. Hal-hal bermakna yang disukai dari orang tua 4. Hal-hal yang tidak disukai dari orang tua 5. Harapan terhadap orang tua 2. Mampu melihat dan berinteraksi dengan orang tuanya sebagai individu 6. Hubungan partisipan dengan orang tua 7. Interaksi partisipan dengan orang tua 8. Kegiatan yang dilakukan partisipan bersama orang tua 9. Sikap partisipan di saat orang tua memiliki masalah 3. Nondependency 10. Hal yang dilakukan partisipan di saat memiliki masalah 11. Hal yang dilakukan partisipan di saat sedih 12. Peran orang tua di saat partisipan sedih atau memiliki masalah

4. Perasaan individuated dengan orang tua 13. Hal-hal yang diceritakan kepada orang tua 14. Perbedaan antara partisipan dengan orang tua 15. Significant others dalam hidup partisipan D imensi 2: Kemandirian bertingkah laku 1. Kemampuan membuat keputusan 16. Kemampuan meminta pendapat/ masukan orang lain 17. Penilaian/sikap partisipan terhadap pendapat yang diberikan orang lain 18. Sikap partisipan terhadap perbedaan pendapat 19. Kemampuan membuat kesimpulan mengenai keputusan yang akan diambil 20. Peran orang lain dalam pengambilan keputusan partisipan 21. Peran partisipan dalam pengambilan keputusan 2. Tahan terhadap pengaruh orang lain 22. Kemampuan mempertahankan keputusan 23. Sikap partisipan jika pendapatnya berbeda dengan orang lain 24. Sikap partisipan jika ada orang yang menentang keputusannya 3. Perasaan self-reliance 25. Arti kemandirian menurut partisipan 26. Kemandirian yang dihayati partisipan D imensi 3: Kemandirian nilai 1. Perkembangan moralitas 27. Penilaian partisipan terhadap isu moral atau benar/salah 28. Pandangan mengenai peraturan 29. Sikap partisipan terhadap peraturan 30. Alasan mentaati peraturan

2. Pemikiran politik 31. Tujuan diberlakukannya hukum 32. Pandangan partisipan terhadap hukum 33. Pandangan partisipan terhadap keadaan politik di Indonesia 3. Kepercayaan religius 34. Arti agama bagi partisipan 35. Orientasi partisipan terhadap komitmen beragama 36. Darimana partisipan mendapatkan keyakinan agamanya 37. Peran orang tua dalam keyakinan beragama yang dimiliki partisipan P enutup Pandangan partisipan mengenai anak tunggal a. Perbedaan antara anak tunggal dan bukan tunggal Perasaan partisipan sebagai anak tunggal a. Hal yang menyenangkan dari menjadi anak tunggal b. Hal yang tidak menyenangkan dari menjadi anak tunggal

LAMPIRAN B INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya, Maya Puspaning Tyas, adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Angkatan 2004. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian skripsi sebagai syarat kelulusan Program Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dalam penelitian ini, saya ingin mengetahui bagaimana gambaran kehidupan anak tunggal pada masa dewasa muda. Topik ini dipilih karena anak tunggal berbeda dengan anak bukan tunggal dalam hal ada-tidaknya saudara kandung yang dimiliki. Oleh karena itu, saya (sebagai peneliti) ingin mengetahui bagaimana keadaan sebagai anak tunggal memberikan pengaruh dalam kehidupan anak tunggal tersebut. Partisipan yang diperlukan untuk meneliti gambaran kehidupan anak tunggal pada masa dewasa muda memiliki karakteristik: anak tunggal yang berusia 18 25 tahun. Berdasarkan karakteristik tersebut, Anda diminta kesediaannya untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Anda diberikan pilihan bebas untuk menolak ataupun untuk ikut serta dalam penelitian ini. Ketika wawancara berlangsung, Anda pun bebas untuk mengundurkan diri kapanpun Anda mau. Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan wawancara. Wawancara ini dilakukan secara mendalam sehingga kesediaan waktu partisipan sangat dibutuhkan. Hal-hal yang akan dibahas dalam wawancara adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu mengenai bagaimana gambaran kehidupan partisipan. Wawancara ini tidak akan memberikan dampak atau kerugian, baik secara emosional maupun material. Namun, jika hal-hal tersebut memang terjadi, peneliti akan melakukan usaha-usaha untuk menenangkan Anda dan akan menghentikan wawancara sejenak. Penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik bagi masyarakat dan bagi anak-anak tunggal, termasuk Anda. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana kehidupan anak tunggal; dan bagi Anda,

penelitian ini akan membantu dalam memahami dan memaknai kehidupan Anda sebagai anak tunggal. Seluruh data yang diperoleh dari wawancara ini hanya akan diolah dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Data-data tersebut akan dirahasiakan oleh peneliti dari kepentingan-kepentingan lain di luar kepentingan penelitian. Dalam memberikan hasil penelitian, nama partisipan akan disamarkan sehingga identitas partisipan juga terjaga. Jika terdapat hal-hal yang ingin Anda tanyakan sehubungan dengan penelitian ini, Anda dapat menanyakannya dengan menghubungi: Nama : Maya Puspaning Tyas No. Telp. : 08567789359 atau menemui peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Kampus Baru, Depok. Terima kasih Peneliti FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPAN Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa saya dapat menghubungi sdri. Maya Puspaning Tyas atau dapat menemuinya di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Kampus Baru, Depok jika masih memerlukan penjelasan. Dengan menandatangani formulir ini, saya bersedia untuk ikut serta sebagai partisipan dalam penelitian ini. Jakarta,... (...) Nama Lengkap

LAMPIRAN C TABEL KATEGORI Tabel C.1. Kemandirian Emosional De-idealisasi terhadap orang tua Alfi Sisi Dika - Mampu melihat figur orang tua menjadi lebih matang dan akurat. - Melihat orang tua bisa saja berbuat kesalahan. - Mampu melihat figur orang tua menjadi lebih matang dan akurat. - Melihat orang tua bisa saja berbuat kesalahan. - Mampu melihat figur orang tua menjadi lebih matang dan akurat. - Melihat orang tua bisa saja berbuat kesalahan. Melihat dan berinteraksi dengan orang tua sebagai individu - Menunjukkan simpati saat orang tua memiliki masalah dengan menemani. - Melihat hubungan dengan orang tua sebagai hubungan sejajar (memberikan pendapat dan mengatakan apa yang menurutnya benar). - Tidak menunjukkan simpati ketika orang tua memiliki masalah. - Tidak mampu melihat hubungan dengan orang tua sebagai hubungan yang kooperatif dan sejajar (tidak berani mengungkapkan pendapatnya). - Menunjukkan simpati saat orang tua memiliki masalah dengan menanyakan dan memberikan pendapatnya. - Melihat hubungan dengan orang tua sebagai hubungan kooperatif dan sejajar (dapat memberikan pendapatnya dan mengatakan apa yang menurutnya benar). Nondependency - Menyelesaikan masalahnya sendiri, tidak bergantung kepada orang tua. - Menyelesaikan masalahnya sendiri, tidak bergantung kepada orang tua. - Menyelesaikan masalahnya sendiri, tidak bergantung kepada orang tua. Perasaan individuated dengan orang tua - Tidak menceritakan segala hal tentang dirinya (hal pribadi). - Memiliki sahabat dan pacar untuk memberikan dukungan emosional. - Ingin dapat menceritakan segala hal (masalah dan perasaannya) kepada ayah dan ingin menjadi sepertinya. - Memiliki sahabat untuk - Tidak menceritakan segala hal (pribadi) kepada orang tua. - Memiliki teman dekat untuk menceritakan hal pribadi.

- Merasa dekat dengan kedua orang tuanya. menceritakan hal-hal pribadi. - Tidak merasa dekat dengan orang tua. - Merasa dekat dengan ibunya. Tabel C.2. Kemandirian Bertingkah Laku Kemampuan membuat keputusan Alfi Sisi Dika - Jarang membuat keputusan - Tidak terlalu mempertimbangkan nilai positif dan negatif dari setiap pilihan tindakan. - Mempertimbangkan dan mengikuti pendapat dan penilaian orang lain. - Membuat keputusan - Mempertimbangkan nilai positif dan negatif dari setiap pilihan tindakan. - Mempertimbangkan pendapat orang lain, namun tidak banyak mempengaruhi keputusannya. - Membuat keputusan - Mempertimbangkan nilai positif dan negatif dari setiap pilihan tindakan. - Mempertimbangkan saran/pendapat orang lain. Tahan terhadap pengaruh orang lain - Bertindak berdasarkan idenya - Mampu menyelesaikan perbedaan pendapat dan mencapai kesimpulan - Tetap melakukan tindakan yang menurutnya benar, meskipun orang lain menentang. - Bertindak berdasarkan konformitas terhadap peer atau orang tua. - Tidak mampu mencapai kesimpulan - Menuruti pendapat orang lain jika terjadi perbedaan pendapat. - Bertindak berdasarkan idenya - Mampu menyelesaikan perbedaan pendapat dan mencapai kesimpulan - Tetap melakukan tindakan yang menurutnya benar, meskipun orang lain menentang. Perasaan selfreliance - Merasa dirinya mandiri karena terbiasa mengambil keputusan dan melakukan segala sesuatu sendiri tanpa mengharapkan bantuan atau - Merasa dirinya belum mandiri karena tidak memiliki pendirian, ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu, memerlukan pembimbing - Merasa sudah mandiri karena dapat mengatur hidup, melakukan perencanaan hidup, tidak bergantung kepada orang lain, dan dapat

mengandalkan orang lain. untuk mengarahkan, belum dapat diandalkan, tidak gigih berusaha, dan belum disiplin. Namun, sedang berusaha mencapainya. menyelesaikan masalahnya sendiri semampunya. Tabel C.3. Kemandirian Nilai Kemampuan berpikir secara abstrak Ifa Sisi Dika - Mampu berpikir abstrak, dimana peraturan berfungsi bagi kebaikan dan untuk mengendalikan diri agar tidak berbuat di luar batas dan. - Mampu berpikir abstrak, dimana hukum berfungsi untuk mengatur segala sesuatu agar tertata dengan baik. - Mampu berpikir abstrak, dimana hukum berfungsi agar tercipta keadilan dan untuk memberikan ganjaran kepada para pelanggarnya. Kemampuan menggunakan prinsip - Mentaati peraturan karena sesuai dengan prinsip moral yang dianut. - Mentaati peraturan karena rasa takut. - Mentaati peraturan karena sesuai dengan prinsip moral yang dianut. Memiliki keyakinan yang bebas - Memandang aturan sebagai sesuatu yang relatif dan subjektif untuk ditaati. - Mempertanyakan hukum yang berlaku. - Kepercayaan agama berdasarkan kepercayaan personal. - Kepercayaan agama berorientasi kepada hal-hal spiritual. - Memandang aturan sebagai sesuatu yang absolut dan harus ditaati. - Mempertanyakan hukum yang berlaku. - Kepercayaan agama berdasarkan kepercayaan yang diberikan orang tua. - Kepercayaan agamanya berorientasi kepada hal-hal spiritual. - Memandang aturan sebagai sesuatu yang relatif dan subjektif untuk ditaati. - Mempertanyakan hukum yang berlaku. - Kepercayaan agama berdasarkan kepercayaan personal. - Kepercayaan agama berorientasi kepada hal-hal spiritual.