KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
KLAIM KANDUNGAN ZAT GIZI RENDAH ATAU BEBAS. Rendah 40 kkal (170 kj) per 100 g (dalam bentuk padat) atau 20 kkal (80 kj) per 100 ml (dalam bentuk cair)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No BAB 9 FORMAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011

8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN

Lampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Grup I- Label Pangan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN KLAIM PADA LABEL DAN IKLAN PANGAN OLAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KETENTUAN POKOK PENGAWASAN PANGAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Lembaga Pemberi Kode Halal Asing yang Disahkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

Mitos dan Fakta Kolesterol

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

2013, No.710 6

INFORMASI NILAI GIZI

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

Sebagai Diet Diabetes Anda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

Folat untuk kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat

Nutrition in Elderly

for Kids dalam Eat Breakfast Daily FOOD FOR KIDS

Perilaku Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara terhadap Pola Makan Vegetarian Tahun 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

Transkripsi:

LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.09909 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN KLAIM DALAM LABEL DAN IKLAN PANGAN OLAHAN KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT 1. Asam Folat Diet gizi seimbang dengan asupan asam folat yang cukup dapat mengurangi risiko terjadinya kegagalan pembentukan tabung syaraf (neural tube defect) pada janin ; dan/atau Asupan asam folat yang cukup apabila disertai dengan diet gizi seimbang dapat mengurangi risiko terjadinya kegagalan pembentukan tabung syaraf (neural tube defect) pada janin. Konsumsi pangan tersebut sehari dapat memenuhi 100% AKG asam folat Pangan tersebut tidak boleh mengandung vitamin A dalam bentuk retinol atau pro vitamin A dan vitamin D lebih dari 100% AKG sehari. Pada label harus dicantumkan anjuran penyiapan produk, yaitu: Produk sebaiknya dilarutkan dalam air matang yang memiliki suhu maksimal 40 0 C, karena pada suhu tinggi asam folat akan mengalami kerusakan. Peringatan: Klaim harus disertai dengan pernyataan: Penyebab kegagalan pembentukan tabung syaraf (neural tube defect) adalah multi faktor. Manfaat hanya dapat tercapai jika dikonsumsi sejak mempersiapkan kehamilan atau dalam masa kehamilan. 2. Kalsium Konsumsi kalsium yang cukup sejak dini dapat membantu memperlambat terjadinya osteoporosis di kemudian hari apabila disertai dengan latihan fisik yang teratur dan konsumsi gizi seimbang.

- 2 - Produk pangan harus mengandung kalsium sedikitnya 75% AKG per hari sesuai kelompok umur. Kadar fosfor dalam pangan tersebut tidak boleh melebihi kadar kalsium. Kalsium tidak boleh dikaitkan dengan pertambahan tinggi badan (panjang tulang). Peringatan : Klaim harus disertai dengan pernyataan : Maksimum asupan kalsium per hari 2500 mg ; Pada produk yang mengandung kalsium lebih dari 400 mg per sajian harus disertai pernyataan bahwa : Konsumsi kalsium lebih dari 2000 mg per hari tidak akan menambah keuntungan dalam menjaga kesehatan tulang. 3. Gula Alkohol/Poliol Gula alkohol/poliol (manitol, silitol, maltitol, laktitol,) dalam (nama jenis pangan) dapat membantu mengurangi risiko terjadinya karies gigi, apabila disertai dengan kebiasaan hidup sehat salah satunya adalah dengan perawatan gigi yang baik. Pangan tidak mengandung mono- dan di-sakarida. Kemasan pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 30 cm 2 dimungkinkan menggunakan klaim yang dipersingkat sebagai berikut: Pangan ini dapat membantu mengurangi risiko karies gigi. Klaim tidak boleh menyebutkan derajat penurunan risiko karies gigi akibat konsumsi pangan yang mengandung poliol. Klaim tidak boleh menyebutkan bahwa konsumsi pangan yang mengandung poliol merupakan satu-satunya cara untuk menurunkan risiko karies gigi.

- 3 - Peringatan : Klaim harus disertai dengan pernyataan : Konsumsi gula alkohol/poliol lebih dari 20 g per hari dapat menimbulkan efek laksatif. 4. Serat Pangan Pangan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol, yang mengandung serat pangan larut (Psyllium, beta glucan dari oats, inulin dari chicory dan pektin dari buah-buahan), dapat membantu mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung koroner, suatu penyakit yang berhubungan dengan multi faktor. Serat pangan (Psyllium, beta glucan dari oats, inulin dari chicory dan pektin dari buah-buahan), dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II. Memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. lemak total sebanyak-banyaknya 3 g per sajian, atau jika b. lemak jenuh sebanyak-banyaknya 1 g per sajian dan kalori yang berasal dari lemak jenuh sebanyak-banyaknya 15%, apabila jumlah per saji kurang dari 100 gram, maka c. kolesterol sebanyak-banyaknya 20 mg per sajian, atau jika sajian kurang dari 50 g maka kandungan kolesterol Mengandung serat pangan larut paling sedikit 0,6 g per sajian; Dilarang mencantumkan pernyataan yang berhubungan dengan kanker usus besar (kolon).

- 4 - Pangan mengandung serat larut (beta glucan) oat sekurangkurangnya 3 g atau lebih per hari. Pangan mengandung serat larut dari psyllium seed husk sekurang-kurangnya 7 g per hari. 5. Fitosterol dan Fitostanol Pangan yang mengandung sedikitnya 0,65 gram fitosterol per sajian, dimakan dua kali sehari sehingga asupan total harian sedikitnya 1,3 gram, sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Satu sajian (nama pangan) memberikan.. gram fitosterol. Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol yang mencakup dua sajian pangan sehingga memberikan total harian sedikitnya 3,4 gram fitostanol dalam dua kali makan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Satu sajian (nama pangan) memberikan. gram fitostanol. Pangan mengandung fitosterol sedikitnya 0,65 gram per sajian untuk spread dan salad dressing atau; Pangan mengandung fitostanol sedikitnya 1,7 gram fitostanol per sajian untuk spread, salad dressing, snack bars, susu diasamkan; Klaim berlaku untuk jenis pangan yang tidak memerlukan pemanasan tinggi dalam penyiapannya; Pangan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. lemak total sebanyak-banyaknya 3 g per sajian, atau jika b. lemak jenuh sebanyak-banyaknya 1 g per sajian dan kalori yang berasal dari lemak jenuh sebanyak-banyaknya 15%, apabila jumlah per saji kurang dari 100 gram, maka

- 5 - c. kolesterol sebanyak-banyaknya 20 mg per sajian, atau jika sajian kurang dari 50 g maka kandungan kolesterol Untuk produk pangan yang mengandung minyak nabati, penggantian kata fitosterol dan fitostanol menjadi ester sterol dan ester stanol minyak nabati diperbolehkan asalkan minyak nabati tersebut merupakan satu-satunya sumber ester sterol/stanol pada produk pangan tersebut. Khusus untuk produk spread dan salad dressing, kadar lemak dapat melebihi 3 g per 50 g dengan menambahkan pernyataan : lihat informasi nilai gizi untuk kandungan lemak tetapi tetap mengandung 0,65 g fitosterol atau 1,7 g fitostanol per 50 gram pangan. Pangan harus memenuhi persyaratan zat gizi minimum, kecuali untuk salad dressing. 6. Peptida dan Protein Tertentu (Kedelai) Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol yang mengandung 25 gram protein kedelai per hari dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Satu sajian (nama pangan) memberikan gram protein kedelai. Pangan sedikitnya mengandung 6,25 g protein kedelai per sajian; Pangan harus memenuhi persyaratan: a. natrium sebanyak-banyaknya 120 mg; b. lemak total sebanyak-banyaknya 3 g per sajian, atau jika c. lemak jenuh sebanyak-banyaknya 1 g per sajian dan kalori yang berasal dari lemak jenuh sebanyak-banyaknya 15%, apabila jumlah per saji kurang dari 100 gram, maka

- 6 - d. kolesterol sebanyak-banyaknya 20 mg per sajian, atau jika sajian kurang dari 50 g maka kandungan kolesterol Klaim harus menyebutkan jumlah protein kedelai per sajian. 7. Isoflavon Kedelai Isoflavon kedelai (daidzein, daidzin, genistein, genistin) dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga dapat membantu mengurangi risiko timbulnya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Pangan harus mengandung protein atau peptida kedelai (sebagai komponen non-isoflavon) dan bukan merupakan isoflavon murni; Pangan harus mengandung sedikitnya 5 mg isoflavon per sajian; Memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. lemak total sebanyak-banyaknya 3 g per sajian, atau jika b. lemak jenuh sebanyak-banyaknya 1 g per sajian dan kalori yang berasal dari lemak jenuh sebanyak-banyaknya 15%, apabila jumlah per saji kurang dari 100 gram, maka c. kolesterol sebanyak-banyaknya 20 mg per sajian, atau jika sajian kurang dari 50 g maka kandungan kolesterol

- 7 - Peringatan : Klaim harus disertai dengan pernyataan: Disertai konsumsi pangan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan/atau rendah kolesterol. KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, ttd. KUSTANTINAH