BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

RANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM PADA PT. TRIMITRA SEJATI PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan perubahan yang serba cepat dan signifikan. Cara yang. segala bidang, terutama di bidang ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS

BAB II LANDASAN TEORI

Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak

Eksplorasi Isu Bisnis. Dalam tesis ini, dasar pemikiran awal berawal dari kesulitan yang dialami

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003 menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB III Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

E-Marketing dalam E-Business

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, peneliti sampai pada kesimpulan sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

BABI PENDAHULUAN. Era teknologi dan modemisasi menantang bisnis konvensional untuk dapat

RechtsVinding Online. menjadikan Migas merupakan bagian dari sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula.

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di dunia bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM LINGKUNGAN BISNIS. Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Matakuliah Lingkungan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penemuan cadangan minyak bumi dan pembangunan kilang-kilang minyak yang

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penulis, serta kegunaan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mata Kuliah Manajemen Bank Program Studi Keuangan dan Perbankan Semester III TA

Transkripsi:

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Conceptual Framework Dalam Projek Akhir ini, dasar pemikiran awal yang terbentuk mengacu kepada kinerja dari PT. Trimitra Sejati Pratama. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja PT. Trimitra Sejati Pratama ditentukan kemudian dijelaskan satu per satu sehingga terbentuklah peta pemikiran konseptual seperti gambar di bawah ini : Low Financial condition Incompetence human resources Low innovation & unreliable internal process PT.Trimitra Sejati Pratama Low organization performance Government law and organization Principal relationship Lack of technology Integrated Performance Measurement System Gambar 2.1 Peta Pemikiran Konseptual 17

2.2. Analisis Situasi Bisnis 2.2.1. Analisis Lingkungan Makro PT. Trimitra Sejati Pratama sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang penyedian alat alat perminyakan dalam menjalankan bisnisnya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan makro seperti kondisi dan situasi politik, regulasi pemerintah, ekonomi, sosial, perkembangan teknologi dan tuntutan kepuasan pelanggan. Faktor faktor tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena itu setiap aspek harus dilihat dampak kekuatan dan kelemahannya sekaligus dilihat pula peluang dibalik dari ancaman yang ada. 2.2.1.1. Analisis Lingkungan Politik dan Regulasi Politik dalam negeri yang masih belum jelas dan susah diprediksi sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha, termasuk untuk industri penyediaan alat alat perminyakan. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat, maka hak untuk mengelola industri perminyakan jatuh ke tangan pemerintah. Pada tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan kebijaksanaan yang menyatakan bahwa penambangan minyak dan gas bumi hanya boleh dilaksanakan oleh Negara melalui perusahaan Negara. Sedangkan pihak asing yang terlibat di dalamnya hanya berdasarkan kepada kontrak saja. Untuk mengkonsolidasi industri perminyakan dan gas, manajemen, eksplorasi pemasaran dan distribusi desarahkan kepada pihak Pertamina. Industri migas Indonesia memasuki era baru sejak diundangkannya Undang Undang No.22 Tahun 2001 mengenai kegiatan industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan Undang Undang tersebut pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu yang sebelumnya ditangani oleh Pertamina beralih kepada Badan Pelaksana (BP) Migas. Fungsi BP Migas adalah melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu agar pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik Negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan maksimal bagi Negara untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Untuk bergerak dalam industri perminyakan dalam hal pengadaan barang 18

dan jasa PT. Trimitra Sejati Pratama harus mengikuti peraturan peraturan yang ditetapkan dalam Pedoman Tata Kerja No. 007/PTK/VI/2004 yang merupakan petunjuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan kontraktor Kontrak Kerja Sama (kontraktor KKS) BP Migas. Adanya peraturan mengenai Pedoman Tata Kerja tersebut sedikit banyak membuat ruang gerak bagi PT. Trimitra Sejati Pratama menjadi terbatas. Keterbatasan tersebut antara lain terdapat pada dua hal, yaitu untuk jenis barang dan dalam hal permodalan. Dalam hal jenis barang, PT. Trimitra Sejati Pratama hanya bisa menyediakan 4 jenis barang, yaitu alat/peralatan/suku cadang pemboran dan paking, alat/peralatan/suku cadang dan mesin mesin, kelengkapan mesin dan instrumentasinya dan penyediaan katup, sambungan dan paking. Hal ini membuat ruang lingkup PT. Trimitra Sejati Pratama terbatas karena pada dasarnya ruang lingkup usaha bisnis perminyakan sangatlah banyak. Kemudian dalam hal permodalan, pada bisnis perminyakan permodalan dibagi menjadi dua, yaitu Bukan Usaha Kecil (BUK) dan Usaha Kecil. Hal ini menyebabkan PT. Trimitra Sejati Pratama yang selama ini termasuk dalam Permodalan Bukan Usaha Kecil (BUK) harus membuka anak perusahaan yang dapat ikut serta dalam Permodalan Usaha Kecil, karena jika sudah termasuk dalam permodalan Bukan Usaha Kecil PT. Trimitra Sejati Pratama tidak dapat ikut serta dalam permodalan Usaha Kecil. Hal ini disebabkan karena kontrak kedua permodalan tersebut berbeda. Untuk usaha kecil nilai kontraknya < Rp 400 juta. Sedangkan Bukan Usaha Kecil memiliki nilai kontrak > Rp 400 juta. Perbedaan nilai kontrak itulah yang menyebabkan PT. Trimitra Sejati Pratama membuka anak perusahaan. 2.2.1.2. Analisis Lingkungan Ekonomi Makro Penerimaan yang rendah sangat dirasakan oleh pihak PT. Trimitra Sejati Pratama, hal ini disebabkan karena pembayaran tagihan yang telat dari pelanggan dan masih belum seimbangnya antara penawaran yang masuk dengan yang bisa ditawarkan oleh PT. Trimitra Sejati Pratama dan yang akan menjadi purchasing order dari pelanggan. Sedangkan pengeluaran dari PT. Trimitra Sejati Pratama tetap tinggi akibat dari tingginya biaya operasi, pembayaran pengembalian pinjaman kepada perbankan yang menyokong dana proyek ditambah dengan bagi hasilnya, inefisiensi manajemen dan beban beban 19

keuangan lainnya. Hal ini menyebabkan buruknya kinerja dari PT. Trimitra Sejati Pratama. Dengan membaiknya kondisi perekonimian di Indonesia ada beberapa indikator perekonomian yang bisa meringankan beban dari PT. Trimitra Sejati Pratama, antara lain terjadinya penurunan suku bunga SBI dan penurunan suku bunga pinjaman. Hal ini akan meringankan beban perusahaan dalam pengembalian pinjaman kepada perbankan yang menjadi penyokong dana proyek PT. Trimitra Sejati Pratama. Selain itu pengaruh dari globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia melalui kesepakatan yang akan direalisasikan di kawasan regional asia pasifik seperti WTO, APEC dan AFTA akan menjadikan kawasan ini menjadi pasar bebas untuk segala jenis bisnis. Indonesia yang berada di kawasan tersebut akan ikut mengalami persaingan usaha yang ketat. Sehingga PT. Trimitra Sejati Pratama harus lebih kompetitif dan memiliki keunggulan bersaing. 2.2.1.3. Analisis Lingkungan Sosial Populasi penduduk Indonesia yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan minyak dan gas. Peningkatan kebutuhan tersebut menjadikan peluang yang optimis untuk bisnis penyedia alat alat perminyakan yang sangat dibutuhkan oleh industri industri perminyakan dalam mengolah dan mencari sumber sumber minyak dan gas yang baru. Peningkatan laju industri dan peningkatan perekonomian masyarakat juga berdampak pada peningkatan jumlah konsumsi minyak dan gas. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi PT. Trimitra Sejati Pratama sebagai penyedia alat alat perminyakan bagi industri industri perminyakan mengingat sumber minyak dan gas yang berada di Indonesia saat ini mengalami persaingan yang ketat antara pemakaian industri maupun domestik. Selain itu, masih kurang optimalnya pengelolaan lapangan lapangan yang sudah ada dan masih rendahnya penemuan akan cadangan cadangan minyak yang baru dapat menghambat produksi minyak dan gas. 20

2.2.1.4. Analisis Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyediaan peralatan perminyakan bagi industri industri perminyakan memberikan pengaruh terhadap efisiensi dan kemudahan dalam pengolahan minyak dan gas. Peralatan perminyakan yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan yang disediakan oleh PT. Trimitra Sejati Pratama memungkinkan industri industri perminyakan dapat meningkatkan pengolahan sumber sumber minyak dan gas yang sudah ada maupun yang masih baru. Selain itu, kemajuan teknologi informasi juga menuntut PT. Trimitra Sejati Pratama untuk mengadaptasi teknologi dalam pelayanan seperti keakuratan data pelanggan maupun principal, kemudahan pembayaran baik dari pelanggan maupun pembayaran kepada principal dan keakuratan data tagihan. 2.2.2. Analisis SWOT Perusahaan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dilakukan pada semua aspek dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Analisis ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan yang akan menjadi bagian yang sangat penting dari suatu proses perencanaan strategis. Faktor internal perusahaan dapat diklasifikasikan dalam strength/kekuatan dan weakness/kelemahan, sedangkan faktor eksternal perusahaan diklasifikasikan dalam opportunity/kesempatan dan threat/ancaman. SWOT analisis memberikan informasi yang akan menyatukan sumber daya perusahaan dengan kapasitas sehingga mampu menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dalam pengoperasiannya. Analisis SWOT pada PT. Trimitra Sejati Pratama adalah sebagai berikut: Strength Memiliki pemimpin yang berpengalaman, berkompeten dan networking yang luas Hubungan yang baik dengan principal yang sudah ada Tabel 2.1 Analisis SWOT PT. Trimitra Sejati Pratama Weakness Product knowledge dari sales yang masih rendah sehingga sales tidak bisa menjelaskan kepada principal maupun pelanggan sehingga menyebabkan market yang tidak terarah Pergerakan sales yang kurang agresif Kurangnya jumlah principal yang mendukung PT. Trimitra sesuai dengan requirement dari pelanggan Kurangnya jumlah principal yang dapat memberikan harga yang kompetitif 21

Opportunity Ditemukannya ladang - ladang minyak dan gas yang baru Sumur - sumur lama yang masih bisa dieksplorasi Umur spare part dari equipment Mensupply ke bidang - bidang usaha yang lain (industri tambang,general industri dan petro chemical) Kondisi keuangan perusahaan yang masih lemah Tidak berjalannya pendistribusian wewenang Threat Regulasi - regulasi pemerintah Kondisi perekonomian nasional, stabilitas politik dan keamanan Kurangnya dukungan pemerintah terhadap bisnis usaha menengah 2.3.Akar Masalah Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, beberapa masalah berhasil diidentifikasikan. Sebagai salah satu langkah awal penyelesaian, perlu dilakukan eksplorasi yang mendalam agar masalah masalah tersebut dapat diselesaikan. Dari hasil wawancara langsung kepada salah satu pemilik perusahaan dan beberapa staf PT.Trimitra Sejati Pratama diperoleh beberapa masalah yang menjadi sorotan dalam hal peningkatan kinerja dari perusahaan. Masalah masalah tersebut adalah (a) Jumlah tenaga penjual yang masih kurang (b) Kompetensi tenaga penjual yang masih rendah (c) Penetrasi tenaga penjual terhadap pelanggan maupun principal yang masih kurang (d) Sumber pendanaan yang masih kurang (hanya berasal dari satu perbankan saja) (e) Masih kurangnya dukungan dari principal (f) Pembayaran yang telat dari pelanggan. Masalah masalah yang disebut di atas saling berkaitan satu dengan lainnya. Dari jumlah tenaga penjual yang masih kurang dan masih rendahnya kompetensi dari para tenaga penjual menyebabkan penetrasi tenaga penjual dalam melakukan pendekatan kepada pelanggan dan principal yang sudah ada maupun yang baru menjadi terasa amat sulit. Dapat dilihat pada tabel pelanggan, PT. Trimitra Sejati Pratama memiliki kurang lebih 120 perusahaan pelanggan tetapi yang baru dikuasai hanya 38 perusahaan pelanggan. Hal ini masih jauh dari harapan, dimana pemilik perusahaan mengharapkan dapat menguasai 80% perusahaan pelanggan yang ada. Hal ini juga disebabkan masih sedikitnya principal yang mendukung PT. Trimitra Sejati Pratama. Dari aspek keuangan masalah yang dihadapi adalah hanya ada dua 22

sumber pendanaan, yaitu pribadi dan perbankan. Sumber yang berasal dari salah satu perbankan hanya bisa diperoleh dalam pendanaan penyediaan barang. Sedangkan untuk operasional perusahaan masih mengalami kesulitan karena hanya berasal dari sumber keuangan pribadi. Diharapkan untuk kegiatan operasional perusahaan bisa mendapatkan suntikan dari tagihan para pelanggan, namun masih sulit karena beberapa pelanggan masih sering telat dalam melakukan pembayaran. Timbulnya persaingan usaha yang semakin ketat serta munculnya tuntutan akan pemenuhan kepuasan setiap stakeholder perlu disikapi PT. Trimitra Sejati Pratama dengan membuat suatu sistem manajemen kinerja agar memiliki keunggulan bersaing sehingga PT. Trimitra Sejati Pratama mampu bertahan, terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah untuk Proyek Akhir ini adalah bagaimana merancang sistem manajemen kinerja PT. Trimitra Sejati Pratama yang dapat menghasilkan rencana stratejik yang seimbang, terukur dan responsif untuk menghadapi kondisi di masa mendatang dengan semakin banyaknya tuntutan kepuasan dari setiap stakeholder di tengah kondisi bisnis dan perekonomian yang tidak menentu. 23

Lost Sales Order yg tidak sesuai dengan servis perusahaan Late payment dr klien Kemampuan memenuhi order kecil Sales tidak bisa memantain customer Tidak terlaksananya sistem target Non competitive price Non competitive principal Ketidak pahaman sales akan produk yg dijual Kesalahan sistem penagihan invoice Sales blm mengetahui hrs mencari barang ke principal mana Sales tidak bisa mencari prinsipal baru Tidak adanya sistem punishment Dana operasi yg masih kecil Incompetence sales Bank hanya sebagai support payment penyediaan barang Tidak tegasnya top management Margin yg diambil terlampau kecil Reqruitment tidak berdasarkan kompetensi Belum adanya bank penyokong dana Belum ada relation yang bagus Operating expanse terlampau besar Pengeluaran yg besar di pos-pos yg tidak perlu Low bargaining power Low competitive advantage Pembagian beban kerja yang masih belum baik Inefficient working behaviour Keterbatasan jenis barang yg ditawarkan Ketergantung an terhadap satu figur Perusahaan keluarga Rendahnya komitmen dari klien Regulasi dari BP Migas Gambar 2.2 CRT PT. Trimitra Sejati Pratama 24