ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TERMINAL TIPE A BAYUANGGA KOTA PROBOLINGGO TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DISEKITARNYA

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TINGKAT PELAYANAN JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN MALANG TOWN SQUARE PADA RUAS JALAN VETERAN

ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara detil metodologi analisis dampak lalulintas Kegiatan Pembangunan

KAJIAN VOLUME SERTA KINERJA LALU LINTAS Jl.MT.HARYONO-JEMBATAN SOEKARNO HATTA Jl.M.PANJAITAN Jl.BOGOR ATAS Jl.VETERAN DAN Jl.GAJAYANA JURNAL SKRIPSI

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

Studi Pengaruh Simpang Bersinyal Terhadap Kemacetan Lalu lintas di Ruas Jalan Bendungan Sigura gura Kota Malang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS JARINGAN JALAN DI KAWASAN TERUSAN IJEN KOTA MALANG

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 1 : 81-91, Maret 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

GITA VINDI HARDIANIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB III METODOLOGI Lokasi Studi

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

EVALUASI KINERJA DAN KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL JL.EMBONG MALANG JL.TIDAR & JL.BLAURAN JL.KEDUNG DORO DAN JL.BLAURAN JL.BUBUTAN & JL.

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

Kata kunci : Pemodelan, Simpang Tak Bersinyal, Simpang Bersinyal, PTV. VISSIM. xii

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

MANAJEMEN LALU LINTAS PADA KAWASAN PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER. Universitas Brawijaya

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

BAB II STUDI PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PADA KAWASAN ALUN-ALUN KOTA TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 ANALISIS DAN OPTIMALISASI SIMPANG

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

Transkripsi:

ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TERMINAL TIPE A BAYANGGA KOTA PROBOLINGGO TERHADAP KINERJA LAL LINTAS DISEKITARNYA Bena Madya 1), Achmad Wicaksono 2), M. Ruslin Anwar 3) 1) DP Bina Marga Jatim, 2,3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, niversitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: civil@brawijaya.ac.id ABSTRAK Terminal merupakan salah satu fasilitas umum yang menunjang pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pemerintah kota/kabupaten selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan fasilitas ini. Pemerintah Probolinggo melalui Dinas Perhubungan berupaya meningkatkan pelayanan terminal melalui Pengembangan Terminal Bayuangga, yang didalamnya terdiri dari beberapa kegiatan fungsional yang berupa terminal, hotel, rumah makan/restoran. Pada hasil analisa menunjukkan bahwa pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo menimbulkan bangkitan/tarikan sebesar 21,79 smp/jam. Setelah dilakukan pembebanan, maka tingkat pelayanan jalan dan persimpangan yang terdampak oleh pengembangan Terminal Bayuangga masih dalam kondisi baik. Saran penanganan terhadap masalah yang mungkin timbul baik di ruas jalan maupun di persimpangan meliputi penanganan pada saat pembangunan maupun pada saat pengoperasian Terminal Bayuangga setelah adanya pengembangan terminal, antara lain terdiri dari penempatan petugas pemandu dan rambu-rambu lalu lintas, pemasangan lampu peringatan (warning light), dan pengaturan ulang waktu siklus pada Alat Pengatur Isyarat Lampu Lalu Lintas (APILL). Kata kunci : dampak lalu lintas, kinerja lalu lintas, terminal bayuangga probolinggo, tingkat pelayanan jalan PENDAHLAN Terminal merupakan salah satu fasilitas umum yang menunjang pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Terminal sebagai fasilitas umum juga harus memberikan layanan fungsi sosial dalam hal ini pengaturan perjalanan, tempat istirahat sementara, restorasi, parker, taman, dan lain-lain. Fungsi sosial terminal yang tidak langsung adalah mendukung perkembangan wilayah melalui dukungan fasilitas prasarana transportasi darat untuk aktivitas transit penumpang. Dengan adanya peningkatan pergerakan yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, secara langsung akan memberikan konsekuensi dampak pada tuntutan adanya peningkatan pelayanan fasilitas terminal. Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka Pemerintah Probolinggo berupaya meningkatkan pelayanan terminal lewat pengembangan Terminal Bayuangga. Rencana pengembang- an kawasan terminal Bayuangga yang didalamnya terdiri dari beberapa kegiatan fungsional yang berupa terminal, hotel, rumah makan/restoran dan minimarket. Pengembangan Terminal Bayuangga tentu akan memberi dampak pada peningkatan pergerakan transportasi pada jalan-jalan tersebut. Oleh karena itu, maka dipandang perlu untuk di-lakukan penelitian terhadap seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh pengembangan terminal tersebut dan bagaimana solusi atau strategi untuk memperkecil dampak yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disampaikan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6 No.1 2012 ISSN 1978 5658 30

1. Mengetahui bangkitan dan tarikan lalulintas yang disebabkan oleh adanya rencana Pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo ; 2. Mengetahui kinerja lalulintas pada jaringan jalan yang tersedia dengan adanya kegiatan Pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo; 3. Mengetahui rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak yang ditimbulkan akibat Pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo. Dalam penelitian ini dilakukan batasan terhadap beberapa hal sebagai berikut: 1. Tahun perencanaan pada penelitian analisis dampak lalu lintas ini dilakukan sampai dengan tahun 2016 (5 tahun). 2. Ruas jalan yang diteliti adalah ruas Jl. Bromo Probolinggo. 3. Persimpangan yang diteliti meliputi simpang Jl. Bromo - Jl. Soekarno Hatta dan simpang Jl. Bromo - Jl. Hamka. Analisis Dampak Lalu Lintas Pada saat ini kajian mengenai analisis dampak lalu lintas terhadap pembangunan/ pengembangan pusat kegiatan pada suatu wilayah sudah mulai banyak diberlakukan oleh pemerintah Kabupaten/ di seluruh Indonesia. Kewajiban terhadap dilaksanakannya analisis dampak lalu lintas ini didasarkan oleh karena semakin banyak permasalahan lalu lintas yang timbul setelah adanya pembangunan/pengoperasian suatu pusat kegiatan, yang tidak hanya berdampak pada ruas jalan dimana pusat kegiatan tersebut berada akan tetapi juga berdampak pada jaringan jalan dan persimpangan lain yang ada di sekitarnya. Sesuai dengan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas Jalan Akibat Pengembangan Kawasan Di Perkotaan yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan mum, maka analisis dampak lalu lintas dapat diartikan sebagai suatu studi khusus yang dilakukan untuk menilai dampak lalu lintas jalan. Salah satu faktor yang dikaji dalam analisis dampak lalu lintas antara lain adalah kinerja ruas jalan dan persimpangan. Kinerja ruas jalan atau yang sering juga dimaksud dengan tingkat pelayanan jalan adalah ke-mampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk menampung lalu lintas pada keadaan tertentu (Ditjen Perhubungan Darat). METODE Secara umum kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Metodologi komprehensif yang disusun oleh penulis dimulai dengan tahap pengumpulan data, dalam hal ini data sekunder, yang meliputi data jaringan jalan tata guna lahan Terminal Bayuangga Probolinggo yang sudah ada (eksisting) dan data rancang bangun (site plan) Terminal Bayuangga Probolinggo. ntuk mendukung data-data sekunder yang telah diperoleh dan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi pelayanan ruas jalan dan persimpangan di sekitar lokasi pembangunan, maka dilakukan pengumpul-an data primer yang meliputi data tarikan/ bangkitan perjalanan pada obyek pem-banding, data inventarisasi jalan dan per-simpangan disekitar lokasi JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 31

pembangunan, serta data kondisi lalu lintas eksisting. Data yang telah diperoleh tersebut, untuk kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : a. Pengembangan model Model dikembangkan untuk memperoleh pembebanan perjalanan di sekitar lokasi ditambahkan dengan lalu lintas dasar untuk mendapatkan beban yang nyata pada daerah pengaruh dengan dibangunnya Terminal Bayuangga Probolinggo. b. Analisis kinerja ruas jalan dan persimpangan ntuk dapat mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas pada daerah studi, maka akan dilakukan analisis kinerja jaringan jalan baik tanpa maupun setelah adanya pembangunan Terminal Bayuangga Probolinggo. c. Analisis penanganan dampak Tahapan analisis penanganan dampak ialah tahapan di mana skema yang diusulkan dikaji keefektifannya dengan parameter mikro rekayasa lalu lintas. d. Rekomendasi Rekomendasi terhadap alternative penanganan dampak terbaik yang disampaikan dengan dilengkapi rencana teknik manajemen lalu lintas yang direkomendasi-kan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan terminal yang dimaksud adalah pengembangan faslilitas terminal Bayuangga sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kinerja pelayanan Terminal Bayuangga. A. Rencana Pengembangan Terminal Rencana pengembangan kawasan Terminal Bayuangga yang didalamnya terdiri dari beberapa kegiatan fungsional yang berupa terminal, hotel, foodcourt, dan minimarket. Adapun layout rencana pengembangan kawasan Terminal Bayuangga dapat dilihat pada Gambar 2 sebagaimana berikut: B. Prakiraan Bangkitan-Tarikan Perjalanan Dilihat dari rencana pengembangan kegiatannya, Terminal Bayuangga merupakan integrasi dari 4 fungsional kegiatan, yaitu terminal, hotel, pusat perbelanjaan dan foodcourt. Prakiraan bangkitan perjalanan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang terpisah dari 4 fungsional kegiatan tersebut. Gambar 2.Layout Rencana Pengembangan Terminal Bayuangga Total bangkitan perjalanan ini me-rupakan penjumlahan dari bangkitan per-jalanan dari hotel (30 kend/jam),bangkitan perjalanan dari foodcoourt (77 kend/jam) dan bangkitan perjalanan dari minimarket (6,53 smp/jam). Dengan pendekatan jumlah komposisi kendaraan yang di prakirakan menimbulkan bangkitan perjalan-an maka didapatkan total bangkitan kendaraan sebesar 21,79 smp/jam. ntuk tarikan perjalanan yang terjadi, diasumsikan sama dengan jumlah bangkitan perjalanan yaitu sebesar 21,79 smp/jam. C. Penetapan Kelas Andalalin Dengan jumlah bangkitan dan tarikan yang kurang dari 500 smp/jam puncak, dengan berdasarkan Pedoman Analisis Dampak Lalu lintas Jalan Akibat Pengembangan Kawasan di Perkotaan, maka dapat ditetapkan analisis kelas andalalin yang akan dilakukan JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 32

menggunakan kelas Andalalin II atau pengembangan kawasan berskala kecil. D. Analisis Kondisi Lalu Lintas Eksisting Sebelum Pengembangan (Tahun 2011) 1. Kinerja Ruas Jalan Eksisting Lokasi rencana pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo terletak di ruas Jalan Bromo. Kapasitas jalan yang dihitung dari kapasitas dasar, yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat dicapai ruas jalan untuk Jl. Bromo berdasarkan MKJI 2.936,25 smp/jam. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu dapat diketahui bahwa arus Lalu lintas puncak terjadi pada Sabtu pukul 15.00-16.00, dengan jumlah total arus Lalu lintas sebesar 927,7 smp/jam 2. Kinerja Persimpangan Eksisting Dari hasil penetapan batasan wilayah studi serta ruas dan simpang jalan yang dikaji, maka persimpangan yang menjadi obyek penelitian adalah Simpang Ketapang dan Simpang Bromo. Kedua simpang ini merupakan simpang bersinyal dan memiliki 3 kaki simpang, tidak memiliki median jalan dan terdiri dari 2 lajur yang tak terbagi. Kondisi gemetrik untuk masing-masing persimpangan dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 sebagaimana berikut : Luar J l. S o e k a r n o H a t t a Jl.Bromo Jl. Bromo G.Bromo Jl. Prof.Dr. Ham ka Sukapura Gambar 4. Geometrik Simpang 3 Bromo Dari hasil pemantauan dan perhitungan arus Lalu lintas pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu, dapat diketahui bahwa arus lalu lintas puncak terjadi pada hari Senin pukul 11.30-12.30. Pada jam puncak ini jumlah total arus lalu lintas sebesar 1.296,7 smp/jam. Rekapitulasi arus Lalu lintas puncak pada masing-masing kaki simpang puncak seperti yang terlihat pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Kondisi Eksisting Arus Lalu Lintas Puncak Simpang Ketapang di Ruas Jalan Kaki Jl. Bromo (JB) 464,6 Kaki Luar (LK) 556,7 Kaki (K) 275,4 Total 1.296,7 Distribusi perjalanan pada masingmasing kaki simpang di Simpang Ketapang seperti yang terlihat pada Gambar 5. Simpang Bromo merupakan simpang bersinyal 3 kaki, sebagai simpul dari 2 ruas jalan, yaitu Jl. Bromo dan Jl.Prof.Dr.Hamka. Masing-masing kaki simpang di Simpang Bromo ini adalah kaki Jl. Bromo (JB), kaki Gunung Bromo (GB) dan Sukapura (SP). Gambar 3. Geometrik Simpang 3 Ketapang JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 33

J l. S o e k a r n o Ha t t a Jl. Bromo Luar J l. P rof.d r. H am ka A rah S ukap ura Kondisi Eksisting di Simpang Ketapang Jl.Bromo Gambar 5. Kondisi Eksisting Distribusi Perjalanan di Simpang Ketapang Dari hasil pemantauan dan perhitungan arus lalu lintas, dapat diketahui bahwa arus lalu lintas puncak terjadi pada hari Sabtu pada pukul 15.00-16.00 (interval 15 menit pengamatan). Pada jam puncak ini jumlah total arus Lalu lintas yang melalui simpang ini sebesar 1.201,0 smp/jam, dengan rician seperti dalam Tabel 2. Tabel 2. Kondisi Eksisting Arus Lalu lintas Puncak Simpang Bromo Kaki Jl. Bromo (JB) 447,3 Kaki Gunung Bromo (GB) 332,1 Kaki Sukapura (SP) 421,6 Total 1.201,0 Kaki Jl. Bromo merupakan kaki simpang dengan jumlah arus Lalu lintas terbesar dan Kaki Gunung Bromo merupakan kaki simpang dengan jumlah arus lalu lintas yang terkecil. Rekapitulasi kondisi eksisiting arus lalu lintas puncak pada masing-masing kaki simpang puncak seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Distribusi perjalanan pada masingmasing kaki simpang di Simpang Bromo seperti yang terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. G.Bromo Kondisi Eksisting di Sim pang Brom o Kondisi Eksisting Distribusi Perjalanan di Simpang Bromo E. Analisis Kondisi Lalu Lintas Rencana Tanpa Pengembangan (Tahun 2016) Proyeksi volume Lalu lintas yang ada di ruas Jl. Bromo, Simpang Ketapang dan Simpang Bromo didasarkan pada pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada di Probolinggo, yaitu sebesar 5,89 % per tahun. Volume Lalu lintas kendaraan diproyeksikan untuk 5 tahun mendatang, dan proyeksi ini dilakukan pada volume Lalu lintas tanpa adanya kegiatan pengembangan Terminal Bayuangga (do nothing). 1. Kinerja Ruas Jalan Tanpa Pengembangan Dengan memperhitungkan tingkat pertumbuhan kendaraan yang ada di Probolinggo sebesar 5,89% per tahun, maka jumlah arus lalu lintas jam puncak di ruas Jl. Bromo pada tahun 2016 diprakirakan sebesar 1.200,9 smp/jam dengan rincian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Puncak di Ruas Jl. Bromo Tahun 2016 Pergerakan di Ruas Ke arah Simpang Ketapang 694,5 Ke arah Simpang Bromo 506,4 Total 1.200,9 JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 34

2. Kinerja Persimpangan Tanpa Pengembangan Pada tahun 2016 jumlah arus lalu lintas pada jam puncak di Simpang Ketapang diprakirakan sebesar 1.683,9 smp/jam. Kaki simpang dengan arus lalu lintas terbesar adalah Kaki Luar dimana jumlah arus lalu lintasnya sebesar 720,2 smp/jam. Proyeksi arus lalu lintas puncak di Simpang Ketapang tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Arus Lalu Lintas Puncak di Simpang Ketapang Tahun 2016 di Ruas Jalan Kaki Jl. Bromo (JB) 600,9 Kaki Luar (LK) 720,2 Kaki (K) 356,8 Total 1.677,9 Distribusi perjalanan di Simpang Ketapang tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 7. Pada tahun 2016 jumlah arus lalu lintas pada jam puncak di Simpang Bromo diprakirakan sebesar 1.554,1 smp/jam. Kaki simpang dengan arus lalu lintas terbesar adalah Kaki Jl. Bromo dimana jumlah arus lalu lintasnya sebesar 577,8 smp/jam. Proyeksi arus lalu lintas puncak di Simpang Bromo tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini. Luar J l. S o e k a r n o H a t t a Tabel 5. Puncak di Simpang Bromo Tahun 2016 Kaki Jl. Bromo (JB) 577,8 Kaki Gunung Bromo (GB) 430,0 Kaki Sukapura (SP) 546,3 Total 1.554,1 Distribusi perjalanan untuk masingmasing arah pergerakan di ruas jalan ditunjukkan pada Gambar 8. Jl. Bromo G.Bromo Jl. Prof.Dr. Hamka di Simpang Bromo Tahun 2016 Sukapura Gambar 8. di Simpang Bromo Tahun 2016 F. Analisis Kondisi Lalu Lintas Eksisting Saat Operasional (Tahun 2011) Jumlah arus lalu lintas kendaraan pada saat operasional Terminal Bayuangga merupakan akumulasi penjumlahan antara jumlah arus lalu lintas pada kondisi sekarang ditambah dengan prakiraan bangkitan-tarikan perjalanan terminal dan fasilitas pendukungnya. di Simpang Ketapang Tahun 2016 Jl.Bromo Gambar 7. di Simpang Ketapang Tahun 2016 1. Kinerja Ruas Jalan Saat Operasional Jumlah arus lalu lintas jam puncak di ruas Jl. Bromo pada saat operasional pengembangan Terminal Bayuangga diprakirakan sebesar 971,3 smp/jam dengan rincian sebagaimana pada Tabel 7. Proyeksi prakiraan jumlah arus lalu lintas di ruas Jl. Bromo pada saat Terminal Bayuangga beroperasi ditunjukkan pada Tabel 6 berikut. JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 35

Tabel 6. Puncak di Ruas Jl. Bromo Saat Operasional Pergerakan di Ruas Ke arah Simpang Ketapang 558,3 Ke arah Simpang Bromo 413,0 Total 971,3 2. Kinerja Persimpangan Saat Operasional Pada saat Terminal Bayuangga selesai dibangun kembali atau konstruksi bangunan telah selesai dilaksanakan dan siap dioperasikan, jumlah arus lalu lintas pada jam puncak di Simpang Ketapang diprakirakan sebesar 1.338,1 smp/jam. ntuk lebih jelasnya, arus lalu lintas di Simpang Ketapang saat operasional dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Puncak di Simpang Ketapang Saat Operasional di Ruas Jalan Kaki Jl. Bromo (JB) 485,3 Kaki Luar (LK) 572,5 Kaki (K) 280,3 Total 1.338,1 Distribusi perjalanan untuk Simpang Ketapang saat operasional pengembangan Terminal Bayuangga seperti yang terlihat pada Gambar 9. Jumlah arus lalu lintas pada jam puncak di Simpang Bromo pada saat operasional diprakirakan sebesar 1.243,0 smp/jam. Kaki simpang dengan arus lalu lintas terbesar adalah Kaki Jl. Bromo, yaitu sebesar 468,6 smp/jam, yang ditunjukkan pada Tabel 8. Luar di Simpang Ketapang Saat Operasional J l. S o e k a r n o H a t t a Jl.Bromo Gambar 9. di Simpang Ketapang Saat Operasional Tabel 8. Puncak di Simpang Bromo Saat Operasional Kaki Jl. Bromo (JB) 468,6 Kaki Gunung Bromo (GB) 340,7 Kaki Sukapura (SP) 433,7 Total 1.243,0 Distribusi perjalanan untuk Simpang Bromo pada saat operasional pengembangan Terminal Bayuangga seperti yang terlihat pada Gambar 10. G. Analisis Kondisi Lalu Lintas Eksisting Saat Operasional (Tahun 2016) Selama kurun waktu 5 tahun, kegiatan operasional Terminal Bayuangga juga akan mempengaruhi jumlah arus lalu lintas di ruas jalan dan simpang jalan terdekat. Prakiraan volume lalu lintas pada masa operasional ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan jumlah arus lalu lintas yang ditimbulkan akibat beroperasinya Terminal Bayuangga hingga tahun 2016. JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 36

Jl. Bromo G.Bromo Jl. Prof.Dr. Hamka di Simpang Bromo Saat Operasional Sukapura Gambar 10. di Simpang Bromo Saat Operasional Metode yang digunakan untuk memprakiraan jumlah arus lalu lintas juga menggunakan pendekatan pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada di Probolinggo, yaitu 5,89 % per tahun, sehingga diasumsikan bahwa pertumbuhan kendaraan di Probolinggo adalah tetap. 1. Kinerja Ruas Jalan Saat Operasional Jumlah arus lalu lintas jam puncak di ruas Jl. Bromo pada saat Terminal Bayuangga beroperasi hingga tahun 2016 diprakirakan sebesar 1.257,3 smp/jam. ntuk lebih jelasnya, prakiraan jumlah arus lalu lintas di ruas Jl. Bromo pada operasional Terminal Bayuangga Tahun 2016 ditunjuk-kan pada Tabel 9. Tabel 9. Puncak di Ruas Jl. Bromo Saat Operasional Tahun 2016 Pergerakan di Ruas Ke arah Simpang Ketapang 722,7 Ke arah Simpang Bromo 534,6 Total 1.257,3 2. Kinerja Persimpangan Saat Operasional Kegiatan operasional Terminal Bayuangga hingga tahun 2016 diprakirakan akan meningkatkan jumlah arus lalu lintas puncak di Simpang Ketapang, yaitu sebesar 1.733,0 smp/jam. Kaki simpang dengan arus lalu lintas terbesar adalah Kaki Luar dengan jumlah arus lalu lintas sebesar 742,0 smp/jam, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10. Puncak di Simpang Ketapang Saat Operasional Tahun 2016 di Ruas Jalan Kaki Jl. Bromo (JB) 628,1 Kaki Luar (LK) 742,0 Kaki (K) 362,9 Total 1.733,0 Distribusi perjalanan untuk Simpang Ketapang saat operasional pengembangan Terminal Bayuangga seperti yang terlihat pada Gambar 11. Luar di Simpang Ketapang Saat Operasional Tahun 2016 J l. S o e k a r n o H a t t a Jl.Bromo Gambar 11. Simpang Ketapang Saat Operasional Tahun 2016 Operasional Terminal Bayuangga tahun 2016 diprakirakan meningkatkan arus lalu lintas puncak di Simpang Bromo, yaitu 1.609,4 smp/jam. Kaki simpang dengan arus terbesar adalah Kaki Jl. Bromo sebesar 607,5 smp/jam, sebagaimana pada Tabel 11. JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 37

Tabel 11. Jam Puncak di Simpang Bromo Saat Operasional Tahun 2016 Kaki Jl. Bromo (JB) 607,5 Kaki Gunung Bromo (GB) 439,8 Kaki Sukapura (SP) 562,1 Total 1.609,4 Distribusi perjalanan untuk Simpang Bromo pada saat operasional pengembangan Terminal Bayuangga pada tahun 2016 seperti yang terlihat pada Gambar 12. Jl. Bromo G.Bromo Jl. Prof.Dr. Hamka Sukapura di Simpang Bromo Saat Operasional Tahun 2016 Gambar 12. Simpang Bromo Saat Operasional Tahun 2016 H. Pembahasan Dampak Lalu Lintas 1. Kinerja Ruas Jalan Arus lalu lintas baik di ruas dan simpang mengalami peningkatan dari kondisi eksisting. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan kendaraan bermotor dan bangkitan-tarikan perjalanan dari pembangunan Terminal Bayuangga Probolinggo. Perubahan arus Lalu Lintas baik karena faktor pertumbuhan kendaraan maupun faktor bangkitan-tarikan perjalanan telah memberikan perubahan terhadap kinerja ruas jalan yang kondisinya cenderung mengalami penurunan. Perubahan kinerja ruas Jl. Bromo dari kondisi eksisting hingga pada saat operasional Terminal Bayuangga tahun 2016 selengkapnya seperti yang terlihat pada Tabel 12 dibawah ini. Berdasarkan pada Tabel 13 tersebut dapat ditarik beberapa informasi atau deskripsi dampak Lalu Lintas sebagai berikut ini : a. Dari kondisi eksting hingga pada saat operasional tahun 2016 tingkat layanan jalan masih masuk dalam kategori B, dimana nilai derajat kejenuhan masih dibawah 0,45. Tabel 12. Perubahan Kinerja Ruas Jl. Bromo raian Arus smp/jam Kapasitas Jalan smp/jam Derajat Kejenuhan (DS) Eksisting 927,7 2936,25 0,316 B Tahun 2016 1200,9 2936,25 0,409 B Operasional 971,3 2936,25 0,331 B Operasional 1257,3 2936,25 0,428 B Tahun 2016 LOS b. Pada tahun 2016 ruas Jl. Bromo mengalami peningkatan jumlah arus Lalu Lintas sebesar 273,2 smp/jam dari kondisi eksiting sehingga kinerja ruas jalan mengalami penurunan sebesar 29,45 %. c. Pada saat operasional ruas Jl. Bromo mengalami peningkatan jumlah arus Lalu Lintas sebesar 43,6 smp/jam dari kondisi eksiting sehingga kinerja ruas jalan terjadi penurunan sebesar 4,70 %. d. Pada saat operasional tahun 2016 ruas Jl. Bromo mengalami peningkatan jumlah arus Lalu Lintas sebesar 329,6 smp/jam dari kondisi eksisting sehingga kinerja ruas jalan mengalami penurunan sebesar 35,53 %. 2. Kinerja Persimpangan Perubahan jumlah arus lalu lintas yang terjadi di Simpang Ketapang dan Simpang Bromo dari kondisi Eksisting hingga operasional Terminal Bayuangga tahun 2016 cenderung menunjukkan peningkatan. Berdasarkan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas Jalan Akibat JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 38

Pengembangan Kawasan Di Perkotaan yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan mum, indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kinerja simpang adalah derajat kejenuhan dan tundaan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa masing-masing persimpangan dari kondisi eksisting hingga pada saat operasional Terminal Bayuangga tahun 2016 seperti yang terlihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13. Derajat Kejenuhan di Simpang Ketapang (DS) (DS) Kode Pendekat (DS) (DS) Ops Ops (kaki simpang) 2011 2016 2011 2016 Kaki Jl. Bromo 0,18 0,23 0,19 0,24 (JB) Kaki Luar (LK) 0,62 0,81 0,64 0,83 Kaki (K) 0,23 0,30 0,23 0,30 Tabel 14. Derajat Kejenuhan di Simpang Bromo (DS) (DS) Kode Pendekat (DS) (DS) Ops Ops (kaki simpang) 2011 2016 2011 2016 Kaki Jl. Bromo 0,55 0,71 0,58 0,75 (JB) Kaki G.Bromo (GB) 0,39 0,51 0,40 0,52 Kaki Sukapura (SP) 0,39 0,50 0,40 0,51 A. Permasalahan Lalu Lintas Pada Simpang Ketapang : Pada kondisi eksisting, derajat kejenuhan pada masing-masing kaki simpang 0,75. Tundaan simpang rata-rata < 30 det/smp. Jika dianggap tidak ada kegiatan pengembangan kawasan (do nothing), pada tahun 2016 derajat kejenuhan di Simpang Ketapang telah mencapai 0,81. Tundaan simpang rata-rata pada Simpang Ketapang nilainya masih dibawah 30 det/smp. Pada kondisi ini diperlukan upaya manajemen dan rekayasa Lalu Lintas. Pada saat operasional Terminal Bayuangga, masing-masing kaki simpang di Simpang Ketapang memiliki nilai derajat kejenuhan 0,75. Tundaan rata-rata pada Simpang Ketapang masih dibawah 30 det/smp. Pada saat operasional hingga tahun 2016, derajat kejenuhan pada masing masing kaki simpang di Simpang Ketapang mengalami peningkatan dan pada Kaki Luar perlu adanya upaya peningkatan kinerja simpang. Tundaan rata-rata Simpang Ketapang pada tahap ini kurang dari 30 det/smp. Pada tahap ini Kaki Luar perlu dikelola agar permasalah-an kejenuhan arus Lalu Lintas dapat ditanggulangi hingga nilainya kurang dari 0,75. B. Permasalahan Lalu Lintas Pada Simpang Bromo : Pada kondisi eksisting, derajat kejenuhan pada masing-masing kaki simpang di Simpang Bromo nilainya 0,75. Tundaan simpang rata-rata < 30 det/smp. Jika dianggap tidak ada kegiatan pengembangan kawasan (do nothing), pada tahun 2016 derajat kejenuhan di Simpang Bromo nilainya 0,75. Tundaan simpang rata-rata kurang dari 30 detik. Pada saat operasional Terminal Bayuangga, masing-masing kaki simpang yang ada di Simpang Bromo memiliki nilai derajat kejenuhan yang 0,75. Tundaan rata-rata pada Simpang Ketapang masih dibawah 30 det/smp. Pada saat operasional hingga tahun 2016, derajat kejenuhan pada masing-masing kaki simpang di Simpang Bromo mengalami peningkatan dan pada Kaki Jl. Bromo perlu adanya upaya JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 39

3 1 peningkatan kinerja simpang karena derajat kejenuhannya telah melebihi 0,75, yaitu sebesar 0,75. Tundaan rata-rata Simpang Bromo pada tahap ini kurang dari 30 det/smp. I. an Penanganan Dampak Lalu Lintas 1. Penanganan Masalah Pada Ruas Jalan Dari hasil evaluasi dampak Lalu Lintas sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa kinerja atau tingkat pelayanan ruas Jl. Bromo mulai dari kondisi eksisting hingga tahap operasional tahun 2016 termasuk dalam kategori B atau dapat dikatakan bahwa tingkat pelayanan pada ruas jalan ini masih baik A. Penanganan Pada Tahap Konstruksi Perubahan arus Lalu Lintas pada Tahap Konstruksi diasumsikan tidak mengalami perubahan dari kondisi eksisting meskipun dalam kenyataan lapangan tidak demikian, karena perubahan arus Lalu Lintas pada tahap ini sulit diprakirakan secara kuantitatif karena model tarikan-bangkitan pada tahap ini jarang dilakukan studi dan keterbatasan ketersediaan data untuk proses analisis. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah : 1) Pengaturan Waktu Mobilitas Material, Peralatan dan Tenaga Kerja 2) Perambuan Sementara 3) Penyediaan Tenaga Pemandu Kendaraan Proyek B. Penanganan Pada Saat Operasional Penanganan ruas jalan pada saat operasional dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna jalan dan menghindari dampak kecelakaan Lalu Lintas. Beberapa alternatif upaya yang dilakukan adalah : 1) Pemasangan Rambu 2) Pemasangan Warning Light 3) Penyediaan Tenaga Pemandu Kendaraan Proyek Adapun usulan lokasi pemasangan/ penempatan fasilitas lalu lintas tersebut, dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 13. 2. Penanganan Masalah Pada Persimpangan Dari hasil identifikasi dampak Lalu Lintas yang terjadi di Simpang Ketapang dan Bromo telah diketahui bahwa pada tahap operasional tahun 2016 telah terjadi penurunan kinerja atau tingkat pelayanan baik di Simpang Ketapang maupun Simpang Bromo. 1 Petunjuk bus wajib masuk terminal 2 Petunjuk masuk 1 1 1 Larangan berhenti 2 1 2 2 Larangan parkir Gambar 13. sulan Lokasi Penempatan Fasilitas Lalu Lintas Alternatif penanganan permasalahan yang terjadi pada Simpang Ketapang dan Simpang Bromo pada tahap konstruksi dan tahap operasi adalah sebagai berikut: A. Penanganan Pada Tahap Konstruksi ntuk menjaga kondisi kinerja simpang optimal, dalam kegiatan konstruksi, hendaknya dilakukan penjadualan mobilisasi peralatan dan material agar tidak meng-ganggu arus Lalu Lintas yang ada. B. Penanganan Pada Saat Operasional Beberapa alternatif upaya penanganan yang dapat dilakukan pada saat operasional adalah: 1) Perubahan Waktu Hijau Traffic Light 2) Mengurangi faktor hambatan samping 3 Larangan masuk 1 Warning Light JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 40

KESIMPLAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dilihat dari Kelas Andalalinnya, pembangunan kembali Terminal Bayuangga Probolinggo termasuk dalam rencana pengembangan kawasan skala kecil, yang diprakirakan menimbulkan bangkitan-tarikan 21,79 smp/jam. Kinerja atau tingkat pelayanan ruas Jl.Bromo dari kondisi eksisting hingga saat operasional tahun 2016 termasuk dalam kategori B, sehingga pada ruas jalan ini masih belum perlu mendapatkan penanganan/rekayasa lalu lintas. 2. Kinerja atau pelayanan Simpang Ketapang dan Bromo untuk kondisi eksisting hingga tahap operasional tahun 2016 termasuk dalam kategori C. Tetapi pada tahap operasional tahun 2016, Simpang Ketapang dan Simpang Bromo perlu mendapatkan penanganan karena terdapat permasalahan lalulintas yang ditunjukkan dengan nilai derajat kejenuhan yang lebih dari standar yang diijinkan. Saran Dari pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh instansi yang terkait sebagai acuan dalam pengambilan langkah strategis guna mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi baik di ruas jalan maupun di persimpangan sebagai akibat pengembangan Terminal Bayuangga Probolinggo. 2. Bagi penelitian selanjutnya, selain analisis dampak dari pengembangan suatu tata guna lahan terhadap kinerja lalu lintas disekitarnya, juga dapat dikembangkan dengan menambahkan analisis dampak terhadap keselamatan pengguna jalan yang melintas pada wilayah penelitian. capan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng, Ph.D dan Dr. Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si selaku Pembimbing Thesis dan semua pihak yang memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PSTAKA Anonim. 1992. ndang-undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Anonim. 2009. ndang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, Jakarta. Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Jakarta. Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, Jakarta. Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. Anonim. (1997), Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib. Jakarta. Anonim. 2007. Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas Jalan Akibat Pengembangan Kawasan Di Perkotaan, Jakarta. Warpani, S.P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit ITB, Bandung. Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung JRNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 2012 ISSN 1978 5658 41