BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada kondisi asli atau eksisting dilapangan : rerata = 28 km/jam termasuk tingkat pelayanan D.

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN RAYA MAGELANG-YOGYAKARTA KM 10 DENGAN JALAN SAWANGAN-BLABAK

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi kinerja simpang tiga Jl. A. Yani Jl. Pangeran Antasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

simpang. Pada sistem transportasi jalan dikenal tiga macam simpang yaitu pertemuan sebidang, pertemuan jalan tak sebidang, dan kombinasi keduanya.

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo) Naskah Publikasi Tugas Akhir

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9)

PENGARUH HAMBATAN SAMPING PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDY KASUS : SIMPANG TANAH JUA BUKIT TINGGI)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,73 dan tundaan (D) simpang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Utara Pasar Kotagede berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan. seperti terlihat pada Tabel 6.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS JALAN BABE PALAR KOTA MANADO

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL JL. RADEN MOHAMMAD MANGUNDIPI - JL. LINGKAR TIMUR SIDOARJO TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

(flow rate) yang digunakan untuk menghitung kapasitas potensial, panjang

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR JALAN RAYA ABEPURA DI JAYAPURA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Persimpangan Jl. Sudirman Jl. Urip Sumohardjo Malang) Taufikkurrahman 7

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

ANALISA KINERJA LALU LINTAS SIMPANG BERSINYAL, STUDI KASUS SIMPANG EMPAT SRIKANDI DAN SIMPANG TIGA KARANGJATI, KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR) Laporan Tugas Akhir

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. Semolowaru-Jl. Klampis Semolo Timur-Jl.Semolowaru- Jl.

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persimpangan Sistem jaringan jalan terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu ruas (link) dan persimpangan (node).

ANALISA DAN KOORDINASI SINYAL JALAN DIPONEGORO SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah menganalisis data pada kedua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISA DAN EVALUASI SIMPANG TAK BERSINYAL PADA JALAN IR. H. JUANDA DAN JALAN PAHLAWAN, CIPUTAT*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

Transkripsi:

91 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Simpang antara Jalan Magelang-Yogyakarta km 10 dengan Jalan Sawangan-Blabak yang berada di Blabak, Mungkid, Magelang merupakan simpang tiga tak bersinyal. Pada jam- jam sibuk arus kendaraan yang melewati simpang sering terjadi konflik yang menyebabkan kemacetan arus kendaraan. 1. Karena banyak kendaraan yang parkir di badan jalan, kendaraan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang di daerah persimpangan serta tidak adanya pengaturan lalu-lintas yang baik pada persimpangan Jalan Magelang- Yogyakarta km 10 dengan Jalan Sawangan-Blabak, maka pada kondisi arus lalu-lintas yang padat akan mengakibatkan kemacetan, antrian dan tundaan arus kendaraan pada simpang. 2. Pada keadaan sebenarnya simpang tersebut mempunyai kapasitas 3488,07 smp/jam, arus lalu-lintas 3634,9 smp/jam, nilai derajat kejenuhan 1,0420, waktu tundaan rerata 17,19 det/smp dan kemungkinan terjadi antrian 44-141 %. 3. Kondisi ini perlu diadakan perbaikan dengan perubahan geometrik, pengurangan hambatan samping dengan larangan parkir dan berhenti di pada daerah simpang. Pada penanganan simpang yang pertama dengan larangan berhenti di daerah simpang diperoleh kapasitas 3549,73 smp/jam, derajat kejenuhan 1,0239, tundaan rerata 20,1952 det/smp, dan peluang antrian 42-135 %. Untuk penanganan simpang yang kedua dengan perubahan geometrik dan

92 larangan berhenti di daerah simpang diperoleh kapasitas 3931,305 smp/jam, derajat kejenuhan 0,9246, tundaan rerata 16,1108 det/smp, dan peluang antrian 34-110 %. Untuk penanganan simpang selanjutnya perlu dipertimbangkan adanya pemasangan lampu lalu-lintas, pada alternatif 1 dan alternatif 2, pengaturan rambu lalu-lintas yang terbaik yaitu pada alternatif 2 yang menggunakan 3 fase dengan perubahan geometrik, fase 1 untuk pendekat utara dan selatan pada gerakan lurus 75% pada fase hijau pertama (S-ST1), fase 2 untuk pendekat selatan pada gerakan lurus 25% pada fase hijau kedua (S-ST2) dan gerakan belok kanan (S-RT), sedangkan fase 3 untuk pendekat timur. Perubahan geometrik dengan pelebaran jalan, pada pendekat utara dan selatan menjadi 16 meter, pada pendekat timur tetap yaitu 6 meter. Pada pedekat selatan diadakan pemisahaan arah lalu lintas dengan membagi gerakan lurus 75% pada fase hijau pertama dan 25% pada fase hijau kedua dengan lebar 5 meter sedangakan untuk gerakan belok kanan dengan lebar 3 meter. Kapasitas yang dicapai pada pendekat utara adalah sebesar 2.564 smp/jam, pendekat timur sebesar 340 smp/jam, pendekat selatan pada gerakan lurus pada fase hijau pertama sebesar (S-ST1) sebesar 1.630 smp/jam, pada fase kedua (S-ST2) sebesar 561 smp/jam dan pendekat selatan pada gerakan belok kanan (S-RT) sebesar 421 smp/jam. Derajat kejenuhan yang terjadi pada pendekat utara sebesar 0,6144, pendekat timur sebesar 0,5822 pendekat selatan pada gerakan lurus pada fase hijau pertama sebesar (S-ST1) sebesar 0,4626, pada fase kedua (S-ST2) sebesar 0,4499 dan pendekat selatan pada gerakan belok kanan (S-RT) sebesar 0,1937.

93 Panjang antrian pada pendekat utara sebesar 79 m, pendekat timur sebesar 52 m, pendekat selatan pada gerakan lurus pada fase hijau pertama sebesar (S- ST1) sebesar 62 m, pada fase kedua (S-ST2) sebesar 34 m dan pendekat selatan pada gerakan belok kanan (S-RT) sebesar 30 m. Tundaan simpang rerata yang terjadi adalah 18,22 det/smp. Dari penanganan simpang pada alternatif 2 nilai derajat kejenuhannya sudah memenuhi syarat MKJI, 1997 (ds < 0,75). Dari alternatif 1 dan alternatif 2, dapat dilihat perbandingan nilai derajat kejenuhan (ds) sebelum perubahan geometrik dan sesudah perubahan geometrik pada Tabel 6.1 berikut. Tabel 6.1. Perbandingan Derajat Kejenuhan (ds) Sebelum dan Sesudah Perubahan No Keterangan 1 Tanpa Lampu lalulintas 2 Lampu lalu-lintas 3 fase Sebelum Perubahan ds = 1,0239 ds = 0,9246 Utara ds = 0,9048 Timur ds = 0,5939 Selatan ds = 0,8323 Sesudah Perubahan Utara ds = 0,6144 Timur ds = 0,5822 Selatan (S-ST1) ds = 0,4626 (S-ST2) ds = 0,4499 (S-RT) ds = 0,1937 6.2. Saran Berikut ini peneliti menyampaikan beberapa saran untuk merencanakan perbaikan simpang antara Jalan Magelang-Yogyakarta km 10 dengan Jalan Sawangan-Blabak. 1. Untuk mengurangi hambatan samping, perlu dipasang rambu larangan parkir dan berhenti pada daerah simpang,

94 2. Pengaturan simpang antara Jalan Magelang-Yogyakarta km 10 dengan Jalan Sawangan-Blabak dapat direncanakan dengan penambahan lebar jalan untuk masing-masing pendekat utara dan selatan serta pemasangan lampu lalu-lintas dengan 3 fase mengikuti sinyal. 3. Pengaturan waktu hijau dalam analisis ini diambil yang minimum mengikuti peraturan MKJI (1997), dan pengaturan waktu hijau dapat diubah sesuai dengan kondisi arus kendaraan untuk masing-masing lengan.

DAFTAR PUSTAKA Abubakar, I., 1995. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta. Alamsyah, A., 2005, Rekayasa Lalulintas, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Lilik, A.I., 2008. Analisis Simpang Tak Bersinyal Antara Jalan gajah Mada dan Jalan kebun Agung, Tugas Akhir Sarjana Strata 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Direktorat Jendral Bana Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI), Jakarta. Hobbs, F.D., 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Munawar, A., 2004, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Beta Offset, Yogyakarta Malkhamah, S., 1994. Survey, Lampu Lalulintas, Manajemen lalulintas, KMTS Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Oglesby, C.H & Hicks R.G., 1988. Teknik Jalan Raya, Erlangga, Jakarta. Pranomo, A.E., 2002. Analisis Simpang Tak Bersinyal Pada Persimpangan Jalan Kauman dan Jalan Ngasem, Tugas Akhir Sarjana Strata 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Sukirman, S., 1994. Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan, Nova, Bandung. 95